08 Mei 2012
Di Belanda berlaku aturan bahwa transaksi alusista senilai
di atas 2 juta euro harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
parlemen, dengan demikian kabinet harus mendapatkan persetujuan parlemen
terlebih dahulu untuk transaksi penjualan Leopard dengan Indonesia senilai 213
juta dollar ini (photo : cssbl)
Transaksi Jual Beli Leopard Nyaris Tuntas
Dua media Belanda, Mediawatch dan harian De Volkskrant
menyorot keputusan kabinet demisioner untuk menjual tank bekas jenis Leopard ke
Indonesia .
Demikian menurut beberapa sumber dari kalangan pemerintah Belanda pada harian
De Volkskrant, yang juga menjadi rujukan Mediawatch.
Menurut Mediawatch, kabinet Belanda pada awalnya tidak
mendukung transaksi ini. Tapi atas desakan Menteri Pertahanan Hans Hillen,
akhirnya setuju juga. Menteri ini harus melakukan operasi penghematan anggaran
dan sangat membutuhkan dana hasil penjualan senilai 200 juta euro.
Menurut De Volkskrant, operasi penghematan di departemen
pertahanan memangkas anggaran sekitar satu miliar euro.
Selanjutnya De Volkskrant menambahkan bahwa Menteri Luar
Negeri Uri Rosenthal mendukung transaksi ini. Argumennya, tidak ingin
menyinggung perasaan kalangan pemerintahan di Jakarta . Dengan demikian, transaksi jual beli
ini, dari sudut pandang kalangan pemerintahan, bisa dikatakan nyaris tuntas.
Namun, lain di kabinet, lain pula di parlemen. Kabinet
Belanda harus melaporkan rencana jual beli ini pada parlemen.
Beberapa waktu lalu, melalui dukungan pada mosi Arjan al
Fassed, dari partai Groenlinks (Kiri Hijau), mayoritas suara di parlemen Belanda
juga menentang penjualan ini. Mereka menilai, transaksi ini bertentangan dengan
kebijakan hak azasi manusia Belanda.
"Militer Indonesia melanggar hak azasi
manusia. Dengan penjualan senjata ini, kabinet demisioner membantu pelanggaran
tersebut," demikian Arjan al Fassed pada saat pengajuan mosi.
Alhasil, masih ada kemungkinan, parlemen Belanda akan
melarang transaksi jual beli ini. Di Indonesia sendiri, demikian lanjut De
Volkskrant, berbagai kalangan di DPR telah menyatakan tidak menyetujui
pembelian senjata berat ini. Mereka menilai tank Leopard tidak cocok dengan
kondisi geografi Indonesia .
Singkat kata, meskipun kabinet Belanda telah memutuskan
bersedia menjual senjata berat ini pada Indonesia , masih belum pasti,
apakah transaksi ini memang akan terjadi. Yang jelas, jika rencana ini batal,
Jerman dan Rusia sudah siap untuk memasok tank buatan mereka pada Indonesia .
Demikian Mediawatch dan De Volkskrant.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar