10 Februari 2017

Kemhan Kembali Tambah 18 Meriam Caesar 155 mm Untuk TNI AD

10 Februari 2017

Meriam Caesar 155 mm TNI AD (photo : Kostrad)

Kemhan Kembali Datangkan Meriam Caesar 155 MM Untuk Perkuat Alutsista TNI AD

Jakarta – Kementerian Pertahanan kembali akan mendatangkan Meriam Caesar 155 MM/GS sebagai bagian dari upaya modernisasi Alutsista TNI khususnya TNI AD di jajaran Batalyon Alteleri Medan (Armed). Meriam Caesar 155 MM/GS diproduksi oleh perusahaan persenjataan asal Perancis, Nexter System.

Rencana pengadaan meriam yang memiliki daya jangkau tembakan sejauh 39 km tersebut, ditandai dengan penandatanganan kontrak pengadaan 18 unit Meriam Caesar 155 MM/GS antara Kemhan dan Nexter System, Kamis (9/2) di kantor Kemhan, Jakarta.


Kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak, masing-masing dari pihak Kemhan diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Leonardi, sedangkan dari Nexter Systems France diwakili oleh Executive Vive Presiden / Weapons & Altillery Systems, Gilles Sarreau.

Kabaranahan Kemhan dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pengadaan Meriam Caesar 155 MM/GS oleh Kemhan kepada produsen langsung dalam hal ini Nexter Systems France merupakan yang kedua kalinya dan diharapkan akan ada keberlanjutan kerjasama dimasa mendatang.

Dijelaskannya, dalam kontrak pengadaan Meriam Caesar 155 MM/GS tersebut, telah memuat persyaratan local content sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Hal ini adalah bagian dari upaya memberdayakan dan meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri.


“Pengadaan ini bagian dari pembangunan kekuatan yang sudah sudah direncanakan menuju kekuatan MEF, ini adalah pengadaan yang kedua, jadi tidak ada kesulitan seperti masalah teknologi, negosiasi local content, bahkan kita bisa mengejar lebih besar lagi untuk nilai dari local content”, jelas Kabaranahan Kemhan.

Menurutnya, dengan penambahan 18 Meriam Caesar 155 MM/GS ini, maka kekuatan Alutisista di jajaran Armed TNI AD dirasa sudah cukup. Selanjutnya adalah bagaimana keberlanjutan dari pemeliharaan dan ketersediaan cuku cadang serta amunisinya. Untuk itu, Kemhan berharap perlu adanya suatu keberlanjutan kerjasama antara industri pertahanan dalam negeri dalam hal ini PT. Pindad dengan Nexter Systems France.

(Kemhan)

22 komentar:

  1. Mantab....Marinir jg seharusnya dpt nie meriam 155 mm..biar tdk pke howi tarik 105mm trz..biar tmbah bertaring Marinir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok bro...

      Yang begini baru pilihan yang jitu...udah tokcer, ga perlu repot soal mobilisasinya. Mo pake herky oke...dimuat LPD apalagi.

      Tapi yang enteng2&perlengkapannya ringkas (howie 105 mm) juga penting lho...terutama utk pasukan pendahulu spt paratrooper atau dioperasikan pd lingkungan perbukitan yang susah diakses lewat jalan darat

      Hapus
    2. muup om2 caesar sich emg mooij, howie ksukaan guwe, tp syg postur sgede itu agak susah diangkut dari kapal ke darat.

      ditambah kayak gak tau aja, dari dulu marinir mana mao disamain senjatanye ama ad.

      kormar lbh dmen yg bisa jalan di air juga, makanya ngincer si kanjeng mamih vena melinda ini haha! http://defense-studies.blogspot.co.uk/2016/06/korps-marinir-mengincar-2s31-vena-self.html

      vena cocok buat marinir yg fungsinya sbg pasukan tempur perebut pantai. gak perlu kapa buat nyebrangin ke darat.

      klo ad kan py fungsi lain teritorial, jd buat jaga2 wilayah sperti perbatasan pake caesar cuco bgt.

      Hapus
    3. Gak semuanya kudu bisa berenang dong...

      Kalo ranpur pembuka pertempuran wajar aja dipilih yang bisa berenang spy flexibilitasnya lebih tinggi...tapi kendaraan pendukung spt artileri, logistik, pasokan amunisi, bbm, alat berat dsb tetep aja harus digendong.

      Atau marinir/AL mulai berinvestasi fasilitas penyeberangan utk mendaratkan konvoi pendukung dari kapal ke bibir pantai...salah satunya adalh "mexeflote", yang berupa ponton yang didorong atau diberi motor atau bisa juga rangkaian ponton yang berfungsi layaknya jembatan dari kapal ke pantai (dalam kondisi perang sebenarnya pantai2/jalur pendaratan sudah dipasangi ranjau)

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Kalo sekedar kirim alat transportasi,logistik,artileri dan tambahan kav, kapal al kita pasti pake tehnik beaching, percuma dong alri punya armada kapal LST terbanyak di kawasan asteng blom termasyuk adri. Cara ini lbh efisien dan cepat dibandingkan maen ponton2an.
      LPD kita pun uda dilengkapi 2 landing craft, jadi itu mlrs grad ditaekin sini, syuurr mluncur ke pantai.

      Kalo uda dipasangin ranjau, cuma 1 cara ngatasinnya minggir haha! kan pantai luas bingit gak mungkin mrk sebar smua tempat, nah itulah gunanya unit rekon utk antisipasi.

      kalo liat d-day, seyem bgt,tp kita kan bkn negara agresor. cmn klo pulau kita dicaplok, siyap2 model d-day sperti latgab kemarin seru ato klo kita jadi jerman. kita malah perlu banyak ranjau darat/laut sm aa gun/misil, anti kapal dibanding ponton2an.

      Hapus
  2. local contennya apa ? kita harus paksa mereka untuk dapat tot lebih misal laras meriam ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anomisi atau peluru banyak yang mau kasih tot ada korea,dll. Kalau laras hanya sedikit negara yang bisa buat seperti italy/jerman .

      Hapus
    2. @unknown

      Produsen laras meriam sebenarnya tersebar hmpir merata dibenua eropa, spt: uk-royal ordnance/bae, belgia-cockeril, swedia-bofors, france-giat/nexter, spain-st.barbara...termasuk juga negara2 pecahan sovyet dan afsel-dennel serta jepang-komatsu

      Hapus
    3. Maaf bro kalau gw salah... bukannya Indonesia / Pindad sdh dapat lisensi dari Belgia terutama yg kaliber 105 untuk laras meriamnya dan amo.
      Sedangkan untuk amo kaliber 120mm jg dapat lisensi dari jerman buat leopard. CMIIW.

      Hapus
    4. @lutfi

      Ini kita om (hari)...nick yang lama lupa passwordnya, heeee

      Beritanya si begitu, tapi pindad kan harus invest dulu mesin foundrynya untuk cetak laras meriam. Gimana perkembangannya belum update lagi

      Hapus
  3. Balasan
    1. makanya luh jadi nglamar jadi menhan aje biar bisa pilih2 om telolet om haha!

      Hapus
    2. K-9...yang ada nanti malah "ambles" lagi, biaya operasinya jg sangat tinggi shg gak semua laki-laki sanggup menafkahi

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Asal jangan dipasang diperbatasan hatimu aja om...bisa gaswat, wkwkwkwk

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Ah si om.. hatiku sdh terisolasi dengan sempurna gak bakalan diceroboh oleh pengganas macam jaran sebelah.
      zizizi...😁

      Hapus
    4. mesra amat pake hati segala, mana dua2nya om2 lagi...

      hiiihhh jijjayy bajaajjj kaabooorrr aachh haha!

      Hapus