22 Desember 2014

TNI AU Mengusulkan untuk Beli Pesawat Amfibi

22 Desember 2014


Pesawat amfibi Be-200 (photo : Militaryphotos)

Perangi pencuri ikan, TNI AU minta Jokowi beli jet amfibi

Merdeka.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu pemerintah untuk memerangi illegal fishing di wilayah maritim Indonesia. Selain TNI AL, untuk memerangi pencurian ikan tersebut juga diperlukan adanya kekuatan dari udara, yang dapat melakukan tindakan cepat untuk menangkap kapal asing yang melakukan pencurian.

Kepala Staf Angkatan Udara di Mabes TNI, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, TNI Angkatan Udara meminta Pemerintah membeli pesawat Jet Amfibi untuk menjaga wilayah laut Indonesia dari praktek-praktek illegal fishing, khususnya di area perbatasan. 

Jet Amfibi itu nantinya akan digunakan untuk mengejar dan menangkap kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di perairan RI.

"Kami sampaikan kepada Beliau (Presiden Joko Widodo), solusi dalam penindakan pencurian ikan di wilayah laut perlu pesawat amfibi. Pesawat ini bisa mendarat di laut dengan karakteristik yang mampu jalan di tengah gelombang (Laut)," jelas Putu Dunia, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12).

Ida Bagus mengaku, hal itu telah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Dan permintaan itu pun disetujui. Bagus menjelaskan, pesawat Jet Amfibi itu mampu menghadang kapal-kapal canggih pencuri ikan milik asing. Serta bisa mengangkut tim untuk pengamanan laut.

"Beliau setuju dengan ide itu, salah satu jenis pesawatnya yaitu BE 200. Pesawat itu bisa membawa tim untuk pengamanan di laut, juga bisa gunakan sebagai pemadam kebakaran dengan bom air," ujarnya.

Sementara itu menurut, Panglima TNI Jendral Moeldoko, anggaran pembelian pesawat tersebut akan dimasukan dalam pembelanjaan pada tahun 2015 mendatang. Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi telah mengapresiasi hal itu dan akan segera dilakukan.

"Untuk itu pasti beliau ada kemauan kuat untuk perbaikan. Beliau mengendorse pembelian pesawat baru untuk penguatan patroli maritim termasuk Jet Amfibi," tandasnya. (Merdeka)

Ini jet amfibi yang bakal dibeli Jokowi buat perangi kapal asing

Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, TNI AU siap ikut serta dalam memerangi illegal fishing di wilayah maritim Indonesia. Untuk menambah kekuatannya, mereka pun meminta Presiden Jokowi memberi Jet Amfibi jenis Be-200 untuk menjaga laut Indonesia, khususnya di area perbatasan.

Jet Amfibi itu nantinya digunakan untuk mengejar dan menangkap kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di perairan RI. Ida Bagus mengklaim, permintaan tersebut sudah diamini Presiden Jokowi.

Dari penelusuran merdeka.com, Jet Amfibi Be-200 memiliki kemampuan mumpuni dalam mengawasi lautan Indonesia dari pencuri ikan, apalagi pesawat ini mampu mendarat di segala medan, termasuk di tengah perairan.

Be-200 atau bernama lengkap Beriev Be-200 Altair ini dibuat Beriev Aviation Company, bersama-sama Russian Irkutsk Aircraft Production Association yang kini kini berubah menjadi Irkut Corporation. Kini, kedua perusahaan tersebut sudah menjelma menjadi BUMN bernama United Aircraft Corporation.

Pesawat ini didesain oleh Alexander Yavkin. Dia dan timnya, diminta pemerintah Rusia untuk membuat pesawat pembom air. Desain itu berhasil diselesaikan setahun kemudian dan dipamerkan di ajang Paris Ais Show.

Yavkin membuat pesawat ini seperti layaknya ikan terbang. Saat ini, sudah ada enam varian Be-200, masing-masing memiliki kelebihan, mulai dari pesawat pengangkut kargo, penumpang atau ambulans udara.

Pada 2006 lalu, pesawat ini pernah dipinjam Indonesia untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Pesawat ini bisa dioperasikan 2 orang kru, dan membawa hingga 72 orang.

Di dalamnya terpasang Kontrol Penerbangan Digital, yang menyatu dengan sistem navigasi paling modern, antara lain GPS, FMS, autopilot and radar cuaca. Dengan kemampuan itu, Be-200 mampu terbang hingga 2.100 meter usai lepas landas, termasuk di atas permukaan air.

Dengan mesin D-436TP turbofans di kedua sisi, pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 700 km per jam. Sedangkan kecepatan di laut mencapai 560 km per jam.

Kapal dengan berat hingga 27.600 kg ini mampu membawa kargo seberat 7.500 kg, atau muatan air sebanyak 12.000 kg. Jika difungsikan sebagai pesawat penumpang, pesawat ini bisa menampung 44 orang (jenis Be-200ES) sampai 72 orang (Be-210).

Pesawat tersebut cocok untuk misi pengintaian dan penindakan langsung pada kapal-kapal asing. Begitu menemukan kapal asing, pesawat bisa mendarat di laut dan pasukan TNI AU dapat langsung menindak awak kapal tersebut.

(Merdeka)

1 komentar: