18 Juni 2013

Tiga Unit Pesawat CN-235 Akan Segera Perkuat TNI AL

18 Juni 2013


CN-235 Patmar untuk TNI AL (photo : Kaskus Militer)

Dalam waktu dekat ini, TNI AL akan menerima pesawat udara CN-235 buatan PT. Dirgantara Indonesia sebanyak tiga unit. TNI AL juga akan terus meningkatkan kemampuan Penerbangan TNI AL tidak hanya personilnya, tetapi juga peralatannya, serta akan menambah alutsista dari luar negeri seperti helikopter antikapal selam, helikopter latih dan alat-alat pengintaian yang nantinya akan digunakan untuk maritime patrol area.

Hal tersebut disampaikan Kepala Sataf Angkatan Laut dalam amanatnya yang dibacakan Asisten Operasi Kasal (Asops) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., saat selaku inspektur upacara dalam peringatan Hari Ulang Tahun Penerbangan Angkatan Laut yang genap memasuki usia 57 tahun, yang digelar dalam suatu upacara militer bertempat di hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Senin (17/6). Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Penerbangan Angkatan Laut tahun 2013 ini adalah: “Dengan Semangat Dharma Jalakaca Putra, Penerbangan Angkatan Laut Siap Mengefektifkan Pembinaan Kekuatan dan Kemampuan dalam rangka Mendukung Kesiapsiagaan Operasi”.

Menurut Kasal pembangunan kekuatan alutsista Penerbangan Angkatan Laut akan terus digalakkan. Setelah menerima tiga buah helikopter N-Bell 412 EP yang memperkuat Penerbangan Angakatan Laut, ke depan TNI Angkatan Laut akan terus mengembangkan kekuatannya yang memiliki kemampuan stricking force. Alutsista ke depan diarahkan pada kekuatan yang memiliki kemampuan  setidaknya sebanding dengan kemampuan yang dimiliki negara tetangga, yang difokuskan pada pengadaan enam helikopter antikapal selam (AKS) dan enam antikapal permukaan (AKPA) serta kekuatan pesud patroli maritim (Patmar) sebanyak enam buah yang sedang dibangun oleh PT. Dirgantara Indonesia.

Selama 57 tahun masa pengabdiannya, Penerbangan Angkatan Laut telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tugas pokok TNI Angkatan Laut di berbagai penugasan, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP) di segenap penjuru tanah air maupun di luar negeri. Penerbangan TNI Angkatan Laut telah banyak berkiprah, memberikan pengabdian dan darma baktinya dalam berbagai tugas operasi, sebagaimana saat ini, cukup memberikan citra positif bagi Penerbal dengan keikutsertaannya dalam mendukung kegiatan satgas maritim TNI, yaitu dengan menyertakan satu unit Heli BO-105 on board di KRI Diponegoro-365, yang saat ini tengah melaksanakan satgas maritim TNI MTF 5 Konga 28 E/Unifil di Lebanon.

Dalam upacara tersebut juga dilaksanakan penganugerahan Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16, dan Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun bagi prajurit Penerbangan Angkatan Laut yang dinilai layak serta berprestasi. “Untuk itu, saya mengucapkan selamat dan penghargaan tinggi bagi para sesepuh penerbang TNI Angkatan Laut, yang berhasil meletakkan pilar-pilar kejayaan penerbangan TNI Angkatan Laut dan mengenang air crew yang gugur di medan tugas,” kata Kasal.


CN-235 akan menggantikan pesawat N-22/N-24 Nomad dalam Skuadron 800 Patroli Maritim (photo : Scramble)

Dalam kesempatan tersebut Kasal juga mengajak seluruh  peserta upacara untuk sejenak menelusuri kembali sejarah tentang perkembangan Penerbangan TNI Angkatan Laut. Dari ide pembentukan organisasi Penerbangan Angkatan Laut  pada masa revolusi sampai dengan direalisasikannya para pemuda indonesia untuk direkrut sebagai penerbang, navigator, teknisi dan pengatur lalu lintas udara,  hingga terbentuknya Biro Penerbangan Angkatan Laut pada 17 juni 1956 yang kini diperingati sebagai lahirnya hari Penerbangan Angkatan Laut.

Kehadiran Penerbangan Angkatan Laut merupakan jawaban rasional terhadap perkembangan strategi dan taktik operasi laut sejalan dengan kemajuan teknologi militer. Unsur utama Penerbangan Angkatan Laut yaitu pesawat udara, mempunyai keunggulan dalam aspek kecepatan, fleksibilitas, dan daya gempur yang sangat mendukung tugas-tugas kekuatan utama Angkatan Laut yaitu kapal perang. Berdasarkan berbagai keunggulan tersebut Penerbangan Angkatan Laut mampu diproyeksikan untuk mengemban berbagai penugasan seperti pengintaian, patroli laut, peperangan antikapal permukaan, peperangan antikapal selam, serta bantuan tembakan udara, penerjunan pasukan pendarat dalam operasi amfibi, dan lain sebagainya.

Di akhir amanatnya, Kasal menekankan agar ke depan, jajaran penerbangan TNI Angkatan Laut perlu terus meningkatkan kemampuan, agar mampu menghadapi dan mengantisipasi derasnya arus dinamika perkembangan lingkungan strategis. ”Tingkatkan kesiapan dan kemampuan pesawat udara serta profesionalisme pengawak Penerbangan TNI Angkatan Laut, agar mampu mengawal garis depan perairan yurisdiksi nasional Indonesia,” tegasnya.

Dalam upacara peringatan juga ditampilkan demo pertahanan pangkalan yang melibatkan dua buah pesawat tempur F 16 milik TNI Angkatan Udara, prajurit Korps Marinir (Batalion Taifib dan Zeni), prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), prajurit TNI Angkatan Darat (Arhanudse-VIII), dan ditutup dengan defile pasukan.

(TNI AL)

3 komentar:

  1. Kira2 PTDI bisa ngga buat pesawat angkut besar sekelas Hercules? biar Indonesia tidak hanya mengandalkan hibah2 melulu

    BalasHapus
  2. 99% produksi: hanya pesawat angkut se class hercules, pt DI tidak lah sulit ,yg supersulit dan cerita lama " biokrasi " di lingkungan istana !

    BalasHapus
  3. bisa cuma blm terlalu menguntungkan kalo di produksi saat ini

    BalasHapus