14 Juni 2011
Bom buatan Dahana-Pindad (photo : Defense Studies)
Jurnas.com KEBUTUHAN bahan peledak (handak) Indonesia cukup besar. Namun produksi handak dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan tersebut.
Kebutuhan dalam negeri mencapai 450 ribu ton pertahun. Selama ini baru terpenuhi 40-60 ribu ton,"kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Pos M Hutabarat di Jakarta, Selasa (14/6).
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan handak dalam negeri selama ini dilakukan dengan pengadaan impor. "Karena itu kami akan melakukan evaluasi, apa permasalahan yang membuat perusahaan-perusahaan itu belum berproduksi,"katanya.
Hutabarat mengatakan, pemerintah berharap pemenuhan kebutuhan handak ini bisa diproduksi di dalam negeri dengan membangun pabrik-pabrik di Indonesia. "Diharapkan kebutuhan handak dalam negeri bisa terpenuhi hingga tahun 2014," kata Hutabarat. Dia melanjutkan, saat ini baru dua perusahaan yang telah melakukan produksi handak, yaitu PT Pindad dan PT Dahana, dengan tambahan dua perusahaan tahun depan.
Direktur Teknik Industri Brigjen TNI Agus Suyarso menambahkan, baru tiga perusahaan akan meningkatkan produksinya. "PT Dahana siap 90 ribu ton, KNI 200 ribu ton, dan MNK akan siap 100 ribu ton,"kata Agus.
(Jurnal Nasional)
KOK NGGAK UPDATE MAS NUR W ? BERATENE SING APEK DONK REPOT YA?
BalasHapusmoga ada
BalasHapus