26 Mei 2014
Indonesia Menuju Kemandirian Industri Propelan
Jakarta, DMC – Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan, Kemhan melalui PT Dahana (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pabrik propelan bersama dengan mitranya dari Perancis yaitu Eurenco dan Roxel France. Pembangunan pabrik ini merupakan wujud dari program nasional Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menuju pada kemandirian industri propelan melalui strategic partner.
Hal tersebut terungkap dalam jumpa pers yang di selenggarakan Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Senin (26/5), yang dihadiri Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Kemhan sekaligus merangkap Kepala Sekretariat KKIP Brigjen TNI Zaenal Arifin, S.IP, Staf Ahli KKIP Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim dan Direktur Utama PT Dahana (Persero) F. Harry Sampurno, P.hD, di Kemhan Jakarta.
Pabrik propelan yang akan dibangun terintegrasi dengan PT Dahana ini akan menjadi pabrik pertama berdiri di Indonesia yang memproduksi propelan dimana sebelumnya BPPT/Lapan hanya membangun laboratorium penelitian propelan (research and development). Selama ini untuk memenuhi kebutuhan propelan, Indonesia masih menggantungkan propelan produksi Belgia. “Penghematannya jelas signifikan, kurang lebih kalau diperkirakan dengan proyeksi 5 tahun ke depan mendekati angka Rp1 triliun per tahunnya, sehingga ini salah satu hal yang istimewa," ujar Staf Ahli KKIP ini.
Proyek yang dibangun diatas tanah seluas 50 ha tersebut dibangun dalam dua tahap pembangunan dimana tahap pertama akan dilakukan pembuatan nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, Spherical powder (propelan double base untuk Munisi Kaliber Kecil/MKK) sebanyak 400 ton/tahun dan propelan double base rocket sebanyak 80 ton/tahun.
Sementara itu tahap kedua pembangunan akan dilakukan pembuatan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun, rocket motor sebanyak 8000 rounds/tahun, propelan single base untuk MKB sebanyak 120 ton/tahun dan propelan double base untuk MKB sebanyak 13 ton/tahun.
Pembangunan pabrik propelan yang menelan investasi sekitar € 400 juta dan direncanakan akan selesai dalam tahun 2018 diharapkan nantinya dapat memenuhi kebutuhan Indonesia akan bahan baku dalam pembuatan munisi, roket dan peluru kendali dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Kemhan.
Sementara itu Dirut PT Dahana menyatakan bahwa pembangunan pabrik propelan di Subang tidak akan mengurangi defisit listrik di Pulau Jawa karena pabrik propelan ini tidak banyak menghabiskan energi listrik. “Energi listriknya tidak terlalu besar, dan kita menggunakan PLTA Jati Besar yang 2 tahun lagi, dan PLTA Subang yang 10 tahun lagi akan selesai," ungkapnya. (DMC)
Jakarta, DMC – Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan, Kemhan melalui PT Dahana (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pabrik propelan bersama dengan mitranya dari Perancis yaitu Eurenco dan Roxel France. Pembangunan pabrik ini merupakan wujud dari program nasional Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menuju pada kemandirian industri propelan melalui strategic partner.
Hal tersebut terungkap dalam jumpa pers yang di selenggarakan Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Senin (26/5), yang dihadiri Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Kemhan sekaligus merangkap Kepala Sekretariat KKIP Brigjen TNI Zaenal Arifin, S.IP, Staf Ahli KKIP Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim dan Direktur Utama PT Dahana (Persero) F. Harry Sampurno, P.hD, di Kemhan Jakarta.
Pabrik propelan yang akan dibangun terintegrasi dengan PT Dahana ini akan menjadi pabrik pertama berdiri di Indonesia yang memproduksi propelan dimana sebelumnya BPPT/Lapan hanya membangun laboratorium penelitian propelan (research and development). Selama ini untuk memenuhi kebutuhan propelan, Indonesia masih menggantungkan propelan produksi Belgia. “Penghematannya jelas signifikan, kurang lebih kalau diperkirakan dengan proyeksi 5 tahun ke depan mendekati angka Rp1 triliun per tahunnya, sehingga ini salah satu hal yang istimewa," ujar Staf Ahli KKIP ini.
Proyek yang dibangun diatas tanah seluas 50 ha tersebut dibangun dalam dua tahap pembangunan dimana tahap pertama akan dilakukan pembuatan nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, Spherical powder (propelan double base untuk Munisi Kaliber Kecil/MKK) sebanyak 400 ton/tahun dan propelan double base rocket sebanyak 80 ton/tahun.
Sementara itu tahap kedua pembangunan akan dilakukan pembuatan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun, rocket motor sebanyak 8000 rounds/tahun, propelan single base untuk MKB sebanyak 120 ton/tahun dan propelan double base untuk MKB sebanyak 13 ton/tahun.
Pembangunan pabrik propelan yang menelan investasi sekitar € 400 juta dan direncanakan akan selesai dalam tahun 2018 diharapkan nantinya dapat memenuhi kebutuhan Indonesia akan bahan baku dalam pembuatan munisi, roket dan peluru kendali dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Kemhan.
Sementara itu Dirut PT Dahana menyatakan bahwa pembangunan pabrik propelan di Subang tidak akan mengurangi defisit listrik di Pulau Jawa karena pabrik propelan ini tidak banyak menghabiskan energi listrik. “Energi listriknya tidak terlalu besar, dan kita menggunakan PLTA Jati Besar yang 2 tahun lagi, dan PLTA Subang yang 10 tahun lagi akan selesai," ungkapnya. (DMC)
Indonesia – Perancis Bangun Pabrik Propelan Bersama
Jakarta, DMC - Untuk membantu pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan propelan dalam negeri, PT Dahana (Persero) bersama dengan Eurenco dan Roxel France telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembangunan pabrik propelan di Subang, Jawa Barat. Penandatanganan MoU dilakukan Jumat (23/5) di Kemhan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana Heri Heriswan, Senior VP Business Development Jean Claude Bossy dan CEO Roxel France Jacques Desclaux dengan disaksikan Plt. Dirjen Pothan Kemhan Dr. Timbul Siahaan, Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Kemhan Brigjen TNI Zaenal Arifin, S.IP dan Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim.
Proyek pembangunan pabrik propelan seluas 50 ha yang akan dibangun di area PT Dahana, Subang Jawa Barat akan memakan waktu pembangunan kurang lebih empat tahun dimana proyek ini merupakan bagian dari program nasional yang ditetapkan dalam sidang KKIP pimpinan Presiden RI dengan ketua harian Menhan RI. Program nasional KKIP ini akan mendorong kemandirian bangsa Indonesia dalam memproduksi alat peralatan pertahanan dan keamanan.
Penandatanganan MoU antara PT Dahana, Roxel France dan Eurenco selain wujud pemerintah Indonesia dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dan kerjasama strategis Indonesia – Perancis, juga merupakan wujud dari perjanjian pertahanan antara Indonesia - Perancis khususnya di bidang industri pertahanan. Mou B to B (business to business) ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama yang akan ditandatangani oleh PT Dahana, Eurenco dan Roxel Perancis dengan harapan ground breaking akan dilaksanakan sebelum HUT TNI tanggal 5 oktober tahun ini .
Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan yang ada karena produk ini merupakan bahan baku untuk membuat peluru, roket, peluru kendali (missile), propelan untuk munisi kaliber kecil, menengah dan besar. Pabrik propelan tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan propelan di Indonesia dengan kemampuan memproduksi antara lain nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, Spherical powder (propelan double base untuk MKK) sebanyak 400 ton/tahun, propelan double base roket sebanyak 80 ton/tahun dan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun
Eurenco merupakan perusahaan yang mengembangkan, memproduksi dan menyediakan aneka ragam bahan energetik untuk pertahanan dan pasar komersial. Sedangkan Roxel France sebagai perusahaan yang memiliki keahlian dalam bidang desain, pengembangan, produksi dan pemasaran motor roket dan peralatan terkait hardware dan perangkat ledak untuk semua jenis misil taktis, roket, guided airbone bombs, tactical or cruise weapons mengintegrasikan motor roket propelan padat, ramjet dan teknologi sensitif mesiu.
Sementara itu PT Dahana (Persero), sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri bahan peledak, bersama dengan Eurenco serta Roxel France telah berkomitmen untuk saling membantu dan mendukung pemerintah RI dalam mempersiapkan pabrik propelan dan spherical powders di Indonesia.
(DMC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar