Pesawat tempur ringan FA50 AU Polandia (photo: KAI)
Korea Aerospace Industries (KAI) telah mengajukan proposal kepada Royal Thai Air Force (RTAF), menawarkan untuk menjual pesawat tempur ringan FA50 miliknya. RTAF telah mengalokasikan 19 miliar baht untuk pengadaan jet tempur baru pada tahun fiskal mendatang, seperti diungkapkan orang dalam Kementerian Pertahanan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh CEO KAI, Kang Goo-young, saat kunjungan Menteri Pertahanan Sutin Klungsang ke Korea Selatan, perjalanan yang berakhir pada hari Sabtu. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengundang Sutin, bersama dengan Sekretaris Jenderal Tetap Pertahanan Sanitchanok Sangkhachan, untuk menyaksikan dua jet latih canggih T-50 buatan Korea yang akan dikirim ke RTAF pada bulan Agustus. Delegasi tersebut diangkut ke fasilitas KAI di Sacheon dengan helikopter yang disediakan oleh tuan rumah.
RTAF sebelumnya telah mengakuisisi total delapan jet latih canggih T-50 dan enam pesawat tempur ringan FA50 dari KAI pada tahun 2015. Pesawat-pesawat ini telah dikirim secara bertahap dan ditugaskan di Wing 4 yang berbasis di Nakhon Sawan sejak tahun 2018.
Kang, dalam interaksi media, menyatakan bahwa FA50 adalah pesawat tempur multi-peran yang dapat menyamai kemampuan tempur udara jet tempur F16 buatan AS, namun biayanya hampir setengahnya dan biaya perawatannya lebih rendah. Ia juga menyebutkan bahwa KF-21, pesawat lain yang dikembangkan KAI, hanya berharga US$80 juta (2,9 miliar baht) dengan biaya pemeliharaan US$14.000 per jam penerbangan.
RTAF sedang bersiap untuk mempensiunkan F16 lama dari Skuadron 102 di Wing 1 dan menggantinya dengan 12 jet tempur baru. Untuk pengadaan empat pesawat pertama, 19 miliar baht (US$ 521 juta) telah dialokasikan untuk tahun fiskal 2025, sesuai dengan Buku Putih Angkatan Udara.
Rencana pengadaan jet tersebut kemungkinan akan disampaikan kepada kabinet pada 2 April, seperti yang diinformasikan oleh ACM Punpakdee Pattanakul, komandan angkatan udara, pekan lalu. Angkatan Udara saat ini sedang mempertimbangkan antara pesawat Gripen E/F Swedia dan pesawat F-16 Block 70 milik AS.
Perangkat keras militer
Pekan lalu, Saab AB, yang berbasis di Swedia, menyatakan bahwa proposalnya untuk menjual jet tempur Gripen ke RTAF akan mematuhi kebijakan offset pemerintah dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh Angkatan Udara untuk pengembangan kemampuan nasional.
Berdasarkan kebijakan offset, negara-negara yang menyediakan perangkat keras militer baru ke Thailand harus membalasnya dengan menawarkan evaluasi ekonomi yang setara dalam perdagangan bilateral. Menurut sumber tersebut, dengan rencana pengeluaran sebesar 19 miliar baht, RTAF dapat memperoleh delapan jet FA50. Jumlah ini, jika digabungkan dengan enam jet FA50 yang sudah dipesan, akan menghasilkan total 14 jet, yang merupakan satu skuadron penuh.
Selama kunjungannya, Sutin berunding dengan rekannya dari Korea Selatan Shin Wonsik, mengenai topik tentang keamanan dan peningkatan kerja sama militer di berbagai bidang seperti pendidikan dan industri pertahanan.
Defence Technology Institute (DTI) dan Defence Industry and Energy Centre diharapkan dapat melanjutkan diskusi mengenai pengembangan industri pertahanan. Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga menyatakan minatnya untuk melakukan kerja sama lebih lanjut, termasuk pendirian pabrik di Thailand dan transfer pengetahuan teknis, lapor Bangkok Post.
Sutin dan delegasinya juga bertemu dengan Paul J LaCamera, kepala United Nations Command (UNC), yang menyatakan terima kasih kepada Thailand atas dukungannya terhadap misi PBB dan memuji prajurit Thailand atas komitmen mereka.
(Thaiger)
Bahaya
BalasHapusLucu Korsel.. tawarkan ko malah downgrade... wkkkkwkk
HapusTawarkan ya KF 21
HapusIndonesia
BalasHapusThailand
Philippine
Hanya jadikan Fa50 ni pesawat latih je 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
sutin? adeknya putin keknya...wah org kuwat haha!🤗🤗🤗
BalasHapusShin Wonsik?
HapusWaah...adeknya STY tuu oom
😁😂😀
HapusPernyataan tersebut disampaikan oleh CEO KAI, Kang Goo-young
----‐---
lah ini adek tirinya kang guru om pedang haha!🤣🤣🤣
Lah korea sendiri cakap FA 50 adalah pesawat tempur ringan 🤣🤣🤣
BalasHapusKonon genk malon cakap FA 50 pesawat sangat maju yang mampu mengalahkan rafale 😝😝😝
Punya malon versi antar planet, mereka sudah punya home base diplanet Namec 😂🤣😂🤣😂🤣
HapusLight PesPur buat ganti PesPur medium ...ga berlebihan y..
BalasHapusMakanya aku bilang tadi downgrade
HapusRusli mana Rusli🤣🤣🤣
BalasHapusYa nggak mungkin Thailand mau. Medium fighter kok diganti pesawat latih...
BalasHapusINDONESIA JUGA SEPERTI NYA PERLU AKUISISI FA50 SELAIN TENTU IF 21 🇮🇩 INDONESIAN FIGHTER JET SEBAGAI KEKUATAN UTAMA NKRI.
BalasHapusSaya sudah kata F16 INDON yang pakai radar USANG bukan saingan FA-50M yang pakai radar AESA Raytheon PhantomStrike.. 🤣🤣🤣
BalasHapus
BalasHapusFA-50 BLOCK 20 SETARA F16 ya guys....
Kang, dalam interaksi media, menyatakan bahwa FA50 adalah pesawat tempur multi-peran yang dapat menyamai kemampuan tempur udara jet tempur F16 buatan AS, namun biayanya hampir setengahnya dan biaya perawatannya lebih rendah. Ia juga menyebutkan bahwa KF-21, pesawat lain yang dikembangkan KAI, hanya berharga US$80 juta (2,9 miliar baht) dengan biaya pemeliharaan US$14.000 per jam penerbangan.
Iyalah KAI ngomong setara F16 maklum ybs yg produksi dan jualan mana ada produsen ngomong barangnya no 2 mesti No. 1 ...yg lucu pembelinya menelan mentah2 tanpa data yg valid.
HapusFA 50 KATA MALON MENYAMAI RAPTOR GAEEESSSS 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
BalasHapuskeep showing off your stupidity 😌😁
BalasHapusFA-50 BLOCK 20 SETARA F16 ya guys....ini bukan saya yang kata... 🤣🤣🤣
BalasHapusKang, dalam interaksi media, menyatakan bahwa FA50 adalah pesawat tempur multi-peran yang dapat menyamai kemampuan tempur udara jet tempur F16 buatan AS, namun biayanya hampir setengahnya dan biaya perawatannya lebih rendah. Ia juga menyebutkan bahwa KF-21, pesawat lain yang dikembangkan KAI, hanya berharga US$80 juta (2,9 miliar baht) dengan biaya pemeliharaan US$14.000 per jam penerbangan.
Ya ya ya ya karena beruk se di ang menghibur diri ha ha ha ha
HapusIyalah kata KAI....nanti kedengaran Lockheed Martin bisa2 Phantom Strike gak disetujui utk dibeli KAI....dan Malon gak bisa pakai ...paling cuma produksi hanwa....🤭🤭🤭
HapusRADAR AESA RAYTHEON PHANTOMSTRIKE woiiii... 🤣🤣
BalasHapusAESA versi murah lah. Beda dg rafale
HapusMALAYSIA.. NO MADE IN ISRAEL ya guys...😎😎
BalasHapusThis deal for lead-in fighter trainers/light combat aircraft is worth over $830 million (MYR3.84 billion). Sangshin Park, KAI’s regional manager & chief, International Business Development, Asia, said these are FA-50 Block 20 aircraft that include an aerial refuelling probe.
For obvious political reasons, Malaysian aircraft will not feature the normal Elta EL/M-2032 radar, but rather they will receive the PhantomStrike radar from Raytheon. This same radar will go on Polish FA-50s.
Jet latih itu ke??
BalasHapus42 Rafale nie senggol dong 🤣🤣🤣🤣
https://www.kemhan.go.id/2024/01/09/menhan-prabowo-datangkan-42-pesawat-tempur-rafale-dari-prancis-tni-au-akan-semakin-menggentarkan.html
BalasHapus42 Rafale nie, Senggol dong .... Horang Kaya 🤣🤣🤣🤣
18 FA-50M (versi AKAN) VS 42 RAFALE F4
BalasHapusBagaikan bumi dan langit
Senggol donk 🤣🤣🤣🤣
Logika Netizen Dunia :
BalasHapus>>>> FA50 = LCA = LIGHT COMBAT AIRCRAFT
>>>> LOGIKA YANG BENAR DIPAKAI OLEH NETIZEN DUNIA .
https://airrecognition.com/index.php/news/defense-aviation-news/2023-news-aviation-aerospace/may/9016-malaysia-orders-18-kai-fa-50-block-20-fighting-eagle-light-combat-aircraft.html
akan tetapi ,
ada malon MALAS BERPIKIR berkomentar :
>>>>> LCA = MRCA
>>>>> FA50 = F-16
GEMPURWIRA2 April 2024 pukul 13.31
FA-50 BLOCK 20 SETARA F16 ya guys....
konklusi:
>>>>> mental illness yang dialami oleh malon diatas
so,
NETIZEN INDONESIA TERTAWA LEPAS...
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.......
Kami santai ada beli Rafale. Tak perlu sembang mendunia macam org miskin aja
BalasHapusPesawat murahan ya pork ?
BalasHapusHa ha ha ha pesawat latih kok di setarakan dg real fighter. Ha ha ha ha ini mah beruk2 sedang menghibur diri
BalasHapusHIBAH USA ....
BalasHapusPERBAIKAN DIBAYAR USA .....
Back in 2006, the US gifted Malaysia an unknown number and type of coastal surveillance radars which were known colloquially as the 1206 radars. Some 17 years later the 1206 CSS radars have been upgraded which was also paid by the US.
-
HIBAH JEPANG ......
PERBAIKAN DIBIAYAI JEPANG .....
M Arau is an offshore patrol vessel operated by the Malaysian Coast Guard. She was the second ship transferred from the Japan Coast Guard together with KM Pekan and KM Marlin. KM Arau was formerly known as Oki (PL-01) in the Japan Coast Guard.
Kapal patroli kedua yang disumbangkan oleh Jepang Coast Guard (JCG) untuk APMM/MMEA akan berlayar ke pulang pada akhir Mei, saat ini kapal dengan nama KM Arau ini sedang dalam tahap perbaikan akhir yang dilakukan di Jepang.
HIBAH JEPANG = K
-
MSA DIBAYAR MSI USA .....
The program to convert the CN-235 transport aircraft to MSA variants was financed by the US Government under its Indo-Pacific Maritime Security Initiative (MSI)
-
HUTANG NEGARA RM 1.5 TRILLION
HUTANG 1MDB RM 18.2 BILLION
TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
-
+60 DATA SIPRI 2023...
NO PHANTOMSTRIKE
NO SNIPER ATP
NO AMRAAM
NO NSM
RADAR EL/M-2032
NO SPH
😝😝😝😝😝
FA-50 Malon belum wujud yaah....wkwkwkw
BalasHapusSudah...sudah...harap maklum guys FA-50 punya malon versi antar planet...mereka sdh membangun home base diplanet Namec 🤣😂🤣😂🤣😂
BalasHapus