10 Maret 2011

India Tawarkan Sukhoi Beserta Maintenancenya

10 Maret 2011

Sukhoi 30 MKI of the Indian Air Force (photo : Techtree)

Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Alutsista Pemerintah India

Jakarta, DMC – Menhan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (9/3), menerima kedatangan Duta Besar India untuk Indonesia Mr Biren Nanda beserta staf, di kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan ini dimaksudkan untuk menawarkan kejasama alusista antara Indonesia dengan India. Menhan menyambut baik penawaran Pemerintah India ini dengan harapan dapat memperkuat skuadron sukhoi yang dimiliki oleh TNI AU.

Pengajuan atas kerjasama ini disampaikan oleh Rajit Khumar, selaku delegasi kedutaan India untuk Indonesia. Dalam penjelasannya kepada menhan, dirinya mengajukan beberapa hal diantaranya menawarkan pembelian sukhoi, memberikan training maintenance sukhoi, helikopter dan penawaran alutsista lainnya serta skema pembayarannya. Keunggulan atas peralatan alusista india ini terutama sukhoi dan pesawatnya juga sudah di ujicoba dan didiskusikan oleh CPR (Committee of Permanent Representative).

Menhan juga di undang untuk hadir dalam rapat parlemen pada bulan Juli sampai dengan Agustus untuk memberikan tanggapan atas pengajuan ini sekaligus menyetujui pembelian tersebut.
Usai menerima kunjungan Dubes India, menhan juga menerima kunjungan Atase Pertahanan Amerika Serikat di Indonesia Col. Russel Bailey di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan mengenai rencana kunjungan Menhan Purnomo Yusgiantoro ke Washington, Amerika Serikat pada akhir Mei mendatang dan berkoordinasi dalam menyusun jadwal kunjungannya.

Dijelaskan oleh Menhan, bahwa Presiden RI telah menunjuk dirinya untuk menjadi vocal point dalam pembahasan RUU Intelijen. Menhan berharap dapat bertemu dengan Menhan dan Menlu Amerika Serikat jika itu memungkinkan untuk melakukan kunjungan kehormatan.

Dalam pertemuannya dengan Menhan dan Menlu AS, dirinya dapat mendiskusikan dan belajar mengenai sistem UU Intelijen yang berlaku di Amerika Serikat. DPR RI mengharapkan Intelijen dipayungi oleh satu badan koordinasi, tapi menurut menhan hal itu sulit karena sistem operasi dan jangkauan yang berbeda-beda antara intelijen Polri, TNI dan Kejaksaan.

Menhan juga berharap dapat bertemu pimpinan Homeland Security, karena saat ini Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan pembentukan Dewan Keamanan Nasional dan perundang-undangannya sedang dalam proses finalisasi di Sekretariat Negara dan berharap dapat diserahkan ke DPR RI secepatnya. Menhan berharap dapat berdiskusi mengenai hal ini dengan membandingkan dengan proses pembentukan homeland security di AS. (DAS/CIT/SR)


(DMC)


1 komentar: