14 Mei 2011

Marinir Membeli Senjata Anti Serangan Udara dan Menambah Tank

14 Mei 2011

Oerlikon GDF-002 twin canon 35mm buatan China (photo : Sinodefence)

Istana Dipasangi Senjata Anti-Serangan Udara

JAKARTA- Istana Negara, Jakarta bakal dipasangi senjata antiserangan udara. Senjata ini merupakan sebagian dari tujuh senjata antiserangan udara baru yang akan menjadi milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin mengatakan persenjataan seharga total 15 juta dollar AS atau Rp 135 miliar itu sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk pengamanan serangan dari udara.

"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun," kata Mayor Jenderal Alfan Baharudin, Jumat (13/5).

Senjata itu berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35 milimeter ini dan dibeli dari Swiss, tapi dirakit oleh perusahaan di China.

Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara, peralatan ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian senjata ini juga akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan.

Tujuh senjata tersebut juga dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion Artileri Pertahanan Udara Marinir dan mengganti peralatan lama yang umurnya sudah sangat tua. Peralatan baru pun digunakan untuk operasi-operasi militer, operasi tempur amfibi, dan pelatihan militer rutin.

Korps Marinir, kata Alfan, juga membeli lagi kendaraan tempur Tank BMP3F dengan senjata kaliber 100 milimeter buatan Rusia sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion.

Dengan penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri. Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit.

Sekedar diketahui, tank BMP3F mampu melaju dengan kecepatan 70 kilometer per jam saat berada di darat. Sedangkan kalau di air mencapai 12 knot per mil. Tank ini menggunakan mesin buatan Ukraina. "Ini tank terbesar di Tanah Air," ujar Alfan.

TNI juga berencana membeli satu skuadron pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan untuk menggantikan jet latih Hawk MK-53 milik TNI Angkatan Udara yang sudah usang.

(Surabaya Post)

1 komentar:

  1. Jaman canggih sekarang psu udah g main, itu mah buwat nembakin pesawat RC yg dipasaning mBom. Wah keblinger nih yg merencanakan.

    BalasHapus