Hawk 200 dalam berbagai varian warna (all photos : Winston Setiawan)
Sebuah gambar kepala Panther hitam menempel garang di badan pesawat tempur Hawk 200.Mulutnya mengaum garang,berlatar belakang sebuah gambar kilat yang menyala tajam.
Sebuah gambar kepala Panther hitam menempel garang di badan pesawat tempur Hawk 200.Mulutnya mengaum garang,berlatar belakang sebuah gambar kilat yang menyala tajam.
Warna abu-abu langit,juga semakin membuat kepala Panther ini
hidup,dan siap menerjang. Angka 12 tersebut merupakan penanda burung besi
mematikan buatan Inggris tersebut berangkat dari Skuadron Udara 12, Pangkalan
Udara (Lanud) TNI AU Pekanbaru.Hampir di ujung moncong pesawat juga tertulis
angka 09. Nomor ini merupakan tanda nomor pesawat di skuadron tersebut.
Burung besi ini nampak mengkilat,dengan motif loreng
perpaduan abu-abu muda dan abu-abu tua.Tampangnya garang.Siap menerjang
angkasa. Menembus langit biru nusantara.Menggeliat cerdik di antara awan-awan
putih, menghunus pusaka menerjang setiap lawan yang mengancam. Warna loreng
abu-abu ini baru saja selesai digarap oleh para putra terbaik TNI AU yang
tergabung di dalam Satuan Pemeliharaan (Sathar) 32,Depo Pemeliharaan 30, Lanud
TNI AU Abdulrachman Saleh,Malang.
Bukan ahli dari Inggris, atau Amerika Serikat,yang membuat
burung besi menjadi garang,segarang Panther. Putra-putra terbaik bangsa,yang
bernaung di Sathar 32,mampu mandiri membuat Panther Skuadron Udara 12 mengaum
di langit nusantara. Hanya berjarak beberapa langkah di depan Panther Skuadron
Udara 12,tampak logo kepala Jonga atau Kijang, mulai sumringah.Jonga yang
terpampang di badang Hawk 200 milik Skuadron Udara 1 Pontianak tersebut,juga
akan menjalani masa-masa pergantian warna di Sathar 32.
Saat ini,Jonga lambang kelincahan, kecerdikan,dan kecepatan
ini,masih menggunakan warna lama.Loreng hijau tua,dipadu hijau muda,dan
cokelat,masih menempel lekat.Sebentar lagi,tangantangan terampil putra-putra
terbaik yang tergabung di Sathar 32,akan memanjakannya dengan warna baru,loreng
abu-abu.“Warna loreng abuabu, menjadi warna kamuflase resmi para pesawat tempur
TNI AU,”ujar Pembantu Letnan Dua (Pelda) Lagiono. Prajurit TNI AU,yang sudah
mengabdikan diri sejak tahun 1986 tersebut,menjadi salah satu bintara senior di
Sathar 32.Perannya,khusus dalam hal menangani pengecatan pesawat TNI AU.Banyak
pesawat tempur sudah ditanganinya, termasuk pesawat tempur F-16.
Dari tangan telaten para prajurit tersebut,saat ini sudah ada delapan unit pesawat tempur jenis Hawk yang sudah berganti kamuflase loreng abu-abu.Lagiono menyebutkan, pesawat jenis Hawk yang sudah selesai dicat dan diperbaiki, ada di Skuadron Udara 1 sebanyak lima unit,dan di Skuadron Udara 12 sebanyak tiga unit.“Pengerjaannya dilakukan di Malang.Ada juga yang kami kerjakan di skuadronnya masing-masing,” ujarnya begitu ramah. Butuh sedikitnya 7-8 galon cat,atau sekitar 28-32 liter cat untuk mengecat satu unit pesawat. Pengerjaannya dilakukan selama 1-2 minggu.
Prosesnya dimulai dari pembersihan cat
lama,perbaikan,kemudian pengecatan dengan cat baru. Kualitas hasil pengecatan,
tidak bisa diremehkan.Karya anak negeri ini,sudah terbukti memiliki kualitas
tinggi. Salah satu buktinya,pengecatan yang dilakukan terhadap pesawat tempur
taktis F- 16,sudah berusia 10 tahun,namun belum menunjukkan kerusakan.“
Kualitas kami utamakan. Selain itu,kerja seni juga menjadi bagian dari pencetan
pesawat ini.Hingga membuat pesawat tampil garang, menawan,dan memiliki kualitas
bagus,”ujar Lagiono.
Bukan sekadar kamuflase warna di badannya saja yang diganti
dan dibersihkan.Kemampuan avionik,dan listrik instrumen pesawat,juga turut
dibenahi dan dijaga di Sathar 32.Alhasil,pesawat temput taktis ini tidak hanya
garang di luar,namun kegarangan mesinnya layak diacungi jempol. Kepala unit
avionik dan listrik instrumen (Aviolinst) Sathar 32,Letnan Satu (Lettu)
Elektronik (Lek),Andhi Setyo menyatakan,setiap pesawat tempur yang masuk
perawatan di Sathar 32,akan dicek kondisi keseluruhannya.
“Satu incipun tidak boleh luput dari pengecekan, karena
kondisi pesawat yang prima akan sangat mendukung kegiatan operasi yang
dijalankan,”tegasnya. Secara keseluruhan,ada tiga tahap yang harus dilaksanakan
dalam pengecatan dan perbaikan pesawat tempur ini. Tahapan itu,menurut kontrol
kualitas Sathar 32,Pembantu Letnan Satu (Peltu),Haryanto, antara lain tahap
predock; in dock; dan post dock. Tahap pre dockmeliputi penerimaan pesawat dari
skuadron yang mengoperasionalkan. Kemudian dilanjutkan dengan tes seluruh
sistem pesawat, termasuk uji fungsi dan performance engine pesawat.
Tahap in dock,berupa pembongkaran, pemeriksaan,perbaikan, dan pengetesan.“Dalam tahap terakhir,atau post dock,akan dilakukan penimbangan, pengecekan terakhir, dan tes terbang,”terangnya. Pengalaman dan prestasi pengecatan pesawat,serta perbaikannya ini,sudah berjalan sangat lama.Menurut Komandan Depo Pemeliharaan 30 Lanud TNI AU Abdulrachman Saleh Malang,Kolonel Dento Priyono,pada tahun 2012 ini,jadwal pengecatan sangat padat. Setelah menyelesaikan pengecatan sebanyak enam pesawat F 16,dilanjutkan pengecatan delapan unit Hawk 100,dan Hawk 200.
“Selain itu,masih menyelesaikan pengecatan pesawat angkut
Cassa A 2103,dan Cassa A 2017,”ujarnya. Setiap pengecatan,dan perbaikan pesawat
ini,dilaksanakan oleh tim kecil yang beranggotakan 8-10 orang personel.Mereka
terdiri dari satu orang perwira,anggota, dan kontrol kualitas.Depo Pemeliharan
sendiri,membawahi tiga satuan yakni Sathar 31; Sathar 32; dan Sathar 33. Sebuah
kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini.Setiap personel Sathar,memiliki
ketelitian, kemampuan,dan jiwa seni untuk memperbaiki pesawat tempur.
Mereka membuat setiap burung besi TNI AU menjadi
garang,layak terbang,dan lincah bermanuver di langit biru,memecah angkasa,
menjaga setiap jengkal kedaulatan udara nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar