12 November 2016
Latihan bersama Cope West 2016 antara TNI AU dan US Marine Corps melibatkan enam pesawat F/A-18D USMC dan enam pesawat F-16C/D TNI AU (all photos : USAF)
REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Latihan bersama Angkatan Udara Indonesia dan Amerika Serikat, dengan sandi Cope West, di Manado, Sulawesi Utara, ditutup.
Penutupan itu dilakukan Asisten Operasi Kasau Marsekal Muda TNI Barhim, dalam suatu upacara di Pangkalan TNI Angkatan Udara Sam Ratulangi (Lanudsri) Manado, Jumat (12/11).
"Latihan bersama Cope West dinyatakan ditutup," kata Bachim didampingi Mayor Jenderal Michael Compton dari Air National Guard Asistent to Compacaf.
Pada upacara penutupan tersebut Marsekal Muda TNI Barhim didampingi Mayor Jenderal Michael Compton melakukan pemeriksaan pasukan serta pelepasan tanda peserta kepada salah seorang anggota dari Indonesia dan Amerika Serikat.
Marsekal Muda TNI Bachim mengatakan latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang serta crew pendukung dalam mengembangkan praktik dan teori dalam operasi udara. "Hal terpenting latihan ini merupakan ajang yang baik guna mempererat persahabatan dan memperkuat hubungan kedua angkatan bersenjata," katanya.
Ia mengatakan sikap profesionalisme dan komitmen yang tinggi dari seluruh peserta latihan dalam tugas yang diberikan telah menghasilkan dampak yang sangat baik pada keamanan selama latihan tanpa adanya insiden .
Di samping itu suasana yang akrab selama latihan ini, menimbulkan interaksi dan keterlibatan yang baik antar seluruh peserta telah memberikan hasil positif bagi kedua belah pibak.
Hari ini telah menyelesaikan semua program latihan yang telah direncanakan bersama. "Saya ucapkan selamat kepada seluruh peserta latihan atas kerja kerasnya telah melaksanakan latihan ini dengan baik," katanya.
Pada latihan bersama yang berlangsung dari 1-11 Novembsr 2016, melibatkan antara lain enam pesawat jet tempur F-18 milik Korps Marinir AS dan enam pesawat jet tempur F-16 TNI AU. Hadir dalam penutupan itu Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Edwin Silangen, serta pejabat TNI, Polri dan sipil di provinsi itu.
(Republika)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kalo aja ngga ada ego yg tinggi di AU, udah dari dulu AL punya pesawat tempur. emang paling ngga mau disaingin sih AU dari jaman Bung Karno..
BalasHapusBukan soal ego.
HapusAD punya pesawat kok, AL juga punya...
Untuk Fighter, coba sebutkan Negara yang AL nya punya fighter namun tidak punya kpl induk? (1)
(2). Untuk fighter AU aja, Negara kita masih tergopoh² dalam pengadaan sista nya kok, terbukti dari pengganti (rencana) F-5 aja yg 16 diganti jd 8/10. Itu bukti menutupi kbutuhan AU aja masih jauh dari cukup.
Untuk AL, kapal nya aja di cukup kan dah bagus (baik kapal permukaan atau KS), toh arah pertahanan kita juga defensif. Untuk AL, masih mimpi untuk pengadaan Real frigath, Corvet, baru klo dah cukup mikir ke destroyer.
AL masih butuh banyak kapal baru untuk mengganti kapal yg sudah uzur...pling tdk memenuhi MEF dlu....mgkn ke dpn bsa pnya skadron pswt tempur jg..pling tidak skrg sudah dihidupkan lg skadron heli AKS...jd bkn mslh ego sektoral...tp pling utama adalah mslh anggaran yg terbatas...jd gak bsa smwna lngsng di beli..ttpi bertaha...p
BalasHapusSemoga tahun depan ada lagi latihan semacam ini. Tapi kalo bisa ditingkatkan lagi yang lebih kompleks. Misalnya melibatkan unsur pertahanan udara didarat dan menyertakan beberapa pesawat lain selain F16.
BalasHapusBiar lebih seru dan total gitu.
✈😖