05 Desember 2013

TNI AU Kembangkan Wahana Angkut Helicopter

05 Desember 2013

AIRTEP/Airborne Tactical Extraction Platform (photo : TNI AU)

Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau) melaksanakan uji coba statis dan dinamis pada dua prototip wahana angkut udara helikopter di Lanud Atang Senjaya Bogor, (5-6/ 12). Dua prototip yang di uji coba adalah AIRTEP (Airborne Tactical Extraction Platform) dan Helly Basket (Keranjang Heli) hasil penelitian dan pengembangan Dislitbangau untuk menjawab kebutuhan akan alat pengangkut taktis dengan helicopter Puma / Super Puma TNI AU bagi operasi pasukan khusus TNI AU dan misi SAR (Search And Rescue).

AIRTEP (Airborne Tactical Extraction Platform) adalah wahana mirip rangka payung terbalik dengan jaring kain yang dapat dilipat seperti payung berdiameter 260 cm dengan tinggi 152 cm dan berat 35 kg. Wahana ini dirancang mampu digantung di bawah helicopter dengan mengangkut beban seberat 1500 kg. Alat ini bermanfaat untuk memudahkan helicopter Puma / Super Puma TNI AU untuk mengevakuasi personel atau korban di daerah yang sulit didarati, mobilisasi personil dan barang secara efisien, aman dan cepat, termasuk untuk operasi penyelamatan atau serbuan di seluruh jenis medan termasuk pegunungan, perairan serta di atap gedung tinggi hingga lokasi sempit perkotaan.

Helly Basket / Keranjang Heli (photo : TNI AU)

Helly Basket (Keranjang Heli) adalah wahana berbentuk keranjang kotak segi empat berbahan alluminium alloy seberat 180 kg dengan dimensi 90 cm x 200 cm dan tinggi 110-200 cm. Alat ini bisa digantung di bawah atau dimasukkan dalam cabin helicopter Puma / Super Puma TNI AU karena ketinggiannya bisa distel menjadi hanya 120 cm. mampu membawa beban 1500 kg. Namun demi keselamatan, hanya digunakan untuk beban 100 kg atau 10 orang personel. Wahana ini bermanfaat untuk mebantu helicopter Puma / Super Puma TNI AU mengevakuasi personel / korban di daerah yang sulit didarati, serta mobilisasi personel dan barang dengan efisien, aman dan cepat, baik di daerah pegunungan, perairan dan perkotaan.

Kol.Tek. M.Sardar Gafar, Kasubdispesbang Dislitbangau selaku kepala pelaksana kegiatan ujicoba menjelaskan bahwa uji coba dua prototip wahana angkut udara bagi helicopter ini dilakukan selama dua hari meliputi dua tahap uji yaitu uji statis dan uji dinamis. Uji statis dilaksanakan dalam hanggar Skadron Teknik 024 Lanud Atang Senjaya, meliputi pengujian beban dummy seberat hingga 1100 kg dan dinaiki 10 personel dengan diputar dan digerakkan untuk mensimulasikan gerakan saat digantung di helicopter.

Uji Dinamis direncanakan dilaksanakan pada hari kedua dengan beban dummy seberat 850 kg dan simulasi beban personel sebanyak 5 orang (400 kg). Uji dinamis meliputi uji pemasangan dan pelepasan wahana saat digantung dibawah helicopter termasuk ujicoba tinggal landas dan pendaratan serta hovering (mengambang di udara). Diharapkan ujicoba dapat terus berlanjut sehingga dua prototipe wahana angkut taktis ini bisa aman digunakan dalam operasi sesungguhnya.

Kehadiran wahana angkut taktis ini tentunya akan menambah kemampuan operasi helikopter TNI AU untuk mendukung pasukan khas TNI AU, baik dalam operasi tempur atau bantuan kemanusiaan khususnya Search dan Rescue.

(TNI AU)

1 komentar:

  1. Mantap. Maju terus riset Indonesia, kalo tidak sekarang kapan lg. Bisa-Harus Bisa-Pasti Bisa

    BalasHapus