20 Desember 2025

Uji Terima Arisgator Pastikan Performa Maksimal Usai Perbaikan Bengpuspal

20 Desember 2025

Uji terima tank Arisgator TNI AD (photos: Puspalad)

Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Puspalad melaksanakan uji terima Tank Arisgator setelah rangkaian perbaikan mesin, penggantian suku cadang, hingga perbaikan body dan kaki-kaki dinyatakan selesai.


Pengujian meliputi uji visual, uji pengereman, uji apung sebagai kemampuan utama tank amfibi, serta uji jelajah untuk memastikan performa dan ketahanan kendaraan. Seluruh uji dilakukan tim Bengpuspal dan Litbang Puspalad secara terukur dan berstandar.


Dengan uji komprehensif ini, Tank Arisgator dipastikan siap kembali mendukung tugas operasional satuan pengguna.

M113 Arisgator, APC versi amfibi dari M-113 (photo: TNI AD)

Arisgator untuk Indonesia
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis. Ranpur M-113 dari Italia, yang kemudian diperbarui di Belgia, tampaknya akan menjadi tulang punggung Infantri Mekanis TNI AD di masa depan. Karena itulah kebutuhan atas ranpur ini pun terus bertambah. Selain itu, seperti terlihat dalam Latancab TNI AD 2017, M-113 membuktikan mampu bergerak cepat mengimbangi Leopard di segala medan. Kabin yang cukup lapang dan olah gerak inilah yang membuat banyak prajurit infantri jatuh cinta. Sehingga tidak heran jika sejumlah ranpur yang dioperasikan Yonif Mekanis TNI AD tersebut dibeli melalui dana APBN.

TUDM Terima Tiga Dron ANKA Februari Ini, Perkukuh Pengawasan di Laut China Selatan

20 Desember 2025

Tiga dron ANKA akan diterima Malaysia pada awal tahun 2026 (photo: TUDM)

TUDM akan terima tiga dron ANKA dari Turkiye pada Februari untuk perisikan dan pengawasan di Laut China Selatan, tambah aset di Pangkalan Udara Labuan.
SUBANG: Tiga pesawat tanpa pemandu ANKA buatan Turkiye akan diterima Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) pada Februari depan.

Panglima TUDM Jeneral Datuk Seri Muhamad Norazlan Aris berkata aset itu akan memperkukuh keupayaan perisikan, pengawasan dan peninjauan di Laut China Selatan.

Ketiga-tiga dron Medium Altitude Long Endurance-Unmanned Aerial System (MALE-UAS) bersama Ground Station Control (GCS) sedang dalam perjalanan laut dari Turkiye.

“Aset berkenaan kini berada di atas kapal untuk penghantaran ke Malaysia,” katanya pada sidang media sempena Hari Kecemerlangan TUDM.

Beliau menjangkakan perjalanan itu mengambil masa kira-kira 45 hari.

“Insya-Allah menjelang akhir Januari ketiga-tiga pesawat bersama GCS itu akan tiba di Labuan.”

Dron ANKA itu akan ditempatkan di Pangkalan Udara Labuan sebagai pelengkap kepada pesawat pengawasan maritim CN-235 (MSA) sedia ada.

Fokus operasi aset baru itu adalah di utara Sabah.

Muhamad Norazlan menjelaskan pesawat CN-235 MSA mempunyai had dalam misi tertentu.

“Kehadiran ANKA merupakan peningkatan keupayaan yang penting,” katanya.

“Dengan atur gerak ini, kita akan dapat memantau kawasan sekitar dan mengambil tindakan susulan yang berkesan jika perlu.”

TUDM berhasrat untuk membuat perolehan lebih banyak dron di bawah Fasa Dua Pelan Pembangunan Keupayaan 2055 (CAP55).

Program ini distrukturkan dalam tiga fasa dengan sasaran awal sembilan buah dron.

“Selepas menilai prestasi pesawat yang diterima sekarang, kita akan menentukan jumlah sebenar yang diperlukan,” katanya.

“Buat masa ini sasaran kita kekal sembilan buah.”

Dalam perkembangan lain, projek pesawat peronda maritim Leonardo ATR-72 berjalan lancar dengan kemajuan kerja 60% setakat ini.

Kerja pengubahsuaian dan memperkukuh struktur sedang dijalankan bagi menempatkan sensor canggih.

Pesawat itu dijangka siap sebelum April 2027, tertakluk kepada penghantaran dua sistem utama dari Amerika Syarikat.

Sekiranya berjalan lancar, ia dijangka diperkenalkan kepada umum semasa LIMA ‘27.

Ini Persenjataan dan Sensor Fregat KRI Balaputradewa 322

20 Desember 2025

Fregat KRI Balaputradewa 322 (photo: GNFI)

Pembuat kapal Indonesia PT PAL telah meluncurkan kapal fregat Merah Putih pertama yang dipesan untuk angkatan laut negara ini.

Kapal tersebut, yang akan beroperasi sebagai KRI Balaputradewa setelah dioperasikan, diluncurkan pada 18 Desember di galangan kapal PT PAL di Surabaya, demikian diumumkan perusahaan pada hari yang sama.

Balaputradewa adalah kapal fregat Merah Putih pertama dari dua kapal yang dipesan untuk Angkatan Laut Indonesia.

Kelas ini didasarkan pada desain Arrowhead 140 milik Babcock. Kapal ini memiliki bobot sekitar 5.996 ton pada muatan penuh dan panjang 140 m.

Persenjataan yang akan dipasang pada fregat tersebut meliputi sistem peluncuran vertikal/ vertical launching system (VLS) 64 sel yang dipasok oleh perusahaan Turki Roketsan, yang mampu meluncurkan campuran rudal anti-pesawat jarak menengah dan rudal anti-kapal jarak menengah hingga jauh.

Fregat tersebut juga akan dilengkapi dengan dua meriam Leonardo 76 mm di bagian depan, meriam Millennium 35 mm dari Rheinmetall sebagai sistem senjata jarak dekatnya, dan empat meriam kendali jarak jauh 12,7 mm untuk pertahanan titik.

Untuk peperangan anti-kapal selam, kapal perang tersebut akan memiliki dua tabung torpedo tiga laras Leonardo B515/3 dan sonar Fersah 100-N/MF yang terpasang di lambung kapal dari Aselsan.

Sensor utama lainnya di atas kapal termasuk radar AESA 2D Cenk 400-N, radar multifungsi Mete Han, radar kendali helikopter MAR-D, dan radar kendali tembakan Akrep, semuanya terintegrasi ke dalam sistem manajemen tempur (CMS) Advent dari Havelsan.

Kapal fregat ini ditenagai oleh empat mesin diesel dalam konfigurasi gabungan diesel dan diesel (CODAD), yang memungkinkan kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan maksimum 9.000 mil laut pada kecepatan 15 knot.

(Jane's)

19 Desember 2025

Austal Defence Australia Awarded Landing Craft Medium Design and Build Contract

19 Desember 2025

Austal will build 18 Landing Craft Medium (LCM) for Australian Army (image: Austal)

Austal Limited (ASX: ASB) is pleased to announce that it has been awarded a $1.029 billion Design and Build Contract for Landing Craft Medium (LCM) under the Strategic Shipbuilding Agreement (SSA) signed with the Commonwealth of Australia. 

The LCM Design and Build Tasking Statement Contract appoints Austal subsidiary, Austal Defence Shipbuilding Australia Pty Ltd (Austal Defence Australia), to complete the detailed design and build 18 Landing Craft Medium (LCM) vessels at Austal’s Henderson, Western Australia, shipyard. Construction of the first LCM is scheduled to commence in 2026 with the 18th and final vessel scheduled for delivery in 2032. 

The LCM, being built for the Australian Army, will be manufactured in steel and capable of projecting loads up to 80 tonnes. 

