08 Desember 2025

TUDM-TNI AU Perkukuh Kedaulatan Udara Serantau Melalui Operasi PATKOR MALINDO Siri 2/25

08 Desember 20251

PATKOR MALINDO Siri 2/25 antara TUDM dan TNI AU (photos: TUDM)

Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) bersama Tentera Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) telah berjaya melaksanakan Operasi Patroli Udara Bersama Terkoordinasi Malaysia-Indonesia (PATKOR MALINDO) Siri 2/25 di ruang udara Selat Melaka, sebagai usaha berterusan memperkukuh keselamatan serta kestabilan serantau.


Operasi siri kedua bagi tahun 2025 ini dilaksanakan bagi meningkatkan tahap pemantauan bersama dan kesiagaan operasi kedua-dua angkatan udara di kawasan strategik Selat Melaka. Pelaksanaannya turut menjadi platform penting dalam memperkukuh kerjasama dua hala secara lebih bersepadu dan strategik, sekali gus terus mengeratkan hubungan diplomasi pertahanan yang telah lama terjalin antara Malaysia dan Indonesia. Rondaan udara bersama ini juga berperanan sebagai show of presence yang menzahirkan komitmen teguh kedua-dua negara terhadap pemeliharaan keamanan, kedaulatan dan integriti ruang udara di perairan Selat Melaka.


Dalam operasi ini, TUDM telah mengaturgerakkan dua buah pesawat F/A-18D dari No. 18 Skuadron dengan panggilan “Angkasa 105 A/B”, yang diterbangkan oleh Mej Khairul Asyraf bin Aziz TUDM bersama Kapt Muhammad Akmarul Syahmie bin Mohd Emron TUDM bagi Angkasa 105A, serta Mej Nazrin bin Mohd Nadzri TUDM bersama Kapt Muhammad Hazwan bin Roslan TUDM bagi Angkasa 105B. Bagi pihak TNI AU pula, tiga buah pesawat F-16 dari Skuadron Udara 16 berpangkalan di LANUD Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, telah terlibat menggunakan panggilan “Rydder”, diterbangkan oleh Lettu Pnb Aurizqi Indra Diputra bagi Rydder 1, Kapten Pnb Andhika Wahyu Darmawan bagi Rydder 2, serta Kapten Pnb Ghazi Umar Marzuq bersama Kapten Pnb Ardyanta Dwi Syahputra bagi Rydder 3.


Penyelarasan operasi turut melibatkan CRC Kuantan (panggilan “Kilau”) selaku Pusat Kawalan Operasi TUDM, bersama Joint Airspace Management Coordination Centre (JAMCC) Sepang dan Civil Aviation Authority of Malaysia (CAAM) sebagai penyelaras ruang udara negara. Di pihak TNI AU, Komando Sektor 1 (KOSEK 1) Medan (panggilan “Petir”) memainkan peranan sebagai Pusat Kawalan Operasi, memastikan keseluruhan pelaksanaan rondaan udara dilaksanakan secara teratur, selamat dan efektif.

Operasi PATKOR MALINDO Siri 2/25 ini merupakan kesinambungan daripada Mesyuarat Koordinasi PATKOR MALINDO Siri 2/25 yang berlangsung dari 18 hingga 20 Dis 2025 di Bandung. Kejayaannya membuktikan kesepaduan kerjasama ketenteraan antara dua negara serumpun dalam memastikan keselamatan ruang udara, selain memperkukuh manfaat bersama demi kepentingan Malaysia dan Indonesia.

Last Armidale Class Patrol Boats Farewelled After 20 Years of Service

08 Desember 2025

Armidale class patrol boats (photos: Aus DoD)

The Royal Australian Navy will today commemorate the service of HMA Ships Albany, Bathurst and Childers – the final three Armidale class patrol boats – during a triple decommissioning ceremony at their home port of HMAS Coonawarra in Darwin. 

Over the past 20 years, the patrol boats have worked alongside other Government agencies to support Operation Sovereign Borders and Operation Resolute – protecting Australia against unauthorised entry; breaches of customs; fisheries protection, and upholding immigration and drugs legislation.


The Armidale class has supported allies and partners across the Indo-Pacific region, working with partner navies to enhance interoperability. The three decommissioning ships have participated in more than 70 maritime exercises with more than 30 partner navies during their tenure.

The Armidale class patrol boats were also showcased in the Australian drama Sea Patrol, which featured the fictional HMAS Hammersley from 2008-2011.
 

This decommissioning completes Navy’s transition to the Evolved Cape class patrol boats that will continue to patrol and secure Australia’s maritime borders. 

HMA Ships Albany and Bathurst commissioned in 2006. HMAS Childers commissioned in 2007.

Over the course of their careers, each Armidale has sailed an average of 4800 days, travelled more than 800,000 nautical miles, conducted over 500 boardings, and visited approximately 40 international ports.


Quotes attributable to the Chief of Navy, Vice Admiral Mark Hammond, AO, RAN:
“The Armidale class patrol boats have played an integral part in protecting Australia’s borders and serving the Navy proudly in high tempo operations for over 20 years.

“We say thank you to the crews past and present who have brought these ships to life, and to the many families who have supported their service.

“While the watch is complete for these ships, Australia’s patrol boat force remains strong, vigilant, and capable.”

Dassault Falcon Pesawat Baru TNI Penakluk Langit

08 Desember 2025

Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0801 (photo: Yiran) Xbad Jin

Falcon Penakluk Langit, Alutsista Baru TNI Siap Perkuat Kendali Operasi Nasional

JAKARTA – Kementerian Pertahanan resmi menyerahkan pesawat komando berteknologi tinggi kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pesawat ini diklaim mampu menjangkau wilayah terpencil dalam waktu singkat serta dilengkapi sistem komunikasi canggih dari udara ke darat.

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), termasuk penanganan bencana alam dan pengendalian operasi taktis di Papua.

“Jadi memang dalam rangka kita mengoptimalkan operasi militer selain perang yang dilaksanakan oleh negara harus mengucapkan fasilitas-fasilitas kendali, fasilitas komando untuk bisa mempercepat pengendalian dari operasi yang dilaksanakan” ujar Sjafrie usai penyerahan pesawat Sabtu (29/11/2025).

Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0802 (photo: Xbad Jin)

Menhan menjelaskan, pesawat tersebut memiliki ketinggian terbang dan kecepatan tinggi sehingga mampu mencapai lokasi-lokasi terjauh dalam waktu singkat. Fasilitas komunikasi terintegrasi memungkinkan komando langsung dari udara ke satuan di darat bahkan hingga titik-titik terpencil (hot spot).

“Karena inilah dilengkapi dengan alat-alat komunikasi sehingga kita dengan mudah melakukan komunikasi dari udara ke darat dan juga paling jauh di spot-spot. Jadi ini hanya untuk kepentingan operasi kemanusiaan tapi juga bisa digunakan untuk pengendalian operasi taktis yang dilaksanakan oleh TNI” tambahnya.

Sjafrie menyoroti pengalaman penanganan bencana di Papua di mana sistem komunikasi dan logistik sering terputus total. Kehadiran pesawat komando ini diharapkan menjadi solusi cepat untuk mengendalikan distribusi bantuan serta koordinasi pasukan.

Pesawat angkut Dassault Falcon 7X no registrasi A-0707 disebut netizen sebagai pesawat interim sebelum A-0802 sebagai pesawat definitif datang (photo: AFN)

“Seperti di Papua intinya bahwa mitigasi bencana alam ini kita sudah mengalami terputusnya sistem komunikasi dan juga sistem logistik. Oleh karena itu tempat-tempat yang terjadi bencana ini dengan kemampuan pesawat kembali ke sini mengendalikan aset-aset logistik dan menuntaskannya dari belakang nantinya” papar Sjafrie.

Pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari program modernisasi alutsista TNI yang terus digenjot pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pesawat komando tersebut akan ditempatkan di bawah kendali Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) dan siap dioperasikan dalam waktu dekat.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi mengenai tipe dan jumlah pasti pesawat yang diserahkan. Namun sumber internal Kemhan menyebut pesawat tersebut memiliki kemampuan terbang jarak jauh dan dilengkapi teknologi command control communications computers intelligence surveillance and reconnaissance (C4ISR) terkini.

07 Desember 2025

Korps Marinir Terima Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri

07 Desember 2025

Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri dari Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL uji kelayakan alat optik artileri (photos: Korps Marinir)

Dispen Kormar TNI AL (Surabaya). Asisten Logistik (Aslog) Komandan Pasmar 2, Kolonel Marinir Bayu Aji Alambhana Wannaw W., menerima kedatangan Tim Uji Alat Optik Sistem Artileri dari Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL di lapangan apel Kesatrian Marinir Sutedi Senaputra, Karangpilang, Surabaya. Jumat (31/10).


Tim penguji Laboratorium Induk Senjata (Labinsen) TNI AL yang dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Frandinanto Suwarno, S.T., melaksanakan evaluasi dan uji kelayakan terhadap alat optik artileri yang akan digunakan oleh satuan jajaran Korps Marinir.


Pengujian ini meliputi pemeriksaan teknis, uji fungsi, serta penyesuaian alat dengan kebutuhan operasional prajurit di lapangan. Pengujian ini dilaksanakan untuk meyakinkan setiap alat optik artileri benar-benar siap pakai dan mampu memberikan dukungan maksimal dalam setiap pelaksanaan tugas.


Kegiatan ini dilaksanakan secara terukur dan profesional dengan tetap memperhatikan standar Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3). 


Diharapkan hasil uji coba ini dapat menjadi dasar rekomendasi dalam proses pengadaan dan distribusi peralatan artileri yang lebih efektif dan efisien di lingkungan Korps Marinir.

Prabowo akan Beli 200 Helikopter, Perkuat Armada Udara untuk Penanganan Bencana dan Pertahanan

07 Desember 2025

Pesawat angkut A400m dan C-130J TNI AU dilibatkan dalam penanganan bencana (photo: TNI AU)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan mampu menghadapi berbagai cobaan, termasuk bencana alam yang saat ini terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Pendapat tersebut disampaikan RI 1 dalam pidatonya saat acara Doa Bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (5/12/2025) malam WIB.

"Kita berkumpul di saat sebagian saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sedang mengalami musibah. Saudara-saudara sekalian, musibah ini sesuatu yang memang kita rasakan penderitaan, kesulitan, tantangan daripada saudara-saudara kita di situ," ujar Prabowo.

Helikopter Bell 412 TNI AD (photo: TNI AD)

"Namun di lain pihak, kita juga menyadari bahwa bangsa kita, negara kita ternyata adalah negara yang besar dan yang kuat. Kita mengalami cobaan-cobaan, kita mengalami badai, kita mengalami bencana, tapi bangsa kita kuat, utuh, dan bangsa kita mampu mengatasi semua cobaan yang kita hadapi," ucap Prabowo melanjutkan.

Dia menegaskan, pemerintah bereaksi cepat dalam penanganan bencana di berbagai daerah. Prabowo menegaskan bahwa kehadiran negara dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sejak awal terjadinya musibah.

Helikopter Airbus AS 565 MBe Panther TNI AL (photo: Antara)

"Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah. Kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah Tanah Air kita," ucap Prabowo.

Hal itu karena kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam kondisi baik. Tidak heran, TNI tiga matra sampai bisa mengerahkan 50 helikopter untuk membantu mengirimkan logistik ke daerah tersulit terdampak bencana.

Helikopter Airbus H225M TNI AU (photo: TNI AU)

"Alat-alat negara segera hadir. Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," kata Prabowo.

Dia melanjutkan, pemerintah telah memutuskan untuk memperkuat armada udara untuk penanganan bencana dan kebutuhan pertahanan negara. Mulai Januari 2025, sambung dia, pemerintah akan mendatangkan 200 helikopter tambahan guna memperkuat kesiapsiagaan nasional.

Helikopter AW-139 Polri (photo: Harian Aceh)

"Minggu ini helikopter baru datang, lima buah helikopter minggu ini. Dan terus berdatangan, dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kita akan datangkan 200 helikopter di Republik Indonesia ini. Beberapa bulan yang lalu kita datangkan lima Hercules terbaru C-130J, beberapa minggu lalu kita datangkan Airbus A400," ucap Prabowo.

Dia menegaskan, investasi pada alutsista bukan semata kebutuhan pertahanan, melainkan elemen penting dalam penanganan bencana nasional. Menurut Prabowo, negara harus siap menghadapi skenario terburuk, termasuk ketika bencana besar atau konflik terjadi.

Helikopter AW-139 Basarnas (photo: Viva)

"Bangsa kita berada dalam sesuatu yang disebut lingkaran api, the ring of fire, bencana alam adalah bagian yang kita harus hadapi. Tantangan untuk itu kita harus siap menghadapi yang paling jelek pun keadaan, harus kita siap. Kita tidak bisa kalau ada bencana, kalau ada musibah, kalau ada perang sekalipun, kita tidak bisa datang ke suatu toko beli helikopter, tidak ada," kata Prabowo.

TNI AL Resmikan Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Komando Operasi Kapal Selam

07 Desember 2025

Peresmian Sispuskodal Koopskasel di Markas Komando Koopskasel Koarmada RI, di  Surabaya (photo: TNI AL)

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali meresmikan pengoperasian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) Koarmada RI pada acara yang digelar di Markas Komando Koopskasel Koarmada RI, Surabaya, Kamis (4/12/2025).

Acara diawali dengan laporan pelaksanaan dan penandatanganan prasasti serta dilanjutkan dengan peninjauan Command Centre, ruang server dan ruang radio. Kasal juga meninjau smart class Sekolah Kapal Selam (Sekasel) yang mendukung terciptanya prajurit kapal selam yang tangguh dan professional.

Peresmian Sispuskodal ini menjadi langkah strategis TNI Angkatan Laut dalam memperkuat kemampuan kendali operasi keamanan maritim secara terpadu. Dengan sistem terbaru tersebut, Koopskasel akan mampu melakukan pemantauan situasi perairan nasional secara real time dan responsif terhadap berbagai potensi ancaman maupun gangguan di wilayah yurisdiksi Indonesia.

Turut hadir pada kesempatan tersebut diantaranya Wakasal Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Irjenal Laksamana Madya TNI Achmad Wibisono, Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata, Pejabat Utama Mabesal serta Panglima Komando Utama TNI AL

Submarine Awareness and Command Intelligence System (SACIS)
Sistem Kendali Operasi (Siskodal) Koopskasel sendiri merupakan pusat integrasi informasi operasi kapal selam yang berfungsi meningkatkan situational awareness, keamanan, serta efektivitas pengendalian operasi bawah laut. Siskodal dirancang sebagai tulang punggung pengendalian taktis melalui Submarine Awareness and Command Intelligence System (SACIS).

Airbus Helicopters Hosts Delegation from Indonesia for a Factory Visit of H145 Helicopters

07 Desember 2025

Visiting of H145 assembling for Indonesian Air Force in Airbus Helicopters (photo: Airbus Helicopters)

Airbus Helicopters had the honour of hosting a delegation from the Ministry of Defence of Indonesia, the Indonesian Air Force, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), and the Embassy of Indonesia in Germany, as part of the Validation Visit for the upcoming acquisition of four H145 helicopters for the Indonesian Air Force.

The first of 15 multi-role H145Ms for the Belgian Defence recently completed its first test flight (photo: Airbus Helicopters)

This visit is an important milestone in the acquisition process, allowing the delegation to assess the industrial capabilities, production standards, and quality assurance processes of our Donauwörth facility.