03 Februari 2017

PAL Kembali Bangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 Pesanan Kemenhan

03 Februari 2017

First steel cutting KCR-60 batch#2 (photo : defence.pk)

Surabaya, (Antara Jatim) - PT PAL Indonesia mulai mengerjakan satu unit kapal cepat rudal (KCR) 60 meter pesanan bagian kedua dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan nomer pembangunan W000297.
      
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin pada acara "first steel cutting" KCR 60 meter batch #2 di Surabaya, Kamis mengaku berterima kasih atas kepercayaan Kemenhan karena PT PAL telah diminta kembali mengerjakan KCR bagian kedua.
     
"Kami berterima kasih kepada Kemenhan karena telah memberi kepercayaan, dan kami berusaha terus menuju perubahan yang lebih baik dalam mengerjakan setiap pesanan kapal perang," kata Firmansyah.
     
Ia mengatakan, dalam setiap progres pembangunan KCR dilakukan dengan progresif, dan sudah ada tujuh blok kapal yang telah dikerjakan sesuai jadwal.
     
Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan RI Laksamana Muda TNI Leonardi mengatakan kegiatan pemotongan besi kapal yang dilakukan hari ini adalah bagian untuk mengawali kerangka bangunan kapal.
     
"Kami harap prosesnya bisa selesai tepat waktu dan pembangunannya berjalan sesuai keinginan yang direncanakan Kemenhan," katanya.
    
kapal cepat rudal KCR-60 (photo : bumn)

Leonardi mengaku secara umum KCR 60 meter bagian kedua ini tidak jauh berbeda dengan tiga unit KCR yang dipesan di bagian pertama, namun ada beberapa persenjataan yang memang mempunyai kapasitas lain dibanding yang pertama, ditambah stabilitas kapal yang lebih sempurna.
     
"Memang ada pilihan-pilihan teknologi pada pesenan bagian kedua ini, dan TNI sudah bisa menyesuaikan dengan keinginannya peralatan canggih yang dibutuhkan seperti CMS (Combat Management System)," katanya.
     
Leonardi mengaku target pengerjaan pesanan KCR bagian kedua adalah 24 bulan, atau sekitar Juli 2018 sudah dilakukan serah terima dan pengetesan kemampuan kapal.
     
"Kami harapkan target Juli 2018 sudah selesai semua dan dilakukan serah terima, sehingga bisa memperkuat alutsista TNI AL," katanya.
     
Sementara dengan adanya pesanan bagian kedua ini, jumlah KCR 60 Sampari Class yang dimiliki TNI AL ke depannya akan menjadi empat unit, setelah pada bagian pertama PAL mengerjakan tiga unit kapal yang telah diluncurkan, dan dilengkapi rudal anti kapal C-705.

(Antara)

22 komentar:

  1. Balasan
    1. lo kira masak mi instan kagak pake lama, pea juga lo tong

      Hapus
    2. Kemungkinan lama karena ada perubahan dari versi sebelumnya.

      Hapus
  2. Tahniah PT PAL. Ke arah kemandirian alatusista. Majulah Indonesia!

    BalasHapus
  3. CMS yang di pasangkan apa produk dalam negri yaitu CMS Mandhala buatan PT.LEN ?
    Kapal fregar jenis van speijk seperti KRI Yos Sudarso-353, KRI Oswald Siahaan 354 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 sudah menggunakan CMS Mandhala. Selain sebagai pengendali rudal C-802, CMS Mandhala dirancang sebagai pengedali pada kanon OTO Melara 76 mm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknow@ betulkah nanti KCR 60 batch II pakai CMS Mandhala buatan PT LEN

      Hapus
    2. Kalau melihat dari ketiga kapal sebelumnya nampaknya CMS yang akan dipasang dari Cina. Kecuali persenjataan batch 2 ini di rombak total.

      Hapus
    3. @clements cendana,di atas sudah di jelaskan" Memang ada pilihan-pilihan teknologi pada pesenan bagian kedua ini, dan TNI sudah bisa menyesuaikan dengan keinginannya peralatan canggih yang dibutuhkan seperti CMS (Combat Management System),".Jadi pasti cms yang akan di gunakan akan lebih canggih dari sebelumnya . TNI mungkin kecewa dengan performa CMS china yang gagal dalam test pemembakan rudal sebelumnya .

      Hapus
    4. @unknown semoga aja diganti. Kalau perlu ak-630 nya diganti aja dengan milenium gun system trus pasang cms turunan mandala.

      Hapus
    5. Bakalan diganti CMSnya bisa mandala atau dari saab.
      Yang jelas bakal ada peningkatan dan revisi dari KCR-60

      Hapus
    6. CMS utk KRI 60 meter class dipastikan dari teknologi eropa. Paling tidak keluaran sama dg yg dipakai PKR REM class.

      Hapus
  4. Masih ada tambahan order 3 biji lagi kcr 60 dipertengan tahun ini.

    BalasHapus
  5. Info dari mana bro dipertengahan tahun dapat tambahan order lagi ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikompas paper dah muncul beritanya.

      Hapus
    2. Denger2 di forum sebelah juga gitu

      Hapus
    3. Confirmed. TNI AL akan pesan lgs 3 unit KCR 60 meter lagi ke PAL. Lengkap dg instal persenjataan dg menggunakan teknologi eropa. Utk KCR 40 meter ke bawah akan gunakan teknologi cina.

      Hapus
  6. indonesia punya 200 galangan kapal....tapi dari pengalaman dan terbukti ada 2 yg benar2 cepat dalam penyelesaian pembuatan yaitu pt pal dan palindo

    BalasHapus
  7. kok desain moncong depan gak mirip sigma.. apakah bisa terserap radar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya mas, ente ngerti konsep RCS ?
      Radar cross section

      https://en.m.wikipedia.org/wiki/Radar_cross-section

      1. Ukuran lebih kecil dari PKR pasti lebih sulit di deteksi
      2. Desainnya cukup stealth. Coba bandingkan dengan VS class atau parchim.
      3. Enggak butuh-butuh banget soal masalah siluman apa enggak. Tupoksi utamanya bukan untuk menyerang ke daerah musuh.

      Hapus
  8. jika makin siluman dipasang radar array aesa, rudal rusia yg depan kamera FLIR anti dijamming, model VLS. Kubah meriam harus dibentuk persudut, jangan bulatan yg bisa dideteksi radar..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya belum pernah dengar FLIR buat kapal mas. Kalau ada tolong kasih link. Biasanya cuma buat pesawat

      https://id.m.wikipedia.org/wiki/Forward_looking_infrared

      Kapal ini fungsinya bukan AAW jadi enggak terlalu penting juga punya VLS. Anti ship misil sudah cukup.
      Lagian VLS apa yabg bisa di pake di kapal ini ? Rata2 launchernya terlalu besar.

      Hapus