Austal Limited CEO Paddy Gregg said the first design and build contract awarded under the SSA was a significant milestone for Austal Defence Australia, as the Commonwealth’s Strategic Shipbuilder in Western Australia. 

“This Landing Craft Medium design and build contract awarded to Austal Defence Australia is 

the first vessel construction program in the Government’s commitment to delivering continuous 

naval shipbuilding at Henderson, Western Australia, enlivening decades of opportunity for 

individuals and businesses to engage, collaborate and invest in defence programs. With these 18 Landing Craft Medium and any further vessels planned as part of the Strategic Shipbuilding pilot program, we are developing the shipbuilding capability to build larger, more complex vessels, in Henderson into the future and delivering sovereign shipbuilding capability for Australia."

Paddy Gregg, CEO, Austal Limited

Austal Defence Australia Executive General Manager – Strategic Shipbuilding, Gavin Stewart, said local industry was ready to deliver for the Australian Army.

“The Austal Defence Australia team, and our industry and supply chain partners in the Henderson Defence Precinct, across Western Australia and around the nation, are ready to deliver this important new amphibious capability for the Australian Army.”

Gavin Stewart, Executive General Manager – Strategic Shipbuilding, Austal Defence Australia.

(Austal)

TUDM Mungkin Segerakan Perolehan Pesawat MRCA - Panglima TUDM

19 Desember 2025

Pesawat F/A-18CD Kuwait Air Force (photo: Peter Steinemann)

SUBANG: Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) kemungkinan akan menyegerakan program perolehan Pesawat Tempur Pelbagai Peranan (MRCA) berikutan beberapa isu dan ketidaktentuan berhubung perancangan perolehan pesawat F/A-18 C/D Hornet daripada Tentera Udara Kuwait (KAF).

Panglima Tentera Udara Jeneral Datuk Seri Muhamad Norazlan Aris berkata faktor garis masa dan syarat teknikal yang ditetapkan Kuwait bagi perolehan pesawat F/A-18 C/D Hornet itu menjadi pertimbangan utama sama ada TUDM akan meneruskan hasrat tersebut atau beralih kepada perancangan lain bagi memastikan kesiagaan ruang udara negara tidak terjejas.

"Ketetapan Kuwait adalah selepas 12 hingga 18 bulan mereka menerima pesawat Super Hornet barulah mereka boleh mempertimbangkan untuk menjual F/A-18 C/D Hornet kepada negara yang berminat.

"Tetapi sehingga hari ini, mereka (Kuwait) tidak tahu bila pesawat Super Hornet mereka akan tiba. Belum ada lagi ketetapan tarikh perolehan pesawat Super Hornet oleh Kuwait," katanya kepada pemberita selepas hadir ke Hari Anugerah Kecemerlangan TUDM di Pangkalan Udara Subang di sini hari ini.

Muhamad Norazlan menjelaskan selain faktor kelewatan, terdapat kekangan teknikal dan syarat daripada pihak pengeluar F/A-18 C/D Hornet iaitu Amerika Syarikat (AS) yang memerlukan tempoh masa tambahan sebelum pesawat itu boleh dioperasikan oleh TUDM.

"Kita juga menerima surat secara rasmi daripada Kedutaan AS yang mengatakan bahawa meskipun pesawat Kuwait kita terima, kita tidak boleh menerbangkan pesawat tersebut. Kita perlu mengubah peralatan dan perubahan peralatan itu memerlukan tempoh kira-kira 15 bulan lagi," katanya.

Muhamad Norazlan berkata berikutan itu TUDM perlu membuat keputusan yang tepat berdasarkan beberapa faktor berkenaan agar tidak menjadi bebanan di kemudian hari.

Program MRCA merupakan sebahagian daripada Pelan Pembangunan Keupayaan TUDM 2055 (CAP55) jangka panjang yang dirangka kerajaan untuk memodenkan armada udara negara secara berfasa menjelang 2035 hingga 2040.

Di bawah CAP55, TUDM menyasarkan untuk memiliki dua skuadron pesawat MRCA bagi menggantikan pesawat Sukhoi Su-30MKM dan F/A-18D Hornet sedia ada.

Beliau berkata sekiranya perolehan Hornet Kuwait gagal, selain menyegerakan program perolehan MRCA yang sepatutnya bermula pada fasa kedua atau ketiga pelan CAP55, TUDM juga akan menumpukan kepada perolehan pesawat pejuang ringan FA-50.

Mengenai perkembangan FA-50, beliau berkata pihak Korea Aerospace Industries (KAI) telah memberikan komitmen untuk menyerah enam pesawat yang ditempah pada penghujung 2026 dan bakinya bermula tahun 2027.

(Bernama)

Shipnaming dan Launching Kapal Frigate KRI Balaputradewa-322

19 Desember 2025

Fregat KRI Balaputradewa-322 mempunyai panjang 140m, bobot 6.626 ton (photo: PAL)

Kapal Frigate KRI Balaputradewa-322 merupakan kapal pertama dari dua unit Frigate pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang resmi diluncurkan oleh PT PAL Indonesia. Kegiatan ini diawali dengan prosesi Shipnaming oleh Ibu Yayuk Donny Ermawan Taufanto dan dilanjutkan dengan prosesi Launching yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Marsekal TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto.

Kapal Frigate ini memiliki panjang 140m, bobot 6.626 ton. Memiliki fungsi mendukung kapabilitas misi tempur utama meliputi Anti-Air Warfare, Anti-Surface Warfare, Anti-Submarine Warfare, Electronic Warfare, Naval Gun Fire Support, serta Air Defense, menjadikannya garda strategis dalam menjaga keamanan dan kedaulatan laut nasional. Disela-sela kegiatan turut dilakukan demonstrasi uji penembakan senjata laser oleh Wamenhan RI bersama Direktur Utama PT PAL Indonesia sebagai karya inovasi terbaru PT PAL Indonesia. (PAL)

Wamenhan Pimpin Shipnaming dan Launching KRI Bala Putra Dewa 322 di Surabaya

Marsekal TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI), memimpin prosesi shipnaming dan launching KRI Bala Putra Dewa 322 di Dermaga Semenanjung Barat Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Kamis (18/12/2025) malam.

Kapal dari tipe Arrowhead 140 ini mempunyai jumlah VLS sebanyak 64 unit di dek atas (photo:   Keris)

Dalam sambutannya, Donny mengapresiasi capaian PT PAL Indonesia yang berhasil memenuhi seluruh persyaratan teknis sebelum peluncuran kapal, dengan tingkat presisi yang sangat tinggi.

Ia menyebut kapal telah memenuhi standar kekedapan air serta kemampuan terapung dengan posisi tegak lurus.

“Tadi dilaporkan dari 55 mm, itu hanya 5 mm. Kapal ini dari panjangnya 140 m, errornya hanya 140,11 mm. Jadi dari 140 m itu hanya nambah 11 mm. Ini capaian yang luar biasa,” ungkap Donny.

Selain presisi teknis, KRI Bala Putra Dewa 322 juga mencatatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 38 persen. Angka ini disebut sebagai yang tertinggi dibandingkan kapal-kapal sebelumnya yang rata-rata masih berada di kisaran 25 persen.

Pesanan fregat ini sebanyak dua buah, dimana progres kapal kedua baru mencapai 38% (photo: PAL)

“Kita (Kemenhan) pesan dua kapal, ini kapal pertama, yang kedua proses pembuatan (sekarang mencapai sekitar) 38 persen. Kita proses juga. Akan menyusul berikutnya. Spesifikasi sama mirip-mirip,” ujarnya.

Donny menegaskan Indonesia masih membutuhkan banyak kapal frigate untuk memperkuat pengamanan wilayah laut nasional. Ia juga optimistis industri pertahanan dalam negeri mampu menembus peringkat 50 besar dunia.

Sementara itu, Kaharuddin Djenod Direktur Utama PT PAL Indonesia menyampaikan bahwa KRI Bala Putra Dewa 322 menjadi kapal terbesar kedua yang pernah dibangun PT PAL setelah KRI Brawijaya.

“KRI Brawijaya berikuran 143 meter, (KRI Bala Putra Dewa) berukuran 140 meter. Tapi punya konfigurasi persenjataan yang lebih dari KRI Brawijaya,” jelas Kaharuddin.

Nama Balaputradewa diambil dari nama raja kerajaan Sriwijaya (photo: Wakaran)

Ia menegaskan kapal tersebut akan memperkuat TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Pemerintah selalu menekankan ke kami PT PAL agar selalu membangun kemandirian bangsa dalam membangun alutsista,” ungkapnya.

Menurut Kaharuddin, proyek pembangunan KRI Bala Putra Dewa 322 juga menjadi bagian dari upaya berkelanjutan meningkatkan TKDN melalui kolaborasi antara BUMN dan industri swasta nasional.

“Selama ini kita tergantung dengan luar negeri, ini saatnya projek ini diset up TKDN belum mencapai 20 persen, alhamdulillah sekarang terus membangun produk-produk bersama BUMN dan swasta,” tandasnya. (Suara Surabaya)

18 Desember 2025

Dankoharmatau Tinjau Depohar 60, Tegaskan Profesionalisme dan Kesiapan Hadapi Tantangan Alutsista Masa Depan

18 Desember 2025

Beberapa rudal dan bom TNI AU di Depohar 60 (photos: TNI AU)

Madiun – Koharmatau. Komandan Komando Pemeliharaan Materiel TNI Angkatan Udara (Dankoharmatau) Marsda TNI Ir. Suryanto melaksanakan kunjungan kerja ke Depo Pemeliharaan 60 (Depohar 60) beserta jajarannya di Lanud Iswahjudi, Madiun, Selasa (16/12/2025). Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk melihat secara langsung kesiapan satuan dalam melaksanakan tugas pemeliharaan materiel udara yang strategis bagi TNI AU.


Dalam peninjauan tersebut, Dankoharmatau didampingi langsung oleh Komandan Depohar 60 Kolonel Tek Lully Hermawan, S.T., para pejabat koharmatau dan Depohar 60 meninjau berbagai fasilitas dan satuan di bawah Depohar 60, meliputi Sathar 61, Satgud 62, Satgud 64, serta Sathar 64. Peninjauan dilakukan secara menyeluruh guna memastikan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia berjalan optimal sesuai standar yang ditetapkan.


Dankoharmatau menegaskan bahwa keberhasilan pemeliharaan alutsista tidak hanya ditentukan oleh kelengkapan fasilitas, tetapi juga oleh profesionalisme dan dedikasi prajurit. Oleh karena itu, ia terus memberikan motivasi dan semangat kepada seluruh personel agar senantiasa bekerja dengan penuh tanggung jawab, disiplin, serta menjunjung tinggi kualitas dan keselamatan kerja.


Lebih lanjut, Dankoharmatau mengingatkan bahwa tantangan tugas ke depan akan semakin kompleks seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para prajurit diharapkan mulai mempersiapkan diri sejak dini dengan memperbanyak belajar, membaca, dan meningkatkan kompetensi teknis agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat di bidang pemeliharaan alutsista udara.


“Tidak ada kata terlambat untuk mengisi dan meningkatkan kemampuan diri,” tegasnya. Menurut Dankoharmatau, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kunci utama agar setiap prajurit mampu menjawab tuntutan tugas yang semakin dinamis dan berorientasi pada teknologi modern.


Di akhir kunjungannya, Dankoharmatau menekankan bahwa perhatian pemerintah terhadap modernisasi alat utama sistem persenjataan (alpalhankam) matra udara akan terus berlanjut. Hal ini menuntut kesiapan Depohar 60 beserta jajarannya untuk mendukung peremajaan alutsista secara optimal demi menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah udara nasional Indonesia yang sangat luas.