01 April 2017

TNI AU Krisis Heli SAR Tempur

01 April 2017


Helikopter EC-725 Cougar TNI AU (photo : Jeff Prananda) 

Usia ke-71, TNI AU Krisis Heli Penyelamatan Pesawat Tempur

YOGYAKARTA - Memasuki usianya yang ke 71, tepatnya pada 9 April mendatang, nampaknya infrastruktur pendukung TNI Angkatan Udara (AU) masih sangat minim.

Pasalnya, hingga saat ini selain banyaknya alat utama sistem persenjataan (alutsista) di sejumlah Pangkalan Udara yang sudah harus di grounded, juga dibutuhkan helikopter dalam menunjang penyelamatan pesawat tempur.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama (Marsma) Jemi Trisonjaya saat meninjau sejumlah skuadron di Pangkalan Udara (Lanud) Adi Sucipto, Yogyakarta menyatakan, selain membutuhkan alutsista modern, pihaknya sangat terbatas dengan kepemilikan heli.

"Di tengah keterbatasan saat ini, hanya ada dua sampai tiga heli yang bisa beroperasi dalam misi penyelamatan pesawat tempur apabila terjadi kecelakaan" jelas Jemi Trisonjaya di Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta, kemarin.

"Tiga heli tersebut di Pekanbaru, Madiun, dan Pontianak. Kita masih membutuhkan tujuh hingga delapan heli di setiap lanud yang terdapat skuadron pesawat tempurnya," imbuhnya.

Idealnya, sesuai dengan standar operasional prosedur, minimal harus ada satu heli yang standby dalam mendukung pesawat tempur. Dia menjelaskan, seperti pesawat tempur yang home basenya Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, saat ini membutuhkan satu heli. 

"Begitu pula dengan pesawat tempur di Lanud Pekanbaru, Yogyakarta, Malang dan Makasar. Heli yang kita butuhkan dan inginkan adalah heli angkut berat," katanya.


Helikopter AW-101 TNI AU (photo : cliphistory)

Menurutnya, selama ini hanya dalam mendukung upaya Search And Rescue (SAR) hanya heli latih, seperti yang ada di Lanud Adisucipto. "Namanya juga heli latih, Jadi fungsinya hanya untuk melakukan pengamatan dan menginformasikan saja, jika ada bencana. Heli latih itu tidak dilengkapi fasilitas standard SAR," jelasnya.

Memasuki di usia ke-71 ini, pihaknya berharap dengan segala keterbatasan yang ada, kedepan bisa memperoleh dukungan alutsista yang modern, dalam rangka menjaga kedaulatan wilayah udara di Indonesia ini.

"Itulah tujuan kami mengajak rekan-rekan media dalam press tour media dirgantara 2017 ini," tutupnya.

Sementara Komandan Lanud Adisutjipto, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Samyoga mengatakan, untuk Jupiter Aerobatic Team (JAT) selalu ada latihan rutin dengan durasi satu jam setiap latihan. Ini dilakukan untuk menjaga kekompakan.

"Selain untuk menjaga kekompakan, tim JAT yang hari ini berlatih juga sebagai salah satu persiapan eksibisi saat HUT TNI AU di Jakarta, 9 April mendatang," jelasnya.

Dia memaparkan keenam pesawat tersebut memiliki peran masing-masing. Pesawat 1 sebagai pemimpin, pesawat 2 dan pesawat 3 sebagai pesawat sayap dan pesawat 4 sebagai slot. Untuk pesawat 4 ini juga bisa melakukan manuver sendiri dengan berputar-putar.

"Pesawat 4 itu istilah pesawat slot di yang paling belakang. Tujuannya selalin nempel itu juga bisa manuver berputar-putar," paparnya.

Marsma Samyoga mengatakan, pesawat 5 dan pesawat 6 merupakan pesawat sinkron yang melakukan atraksi secara berpasangan. "Pesawat 5 dan 6 ini disebut sinkron. 2 pesawat yang biasa membuat bentuk love dan manuver mirror dengan berbagai variasi," lanjutnya.

16 komentar:

  1. battle hawk cocok buat combat sar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indon 'AKAN' beli battle hawk! AKAN lagi!

      Hapus
    2. kalo malas-sia kan uda pasti, anggarannya difotong haha!

      Hapus
  2. Saya usul tiap provinsi harus punya satu pesawat hel yang di titipkan pada BASARNAS. Hely dibeli OLEH PEMDA dan penggunaannya oleh Basarnas ,biaya maintenance juga basarnas .
    Buatkan kepprennya dan jadi itu barang .

    BalasHapus
  3. Krisis? Gak terlalu sih. Kalau 6 Caracal / super Cougar nanti udah diterima semua tentunya akan sangat membantu sekali, sambil menunggu semua pesanan super puma tiba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak dwi...dg keterbatasan anggaran, sebenarnya sebagian heli sar skad.8 puma/super puma yang sdh dilengkapi dg winch bisa diupgrade dg peralatan pendukung misi sar spt flir, search light, pemasangan life support equipment dll dg dana yang tidak terlalu besar dan bisa dilakukan dg cepat.

      Biasanya hal spt itulah yang dilakukan oleh berbagai negara ktk sdg menghadapi keterbatasan anggaran...spt yang dilakukan malaysia dg mengupgrade heli nuri S-61.

      Keluhan diatas bertolak belakang dg kebijakan pejabat yang lama yang lebih senang mmerogoh kocek 55 juta dollar utk sebuah heli yg diperuntukkan sbg heli sar...tapi tidak punya winch dan cargo door utk memuat evakuan yang sdg dihoist.

      Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, jika heli sar aw-101 digunakan utk mengevakuasi korban dilaut atau dari tengah hutan, apakah sang korban akan dijuluri tangga tali dan disuruh memanjat sendiri keatas...???

      Hapus
    2. haiyaahh kok tunggu nanti om dwi, datangnya musibah kan gak bisa nunggu nanti haha!

      gini, guwe kutip aja dech dr statement user langsung, ksau bulan 2 lalu oceh

      link:http://defense-studies.blogspot.co.uk/2017/02/wawancara-dengan-ksau-tentang.html
      linkaseli:https://www.gatra.com/kolom-dan-wawancara/244772-ksau-hadi-tjahjanto-heli-keharusan-bukan-lagi-kebutuhan


      ---
      "Memangnya ada apa dengan persediaan heli kita saat ini?


      Yang kita punya itu buatan tahun 1978-1980an. Contohnya Puma. Ada juga buatan yang agak baru, yaitu Super Puma. Tapi bermasalah di suku cadang. Gearbox dan lainnya"


      "Mengapa tidak pesan yang bisa dibikin oleh PTDI?

      EC725 Super Puma ini kita setting untuk heli tempur SAR. Ini pesan 6 unit dari 2012. Baru datang DUA unit di 2016. itupun masih dalam kondisi belum bisa Operasional. Padahal kita keperluannya kan SEGRA. Makanya saya akan buka komunikasi dengan PTDI. Supaya kita bisa carikan solusi."


      "Enam heli angkut berat itu sendiri rencananya ditempatkan di mana?

      Sebenarnya syaratnya adalah satu heli SAR untuk setiap skadron tempur. Saat ini kita punya tujuh skadron tempur.

      Jadi setiap ada pesawat tempur yang terbang, harus ada satu heli yang standby untuk SAR. Karena masih belum mencukupi syarat, kita sekarang dibackup oleh heli kecil KOLIBRI. Itu sebenarnya tidak memenuhi syarat. "

      ---

      segitu duluan kutipannya, kan bisa baca linkya lagi tuch.

      sbenernya masih ada lagi sich yg dari yutub, tapi krn ada tante itu tuch kembarannya om hari, jadi kudu minta ijin haha! buat ngecek tas hermes siape yg dari brother landdd ...piss om eh tan eh om..ahh ribet



      maren uda masuk 2 lagi sich, moga2 helikopter kesayangan om antiembalgo ini gak masalah. sim salam bim jauh dari songlap haha!
      lagian kan gak enak tuch sm yg baru tamu baru dtg.

      Hapus
  4. Mau tanya antara isi konten dan pic AW-101 maksudnya mau menjelaskan bhw AW-101 dibeli utk mengisi kekosongan heli SAR?

    BalasHapus
    Balasan
    1. engga admin cmn mao kasi contoh potonya om jeff cakep buanget.

      kalo awewe semata wayang kesian bgt uda dikurung mulu, jau jodo loh haha!

      nich buat penyayang awewe ada poto lumayananlah

      https://pbs.twimg.com/media/C5AgeNXUkAAVHPO.jpg:large

      kalo brita aslinya malah pasang cinok haha!inceran tim sebelah ini sich
      https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2017/04/01/14/1193326/usia-ke-71-tni-au-krisis-heli-penyelamatan-pesawat-tempur-fJ1.jpg

      yach semoga polemik ini berakhirlah, kesian heli2nya, yg rusak, yg dikurung smua minta terbang, pilotnye mksdnya, uda gak tahan selpie sech haha!

      Hapus
    2. @tatang

      Setelah saya baca, artikel ini tidak membahas ttg merek heli, tapi ttg kekurangan heli dg spesifikasi combat sar.

      Heli yang dimiliki saat ini, puma&super puma hanya sebagian yg dilengkapi dg perlengkapan sar terbatas yaitu hanya membawa winch/hoist saja...namun tidak punya peralatan pendukung yang lengkap spt search light, flir, alkom yang mumpuni, life support equipment (dc shock, ventilator, branchart bersusun spy bs memuat pasien yang lebih banyak dll).

      Krn keterbatasan anggaran, sampe2 heli colibripun dibebani misi sbg heli sar, namun tanpa dilengkapi peralatan yang memadai.

      Setelah AU memiliki ec-725 caracal, barulah sekarang ada heli combat sar yang benar mumpuni sesuai misi yang dibebankan.

      Mengenai heli aw-101...justru menimbulkan kontroversi krn jika alasan pembeliannya utk tugas sar, heli tsb tidak dilengkapi dg winch&cargo door yang merupakan perlengkapan standar heli sar...namun malah dilengkapi dg defense suites yang mahal

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  5. Soal indonesia krisis alat pertahanan dari duluu orba ...masif nya loby asing ikut andil indonesia jadi negara kerdil di bawah bayang 2 kekuatan negara kutu singapore . Di tambah saman pak jokowi dan pak menhan jebolan orba bisa nya bicara kita cari kawan ...cari kawan buat apa belli senjata katanya .

    BalasHapus
  6. Klw kurang tgl order...awewe & caracal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah tinggal order, awewe ajah kan kesian cuman semata wayang om tupez. pgn ada jodohnya yg jantan petarung gagah gitu, kyk di pelem jemsbon haha!
      duh kaburr aahh keburu om ptdi dtg haha!

      Hapus
  7. What is the function of the squadron 6, 8, and newly 9?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wing Heli :
      Skadron Udara 6 (Angkut Sedang)
      Skadron Udara 7 (Serbu)
      Skadron Udara 8 (Angkut Berat)
      Skadron Udara 9 (Combat Sar)

      Hapus