14 Desember 2025

Perang Thailand & Kamboja 2025 Karena Apa?

14 Desember 2025

Jika perang berlanjut, Kamboja praktis tidak punya dukungan udara dari pesawat tempur atau helikopter tempur (infographic: Khaosod)

Jakarta, CNN Indonesia -- Thailand dan Kamboja menjadi sorotan dunia saat konflik di perbatasan kedua negara kembali membara sejak pekan lalu.

Konflik ini menewaskan sembilan tentara dan tiga warga sipil di Thailand. Sementara itu, dari pihak Kamboja sebanyak 10 orang tewas dan 60 terluka. Akibat perang itu pula, sekitar 230.000 orang yang tinggal di kedua perbatasan terpaksa mengungsi.

Sebelum perang kali ini berkobar, Thailand dan Kamboja juga sempat bertempur pada Juli lalu.

Mungkin Kamboja hanya mengandalkan perang darat mengingat kemampuan artileri jarak jauh melalui roket menunjukkan keunggulan dari Thailand (infographic: Defence Learning)

Apa penyebabnya?
Thailand Lapor ke DK PBB Pakai Pasal Bela Diri Balas Serang Kamboja
Dalam perang Juli lalu, perang berkobar usai satu tentara Kamboja tewas saat baku tembak dengan pasukan Thailand di area Segitiga Zamrud, lokasi perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos. Kedua pihak saling tuduh dan mengeklaim tindakan itu diperlukan untuk membela diri.

Thailand memperketat pengawasan di perbatasan, membatasi mobilitas warga, sementara Kamboja menghentikan impor buah dan sayuran dari negara musuhnya.

Situasi kian buruk usai rentetan ledakan ranjau terjadi. Ledakan pertama pada 16 Juli dan menyebabkan satu tentara kehilangan kakinya.

Kondisi tersebut menguntungkan Thailand untuk menggunakan superioritas udaranya atas Kamboja (photo: RTAF)

Ledakan kedua melukai lima tentara Thailand. Kedua negara akhirnya saling meluncurkan serangan balasan.

Sementara itu, Kamboja menuduh Angkatan Bersenjata Thailand melancarkan serangan ke negara ini di sepanjang wilayah perbatasan pada 24 Juli.

Gempuran tersebut termasuk ke Kuil Tamone Thom, Kuil Ta Krabey, dan Mom Bei, di provinsi Preah Vihear dan Oddar Meanchey.

Berdasarkan sumber terpercaya, China tidak mengijinkan KS-1C/HQ-12 yang berjangkauan hingga 70km untuk digunakan dalam konflik Kamboja-Thailand pada Juli lalu (photo: SPS)

Kamboja mengutuk sekeras-kerasnya dan menyatakan kemarahan yang mendalam atas agresi militer yang tidak beralasan dan terencana oleh Thailand.

"Menghadapi agresi yang terang-terangan ini, pasukan Kamboja tak punya pilihan selain merespons dengan membela diri guna menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Kamboja," kata Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dalam surat yang dikirim ke PBB pada Juli.

Beberapa hari usai perang, Thailand dan Kamboja sepakat gencatan senjata setelah dimediasi Malaysia yang dibantu China serta Amerika Serikat.

Dalam konflik Kamboja-Thailand kedua, Kamboja diaporkan menggunakan sistem peluncur roket ganda (MLRS) PHL-03 buatan China dengan jangkauan 70 hingga 130 km (photo: SPS)

Dalam kesepakatan itu, kedua negara harus menghentikan tindakan permusuhan. Namun, Thailand dan Kamboja saling tuding masing-masing negara melanggar gencatan.

Lima bulan setelah itu tepatnya pada awal Desember, perang kembali berkobar antara Thailand dan Kamboja.

Thailand menuduh Kamboja lah yang memulai serangan dan mereka harus membela diri dengan membalas. Sementara itu, Kamboja mengeklaim Thailand memproduksi berita palsu untuk memicu ketegangan.

Kamboja memang mengoperasikan ratusan artileri peluncur roket kaliber 122mm berbagai varian yaitu: BM-21, RM-70, PHL-81 dan Type 90B (photo: Cambodia MoD)

"Tentara Thailand Area 1 aktif menyebarkan berita palsu yang jauh dari fakta, dengan mempublikasikan bahwa Kamboja memindahkan senjata berat di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja," demikian rilis resmi Kementerian Pertahanan.

Lebih lanjut, Kemenhan Kamboja menyatakan berita semacam itu palsu. Militer negara ini, kata mereka, tak pernah memindahkan senjata berat apapun dan menghormati kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian damai kedua negara.

(CNN)

Komisi VII DPR: Peluncuran Fregat Merah Putih di PT PAL Tanggal 18 Desember 2025

14 Desember 2025

Kunjungan Komisi VII DPR Ke PT PAL Surabaya (photo: PAL)

Komisi VII DPR RI Kaji Strategi Penguatan Industri Maritim dan Alutsista Nasional di PT PAL Indonesia

Surabaya, Komisi VII DPR RI menegaskan komitmennya dalam memperkuat kemandirian  industri pertahanan dan maritim nasional melalui agenda Kunjungan Kerja Spesifik ke PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap kebijakan penguatan industri strategis, kapasitas produksi alutsista, serta kesiapan industri maritim nasional dalam mendukung ketahanan negara.

PT PAL Indonesia sebagai BUMN strategis di bawah holding DEFEND ID berperan sebagai leading integrator industri maritim nasional dengan portofolio mencakup kapal perang, kapal selam, kapal niaga, dan sistem persenjataan laut. Perusahaan telah menunjukkan transformasi signifikan dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 50 blok per bulan dan nilai kontrak mencapai Rp48 triliun. Pencapaian terbaru adalah kesiapan peluncuran Brigadir Merah Putih pada 18 Desember 2025, kapal perang besar pertama buatan Indonesia yang mampu mengangkut tiga helikopter.

Fregat Merah Putih tampak depan pada Desember 2025. Dua Fregat Merah Putih akan menggunakan nomor lambung 322 dan 323, meneruskan nomor KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321 (photo: istimewa)

Namun demikian, Komisi VII menemukan sejumlah tantangan krusial yang 
memerlukan perhatian serius. “Ketergantungan pada komponen impor seperti mesin, sistem persenjataan, dan sensor dengan waktu tunggu mencapai 24 bulan menjadi tantangan utama bagi stabilitas produksi dan ketahanan industri pertahanan kita,” tegas Ketua Tim Kunjungan, Dr. Evita Nursanty, M.Sc.

Komisi VII menekankan perlunya percepatan pembangunan rantai pasok dalam negeri, modernisasi fasilitas galangan, serta konsolidasi ekosistem industri maritim yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. “Banyak galangan nasional yang beroperasi di bawah kapasitas optimal akibat kurangnya kepastian permintaan. Diperlukan kebijakan yang konsisten untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam setiap pengadaan kapal oleh pemerintah dan BUMN,” tambah Evita Nursanty.

Dalam dialog dengan pemangku kepentingan, terungkap bahwa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri perkapalan masih berada pada kisaran 30%. Komisi VII mendorong percepatan peningkatan TKDN menuju 50% sebagai bagian dari roadmap kemandirian alutsista 2029. Selain itu, kebutuhan SDM strategis seperti insinyur kapal juga menjadi perhatian, dengan proyeksi kebutuhan minimal 1.000 tenaga ahli tambahan.

Fregat Merah Putih tampak belakang pada September 2025 (photo: istimewa)

Asosiasi Industri Perkapalan dan Offshore Indonesia (IPERINDO) menyoroti 
pentingnya konsolidasi pasar domestik serta kebijakan afirmatif bagi industri galangan nasional. Sebagai contoh, pengadaan 15 kapal tanker Pertamina yang dikerjakan di luar negeri dinilai sebagai peluang yang seharusnya dapat diserap oleh galangan dalam negeri.

PT PAL juga memaparkan kontribusinya dalam tiga pilar ketahanan nasional: ketahanan energi melalui produksi kapal penunjang migas, ketahanan pangan melalui kapal perikanan, serta ketahanan pertahanan melalui kapal perang dan sistem senjata. Integrasi ini dinilai sebagai peluang strategis untuk memperkuat fondasi maritim Indonesia.

Kementerian Perindustrian melalui Ditjen IMATAP menyampaikan komitmen dalam  memfasilitasi peningkatan TKDN, modernisasi industri, dan penguatan SDM. Indonesia memiliki 342 galangan kapal dengan potensi pasar besar, termasuk kebutuhan peremajaan puluhan ribu kapal niaga tua.

Progres Fregat Merah Putih hingga tanggal 7 Desember 2025 (photo: DickyAngkoso)

Kunjungan kerja ini memberikan dasar bagi Komisi VII DPR RI untuk merumuskan  rekomendasi kebijakan strategis, meliputi penguatan fasilitas produksi, penerapan kebijakan domestic first, penyusunan roadmap kemandirian alutsista 2029, peningkatan dukungan riset teknologi, penguatan SDM, serta fasilitasi diplomasi industri untuk ekspor produk pertahanan.

Komisi VII menegaskan bahwa penguatan industri maritim dan pertahanan bukan hanya merupakan agenda ekonomi, tetapi fondasi kedaulatan dan ketahanan nasional menuju Indonesia Emas 2045.

PT PAL Indonesia Rampungkan Perbaikan Kapal Perang AL Filipina

14 Desember 2025

BRP Tarlac 601 LPD (photos: PAL)

PT PAL Indonesia berhasil merampungkan pemeliharaan dan perbaikan kapal perang Angkatan Laut Filipina, BRP Tarlac (LD-601). Penyelesaian proyek ini menandai seluruh lingkup pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan baik. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap kualitas, terlebih sebagai langkah strategis PT PAL dalam memperluas layanan perawatan kapal perang di pasar internasional.


Rampungnya pemeliharaan BRP Tarlac kembali memperkuat armada Angkatan Laut Filipina dan memastikan kapal dapat beroperasi secara efisien serta aman. PT PAL Indonesia terus berkomitmen mendukung kesiapan armada negara mitra serta memperluas kontribusi Indonesia dalam industri pertahanan global.


BRP Tarlac (LD-601) adalah kapal petama di landing platform dock di kelasnya yang beroperasi dengan Angkatan Laut Filipina. BRP Davao del Sur (LD-602) merupakan kapal kedua dari landing platform dock kelas Tarlac milik Angkatan Laut Filipina. Kedua kapal LPD ini dibuat oleh PT PAL Indonesia di Surabaya.

(PAL)

13 Desember 2025

Dassault Aviation Serahkan Rafale Infrastructure Building MOB#1 RSN Kepada Kemhan RI

13 Januari 2025

Serah terima Rafale Infrastructure Building MOB#1 RSN di Lanu Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau (photos: Lanud RSN)

Upaya penguatan fasilitas pendukung pengoperasian pesawat tempur Rafale kembali mencapai tonggak penting di Lanud Roesmin Nurjadin. Pada Kamis (11/12/2025), Dassault Aviation secara resmi menyerahkan Rafale Infrastructure Building MOB#1 RSN kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Prosesi serah terima berlangsung di Ruang Rapat Nakula VIP Pandawa dengan suasana tertib dan profesional.


Penyerahan tersebut dilakukan oleh Rafale & Falcon Program Management Representative in Indonesia, Mr. Samy Ajlani Gillmann, dan diterima oleh Ketua Program Management Team (PMT) Pengawasan Kegiatan Infrastruktur, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Abdul Haris, M.M.Pol., M.M.O.A.S., bersama Kasatgas Rafale Kolonel Pnb Yulmaizir Chaniago, Kol Kal Moch. Zainul Arif perwakilan Kemhan, Letkol Tum Torata Torata Priyo, S.T. perwakilan Diskons Mabesau dan Letkol Tum Ali Rahman Hakim Kasifasint Dislog Lanud RSN yang merupakan Anggota PMT. Perwakilan PT WMK, serta jajaran terkait yang selama ini mengawal proses pembangunan infrastruktur Rafale di Lanud Roesmin Nurjadin.


Pada penyerahan tahap kedua ini, Dassault Aviation menyerahkan sejumlah fasilitas insfrastruktur strategis yang menjadi komponen penting dalam mendukung kesiapan operasional Rafale. Fasilitas tersebut meliputi Pilot Building Skadron Udara 12, Hanggar Skadron Udara12, Dispatch Skadron Udara 12, Rafale Training & Simulator Center (RTSC), GSE dan Parachute Building, Warehouse, serta instalasi pendukung berupa Medium Voltage dan IT Network. Seluruh fasilitas dirancang sesuai standar operasional modern untuk memastikan ekosistem Rafale berjalan dengan optimal.


Dalam sambutannya, Danlanud Roesmin Nurjadin menyampaikan pesan penting mengenai tanggung jawab penerimaan fasilitas tersebut. “Mari kita laksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan. Kita yang hadir saat ini, baik itu Kasatgas, kemudian juga perwakilan dari Kemhan, perwakilan dari Diskons Mabesau pada dasarnya semuanya mewakili Kemhan karena penyerahan ini dari Dassault Aviation kepada Kemhan,” tegas Danlanud. 


Ia menekankan bahwa fasilitas ini harus dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung tugas pertahanan negara.

PAF A-29 Super Tucano Now Certified to Deploy Lizard III Laser-Guided Bombs

13 Desember 2025

PAF 15th Strike Wing, has the Elbit Lizard 3 precision guided bomb in their arsenal (photo: PAF Flying School)

The Philippine Air Force’s A-29B Super Tucano has officially been certified to employ the Lizard III Laser Guided Bomb, a precision strike weapon developed by Israel’s Elbit Systems.

This upgrade gives the Super Tucano a significant boost in accuracy and strike capability, allowing PAF to engage targets with greater precision while reducing collateral damage.

With this new integration, the A-29 becomes an even more capable platform for supporting ground forces and safeguarding national security.

Steel Cutting Qualification Scorpène® Evolved LiB, Babak Baru Pembangunan Kapal Selam Indonesia

13 Desember 2025

Proses Steel Cutting Qualification Section kapal selam Scorpene Evolved Lithium-Ion Battery (photos: PAL)

Langkah besar menuju kemandirian bawah laut Indonesia, Proses Steel Cutting Qualification Section ini menandai milestone penting sebelum dimulainya fase produksi Kapal Selam Scorpène® Evolved Lithium-ion Battery (LiB) technology RI pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Momentum ini juga memperlihatkan kekuatan kolaborasi strategis antara Indonesia–Prancis. Di mana sebelumnya para engineer terbaik PT PAL Indonesia telah menjalani Transfer of Capability di Naval Group Cherbourg, Prancis. (PAL)

PT PAL-Naval Group Potong Baja Pertama Kapal Selam Scorpene RI

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT PAL Indonesia bersama Naval Group melakukan steel cutting qualification section Kapal Selam Scorpene Evolved RI di Galangan PT PAL, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/12). Kegiatan itu dihadiri Direktur Teknologi PT PAL Indonesia Briljan Gazalba dan Dansatgas Kapal Selam Scorpene RI Kolonel Laut (P) Widya Poerwandanu.

Hadir pula Program Director Naval Group Vincent Vimont, Country Director Naval Group Indonesia Thierry Bouyer, serta perwakilan tim teknis Naval Group. Qualification section merupakan tahapan krusial dalam fase production training.

Tahap itu dirancang sebagai uji kemampuan nyata bagi teknisi PT PAL untuk membuktikan mereka siap memasuki era produksi kapal selam secara mandiri. Dalam proses tersebut, kemampuan manufaktur diuji, mulai pengelasan presisi, blasting, pengecatan, hingga pre-outfitting.

Hasil pekerjaan akan dinilai melalui proses penerimaan Naval Group. Pekerjaan itu juga menjadi syarat utama sebelum pembangunan penuh kapal selam Scorpene Evolved dapat dilanjutkan.

"Qualification section bukan hanya pekerjaan teknis, tetapi fondasi bagi Indonesia untuk menguasai teknologi kapal selam secara mandiri. Kolaborasi erat dengan Naval Group memastikan transfer teknologi berjalan efektif dan terstruktur," kataDirektur Teknologi PT PAL Indonesia Briljan Gazalba dalam siaran pers.

Menurut dia, qualification section memiliki peran fundamental dalam proses transfer teknologi kapal selam. "Melalui kemitraan ini, Indonesia sedang menapaki fase penting menuju kemandirian pertahanan bawah laut yang berdaya saing global," ujar Briljan.

Sebelumnya, teknisi PT PAL telah mengikuti pelatihan intensif selama tiga bulan di fasilitas Naval Group, Cherbourg, Prancis. Dalam pelatihan tersebut, para welder dilatih oleh instruktur bersertifikasi untuk menguasai teknik pengelasan khusus kapal selam.

Proses qualification section menjadi ajang pembuktian sekaligus evaluasi bagi teknisi PT PAL atas kemampuan yang telah dipelajari di Prancis. Selama proses pekerjaan berlangsung, tim teknis Naval Group bakal terus melakukan pendampingan.

Program Director Naval Group Vincent Vimont, menyampaikan komitmennya dalam mendukung whole local production di Indonesia. Dia menyebut, pemotongan baja pertama adalah momen yang ditunggu masyarakat Indonesia.

"Ini adalah awal produksi dari program Kapal Selam Scorpene Republik Indonesia, yang dibuat di Indonesia, oleh Indonesia, dan untuk Indonesia. Kontrak ini juga menandai kerja sama yang baik antara kedua negara kita," ucap Vimont.

Metode demonstrasi qualification section yang diterapkan di Indonesia merupakan standar transfer kapabilitas yang telah terbukti berhasil digunakan Naval Group di Brasil. Melalui pendekatan terstruktur itu, Indonesia diharapkan memiliki kapabilitas industri jangka panjang untuk merancang, membangun, dan memelihara kapal selam secara mandiri.

Selanjutnya, sesuai milestone project proses fabrikasi akan dimulai pada Juni 2026. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjalankan amanah dan mengoptimalkan fasilitas produksi kapal selam yang dibangun melalui investasi negara. (Republika)

12 Desember 2025

Danpushidrosal Tinjau KRI Canopus-936 di Galangan Abeking & Rasmussen, Jerman

12 Desember 2025

Kunjungan Danpushidrosal ke Galangan Abeking & Rasmussen, Jerman (photos: Pushidrosal)

Jakarta -- Komandan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Dr. Budi Purwanyo, S.T., M.M., melaksanakan kunjungan kerja dalam rangka peninjauan pembangunan Kapal Bantu Hidrografi dan Oseanografi (BHO) KRI Canopus-936 di galangan Abeking & Rasmussen, Jerman yang didampingi sejumlah pejabat terkait serta Satgas BHO.

Kegiatan dimulai dengan penyambutan resmi di Main Office Abeking & Rasmusse, dilanjutkan dengan paparan Dansatgas Yekda Kapal BHO mengenai perkembangan pembangunan kapal.


Dalam sesi diskusi, Danpushidrosal menegaskan pentingnya seluruh pengujian Sea Acceptance Test (SAT) dilaksanakan sesuai standar dan spesifukasinya, khususnya terhadap peralatan ilmiah seperti Multibeam Echosounder (MBES) dan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) dan setiap capaian kedalaman harus memenuhi ketentuan teknis yang telah ditetapkan.


Dalam kegiatan familiarisasi, Danpushidrosal memberikan pengarahan kepada para calon awak kapal (Cawak) yang menekankan pentingnya penguasaan seluruh peralatan kapal BHO agar dapat dioperasikan secara maksimal. Pelatihan yang dilaksanakan di Jerman diharapkan mampu ditransfer secara efektif kepada gelombang pengawak berikutnya.


Rangkaian kunjungan diakhiri dengan peninjauan langsung kondisi KRI Canopus-936 di dermaga Abeking & Rasmusse serta ramah tamah bersama jajaran galangan. Danpushidrosal mengapresiasi upaya seluruh pihak dalam menjaga kualitas pembangunan kapal, sekaligus menegaskan komitmen Pushidrosal untuk memastikan KRI Canopus-936 siap beroperasi optimal sebagai kapal hidrografi modern milik TNI Angkatan Laut.