Darwin
(ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota
kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe
C-130 H dari Australia.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima
Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah
pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin.
Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia
Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang
dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.
Dalam
sambutannya, Smith mengatakan Australia sudah mendapat persetujuan Amerika
Serikat (AS), sebagai produsen pesawat Hercules, untuk menghibahkan ke
Indonesia. Ia menambahkan pemberian hibah produk-produk militer asal AS harus
seizin negara tersebut.
Menteri
Purnomo Yusgiantoro mengatakan hibah pesawat Hercules itu dibutuhkan Indonesia,
terutama untuk mendukung operasi-operasi militer bukan perang seperti
penanganan bencana.
"Atas
nama pemerintah, saya sangat mengapresiasi hal ini," katanya.
Kepala Staf
Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, empat pesawat hibah
tersebut tidak bisa langsung dibawa pulang karena akan direnovasi terlebih
dulu.
Perbaikan,
termasuk pengecatan dan penggantian suku cadang, untuk pesawat yang dihibahkan
membutuhkan dana sekitar 50 juta dolar Australia.
(Antara)
SELAIN PESAWAT KFX DAN HERCULES SEMOGA
BalasHapusSAJA DAN BERUSAHA BELI ATAU
MEMBUAT SEPERTI
PESAWAT ANTONOV CARGO
LOGISTIK pesawat 10
terbesar di seluruh dunia
UNTUK LOGISTIK BATUAN
BENCANA ALAM DI RIBUAN
PULAU LUAS WILAH KITA 13%
DARATAN TERBESAR SELURUH
DUNIA DAN JUGA MENAMBAH
PERTAHANAN KEAMANAN LINTAS
UDARA DALAM PERTAHANAN
INDONESIA, TANAH AIR KU
INDONESIA RAYA,