07 Desember 2025

Korps Marinir Terima Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri

07 Desember 2025

Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri dari Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL uji kelayakan alat optik artileri (photos: Korps Marinir)

Dispen Kormar TNI AL (Surabaya). Asisten Logistik (Aslog) Komandan Pasmar 2, Kolonel Marinir Bayu Aji Alambhana Wannaw W., menerima kedatangan Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri dari Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL di lapangan apel Kesatrian Marinir Sutedi Senaputra, Karangpilang, Surabaya. Jumat (31/10).


Tim penguji Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL yang dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Frandinanto Suwarno, S.T., melaksanakan evaluasi dan uji kelayakan terhadap alat optik artileri yang akan digunakan oleh satuan jajaran Korps Marinir.


Pengujian ini meliputi pemeriksaan teknis, uji fungsi, serta penyesuaian alat dengan kebutuhan operasional prajurit di lapangan. Pengujian ini dilaksanakan untuk meyakinkan setiap alat optik artileri benar-benar siap pakai dan mampu memberikan dukungan maksimal dalam setiap pelaksanaan tugas.


Kegiatan ini dilaksanakan secara terukur dan profesional dengan tetap memperhatikan standar Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3). 


Diharapkan hasil uji coba ini dapat menjadi dasar rekomendasi dalam proses pengadaan dan distribusi peralatan artileri yang lebih efektif dan efisien di lingkungan Korps Marinir.

Prabowo akan Beli 200 Helikopter, Perkuat Armada Udara untuk Penanganan Bencana dan Pertahanan

07 Desember 2025

Pesawat angkut A400m dan C-130J TNI AU dilibatkan dalam penanganan bencana (photo: TNI AU)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan mampu menghadapi berbagai cobaan, termasuk bencana alam yang saat ini terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Pendapat tersebut disampaikan RI 1 dalam pidatonya saat acara Doa Bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (5/12/2025) malam WIB.

"Kita berkumpul di saat sebagian saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sedang mengalami musibah. Saudara-saudara sekalian, musibah ini sesuatu yang memang kita rasakan penderitaan, kesulitan, tantangan daripada saudara-saudara kita di situ," ujar Prabowo.

Helikopter Bell 412 TNI AD (photo: TNI AD)

"Namun di lain pihak, kita juga menyadari bahwa bangsa kita, negara kita ternyata adalah negara yang besar dan yang kuat. Kita mengalami cobaan-cobaan, kita mengalami badai, kita mengalami bencana, tapi bangsa kita kuat, utuh, dan bangsa kita mampu mengatasi semua cobaan yang kita hadapi," ucap Prabowo melanjutkan.

Dia menegaskan, pemerintah bereaksi cepat dalam penanganan bencana di berbagai daerah. Prabowo menegaskan bahwa kehadiran negara dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sejak awal terjadinya musibah.

Helikopter Airbus AS 565 MBe Panther TNI AL (photo: Antara)

"Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah. Kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah Tanah Air kita," ucap Prabowo.

Hal itu karena kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam kondisi baik. Tidak heran, TNI tiga matra sampai bisa mengerahkan 50 helikopter untuk membantu mengirimkan logistik ke daerah tersulit terdampak bencana.

Helikopter Airbus H225M TNI AU (photo: TNI AU)

"Alat-alat negara segera hadir. Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," kata Prabowo.

Dia melanjutkan, pemerintah telah memutuskan untuk memperkuat armada udara untuk penanganan bencana dan kebutuhan pertahanan negara. Mulai Januari 2025, sambung dia, pemerintah akan mendatangkan 200 helikopter tambahan guna memperkuat kesiapsiagaan nasional.

Helikopter AW-139 Polri (photo: Harian Aceh)

"Minggu ini helikopter baru datang, lima buah helikopter minggu ini. Dan terus berdatangan, dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kita akan datangkan 200 helikopter di Republik Indonesia ini. Beberapa bulan yang lalu kita datangkan lima Hercules terbaru C-130J, beberapa minggu lalu kita datangkan Airbus A400," ucap Prabowo.

Dia menegaskan, investasi pada alutsista bukan semata kebutuhan pertahanan, melainkan elemen penting dalam penanganan bencana nasional. Menurut Prabowo, negara harus siap menghadapi skenario terburuk, termasuk ketika bencana besar atau konflik terjadi.

