09 Maret 2011
BERJABAT TANGAN: Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso (kiri) berjabat tangan dengan President Direktur Eurocopter Indonesia Jean-luc Alfonsi pada penyerahan perdana komponen Tailboom (bagian ekor pesawat) MK II Helikopter EC225/725 dari PT DI kepada Eurocopter di Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/3). PT DI mengerjakan pembuatan komponen tailboom dan fuselage untuk helikopter EC 225 dan EC 725 hingga 2020 dengan total biaya kontrak US$ 46 juta. (photo : bisnis-jabar)
Bandung, (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan sejumlah 'tailboom' atau bagian ekor pesawat helikopter pesanan industri pesawat terbang Eurocopter Prancis.
Penyerahan 'tailboom' helikopter untuk jenis EC-225 itu dilakukan Dirut PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada Vice President Eurocopter Indonesia di hanggar KP-2 Kompleks PTDI Bandung, Rabu.
"Penyerahan 'tailboom' pada hari ini merupakan yang pertama dari sejumlah pesanan yang ditandatangani dengan Eurocopter," kata Kepala Bidang Humas PT Dirgantara Indonesia, Rokhendi di Bandung.
Perangkat atau bagian utama dari sebuah kontruksi pesawat helikopter EC-225 dari pabrikan Eurocopter itu langsung diangkut dengan menggunakan kontainer untuk dikapalkan menuju Prancis.
Menurut Rokhendi, kerja sama PTDI dengan Eurocopter yang ditandatangani dua tahun lalu itu yakni dalam produksi perangkat tailboom (ekor pesawat heli), fuselage (kabin) serta beberapa perangkat lainnya untuk helikopter jenis EC-225 dan EC-725.
"Kerja sama produksi bagian pesawat itu akan berlangsung hingga 2020, dan PTDI selama ini dipercaya untuk membuat bagian-bagian penting dari pesawat itu yakni tailboom dan fuselage," kata Rokhendi.
Kerja sama PTDI yang dulu berlabel IPTN dalam produksi helikopter bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya PTDI memproduksi pesawat N-Bell dan Super Puma serta NBO yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi.
Selain itu, perusahaan dirgantara nasional itu juga memproduksi pesawat CN-235 dengan unggulan jenis patroli maritime (MPA) kemudian N-212. Beberapa di antaranya dipesan oleh Korea Selatan baik untuk pesawat VVIP maupun untuk patroli maritim (MPA).
"Khusus untuk helikopter, tidak memproduksi di Indonesia namun memproduksi bagian-bagian tertentu bekerja sama dengan Eurocopter, sedangkan untuk perawatan pesawat tetap dilakukan PTDI," kata Rokhendi menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar