21 Desember 2025

Check D di Depohar 10 Rampung, Boeing 737-400 TNI AU Kembali Perkuat Skadron Udara 17

21 Desember 2025

Boeing 737-400 TNI AU dengan nomor registrasi A-7308 (photos: TNI AU)

Pesawat Boeing 737-400 TNI Angkatan Udara dengan nomor registrasi A-7308 (Kencana 08) resmi kembali ke satuannya setelah menyelesaikan pemeliharaan berat Check D di Depo Pemeliharaan 10 (Depohar 10). 

Pesawat diserahkan oleh Komandan Depohar 10 Kolonel Tek Ruhimat, S.T., M.M., kepada Komandan Skadron Udara 17 yang diwakili Mayor Pnb Dimas Prawito Wicaksono di Apron Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jumat (12/12/2025). Penyerahan pesawat turut disaksikan oleh Komandan Komando Pemeliharaan Materiel TNI AU (Dankoharmatau) Marsda TNI Ir. Suryanto. 

Kencana 08 sebelumnya menjalani pemeliharaan berkala tingkat Check D dengan interval delapan tahun. Proses pemeliharaan berlangsung selama enam bulan dan dikerjakan oleh teknisi Satuan Pemeliharaan (Sathar) 14 Depohar 10. Tahapan ini mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap struktur, sistem, dan komponen utama pesawat.


Setelah pemeliharaan selesai, pesawat melaksanakan uji terbang selama dua hari pada 10–11 Desember 2025. Hasil test flight menyatakan seluruh sistem berfungsi normal dan pesawat dinyatakan laik terbang.

Dengan selesainya seluruh rangkaian tersebut, Pesawat A-7308 kembali memperkuat operasional Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat ini akan mendukung tugas penerbangan VIP/VVIP serta kebutuhan operasi strategis TNI Angkatan Udara.

Keberhasilan pemeliharaan Kencana 08 mencerminkan kinerja teknisi Sathar 14 Depohar 10 dalam menjaga kesiapan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) TNI AU. Penyerahan pesawat turut dihadiri para pejabat Koharmatau, para Kepala Dinas Depohar 10, para Dansathar, prajurit serta ASN Depohar 10.

Austal Australia Awarded Contract for Two Additional Evolved Cape Class Patrol Boats for Australian Border Force

21 Desember 2025

Austal Australia has been awarded a contract extension for two additional Evolved Cape-class Patrol Boats, Hulls 1103 and 1104, to be delivered to the Australian Border Force (photo: Austal Australia)

Austal Limited (ASX:ASB) is pleased to announce that Austal Ships Pty Ltd has been awarded a further contract extension for the construction of two additional Evolved Cape-class Patrol Boats for the Australian Border Force (ABF). 

This latest award, valued at over A$135 million brings the total number of Evolved Cape-class Patrol Boats contracted to Austal to 14 vessels, reinforcing the long-standing partnership between Austal, the Australian Border Force and the Royal Australian Navy in delivering critical maritime capability for Australia’s national security. 

Austal Limited Chief Executive Officer, Paddy Gregg, said the additional vessels continue to strengthen Maritime Border Command’s readiness and operational reach. 

“Over the past five years, the Evolved Cape-class Patrol Boats have proven themselves as highly capable, reliable assets for Australia’s border protection missions. With nine Evolved Capes already delivered and performing exceptionally with the Royal Australian Navy, and two more already under construction for the Australian Border Force, this new order further enhances Australia’s maritime surveillance and response capability across Northern Australia and our vast maritime domain.” Paddy Gregg, Austal Limited CEO 

Austal delivered eight original Cape-class Patrol Boats to the Australian Border Force between 2012 and 2015; these were followed by additional orders and deliveries to the Royal Australian Navy (2 vessels) in 2017 and Trinidad and Tobago Coast Guard (2 vessels) in 2021.

Since 2020, the Commonwealth of Australia has ordered 12 Evolved Cape-class Patrol Boats for the Royal Australian Navy, and Australian Border Force. The addition of these thirteenth and fourteenth Evolved Capes reflects continued confidence in the platform’s performance, Austal’s proven reliability and the strength of Australia’s sovereign shipbuilding capability. 

The Evolved Cape-class Patrol Boat design features expanded accommodations for up to 32 personnel, enhanced quality-of-life systems and advanced sustainment technologies to maximise operational availability. The vessels support a wide range of constabulary and naval missions and are a key element of Australia’s border security architecture. 

Construction of the two new patrol boats will take place at Austal’s Henderson shipyard in Western Australia, supported by a proven national supply chain and integrated project teams from the Department of Defence and the Australian Border Force. 

Austal continues to provide comprehensive in-service support for both Cape-class and Evolved Cape-class fleets through service facilities in Henderson (WA), Cairns (QLD) and Darwin (NT). 

Austal Australia also continues to deliver the Guardian-class Patrol Boat program, with 22 of 24 vessels handed over under the Pacific Patrol Boat Replacement Project (SEA3036-1). 

RNZAF P-8A Poseidon Testing the Aircraft’s Self-protection Capability

21 Desember 2025

RNZAF P-8A Poseidon deploying flares above the ManawatÅ« (photos: RNZAF)

The crew of one of our P-8A Poseidons have tested the aircraft’s self-protection capability in spectacular fashion above the ManawatÅ«.


The capability would typically be deployed in conflict zones where missiles posed a threat to the Poseidon and compromised the ability for crew to achieve their task.


The No. 5 Squadron aircraft released 80 lightweight simulator flares as part of a broad assessment of its capability. The trial was a success and allowed the squadron to bring a focus on their combat capability.


“As far as the week went, it was super successful. We had all the flare-loading and firing and also the carriage of the Mark 54 torpedo. This valuable training for the whole team and it went off without a hitch.” ~ Standards Flight Commander Squadron Leader Michael Craies.

20 Desember 2025

Uji Terima Arisgator Pastikan Performa Maksimal Usai Perbaikan Bengpuspal

20 Desember 2025

Uji terima tank Arisgator TNI AD (photos: Puspalad)

Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Puspalad melaksanakan uji terima Tank Arisgator setelah rangkaian perbaikan mesin, penggantian suku cadang, hingga perbaikan body dan kaki-kaki dinyatakan selesai.


Pengujian meliputi uji visual, uji pengereman, uji apung sebagai kemampuan utama tank amfibi, serta uji jelajah untuk memastikan performa dan ketahanan kendaraan. Seluruh uji dilakukan tim Bengpuspal dan Litbang Puspalad secara terukur dan berstandar.


Dengan uji komprehensif ini, Tank Arisgator dipastikan siap kembali mendukung tugas operasional satuan pengguna.

M113 Arisgator, APC versi amfibi dari M-113 (photo: TNI AD)

Arisgator untuk Indonesia
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis. Ranpur M-113 dari Italia, yang kemudian diperbarui di Belgia, tampaknya akan menjadi tulang punggung Infantri Mekanis TNI AD di masa depan. Karena itulah kebutuhan atas ranpur ini pun terus bertambah. Selain itu, seperti terlihat dalam Latancab TNI AD 2017, M-113 membuktikan mampu bergerak cepat mengimbangi Leopard di segala medan. Kabin yang cukup lapang dan olah gerak inilah yang membuat banyak prajurit infantri jatuh cinta. Sehingga tidak heran jika sejumlah ranpur yang dioperasikan Yonif Mekanis TNI AD tersebut dibeli melalui dana APBN.

TUDM Terima Tiga Dron ANKA Februari Ini, Perkukuh Pengawasan di Laut China Selatan

20 Desember 2025

Tiga dron ANKA akan diterima Malaysia pada awal tahun 2026 (photo: TUDM)

TUDM akan terima tiga dron ANKA dari Turkiye pada Februari untuk perisikan dan pengawasan di Laut China Selatan, tambah aset di Pangkalan Udara Labuan.
SUBANG: Tiga pesawat tanpa pemandu ANKA buatan Turkiye akan diterima Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) pada Februari depan.

Panglima TUDM Jeneral Datuk Seri Muhamad Norazlan Aris berkata aset itu akan memperkukuh keupayaan perisikan, pengawasan dan peninjauan di Laut China Selatan.

Ketiga-tiga dron Medium Altitude Long Endurance-Unmanned Aerial System (MALE-UAS) bersama Ground Station Control (GCS) sedang dalam perjalanan laut dari Turkiye.

“Aset berkenaan kini berada di atas kapal untuk penghantaran ke Malaysia,” katanya pada sidang media sempena Hari Kecemerlangan TUDM.

Beliau menjangkakan perjalanan itu mengambil masa kira-kira 45 hari.

“Insya-Allah menjelang akhir Januari ketiga-tiga pesawat bersama GCS itu akan tiba di Labuan.”

Dron ANKA itu akan ditempatkan di Pangkalan Udara Labuan sebagai pelengkap kepada pesawat pengawasan maritim CN-235 (MSA) sedia ada.

Fokus operasi aset baru itu adalah di utara Sabah.

Muhamad Norazlan menjelaskan pesawat CN-235 MSA mempunyai had dalam misi tertentu.

“Kehadiran ANKA merupakan peningkatan keupayaan yang penting,” katanya.

“Dengan atur gerak ini, kita akan dapat memantau kawasan sekitar dan mengambil tindakan susulan yang berkesan jika perlu.”

TUDM berhasrat untuk membuat perolehan lebih banyak dron di bawah Fasa Dua Pelan Pembangunan Keupayaan 2055 (CAP55).

Program ini distrukturkan dalam tiga fasa dengan sasaran awal sembilan buah dron.

“Selepas menilai prestasi pesawat yang diterima sekarang, kita akan menentukan jumlah sebenar yang diperlukan,” katanya.

“Buat masa ini sasaran kita kekal sembilan buah.”

Dalam perkembangan lain, projek pesawat peronda maritim Leonardo ATR-72 berjalan lancar dengan kemajuan kerja 60% setakat ini.

Kerja pengubahsuaian dan memperkukuh struktur sedang dijalankan bagi menempatkan sensor canggih.

Pesawat itu dijangka siap sebelum April 2027, tertakluk kepada penghantaran dua sistem utama dari Amerika Syarikat.

Sekiranya berjalan lancar, ia dijangka diperkenalkan kepada umum semasa LIMA ‘27.

Ini Persenjataan dan Sensor Fregat KRI Balaputradewa 322

20 Desember 2025

Fregat KRI Balaputradewa 322 (photo: GNFI)

Pembuat kapal Indonesia PT PAL telah meluncurkan kapal fregat Merah Putih pertama yang dipesan untuk angkatan laut negara ini.

Kapal tersebut, yang akan beroperasi sebagai KRI Balaputradewa setelah dioperasikan, diluncurkan pada 18 Desember di galangan kapal PT PAL di Surabaya, demikian diumumkan perusahaan pada hari yang sama.

Balaputradewa adalah kapal fregat Merah Putih pertama dari dua kapal yang dipesan untuk Angkatan Laut Indonesia.

Kelas ini didasarkan pada desain Arrowhead 140 milik Babcock. Kapal ini memiliki bobot sekitar 5.996 ton pada muatan penuh dan panjang 140 m.

Persenjataan yang akan dipasang pada fregat tersebut meliputi sistem peluncuran vertikal/ vertical launching system (VLS) 64 sel yang dipasok oleh perusahaan Turki Roketsan, yang mampu meluncurkan campuran rudal anti-pesawat jarak menengah dan rudal anti-kapal jarak menengah hingga jauh.

Fregat tersebut juga akan dilengkapi dengan dua meriam Leonardo 76 mm di bagian depan, meriam Millennium 35 mm dari Rheinmetall sebagai sistem senjata jarak dekatnya, dan empat meriam kendali jarak jauh 12,7 mm untuk pertahanan titik.

Untuk peperangan anti-kapal selam, kapal perang tersebut akan memiliki dua tabung torpedo tiga laras Leonardo B515/3 dan sonar Fersah 100-N/MF yang terpasang di lambung kapal dari Aselsan.

Sensor utama lainnya di atas kapal termasuk radar AESA 2D Cenk 400-N, radar multifungsi Mete Han, radar kendali helikopter MAR-D, dan radar kendali tembakan Akrep, semuanya terintegrasi ke dalam sistem manajemen tempur (CMS) Advent dari Havelsan.

Kapal fregat ini ditenagai oleh empat mesin diesel dalam konfigurasi gabungan diesel dan diesel (CODAD), yang memungkinkan kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan maksimum 9.000 mil laut pada kecepatan 15 knot.

(Jane's)

19 Desember 2025

Austal Defence Australia Awarded Landing Craft Medium Design and Build Contract

19 Desember 2025

Austal will build 18 Landing Craft Medium (LCM) for Australian Army (image: Austal)

Austal Limited (ASX: ASB) is pleased to announce that it has been awarded a $1.029 billion Design and Build Contract for Landing Craft Medium (LCM) under the Strategic Shipbuilding Agreement (SSA) signed with the Commonwealth of Australia. 

The LCM Design and Build Tasking Statement Contract appoints Austal subsidiary, Austal Defence Shipbuilding Australia Pty Ltd (Austal Defence Australia), to complete the detailed design and build 18 Landing Craft Medium (LCM) vessels at Austal’s Henderson, Western Australia, shipyard. Construction of the first LCM is scheduled to commence in 2026 with the 18th and final vessel scheduled for delivery in 2032. 

The LCM, being built for the Australian Army, will be manufactured in steel and capable of projecting loads up to 80 tonnes. 

Austal Limited CEO Paddy Gregg said the first design and build contract awarded under the SSA was a significant milestone for Austal Defence Australia, as the Commonwealth’s Strategic Shipbuilder in Western Australia. 

“This Landing Craft Medium design and build contract awarded to Austal Defence Australia is 

the first vessel construction program in the Government’s commitment to delivering continuous 

naval shipbuilding at Henderson, Western Australia, enlivening decades of opportunity for 

individuals and businesses to engage, collaborate and invest in defence programs. With these 18 Landing Craft Medium and any further vessels planned as part of the Strategic Shipbuilding pilot program, we are developing the shipbuilding capability to build larger, more complex vessels, in Henderson into the future and delivering sovereign shipbuilding capability for Australia."

Paddy Gregg, CEO, Austal Limited

Austal Defence Australia Executive General Manager – Strategic Shipbuilding, Gavin Stewart, said local industry was ready to deliver for the Australian Army.

“The Austal Defence Australia team, and our industry and supply chain partners in the Henderson Defence Precinct, across Western Australia and around the nation, are ready to deliver this important new amphibious capability for the Australian Army.”

Gavin Stewart, Executive General Manager – Strategic Shipbuilding, Austal Defence Australia.

(Austal)