03 November 2016

KASAU Tertarik F-16 Blok 72 Viper

03 November 2016


Pesawat tempur F-16 block 72 Viper (photo : Defense Studies)

KASAU Mengunjungi Stand F-16 Blok 72 Lockheed Martin

KASAU Marsekal TNI Agus Supriatna didampingi Asrena Kasau Marsda TNI Suprianto Basuki, Aslog Kasau Marsda TNI Nurullah, Aspers Kasau Marsda TNI Yadi Husyadi dan Koorsahli Kasau Marsda TNI UH. Harahap, seusai pembukaan pameran Indo Defence 2016 yang dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla, mengunjungi stand F-16 Block 72 Viper, yang diterima oleh Kepala Proyek F-16 Block 72 Mr. Mario Magana di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11).

Dalam kesempatan itu, KASAU mendapat penjelasan yang komprehensif tentang kecanggihan pesawat F-16 yang paling mutahir dan ditawarkan ke Indonesia. Pesawat F-16 Block 72 ini memiliki kemampuan setara dengan pesawat generasi ke-5 dan memiliki kemampuan untuk menjaga ruang udara dengan persenjataan udara ke udara dan udara ke permukaan yang paling modern saat ini.

Dijelaskan pula bahwa Pesawat F-16 tipe ini sangat cocok untuk mengawal negara kepulauan yang luas dengan tantangan modern namun cukup efisien dan efektif karena dalam penjelasannya, Lockheed Martin menyediakan peralatan dan dukungan serta persenjataan sesuai kebutuhan Indonesia.

Dalam kesempatan itu KASAU Marsekal TNI Agus Supriatna yang juga penerbang F-16 TNI AU menyatakan, sangat interest terhadap kemampuan pesawat tersebut.

(TNI AU)

24 komentar:

  1. Pak kasau udah lupa sama sukhoi kayaknya....

    BalasHapus
  2. Kalau hanya tertarik sih boleh aja �� masalah beli yg mana masih blm jelas ��

    BalasHapus
  3. Tertarik, melirik, dipertimbangkan, diajukan, lalu kena jurus bantingan pabrikan lain dan proses pun dimulai lagi dari tertarik tadi. Begitulah siklusnya.

    BalasHapus
  4. cuMa tertarik doang ttp belinyA su 35

    BalasHapus
  5. maaf saya tidak trtarik f16v.. repot kl cuma pake bentar. mudah diserbu amerika.. su 35 jauh lebih unggul daripada f16v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma dipake bentar? Mudah diserbu amerika? Ini hasil terawang dukun mana?

      Hapus
    2. menurut dukun Budi Darmawan apa?

      Hapus
  6. nanti di embargo lagi lho..presidennya nanti lain kebijakannya juga lain..biar enggak rugi..beli aja dari Rusia.thanks

    BalasHapus
  7. Wah mantab ini. Yang penting adakah ToT yang diperoleh pihak Indonesia?? Itu yang penting.
    Syukur syukur kita bisa memproduksi sparepart pesawat ini agar tidak ada dampaknya bila diembargo nantinya.
    Tapi saya yakin USA berbeda pandangan tentang Indonesia yang sekarang menjadi negara demokrasi terbesar didunia.

    .

    BalasHapus
  8. mental tempe, belum kenyang dikirim pesawat rongsokan, belum kenyang dia di embargo

    BalasHapus
  9. Tertarik beli baru atau sebagai upgrade pesawat ysng sudah ada?

    BalasHapus
  10. tertarik belum tentu ada uang....tertarik belum tentu beli...akan direncanakan...dirapatkan dibubarkan wakakaak

    BalasHapus
  11. You all need to read this: https://www.quora.com/Which-is-better-F16-Viper-or-Gripen-E

    BalasHapus
  12. Ya kalau anggaranna banyak,di beli jg gpp biar F-16 na kekinian...tp ya Jgn lupa Sukhoi 35 ttp prioritas utk pengganti si macan yg mulai ompong..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua orang di sini mau aja kalau TNI beli Su-35S. Masalahnya Rusia ga mau kasih ToT dan kita ada UU bahwa kalau beli dari luar harus dapat ToT. Dan kalau kita mau cari alternatif lain, jujur saya lebih setuju kalau beli Gripen karena F-16V inferior dibanding Gripen E/F dan paket yang ditawarkan SAAB jauh lebih menarik.

      Hapus
    2. tot grippen buat apa?? itu pesawat jadul gen 4, kita kan udah tot yang gen 4.5 dari korsel? kita butuhnya bargain position SEKARANG!! bukan nanti nanti..kalo nanti kita sudah punya kfx!!! kita butuhnya sekarang, pesawat penempur berat sekelas F 15 biar kita punya posisi tawar yang baik dalam geopolitik..kalo sekelas grippen mah udah banyak..ada f16 block 52 ada T50, ada flanker...mau apa lagi nambah2 yang begituan..itu politik barat saja karena mereka nganggap kita itu sbg ancaman dari sekutu mereka sedari dulu dulu pengen tau negara apa? cek anggota seato

      Hapus
    3. itu kenapa mereka mati matian menawarkan kelas dibawah pesawat2 mereka..coba kalo mereka berniat baik tawarkan F35 atau F 15?

      Hapus
    4. Gripen C/D gen 4 iya. Gripen E/F alias Gripen NG itu gen 4.5 tercanggih sekarang oon makanya Brazil pilih itu. F-16V juga sama aja gen 4.5, sama-sama pake AESA dan F-16 kalah di dogfight dibanding Gripen karena design F-16 bleeding speed/kehilangan speed dan momentum kalau adu turning. Gripen ngga karena dia pesawat dengan delta wing dan canard. Udah dibuktiin sama Swedia (Gripen C-F) dan negara-negara Skandinavia lain (F-16 dan F-18). Gripen Swedia selalu menang mutlak kalau mereka latihan bersama.

      Ga ada negara selain US, F-35 partner countries, Russia dan China yang punya gen 5. Paling banter gen 4.5. F-15 itu juga gen 4, paling banter F-15 Silent Eagle gen 4.5 yang Korea aja ga beli. F-35 ga mungkin dikasih ke kita karena kita bukan sekutu dekat US, bisa bikin emosi Australia dan Singapore yang udah keluar duit buat proyeknya F-35, dan harganya jauh lebih mahal lagi dari Su-35S dan pasti ga ada ToT.

      Kalau ngomong plis yang masuk akal dan dipikir dulu deh. Jangan sampe gua perlakuin kaya si Muarif.

      Hapus
    5. Plus ToT Gripen bisa dipake buat nyempurnain/modifikasi IFX kita.

      Hapus
  13. Masalahnya radius jangkauan gripen dibawah F16 blok 72, kita butuh yang jangkaunnya mumpuni, sukhoi 35 jawaban ideallnya tapi ya itu kebentur undang2, untuk harga yakin F16 blok 72 pasti lebih mahal dan perlawanan sedikit lebih mahal.
    Kalau saya lebih prefer gripen...Tot sangat penting untuk IFX

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangkauan mmg ga sejauh Su-35 tapi harga operational juga perlu dipertimbangkan. Dengan anggaran yg ada jelas kita bisa membeli lebih banyak Gripen dibandingin Su-35. Dengan jumlah yg lebih banyak maka jangkauan yg tidak sebanding dengan sukhoi bisa ditutupi dengan penyebaran pesawat yg lebih banyak. Plus biaya operational dan TOT yg ditawarkan oleh Gripen lebih menguntungkan. Sekarang service Su-27/30 aja harus balik lagi ke Rusia udah gitu mo terbangin ni pesawat juga biayanya ga murah, pas sekali terbang ilang 1 toyita xenia. Dengan biaya terbang yg tinggi jam terbang pilot juga pasti berkurang yg berpengaruh pada pengalaman terbang dan tempur pilot TNI AU. Makin sering latihan dan terbang makinbanyak pengalaman dan bertambah kemampuan tempur pilot. Plus, sistem komunikasi antar Gripen jauh lebih maju dari pesawat2 yg beredar sekarang (mungkin cuman bisa dikalahin sama F35

      Hapus