Persenjatan Super Tucano berupa roket dan bom akan diproduksi di Indonesia (photo : Militaryphotos)
JAKARTA –
Pesawat tempur ringan Super Tucano yang segera memperkuat jajaran alat utama
sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Udara akan mengandalkan persenjataan
dari dalam negeri.
Hanya misil
andalan pesawat ini yakni MAA-1 Piranha didatangkan dari luar karena industri
pertahanan dalam negeri belum mampu membuatnya. Pesawat ini dijadwalkan tiba di
Tanah Air pada 28 Agustus nanti setelah diterbangkan dari pabrik pembuatnya
Embraer, Brasil. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat
seusai peringatan Hari Bhakti TNI AU, pada 28 Agustus nanti ada empat unit
Super Tucano yang tiba di Tanah Air.
Rudal Piranha masih akan diimpor dari Brazil (photo : Militaryphotos)
Tiga bulan
selanjutnya disusul empat unit lagi sehingga tahun ini ada delapan Super Tucano
untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang . Pengadaan
pesawat asal Brasil ini terpisah dengan sistem persenjataannya.“Kalau untuk
senjata seperti bom, kita sudah bisa buat sendiri. Kita pakai itu. Tapi kalau
seperti misil Piranha, kita belum bisa buat, jadi harus beli,” ungkapnya belum
lama ini.
Sementara
itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus
menambahkan, empat unit pesawat tempur ringan Super Tucano sudah siap untuk
diterbangkan dari Brasil ke Indonesia. Keempat pesawat itu adalah Super Tucano
TT-3101, 3102, 3103, dan 3104 dengan desain moncong berwarna merah karya
almarhum Marsda TNI (Purn) F Djoko Poerwoko.
Tim dari
Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara telah melakukan pemeriksaan
pesawat dengan nomor seri produksi 179 dan 180 tersebut di fasilitas produksi
Embraer di Gaveao Peixoto Sao Paulo Brazil. Pemeriksaan meliputi dokumen,
pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan, dan uji terbang.
Adapun uji terbang dilaksanakan oleh test pilot Embraer, William disertai oleh
Komandan Skuadron Udara 21 Mayor Pnb James Yanes Singal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar