23 Juni 2017

3 Batalyon Howitzer Akan Dibeli Pada 2018

23 Juni 2017


Howitzer LG-1 Mk-3 kaliber 105mm (photo : Erich Saumeth)

2018, Pemerintah akan Belanja Meriam Howitser, OPV, dan Rudal jarak menengah

Menjelang Idul Fitri ini, para pembaca tentu sudah menyiapkan sejumlah rencana berikut anggarannya. Demikian juga pemerintah Republik Indonesia, kini tengah menyiapkan rencana kerja di tahun 2018 mendatang. Karena media ARCinc ini berfokus pada militer dan aviasi, tentu disini kita akan telaah apa saja rencana pemerintah di tahun 2018 dalam bidang pertahanan.

Rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 (image : Bappenas)

Dari data Rancangan Awal RKP 2018 yang ARCinc peroleh, bisa sedikit kita intip rencana besar pemerintah di tahun depan. Yang mencolok bagi redaksi adalah pengadaan 3 batalyon meriam kaliber 105mm, dimana 2 batalyon diantaranya adalah untuk pengganti meriam tarik 76mm yang sudah uzur, serta 1 batalyon lainnya untuk marinir TNI-AL. Data ini kemudian kami konfirmasi ke salah satu agen Nexter (produsen meriam asal Prancis), dan ia pun membenarkan akan adanya pengadaan 3 batalyon meriam LG-1 Mk3.


Point menarik lainnya adalah pengadaan kapal OPV 80-90 meter. Menjadi menarik karena pengadaan 2 kapal ini memakan biaya mencapai  Rp 1 Trilyun. Boleh lah kita berharap jika benar dibeli, maka OPV ini nanti sudah full combat ready.


Sementara itu untuk matra udara, akan kembali dilakukan pengadaan lanjutan rudal darat ke udara jarak menengah tahap 2. Ini tentu menjadi pertanyaan, apakah pengadaan tahap pertama sudah teken kontrak? Selain itu ada pula pengadaan rudal AIM-9X dan AIM-120, dimana pada pengadaan Sidewinder sudah terkonfirmasi oleh pemerintah Amerika Serikat.


Pengadaan alutsista pada jaman Presiden Jokowi memang tampak tidak sebesar masa Kepresidenan sebelumnya. Namun perlu dipahami, pembelian alutsista pada masa Presiden SBY membawa dampak pada masa pemerintah kini. Alutsista yang mahal dan berteknologi canggih tentu memerlukan anggaran yang tidak sedikit untuk pemeliharaan serta sarana dan prasarana pendukungnya. Karena itu porsi terbesar anggaran justru ada pada perawatan alutsista. Tercatat untuk Harwat alutsista matra darat sebesar  Rp 1, 8 trilyun rupiah. Disusul anggaran harwat untuk matra laut sebesar Rp 3,3 Trilyun, dan yang terbesar  adalah untuk alutsista matra udara sebesar Rp 4,5 Trilyun.

See full article ARC

11 komentar:

  1. Paragraf terakhir untuk meredam gejolak y. 😂
    NAsam, Es teh masih jauh sepertinya.

    BalasHapus
  2. mending perbanyak sph....K9 the best

    BalasHapus
  3. Pembelian tambahan peluncur rudal jarak sedang...berarti udah beli sebelumnya...beli medium sam apaan ya ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuly@ nassam
      Ini hanya rencana selama masih belum TTD masih ada perubahan

      Hapus
  4. Nassam untuk misil air defennse system pasti terpilih apalagi rencana y di t4 kan,di natuna semoga aja kita berdoa Nassam terpilih sebagai air defense system untuk mengcover ruang udara natuna dana pastinya di sertai TOT

    BalasHapus
  5. Kurang ber GIGI...rajin beli dari Nexter shrsnya uda buat di pindad..min joint production..

    BalasHapus
    Balasan
    1. tul sich om tupz. mungkin ada kendala biaya investasi baru atopun sdm.

      kalo smua muanya musti pindad mungkin berat yach

      untungnya skr kita py industri swasta yg sedikitnya bs membantu pelat merah pindad.

      -ada pt.saribahari&pt.dahana buat bom
      -komodo armament utk senjata&amunisi=http://komodoarmament.com/#home
      -dan ada bbrp buat kendaraan taktis.

      Hapus
  6. tank boat udah jadi....kok belum rilis uji manuver dan tembaknya????

    BalasHapus
  7. Masih RKP ya....? Mdh2an medium SAM nya masuk DIPA... Amiinnn...

    BalasHapus