Helikopter AW-139 Basarnas (photo: Viva)

"Bangsa kita berada dalam sesuatu yang disebut lingkaran api, the ring of fire, bencana alam adalah bagian yang kita harus hadapi. Tantangan untuk itu kita harus siap menghadapi yang paling jelek pun keadaan, harus kita siap. Kita tidak bisa kalau ada bencana, kalau ada musibah, kalau ada perang sekalipun, kita tidak bisa datang ke suatu toko beli helikopter, tidak ada," kata Prabowo.

TNI AL Resmikan Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Komando Operasi Kapal Selam

07 Desember 2025

Peresmian Sispuskodal Koopskasel di Markas Komando Koopskasel Koarmada RI, di  Surabaya (photo: TNI AL)

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali meresmikan pengoperasian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) Koarmada RI pada acara yang digelar di Markas Komando Koopskasel Koarmada RI, Surabaya, Kamis (4/12/2025).

Acara diawali dengan laporan pelaksanaan dan penandatanganan prasasti serta dilanjutkan dengan peninjauan Command Centre, ruang server dan ruang radio. Kasal juga meninjau smart class Sekolah Kapal Selam (Sekasel) yang mendukung terciptanya prajurit kapal selam yang tangguh dan professional.

Peresmian Sispuskodal ini menjadi langkah strategis TNI Angkatan Laut dalam memperkuat kemampuan kendali operasi keamanan maritim secara terpadu. Dengan sistem terbaru tersebut, Koopskasel akan mampu melakukan pemantauan situasi perairan nasional secara real time dan responsif terhadap berbagai potensi ancaman maupun gangguan di wilayah yurisdiksi Indonesia.

Turut hadir pada kesempatan tersebut diantaranya Wakasal Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Irjenal Laksamana Madya TNI Achmad Wibisono, Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata, Pejabat Utama Mabesal serta Panglima Komando Utama TNI AL

Submarine Awareness and Command Intelligence System (SACIS)
Sistem Kendali Operasi (Siskodal) Koopskasel sendiri merupakan pusat integrasi informasi operasi kapal selam yang berfungsi meningkatkan situational awareness, keamanan, serta efektivitas pengendalian operasi bawah laut. Siskodal dirancang sebagai tulang punggung pengendalian taktis melalui Submarine Awareness and Command Intelligence System (SACIS).

Airbus Helicopters Hosts Delegation from Indonesia for a Factory Visit of H145 Helicopters

07 Desember 2025

Visiting of H145 assembling for Indonesian Air Force in Airbus Helicopters (photo: Airbus Helicopters)

Airbus Helicopters had the honour of hosting a delegation from the Ministry of Defence of Indonesia, the Indonesian Air Force, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), and the Embassy of Indonesia in Germany, as part of the Validation Visit for the upcoming acquisition of four H145 helicopters for the Indonesian Air Force.

The first of 15 multi-role H145Ms for the Belgian Defence recently completed its first test flight (photo: Airbus Helicopters)

This visit is an important milestone in the acquisition process, allowing the delegation to assess the industrial capabilities, production standards, and quality assurance processes of our Donauwörth facility. 

06 Desember 2025

Generasi Baru di Langit RI: NC212i NavTrain Siap Bentuk Navigator Masa Depan

06 Desember 2025

NC212i konfigurasi Navigation Training (NavTrain) (photo: BandungOke)

Bandung, BandungOke – Bandung kembali menjadi panggung kecil bagi industri dirgantara nasional.Wisata Bandung Raya

Tanpa gegap-gempita, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melepas satu lagi karya teknologinya yakni NC212i konfigurasi Navigation Training (NavTrain).

Pesawat yang tidak sekadar terbang, tetapi membawa harapan panjang bagi regenerasi navigator TNI Angkatan Udara.

Unit ketujuh ini terbang dari Hanggar Delivery Center PTDI Bandung menuju Lanud Abdulrachman Saleh Malang, melanjutkan pemenuhan kontrak sembilan unit NC212i bersama Kementerian Pertahanan.

Di balik baling-baling MTV-27 buatan Jerman yang berputar kencang itu, ada kerja panjang bertahun-tahun memastikan kemampuan latihan udara Indonesia tidak tertinggal zaman.

Kokpit yang Berubah Menjadi Ruang Kelas Terbang
Tidak seperti konfigurasi angkut atau misi, NC212i NavTrain adalah ruang belajar di ketinggian. Di dalamnya terpasang meja navigasi, panel instrumen, kursi instruktur dan trainee, juga perangkat komunikasi lengkap untuk simulasi misi.

NC212i konfigurasi Navigation Training (NavTrain) (photo: A Rafi NA)

Para calon navigator kini bisa belajar langsung di udara, bukan hanya dari simulator darat yang dingin dan statis.

Kehadiran NavTrain ini bukan sekadar pembaruan armada, melainkan penyegaran sistem pendidikan yang menopang kesiapan tempur TNI AU.

“Setelah enam unit sebelumnya diserahkan, hari ini kami menerbangkan pesawat ketujuh… NC212i adalah pesawat multiguna yang dapat diandalkan untuk berbagai misi, termasuk Navigation Training,” ujar Dena Hendriana, Direktur Produksi PTDI dikutip Kamis (4/12/2025).

Di Balik Flight Deck: Ritme Tenang dan Keamanan Ketat
Pesawat bernomor ekor AX-2134 diterbangkan oleh Mayor Pnb Kurniawan S. dan Kapten Pnb Wahyu Nur Syarifudin—dua nama yang memang akrab dengan misi ferry flight. Sehari sebelumnya, pesawat telah lolos IDAA Acceptance, gerbang pemeriksaan ketat di dunia pertahanan.

Unit ini melengkapi tujuh dari sembilan NC212i yang dikontrak Kemhan RI. Unit kedelapan dijadwalkan mengudara pada kuartal pertama 2026—menandai target ambisius PTDI membuktikan bahwa industri dirgantara lokal bukan sekadar bertahan, tetapi tumbuh.

NC212i konfigurasi Navigation Training (NavTrain) (photo: A Rafi NA)

Menggantikan Armada 1985: Generasi Baru yang Dibutuhkan
TNI AU menyambut pengiriman ini dengan antusias. “Pesawat Navigation Training ini akan menggantikan armada NavTrain kami yang lama, yang telah digunakan sejak 1985.” ujar Wadan Grup 1 Kolonel Pnb Wisnu Aji Prabowo.

Setelah hampir empat dekade mengandalkan armada lama, kedatangan NC212i NavTrain seperti mengganti pensil tumpul dengan pena digital. TNI AU butuh itu—apalagi medan operasi kini makin kompleks, dari misi tempur, patroli, hingga kemanusiaan seperti yang baru-baru ini dilakukan di Medan.

Dengan performa baling-baling MTV-27 yang lebih halus, tingkat kebisingan rendah, dan kompatibilitas optimal dengan mesin Honeywell TPE331, pelatihan bisa berjalan lebih nyaman dan presisi.

Lebih dari Sekadar Pengiriman: Ini Tentang Masa Depan
NC212i mungkin pesawat kecil, tetapi dampaknya besar. Setiap ferry flight bukan hanya serah terima pesawat, melainkan penguatan ekosistem pertahanan Indonesia—dari teknologi, sumber daya manusia, hingga kemandirian industri.

Bandung ke Malang hanya satu rute. Tetapi bagi PTDI dan TNI AU, itu adalah perjalanan panjang menuju kedaulatan angkasa.

Wakasau Tinjau Program Management Review Pengadaan Helikopter AW-189

06 Desember 2025

PMR ini adalah tidak lanjut kegiatan pada pameran Indo Defence 2024 yang diadakan di Jakarta pada Juni 2025 lalu, dimana PTDI menanda-tangani kontrak penjualan enam heli AW189 dengan Kementerian Pertahanan RI, yang akan digunakan oleh TNI AU (photos: TNI AU)

Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M. meninjau Program Management Review (PMR) pengadaan helikopter angkut berat AW-189 di fasilitas Leonardo Helicopters, Italia, pada 1–3 Desember 2025.


Wakasau hadir sebagai observer bersama tim PMR yang terdiri dari personel TNI AU yaitu Dangrup Heli Koopsau, Sesdisaeroau, Paban III/Aero Slogau, serta personel Kementerian Pertahanan yaitu Kolonel Kal M. Agus Fauzan dan Kolonel Lek Dwi Anggoro. Selain itu hadir pula Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bpk. Moh. Arif Faisal selaku perwakilan dari pihak penyedia.


Dari pihak Leonardo Helicopters, PMR diikuti oleh Mr. Giulio Volpato beserta para manajer program, kontrak, desain interior, dan pelatihan.

Rangkaian kegiatan PMR mencakup peninjauan helikopter AW-189 di Lenate Airport, inspeksi lini produksi di Pabrik Leonardo Varese, serta paparan mengenai kontrak, desain, dan aspek teknis yang menjadi bagian dari paket pengadaan.


Selain itu, turut dilaksanakan diskusi untuk merumuskan action key sebagai tindak lanjut hasil peninjauan, sehingga langkah berikutnya dapat disusun secara tepat dan selaras dengan arah kebijakan TNI AU.

Helikopter Leonardo AW189 pada dasarnya adalah varian sipil dari helikopter militer AW149 (photo: Fumagalli Andrea)

Secara keseluruhan, PMR memberikan gambaran komprehensif mengenai aspek teknis, produksi, dan dukungan pelatihan yang termasuk dalam paket pengadaan. Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat kesiapan TNI AU dalam memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) ke depan.

Australia Starts Missile Production

06 Desember 2025

Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) missile (photo: Lockheed Martin)

Australia will start manufacturing Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) missiles this month after the opening of a new factory in Port Wakefield, South Australia.

As part of the Albanese Government’s commitment to establish a sovereign guided weapons industry and a future made in Australia, Lockheed Martin Australia and Defence will commence production of Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) missiles at the facility by the end of 2025.

The project will create around 20 new manufacturing jobs on-site and support hundreds more across the supply chain, driven by the Albanese Government’s investment.

The GMLRS missile is a precision strike weapon launched from the High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) recently acquired under the Australian Army’s long-range fires project.

The announcement today also marks a significant milestone in Australia’s Guided Weapons and Explosive Ordnance (GWEO) Enterprise plan, meeting the production schedule outlined by the government last year. The factory – designed and built by Intract Australia, an Indigenous-owned and -operated company – was completed in just under seven months.

The Port Wakefield factory will be only the second facility in the world to produce GMLRS outside Lockheed Martin’s facility in Camden, Arkansas. This achievement deepens Australia–United States defence ties and opens significant export opportunities.

The first cohort of Australian workers has successfully completed training at the Camden facility, accelerating knowledge transfer and strengthening Australia’s sovereign defence capability.

This project forms part of the Albanese Government’s investment of up to $21 billion over the decade to acquire more long-range strike systems and manufacture longer-range munitions in Australia.

A GMLRS launched by an M142 HIMARS in service with Ukraine (photo: TWZ)

Quotes attributable to Acting Prime Minister, Richard Marles:
“Starting missile production in Australia this year is a major step in building the industrial strength our nation needs. It’s about creating advanced manufacturing capability that will serve Australia for decades to come.

"This factory is part of a bigger picture – growing a high-tech industry that supports skilled jobs, drives innovation and strengthens Australia’s economy. It’s a clear example of what a future made in Australia looks like.

"Producing these missiles in Australia demonstrates both the strength of our alliance with the United States and the capability of Australian industry.”

Quotes attributable to Minister for Defence Industry, Pat Conroy:
“The opening of this factory delivers on the Albanese Government’s commitment to establish a sovereign missile manufacturing industry. It’s about jobs for locals and a future made in Australia.

“This is a significant milestone and a proud moment for Australia. This will make us more self-reliant and strengthen our national security.

“It reaffirms our defence partnership with the United States, including our growing collaboration on guided weapons and explosive ordnance, and will equip our ADF with long-range strike capability that will help keep Australians safe.”

Quotes attributable to Mr Patrick Mason, Deputy Assistant Secretary of the U.S. Army for Defense Exports & Cooperation (DASA DE&C):
"The opening of this GMLRS manufacturing facility in Port Wakefield represents a transformative milestone in U.S.-Australia defence cooperation. 

This partnership not only strengthens our shared commitment to regional security but also demonstrates the power of allied innovation in building resilient defence supply chains. 

Our nations’ goal to collaborate on guided weapons manufacturing exemplifies the deep trust and interoperability that defines our alliance, while potentially creating new opportunities for both countries to support partners across the Indo-Pacific region."