06 Agustus 2015

Eurofighter Kembali Tawarkan Kelebihan Typhoon

06 Agustus 2015


Pesawat tempur Eurofighter Typhoon (photo : globalaviationreport)

Eropa Tawarkan Jet Tempur Typhoon Pengganti F-5 ke RI

Jakarta -Produsen jet tempur asal Eropa, Eurofighter, menawarkan produknya ke Indonesia. Eurofighter ingin menjual jet Typhoon untuk menggantikan pesawat tempur F-5 milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara yang telah uzur. Satu skudaron terdiri dari sekitar 16 jet tempur.

Eurofighter juga telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu untuk membahas lebih lanjut rencana kerjasama pengadaan jet tempur Typhoon.

"Empat dubes dari tersebut mengirimkan surat ke Menteri Pertahanan, sebuah formula yang telah ditandatangani oleh Menhan dari negara-negara tersebut. Pemerintah mendukung sepenuhnya," tutur ‎Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne kala berbincang di Hotel Grand Hyatt, Kamis (6/8/2015).

Saat bertemu Menhan RI, Eurofighter juga menyerahkan Letter of Support (LoS). LoS ini ditandatangani oleh 4 duta besar anggota konsorsium Eurofighter yakni Spanyol, Jerman, Inggris, hingga Italia.

Elbourne mengatakan, surat tersebut intinya berisi program alih teknologi yang dilakukan Eurofighter untuk industri penerbangan di Indonesia. Syaratnya TNI AU harus bersedia menggunakan pesawat tempur produk Eropa tersebut sebagai pengganti pesawat tempur F-5. 

‎"Kita menawarkan training, dan transfer teknologi yang sudah diajukan industri. Kita menawarkan itu semua. Kita harapkan itu bisa memberikan kenyamanan bagi pemerintah Indonesia. Bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk 4 negara itu," katanya.

Elbourne mengatakan, hingga kini belum ada keputusan final dari Pemerintah Indonesia terkait produsen yang bakal memasok jet tempur pengganti F-5. Selain Eurofighter, produsen jet tempur lainnya juga berlomba-lomba untuk menyediakan pesawat tempur ke TNI. 

Pesaing Eurofighter di antaranya adalah Sukhoi asal Rusia dengan SU 35, Lockheed Martin asal Amerika Serikat dengan F16, Dassault Rafale buatan Perancis, hingga Saab AB asal Swedia dengan Gripen. 

‎"Yang pemerintah lakukan adalah akan mengganti pesawat F5, ada beberapa kandidat, salah satunya Eurofighter. Kita memberikan informasi, kita mendemonstrasikan komitmen di Indonesia. Kita akan melatih pilot, yang kedua adalah transfer teknologi, ada yang kita tawarkan adalah untuk mentransfer juga perakitan akhir di Bandung, di PT DI (Dirgantara Indonesia)," tuturnya. (Detik)

Jet Tempur Typhoon Akan Dirakit di Bandung

Jakarta -Eurofighter menawari pesawat jet tempur Typhoon kepada militer Indonesia. Dalam tawaran itu, Produsen asal Eropa akan memberikan program alih teknologi alias transfer of technology dengan syarat Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersedia memakai pesawat tempur produksi mereka.

Dalam program alih teknologi, jet tempur buatan 4 negara Eropa itu akan dirakit pada fasilitas PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung, Jawa Barat.

"Ini adalah tawaran menarik dan bisa membuat industri pesawat di Indonesia naik ke level yang lebih tinggi," tutur ‎Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne kala berbincang di Hotel Grand Hyatt, Kamis (6/8/2015).

Selain tawaran transfer teknologi, Eurofighter menyebut keunggulan produk jet tempur buatannya. Typhoon memiliki daya jelajah yang lebih tinggi daripada jet tempur sejenis di kelasnya.

"Dari sisi operasionalnya, Eurofighter bisa menjangkau jarak yang lebih tinggi, lebih cepat, dan membawa‎ lebih banyak senjata dari jet tempur lainnya. Dia bisa beegerak lebih tinggi, cepat, bermanuver lebih cepat karena punya dua mesin. Itu kuncinya," sebutnya.

Tanpa menyebut nilainya, Elbourne juga mengatakan, pesawat yang dibuatnya ini juga lebih hemat bahan bakar dibanding kompetitornya seperti pesawat F-16, SU-35, hingga Rafalea.

"Kita lebih hemat bahan bakar, dan lebih efisien," ungkapnya.

Terkait dengan harga, Elbourne masih merahasiakannya. Tapi dia memastikan, harga dari Eurofighter Typhoon akan kompetitif dibanding pesawat kompetitornya. Dia juga menawarkan garansi selama 30 tahun tanpa biaya perawatan.

"Kalau anda budget, yang pertama menawarkan 10 pesawat, yang lainnya tawarkan 6 pesawat. Pasti pilih yang 10 pesawat. Tapi kalau yang 10 pesawat itu dalam 5 atau 10 tahun harus ada yang diganti komponennya bagaimana? Kita menawarkan whole cycle cost (biaya siklus seluruhnya), dalam 30 tahun," katanya. (Detik)

Dirakit di Bandung, RI Jadi Basis Produksi Jet Typhoon di Asia

Jakarta -‎Eurofighter ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi jet Typhoon di luar Eropa. Produsen jet asal Eropa ini akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk merakit Typhon di Bandung, Jawa Barat.

Selain itu, Eurofighter memberi Indonesia program alih teknologi atau Transfer of Technology. PT DI dipilih karena telah berpengalaman mengembangkan dan memproduksi pesawat komersial dan militer.

Setelah berhasil dirakit di Bandung, Indonesia akan menjadi basis pemasaran Typhoon untuk pasar Asia. 

"Kami melihat ini bisnis. Asia adalah pasar yang besar dan kita ingin menjual yang lebih banyak. Yang tak kalah penting kita ingin memajukan industri pesawat di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi," kata ‎Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne kala berbincang di Hotel Grand Hyatt, Kamis (6/8/2015).

Elbourne menyebut Asia adalah pasar yang cukup potensial. Di sisi lain, Eurofighter juga sendiri membidik penggadaan 1 skuadron pesawat tempur pengganti F-5 TNI AU yang telah uzur.

Saat ini, baru ada 4 negara di Eropa yang yang masuk ke dalam konsorsium Eurofighter yakni Jerman, Italia, Inggris dan Spanyol. Indonesia pun siap digandeng sebagai anggota konsorsium.

"Kita ingin menjadikan Indonesia masuk ke dalam grup kita," tuturnya.

Namun, Eurofighter mengajukan syarat. Militer Indonesia harus membeli produk miliknya. Bila tidak ada kesepakatan, Eurofighter akan mencari negara lain untuk basis produksi.


"Kalau Indonesia akhirnya pilih F16, atau pesawat lainnya. Kami tidak jadi membuat di sini, untuk apa," tutupnya. (Detik)

10 komentar:

  1. sudah cerita lama eropa barat kalau dangangan nya ga laku pasti sasarannya indonesia dengan janji janji tot alias bakal di jahit di bandung.
    n295 duluu nya sama ga laku di pasaran loby loby ke pejabat jakarta berjalan mulus bisa kemungkinan fulus fulus ...dengan dalih tot dan pasar khusus asia fasific di haruskan belli ke bandung pt DI lain cerita setelah di belli indonesia n295 laku di pasaran internasional ...lagi lagi airbus ingkar janji pasar asia fasific n295 di makan sendiri indonesia pun gigit jari .
    kita liat tender 2 pertarungan pengganti jet tempur f5 siapa pemenang nya ? jet tempur terbaik atau euro fighter baru kemaren di bikin kiok sukhoi 30 mki india ??

    BalasHapus
  2. Trus itu sampe bisa bikin parts helikopter puma, nc212,cn235 siapa yang ngajarin? Bisa sendiri gitu?, dan yang asistensi pmbangunan fasilitas ptdi zaman pak habibie siapa? Rusia? Amerika? Timor leste? Yang membantu produsen senjata pt.pindad sampe bisa seperti sekarang siapa? Eropa? Rusia?cina? Apa tau2 bisa sendiri gitu?
    Kalo ga tau ga usah banyak bacot. Diem aja jadi ga ketauan begonya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Eurofighter pesawat bagus, mirip2 rafale. TNI masalahnya udah biasa mainan Sukhoi atau F16. Kalo mau nyoba hal baru bagus juga sih, lagipula industri militer Indonesia itu lumayan dekat dengan Eropa hubungannya. Mulai dari SS1 sampai CN295 :)

    BalasHapus
  5. Pegobar perang jawa di ponegoro telah usai ...tapi perang melawan kruptor dan perusak negara bellom selesai broo ...!!!!

    BalasHapus
  6. Tawar tawarin akhirnya bohong juga, negara barat mana mau indo kuat... kfx dijegal sm usa chang bo go lisensi jerman di jegal sm jerman...apalagi ini 4 negara..satu aja negara tarik dukungan gajadi tot..gagal maning..gagal maning..dibodohin terooos..gapernah belajar..terima rongsokan terus..dari de haviland vampire ampe f 16 sm hercules semua berakhir sm embargo spare part

    BalasHapus