18 Februari 2022

Analis Militer Ungkap Keuntungan Kemenhan Beli Rafale Ketimbang Sukhoi atau F-16

18 Februari 2022

Rafale melakukan air refueling (photo : Wiki)

TEMPO.CO, Jakarta - Analis militer dari Lab 45, Andi Widjajanto, menilai pembelian 42 pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation, Prancis, oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah tepat. Salah satunya karena produsen ini bersedia melakukan transfer teknologi ke Indonesia sesuai amanat UU Industri Pertahanan, hal yang tidak disediakan dalam pembelian produk terbaru pesawat F-16 dari Amerika Serikat maupun Sukhoi dari Rusia.

"Rafale memungkinkan itu," kata mantan Sekretaris Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini saat dihubungi, Selasa, 15 Februari 2022.

Sebelumnya, kesepakatan pembelian 42 pesawat tempur Rafale resmi diteken Kementerian Pertahanan dengan Dassault Aviation dari Prancis pada 10 Februari. Tahap awal ada enam pesawat, dan sisanya 36 lagi akan datang bertahap.

Meski demikian, Andi menyebut Dassault memberi syarat transfer teknologi baru bisa dilakukan kalau Kementerian Pertahanan atau Kemenhan sudah membeli 3 skuadron lebih. Mulai dari pendirian fasilitas perawaran hingga pemeliharaan. Tapi di tahap awal, Kemenhan baru membeli 6 pesawat saja.

Sehingga, kata Andi, transfer teknologi ini baru akan aktif kalau Kemenhan sudah menyelesaikan sisa 36 pembelian lainnya. "Jadi saat ini baru pengadaan murni, tanpa offset transfer teknologi," kata dia.

Sementara kalau pembelian bisa mencapai 100 unit pesawar tempur, kata Andi, maka Dassault bahkan bisa menyediakan langsung fasilitas produksi di negara pembeli. Salah satu negara yang dikabarkan mau memboyong 100 pesawat ini adalah India.

Pengalaman India

Pada 2016, India sudah membeli 36 pesawat tempur Rafale. Lalu pada 2019, media lokal Hindustan Times juga sempat memberitakan bahwa Dassault menyatakan butuh pembelian 100 unit agar fasilitas produksi Rafale bisa dibangun langsung di India.

Di sisi lain, Indonesia saat ini punya pesawat tempur F16 dan Sukhoi. Masalahnya, kata Andi, produsen kedua pesawat tidak menyediakan kesempatan transfer teknologi ketika Indonesia ingin memberi produk terbaru yaitu F-16 Block 72 Viper maupun Sukhoi Su-35.

"Jadi itu beli aja, tidak akan ada transfer teknologi. Sukhoi juga paling dapat imbal dagang, barter," kata dia.

Dalam wawancara dengan Tempo pada tahun lalu, representatif Lockheed Martin, produsen F-16, menyatakan bahwa Indonesia memutuskan untuk menunda dulu pembelian jet tempur tersebut dan mengkaji opsi-opsi lain. Kabar yang mereka dengar, per wawancara, adalah Indonesia sudah melirik jet tempur buatan Eropa, yaitu Dassault Rafale serta Eurofighter.

Keduanya adalah pesawat jet multi peran. Walau begitu, Lockheed Martin berkeyakinan F-16 Block 72 tetaplah pesawat jet yang lebih pas untuk memperkuat TNI Angkatan Udara.

Pesawat tempur Rafale (photo : CDE News)

"Kami sudah menerima kabar dari Pemerintah Amerika bahwa Kementerian Pertahanan Indonesia menunda pengadaan F-17 Block 72. Kabar itu kami terima akhir Januari lalu dan yang kami paham Kementerian Pertahanan mengkaji alternatif lainnya," ujar F-16 Indonesia Business Development Director dari Lockheed Martin, Mike Kelley, pada Kamis pekan lalu, 25 Maret 2021

Di luar F-16 dan Sukhoi-35, Andi menyebut Prabowo sudah mencoba melakukan pengadaan pesawat Eurofighter Thypoon, tapi tidak ada produk baru. Ada pula pesawat tempur Gripen dari Swedia, tapi hanya ada tipe light fighter dan tak cocok dengan Indonesia.

Pada 2020, Prabowo berniat memboyong 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon milik Angkatan Utara Austria. Tapi saat itu, muncul berbagai sorotan. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Diandra Megaputri Mengko misalnya, menilai Eurofighter Typhoon berkualitas lebih rendah dari yang sudah dimiliki Indonesia, yaitu Sukhoi seri Su-27 dan Su-30.

“Kenapa membeli pesawat yang kualitas lebih rendah dari yang sudah kita punya,” kata Diandra dalam diskusi ICW, Senin, 27 Juli 2020. Walhasil, pilihan Kemenhan akhirnya jatuh ke Rafale dari Prancis.

Nilai kontrak

Lembaga intelijen pertahanan, Janes, menyebutkan nilai kontrak 42 unit Rafale ini sekitar US$ 6,5 miliar atau setara Rp 93 triliun. Tapi sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kemenhan soal total harga pembelian 42 pesawat tempur Rafale, dan jumlah 6 unit di tahap awal.

Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Prabowo mengatakan kontrak pembelian ini akan efektif bila sudah ada pembayaran uang muka oleh Kementerian Keuangan yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Prosedurnya tiga sampai enam bulan," kata dia saat dihubungi, Jumat, 11 Februari 2022.

Di tahap awal, pembelian baru akan dilakukan untuk enam unit jet tempur Rafale yang akan digunakan untuk TNI Angkatan Udara. Kemungkinan, kata Dahnil, pengiriman dari waktu pengaktifan kontrak untuk enam pesawat kurang lebih 56 bulan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari tidak memberikan informasi detail terkait berapa anggaran yang disiapkan Kemenkeu untuk pembayaran uang muka 6 pesawat Rafale ini. "Kemenkeu dalam hal perencanaan dan pelaksanaan, pihaknya akan mengikuti prinsip tata kelola yang baik sesuai UU yang berlaku," kata dia.

Ia memastikan bukan Kemenkeu yang langsung melakukan pembayaran uang muka, tapi Kemenhan. Tapi terkait uang muka ini, dokumen anggaran juga tidak memuat spesifik nama produk, nama lender, maupun jumlah unit.

Kemenkeu, kata dia, menetapkan alokasi anggaran yang bersumber dari Pinjaman Luar Negeri berdasarkan dokumen Blue Book, Green Book, Daftar Kegiatan dan Penetapan Sumber Pembiayaan. "Sedangkan untuk jenis barang beserta komponen di dalamnya ditentukan oleh Kementerian Pertahanan," kata dia.

113 komentar:

  1. Balasan
    1. Malaysia pon juga nak beli 42 Rafale dalam bentuk photo
      Wkwkwkwkwkwkwk
      1 Rafale = 10 LMS OMPONG

      Hapus
  2. Bukankah f16 sudah bisa dilakukan perawatan dan pemeliharaan di Skuadron teknik.bahkan sampai MLU sekarang.sukhoi baru hanya 1 skuadron.mungkin jika pembelian di atas 3 skuadron juga mendapatkan offset yg sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa subkomponen Sukhoi yg cepat aus juga sudah bisa dibikin didalam negeri. Jadi memang tergantung dengan apa yg dinegoisasikan.

      Hapus
    2. Mungkin ada offset yg terkait sama ifx, makanya dibeli

      Hapus
  3. Bila kuat MEMBUAL.... sign hanya 6 ya... Wkwkkwkwkwkw

    Selebihnya masih tak jelas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh gempork nongol.. sehat pork ? Sudah minum obat stress ? Indonesia beli loh pork. Buka sewa seperti malon.

      Hapus
    2. Heli ogost kapan datang ? Sudah bayar kah .kah .kah

      Hapus
    3. Negara KERA beruk cocok Sewa...

      Jom sewa...lepas tu Bual ke Vanuatu...

      Jom Maloners pasti bisa...
      Hail Bangla....

      Hapus
    4. Muka tebal, km sdh level dibawah kami, tp masih sembang

      Hapus
    5. 6 bijik beli

      Berbanding SEWA... Wkkwkkkkk

      Hapus
    6. Ada beruk malom Membual sudah berhubung dengan jin kuwait 😁

      Hapus
    7. Beli 6 unit itu DP dari 36 unit berikutnya...kalau sudah di setujui dari Konsorsium Bank di Oerancus dan Finance House dari Kuwait Atau dari Arab telah disetujui pasti TTD terys diproduksi dan dikirim santai aja pork....gak usah iri dengki.....

      Hapus
    8. PEMBUALAAAN itu adalah ketidakjelasan pembelian pesawat LCA untuk MALON....bual akan beli FA 50 lalu bual beli JF 17 dan TEJAS tapi hasilnya NOL BESAR 🙂

      Hapus
    9. Bila - bila kuat menyewa .. maka selama nya akan menyewa sampai Malon Merdeka seutuhnya 999 tahun lagi .. poor otak Korang tuh si gunakan buat yang bermanfaat je ..

      Hapus
    10. Gempurrrr yg penting ada shoping daripada malon shoping takde sewa je terus 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    11. Panas hati keh pur sebab tak de shoping 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    12. Memalukan diri sendiri pur 4 heli AW pun sewa takde shoping 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    13. Pur sewa kapal rumah sakit sama obatnya mau?

      Hapus
  4. Di IFX kita dapat apa aja ya ? Perakitan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg sdh dapat
      - tekno alur produksi
      - mainframe
      - hud & navigasi, termasuk altimeter dll
      - perangkat pendarat
      - hidrolis
      Selain itu masih g dikasih info, termasuk radar, bahan RAM, mesin, kontrol target, dll

      Hapus
    2. Lumayan banyak ya utk ukuran 20%

      Hapus
    3. @Dizz
      Beberapa yg disebut kayaknya buatan perusahaan US yg sudah punya cabang di sini.

      Buat landing gear, Héroux-Devtek mau buka cabang atau kasih lisensi pembuatan?

      Hapus
    4. Beberapa memang begitu, lisensi dr perusahaan amrik, beberapa resources dr PT DI yg sdh bisa dirakit dan produksi disini, kalau avionik sebagian besar sdh bisa di produksi LEN, tinggal menyesuaikan user interface saja, krn campuran dr perangkat israel, korea dan amrik.
      Part khusus seperti kanopi dan kursi, seperti biasa oleh martin baker, tinggal beli dan pasang.
      Yg jd masalah kemarin komponen kunci, masih blm dapat akses sih, cm mereka komitmen akan selalu siap sedia bila Indonesia membutuhkan komponen tsb (ambil jalan tengah)

      Hapus
    5. @Dizz Walaupun saham Indonesia 30% bakal GK bisa ngakses teknologi inti Korea soalnya itu bonus ToT dari pembelian F35 60biji kita gak ada Dependents diF35 jadi GK bakal bisa,btw kandungan lokal yang diperoleh Korsel yaitu 60% jadi 40% masih sama USA

      Hapus
    6. numpang lewat gaesz, 4 teknologi inti koryo bukan bonus dari amrik om unknown541,

      koryo dapet dr yurop ama tes di suatuw negeri timur tengah haha!👌👌👌

      Hapus
    7. @palugada, benar amrik gak kasih teknologi inti, mereka mengembangkan sendiri, seperti radar aesa mereka dapat sumberdaya dr salah satu perusahaan dr eropa, walau tidak komplit, namun DAPA berhasil mengembangkan sendiri, yg mana Indonesia tidak dilibatkan dalam andil develop komponen kunci tsb, jd kita nanti kebagian merakit saja, namun korea berkomitmen menyediakan seluruh komponen yg diperlukan kapanpun

      Hapus
  5. Kalo tidak diundang jangan datang dong,,,,diusirkan sama Singapura wkwkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengen niru Bonek neng nyaline gor Segede kacang 😁😁😁

      Hapus
  6. F-18 Kuwait kapan datang ya,,,,

    Katanya malon sudah terhubung,,,,udah 2022 loh kok hanya kuat membual wkwkwkw

    BalasHapus
  7. Stride dah bina kereta kebal, krbal caci maki 😂

    BalasHapus
  8. Tahniah Malaysewa telah terhubung Korea guna sewa 42 KFX

    Malaysewa boleh!

    BalasHapus
  9. Stabilitas politik juga penting. Lagipula kita sudah tidak asing dengan kontrak masive dengan france.

    BalasHapus
  10. Santai aja yakan,
    Tau2 beli ini beli itu,
    Kalo tiba2 beli jumbo kan kasian negeri tetangga nangis bombay,
    Indonesia masih mau lihat unjuk kemampuan rafale F4 sebelum diborong,
    Jadi kalo udh proven baru borong semua.

    BalasHapus
  11. Indon jangan bangga dan takabur dahulu.,.sekarang boleh bual nak beli ini..nak beli itu..tetapi ingat 5 tahun dari sekarang bakal nangis menjerit- jerit terlilit hutang ...bahkan mungkin harus menggadaikan lulau ke negara lain.,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam dari Indonesia yang damai

      Hapus
    2. Sebenarnya kami mampu membayar cash, dilihat dr anggaran 3.000 triliyun, namun dalam prinsip ekonomi, hutang harus diserahkan kepada industri produktif, termasuk transfer tech pesawat tempur, demi kedaulatan negara di laut cina selatan dan natuna utara, jangan sampai terlambat spt malaysia yg ompong alat perang

      Hapus
    3. Thanks malon for your advice, but vice verca with your own ok

      Hapus
    4. Sampai 10 tahun lagi malon miskin juga tak mampu shoping 😁

      Hapus
    5. Padahal malon yang lebih banyak hutang.. Kalo udah dengki & koyak otak pun dah lenyap 😁

      Hapus
    6. jangan samakan kami dg malon. 5 thn lagi kami makin maju. malon masih berkutat di politik. PDB indonesia terus meningkat, pembangunan terencana. pemimpin kami tidak sibuk kawin cerai, gonta ganti pemimpin... dll

      Hapus
    7. bayar bunga hutang saja buat malon dah bangkrut 😁

      Malaysia Terlilit Utang Besar, PM Mahathir: Membayar Bunganya Saja Sudah Membuat Kami Bangkrut!

      https://www.grid.id/read/041704679/malaysia-terlilit-utang-besar-pm-mahathir-membayar-bunganya-saja-sudah-membuat-kami-bangkrut?page=all

      Hapus
    8. MALON itu ingin berhutang tapi ngak mampu karena tidak sanggup bayar dan juga tidak dipercaya Lender, MALON sudah banyak hutang...sehingga BANGKRUT dan MISQUEEN saja 🙂

      Hapus
    9. Itu urusan kami nape kau yg cakap pusing 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
  12. Udh udh gw Indonesia ,gw pengen damai,Rafale udh kita beli, pokoknya buat pertahanan negara harus dibeli, udh jngn urusi negara lain, gak penting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda bener sekali. Beli ato sewa lain negara lain cara untuk menjaga tanah air tapi udah saatnya Indonesia juga bisa mulai buat dan jual itu level berikutnya.

      Hapus
  13. Iri dengki bisa buat Lu tambah melambai Pur(wanti)...
    Mau 6 apa 42 bahkan 100 biji, kami bayar gak merepotin najib roosmah..

    BalasHapus
  14. Dri 42 jumlah nya naikkan lagi jadi 60 unit makin untung byk yg bisa dpt offset/TOT yg menjanjikan dri Dasault Rafale.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli 100 bisa dapat ToT mesin SNECMA.😁

      Hapus
    2. Offset dri Dassault apa ada huhungan nya sama KFX/IFx

      Hapus
    3. Semoga saja ada, yg paling penting spt radar aesa, kita blm bisa bikin sendiri, termasuk komponen kunci lain spt mesin, dll

      Hapus
    4. Masbrentz mungkin nanti yg di dapet dari Perancis bisa di campur ama teknologi yg dapet dari Korea. Kaya Cina dulu cetak teknologi Rusia dan juga dapet teknologi dari Israel punya program yg di batalin. Makanya mereka bisa buat J-10.

      Hapus
  15. Alutsista sewa, kemudian hari tentaranya juga sewa..

    Ehhh lupa, Lu Pur(wanti) sudah bayar sewa Sabah ke Raja Sulu (Filipina) belumm..??
    Klo gak mampu bayar sewa, yaaa balikin donkk..

    BalasHapus
  16. Pur(wanti) sekarang sdh Februari 2022, sewa Sabah dibayar donk... Sabah bukan milikmu, tapi milik Kerajaan Sulu (Filipina), norak lu...balikin donk..klo gak mampu bayar sewa

    BalasHapus
  17. Beli ada duit
    Sewa ada duit

    Gak ada duit yaaa gak beli, gak sewa
    Gak ada Pur(wanti) gak rame

    BalasHapus
  18. Sukhoi beli 42 juga pasti dapat ToT. Vietnam beli 36 akhirnya dapat. Imbal dagang dipilih karena keterbatasan volume pemesanan.

    Rencana beli F-16 20 unit di zaman Pak Harto bukannya juga dapat offest? Itu sebelum ada kewajiban melalui UU.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo 36 F15ex kira2 juga dpt offset gak bung

      Hapus
    2. Zaman mbah Harto 12 Falcon tok bro..itupun dapat offser komponen sayap ..😁

      Hapus
    3. Kha bagus beli 12 pesawat dapat offset sayap ....dimana jeleknya ?

      Hapus
  19. Niiiih....kata analis militer dari Media AUSTRALIA DEFENCE bahwa jangan remehkan NKRI dengan pembangunan militernya saat ini karena tidak tertutup kemungkinan INDONESIA BANGKIT KEMBALI maka berbaiklah dengan NKRI......hehehe,AUSSY Paranoid amat sih, Indonesia ngak berminat dengan Australia koq 🙂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibarat apfar, ondonesia ini pintu pagar bagi australia. Mau kemana2 liwat indonesia. Bisa juga mutar jauh liwat oapua nugini

      Hapus
    2. Sama juga dengan MALON...Malon ini pagar atau Bemper terluar NKRI menghadapi Ancaman dari Utara, Malon terlalu lemah juga ngak boleh, kalau ada Ancaman dari utara biar Malon sebagai Bemper hancur duluan, sementara NKRI bersiap...tapi ya itu Malon tidak dapat diandalkan 🙂

      Hapus
    3. MALON...Pakai pesawat tempur JF 17 atau TEJAS udah lumayan, daripada pesawatnya mangkrak...repotnya mereka khan akuisisi pesawat baru dengan anggaran ciput sudah sulit 🙂

      Hapus
    4. Unknown biasa lah bule selalu gitu ngak bisa santai kalo negara tetangga nya bukan sesama bule. Inget OZ Ama NZ sangat jauh dari negara 2 bule yg lain rada terpencil. Jadi yah parno backing ato back up jauh2 semua.

      Hapus
  20. Sejak Indonesia kontrak 42 rafale
    Netijen malay sibuk jadi paranormal 😁
    Mau beli f35 tahun 2040
    Mau beli k21 tahun 2030
    Mau beli hornet ex kuwait..
    Programnya kan cap55
    Ya yg sabarlah nunggu sd tahun 2055
    Hi hi hi

    Ternyata dampak psikologisnya sangat besar thd netijen malay
    Mereka juga sibuk ngomongin program mrca yg sudah masuk peti sejuk
    Mereka jadi lupa ngurusi LCA/flit, seolah olah sdh terbeli

    Aneh mmg... setengah mati berusaha sederajat dgn jiran2nya sehingga abai ancaman yg sebenarnya

    Program lca/flit pun makin sayup2 terdengar.
    ...
    Hi hi hi
    Heli pun terpaksa sewa
    Mau hutang sdh offside
    Anggaran rmaf sebagian diarahkan ke lcs tldm

    Banyakin usaha jilatin kuwait aja deh
    😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyakin Jilatin Jamban Emir Kuwait aja 🙂

      Hapus
    2. Yup, mereka bilang udah bener sekarang ga usah beli pespur gen 4, ntar aja langsung gen 5..😂😂

      ntar...sok..ntar...sok...ntar bosok..😂😂😂

      Hapus
    3. Hehehe...itu khan mereka berhalusinasi....memangnya pesawat gen 5 untuk adaptasinya mudah kalau ngak punya gen 4,5 dulu...itu diakui oleh Petinggi TUDM MALON kalau mereka tidak mampu operasikan pesawat Gen 4,5 ( KF/IF-21 )....apalagi Gen 5 🙂

      Hapus
    4. Kuman disebrang lautan nampak naga di depan mata picek 😂😂😂😂😂

      Hapus
    5. Tapi sayang lupa ngejilat US yg punya barangnya, biar Kuwait ngasih ijin kalau US veto ngga bakalan dikasih

      Hapus
    6. Nimbrung ngakak.....ngoa ha ha ha ha...

      Hapus
    7. "...Mau Perang sama Siapa ...? .." , kata malon

      =====Belajar lagi ya Lon.....

      Hapus
  21. Pengadaan LIFT/LCA KL sebelah jadi yakin bakal Sewa juga tuh.
    ��

    BalasHapus
  22. Offset yg di dapat dri dassault rafale:
    -pemeliharaan avionic sama sensor
    -integrasi airframe
    Struktur dan wiring
    -integrasi senjata & firing control system.

    Misal rafale tambah lgi sampai 100 unit bisa dpt ToT spectra gak ya heheh

    BalasHapus
  23. Apa khabar HELI TELOR Najib dari MALAYSEWA...
    OGOST DAH LEWAT, Sekarang Februari 2022

    Wkwkwkwkw wkwkwkwkw

    Kasian kasian kasiaaannn

    BalasHapus
  24. KL pilih aja JF17 sapa tau di kasih harga murah atau pinjaman lunak sama kyk pembeliaan kapal LMS dari cina.
    Hehehee..
    Tejas dan FA50 gak mau pake barter minyak sawit.

    Jadi KL pilih LCA jenis apa pork??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin khan ada yang kasih info kalau MALON pilih JF 17 SULFUR THUNDER ya 🙂

      Hapus
    2. Sudah harusnya pilih JF17 sesuai bujet mereka,tp dri janes malon dan Si gempur mahu FA50.


      Hapus
    3. Duit nya ada nggak ? Itu yg penting bagi malon wkwkwkwkwk

      Hapus
    4. Maybe..perhaps..rent alias sewa lagi

      Hehhe

      Hapus
    5. Walau Sudah Diberi Harga Murah, Malaysia Tetap Tak Mampu Tebus 2 Unit Jet Tempur Kelas Rendah JF-17 Thunder, Kalah dengan Myanmar

      https://sosok.grid.id/read/411965576/walau-sudah-diberi-harga-murah-malaysia-tetap-tak-mampu-tebus-2-unit-jet-tempur-kelas-rendah-jf-17-thunder-kalah-dengan-myanmar?page=all

      Hapus
    6. Naaah....itu Malon mau beli JF-17 Blok berapa ?....kalau Malon mau beli Blok 3 tentu mahal ( pakai radar AESA ), itu sih Malon ngak tau diri.....kalau Blok 1-2 aja sih mungkin mampu tuh setelah gadaikan pakaian dalam ROSMAH dan celana kolor si GEMPOOORK 🙂

      Hapus
    7. Tentu kalau masih sulit juga SEWA saja yang JF-17 Blok 1 🙂

      Hapus
  25. Gw sih berharap pak Prabowo mikir gini 36 F15ex Ditangguhkan dulu pengadaan nya terus diganti 50-60 unit Rafale jelas dong kita bakal dapet teknologi inti apalagi Dassault mau cuci gudang kalo kita dapet teknologi F3 ae gpp yang penting aviasi make AESA sama Spectre

    BalasHapus
    Balasan
    1. F15id,ad hubungannya dengan project kfx

      Hapus
    2. F15ex ditangguhkan dulu,sudah ada Rafale dan isu juga su35 blm dibatalkan.
      Terlalu byk jenis gado2..mumet logistiknya

      Hapus
    3. Iya mendingan fokus ke teknologi transfer dari satu negara yg ngak kepo. Amrik udah pelit kepo suka sanction dan embrago. Perancis lebih cuek abis agenda mereka ngak dimana2.

      Hapus
    4. @masbrentz77 F15EX ditangguhkan itu opini gw,SU-35 itu fiks dibatalkan kalo masih percaya belom dibatalkan itu hoax,KSAU yang ngomong

      Hapus
    5. @DM nah bener Perbanyak ilmu sama unitnya..sambil menyelam minum air, soalnya ilmu itu mahal kalo pemerintah mau ngebiayain proyek pertahanan gw yakin Indonesia gak kalah Ama cina

      Hapus
    6. eittt ksau gak ngemenk apa2 ttg pembatalan kontrak ESYU-35 kok.
      ituw urusan kemhan haha!😎😎😎

      buktinya dubes ruski klaim gak, kontrak ituw masi ada om unknown541

      pembatalan kontrak ituw gak mudah gaesz,

      kontrak aktif laen ke ruski tak hanya ESYU-35, masi ada 3 lagi.
      diluar ruski,
      ada kontrak aktif ke koryo.
      ada kontrak ke airbus yurop

      nach liat aja kontrak kemhan-airbus yurop ttg satelit, ini blom ke patner2 laennya, dan potensi denda semakin besar uda disebut menkopolhukam lho haha!😵‍💫😵‍💫😵‍💫

      Hapus
  26. Malingsia siap borong Rafale 100 unit dalam bentuk NFT!

    BalasHapus
  27. IF 21 yang Lebih banyak keuntungannya.
    Base industrinya ada ,perusahaan nya ada , lapangan pekerjaan ada ,pengembangan teknologi ada , potensi ekonomi lain ada termasuk dari industri turunannya dsb dsb
    Generasi lebih baru .
    Bisa membuat kapan saja jika perlu tidak perlu persetujuan dari manapun.
    Penggunaan material lokal bisa lebih 20% atau 50% tanpa perlu nego ,banyak lagi dsb dsb keuntungannya.
    Termasuk perusahaanya milik sendiri.

    BalasHapus
  28. Confirmed! Rafale pun AKAN jadi macam Su35, Project AKAN.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. om..ommm..uda makan fisank blom? nich tinggal filih ditimpukin ape disambit haha!🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌

      Hapus
    2. Kasihan malon, sdh tahu Indo fix beli 42 rafale, mereka menghayal akan langsung beli F35 20 tahun kemudian, mereka mau beli seccond hand dari kuwait saja tidak diizinkan, kok mau F35, terlalu jauh khayalannya.
      Beda dengan Indonesia, ingin F16 bekas, kongres amerika langsung setuju, ingin F15 EX, kongres langsung setuju. Karena mereka tahu bahwa Indonesia selalu konsisten

      Hapus
  29. TEMPO.CO, Jakarta - Analis militer dari Lab 45, Andi Widjajanto, menilai pembelian 42 pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation, Prancis, oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah tepat. Salah satunya karena produsen ini bersedia melakukan transfer teknologi ke Indonesia sesuai amanat UU Industri Pertahanan, hal yang tidak disediakan dalam pembelian produk terbaru pesawat F-16 dari Amerika Serikat maupun Sukhoi dari Rusia.

    Meski demikian, Andi menyebut Dassault memberi syarat transfer teknologi baru <-✅✅✅
    bisa dilakukan kalau Kementerian Pertahanan atau Kemenhan sudah membeli 3 skuadron lebih.
    Mulai dari pendirian fasilitas perawaran hingga pemeliharaan. Tapi di tahap awal, Kemenhan baru membeli 6 pesawat saja.

    Sementara kalau pembelian bisa mencapai 100 unit pesawar tempur, kata Andi, maka Dassault bahkan bisa menyediakan langsung fasilitas produksi di negara pembeli. Salah satu negara yang dikabarkan mau memboyong 100 pesawat ini adalah India.

    -----

    yg jadi pertanyaan, teote apa yg kita inginkan?
    dari LM & SUKHOI? apakah sama dgn ke DASSAULT?

    kalo skedar bengkel MRO, ESYU & FALCON uda punyak donk haha!😎😎😎
    bahkan F-16 bisa buat APGRED..mantap haha!👌👌👌

    transfer teknologi baruw ini maksudnya apa ya?
    jadi penasaran gaesz..

    BalasHapus
    Balasan
    1. guwe gak sepaham ama narasumber,

      lha pembelian pespur, ESYU & LM bisa dikasi teote kok sesuai harga haha!😝😝😝

      malah bisa bikin dalam negeri sendiri, sperti

      INDIHE dapet lisensi bikin ESYU-30 didalem negeri dari ruski,
      negara laennya ituw tuch, RRC/ELDER BRADER KL haha!🤭🤭🤭

      negeri2 di YUROP bisa rakit dan bikin komponen f-16. itali & turki salah satuwnya.
      yg keren turki, mrk dapet akses SOURCE CODE f-16

      US Giving Turkey Access to F-16 Source Codes
      http://defense-studies.blogspot.com/2011/10/us-giving-turkey-access-to-f-16-source.html


      nahh guwe gak tau dech DASSAULT-RAFALE kasi gak SC kekita gak?
      makloum turki pesen ratusan haha!😋😋😋

      dan smua ituw tergantung DUWIT dan volume pembelian gaesz haha!🤭🤭🤭

      Hapus
    2. Itu narasumbernya kawan paklek smilikity lho bung PG..kabur ah
      🏃==💨💨💨

      Hapus
    3. yg buenerrrr..wahh ntar di SS, guwe buron jugak om choko haha!🤣🤣🤣

      Hapus
  30. Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Prabowo mengatakan kontrak pembelian ini akan efektif bila sudah ada pembayaran uang muka oleh Kementerian Keuangan yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Prosedurnya tiga sampai enam bulan," kata dia saat dihubungi, Jumat, 11 Februari 2022.

    -------------------------

    naah ternyata bner kan gaesz,
    pokonya kalo pejabat KABARANAHAN uda teken kontrak, ituw kontrak resmi mengikat haha!🤑🤑🤑

    tapi blom efektip.
    kalo ada dana uda pasti nongol di sirup..begitchu birokasinye haha!😉😉😉

    BalasHapus
  31. Keuntungannya kita beli bukan sewa macam negara tetangga yang hanya sanggup sewa

    BalasHapus
  32. bayangin gaesz, prestasi KL,

    tak hanya 1 KAPAL "MUSIUM" DARAT,
    eh 3 KAPAL DARAT DAMEN nyusul

    KELEWATAN LAGGGiiiii..haha!🤣🤣🤣

    BalasHapus
  33. mimpi dan angan2 teote dari mana pun,
    kita slaluw kesampean:

    utk urusan dirgantara :

    -lah kita punyak PROYEK PRESTISIUS F-21 BORAMAE hore haha!👏👏👏

    KL NOL haha!😜😜😜

    -ada NC-212->KL NOL
    -ada N-219-> KL NOL
    -ada CN-235->KL NOL

    ini blom UAV MALE...waahhh sampe jumpa 2055 yaaa haha!😉😉😉

    BalasHapus