Produksi pesawat di PT DI (photo : vivanews)
PT Dirgantara Indonesia Perlu Modal Rp 2 Triliun
Sukatwikanto mengatakan, sampai kini pihaknya membutuhkan
dana bagi modal kerja yang nilainya Rp 2,06 triliun. Saat ini pemerintah baru
menyetujui dana modal kerja bernilai Rp 1 triliun. Dana itu bagi
restrukturisasi perusahaan.
"Dana modal kerja
Rp 2,06 triliun tersebut untuk pembelian sejumlah mesin baru agar
meningkatkan kapasitas produksi. Jika kapasitas produksi bertambah, kami dapat
memenuhi semua pemesanan sesuai kontrak," ujarnya.
Sukatwikanto menyatakan, pihaknya telah menerima pemesanan
pembuatan komponen pesawat dari berbagai negara. Satu di antaranya bekerja sama
dengan Airbus Military yang bermarkas besar di Madrid , Spanyol. "Bentuk kerja sama itu
bukan merger. Ini kerja sama yang menguntungkan. Soalnya, kami dapat melebarkan
pasar secara lebih luas lagi," katanya.
Dalam kerja sama itu, proses produksi CN 235 dan CN 295
tidak hanya berlangsung di Tanah Air, tetapi dapat juga dilakukan di Spanyol.
Adanya kerja sama dengan Airbus Military ini membuat PT DI
bersiap membidik Amerika Selatan sebagai pasar baru. Menurut Sukatwikanto,
Amerika Selatan merupakan pasar potensial untuk memasarkan CN-235 dan CN 295.
Dalam kerja sama PT DI-Airbus Military, kata Sukatwikanto,
pihaknya tidak hanya membuat CN 235 dan CN 295, tetapi juga membuat komponen
pesawat Airbus.
"Akan tetapi, sebaiknya harus ada perimbangan antara
naiknya pemesanan dan ketersediaan serta kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Nah, rencana revitalisasi itu pun mencakup SDM," ujarnya.
Karena itu, PT DI siap melakukan perekrutan karyawan
terampil hingga 2017. Pihaknya menargetkan jumlah rekrutan baru sebanyak 1.500
orang karyawan. Setiap tahunnya, PT DI siap merekrut sekitar 300 orang karyawan
yang merupakan tenaga ahli engineering untuk mengganti tenaga yang pensiun.
(Kompas)
Baca Juga :
Merpati Beli 20 NC-212 400 PT DI
20 Juli 2012
JAKARTA : PT Merpati
Nusantara Airlines realisasikan pembelian 20 pesawat C-212 serie 400 (sering disebut Cassa)
dari PT Dirgantara Indonesia .
Namun, pendanaan menunggu penawaran dari pemerintah daerah yang akan
menggunakan pesawat ini.
Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo mengatakan pihaknya
akan membentuk pasar untuk pembiayaan ke-20 pesawat Cassa yang dibelinya dari
PT Dirgantara Indonesia
(PT DI). Pasar ini berasal dari pemerintah kabupaten maupun kecamatan di Indonesia .
Sebab pesawat akan digunakan untuk penerbangan perintis di wilayah timur Indonesia dan Kalimantan .
“Kami sudah kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah, di
antaranya Pemda Sampit, Kalimantan Tengah. Mereka ingin menggunakan pesawat
Cassa dari PT DI ini,” kata Rudy saat penandatanganan nota kesepahaman antara
PT Dirgantara Indonesia dan
PT Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP), di kantor Kemmeng BUMN, Jakarta , Kamis
(19/7/2012).
Dalam acara penandatangan MoU ini turut menyaksikan Menneg
BUMN Dahlan Iskan. Dari PT DI diwakili oleh Direktur Utama Budi Santoso dan
Dirut PT NTP Supra Dekanto, sedangkan dari Merpati oleh Rudy Setyopurnomo.
Rudy menjelaskan pihaknya menargetkan tahun ini ada 4-5 unit
pesawat pesanannya yang sudah dapat diterima dan selesai seluruhnya dalam 2
tahun ke depan. Namun, dia optimistis tidak perlu mengeluarkan dana sedikitpun
untuk pembayarannya karena kerja sama dengan pemerintah daerah dan perusahaan
pembiayaan.
Nantinya, imbuh Rudy, dengan Pemda yang turut dalam
pembiayaan akan dibuat mekanisme bagi hasil ataupun mekanisme lainnya. “Misalnya, pemda ingin membiayai pengadaan
pesawat, itu kontribusinya 10% dari total biaya. Bagi hasilnya mereka mendapat
porsi 10%. Atau ada pemda yang ingin menanggung biaya bahan bakar, kontribusi
hingga 60%, pembagiannya sesuai dengan pengeluarannya,” kata Rudy.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan penandatangan
MoU dengan Merpati ini untuk pembelian 20 pesawat Cassa serta untuk perawatan
over haul pesawat MA-60 di PT NTP, anak usaha PT DI.
Untuk pembelian 20 Cassa ini, imbuh Budi, ditargetkan
seluruh pesanan rampung dalam dua tahun kedepan. Pesawat yang dipesan berjenis
Cassa 212-400 berkapasitas 28 tempat duduk dengan harga US$6,5 juta-US$7,5 juta
per unit.(msb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar