26 Februari 2016

10 Tank Leopard Revolution Akan Datang April

26 Februari 2016


Tank tempur utama Leopard Revolution dan Leopard 2A4 2 (photos : Jane's, Tempo, IrwinDay)

Melengkapi Persenjataan Menjadi Prioritas

JAKARTA, KOMPAS - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan, prioritas pengadaan alat utama sistem persenjataan tahun ini diutamakan untuk melengkapi peralatan yang sudah dibeli. Ke depan, pengadaan alutsista harus dilakukan secara lengkap.


Hal ini disampaikan seusai mendengarkan masukan Komisi I DPR, Kamis (25/2), di Jakarta. Dalam rapat dengar pendapat itu, Komisi I melaporkan hasil pantauan 13 anggota ke Pasuruan, Jawa Timur. Dalam kunjungan kerja itu, Komisi I mendapati tank tempur utama atau main battle tank (MBT) Leopard yang dibeli pada 2012 tak dilengkapi alat komunikasi, alat bidik otomatis, dan perlengkapan pemeliharaan (toolkit). Selain itu, prasarana latihan untuk Leopard tak tersedia sehingga latihan menembak diarahkan ke laut.



"Ke depan, tidak boleh begini lagi. Kalau yang Leopard kurang ini itu, kami penuhi dulu. Kalau Leopard saja belum terpenuhi (perlengkapannya), masak kami beli yang lain," kata Ryamizard.


Pada 2012, Indonesia membeli 163 tank yang terdiri dari 103 MBT, 50 tank medium, dan 10 tank pendukung. Ke-103 MBT ini terdiri dari 61 MBT Leopard Revolution dan 42 MBT Leopard 2A4. Adapun 50 tank medium adalah Marder 1A3. Pembelian tank ini bernilai 280 juta dollar AS (sekitar Rp 2,6 triliun) dari APBN 2012.


Direncanakan, 61 Leopard jenis Revolution akan tiba tahun ini. Dari jumlah ini, sebanyak 10 unit dikirim April, sedangkan sisanya pada November 2016. Tank-tank ini adalah bagian terakhir dari pemesanan tahun 2012.

Menurut Ryamizard, pengadaan perlengkapan untuk tank- tank Leopard ini akan diutamakan dengan produksi dalam negeri. Sebab, dengan demikian, pengadaan bisa dilakukan lebih cepat. Namun, apabila tidak memungkinkan, pembelian perlengkapan dari luar negeri pun akan dilakukan, tetapi tentu hal ini akan memerlukan waktu. Karena itu, dia tidak bisa memastikan pengadaan perlengkapan tank- tank Leopard akan rampung tahun 2016.


Sebelumnya, Ryamizard pernah menyampaikan bahwa tank-tank Leopard tidak akan digunakan sampai kelengkapan operasional terpenuhi. Dia juga mengakui bahwa ada kekurangan seperti pada alat komunikasi dan alat pemeliharaan. Ketiadaan alat komunikasi ini bisa memengaruhi operasional Leopard.



Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Mulyono direncanakan bulan depan berangkat ke Jerman untuk melihat alat komunikasi dan memantau uji senjata untuk Leopard. Apabila peralatan yang dipamerkan baik kualitasnya, TNI AD berharap bisa membeli perlengkapan tersebut.

Pesawat F-16C/D

Masukan yang disampaikan juga terkait pembelian pesawat tempur strategis F-16. "Dulu DPR menyetujui pembelian lima F-16 yang lengkap dan baru, tapi kemudian tiba-tiba berubah menjadi 24 F-16 bekas," tutur Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanudin.


Saat ini, baru lima F-16 yang ada di Indonesia. Sebanyak tiga unit tak bisa dipakai dengan satu di antaranya terbakar saat akan lepas landas (take off) di Bandara Halim Perdana Kusuma, 16 April 2015.



Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais menambahkan, pembelian alutsista ke depan seharusnya dilakukan secara lengkap dengan spesifikasi yang utuh seperti rencana awal.

"Jangan membeli tapi kurang senjata, tidak ada radar, dan sebagainya. Lebih baik membeli dengan kualitas yang utuh daripada beli secara bertahap. Sebab, ini terkait dengan efek gentar yang ingin dicapai," tutur Hanafi.


Selain perlu perbaikan rencana strategis dan realokasi penempatan alutsista, kata Hasanudin, perlu juga ada audit atas alutsista yang sudah ada. Pengadaan alutsista ke depannya, harus disesuaikan dengan geostrategis Indonesia.

(Kompas)

40 komentar:

  1. mau beli lengkap pak? Dananya jg harus lengkap... selama ini mau beli lengkap karena dana nya kurang ya hasilnya begini....

    BalasHapus
  2. Masa sih....hehehe
    Beli dikit tp lengkap kan bs bang...yg sesuai anggaran...di atas di sebutin bs beli 5 F-16 lengkap baru...berbanding 24 F-16 Bekas...hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilema bang.. Karena kita juga butuh kuantitas disaat yang sama.

      Hapus
    2. Betul pak Raden.

      Kalau luas wilayah RI seperti Singapura atau Kamboja, pilihan sudah lebih jelas bahwa lebih baik beli 5 pesawat baru model / teknologi terkini.

      Luas RI itu mirip dengan luas USA atau Eropa, sehingga pemerintah / negara bakal sibuk berhitubg dgn banyak aspek. Tidak cuma aspek unggul teknis.

      Nah, agar tidak hanya sibuk mencibir usahanya government RI, ayuk ketka lebih cerdas & keras biar bisa bayar pajak lebih besar ke RI sehingga bisa beli pesawat 24 buah dan baru semua.

      Hapus
    3. Betul memang luas wilayah kita tdk seperti singapura ato kamboja,negara kt sangat luas...bkn kah dng beli sedikit dan lengkap sesuai anggaran itu lbh baik...contoh F-16ID kt,dr 5 yg datang ,yg bs operasional hanya 2...bkn kan itu sangat d sayangkan,jikalau kt beli baru 5 unit dan lengkap maka akan bs full operasional dan menambah kekuatan negara kt,mengenai kuantitas krn luas negara kita luas,hal itu bs d tutupi dng penyebaran pespur 1 flight di tiap2 lanud...hal ini kan sdh d jalan kan oleh TNI AU untuk menutupi kekurangan jumlah alutsista.nanti kedepannya secara bertahap akan bertambah,seperti pengadaan SU-35 nanti.seperti kata menhan kt,beli sedikit dan kumplit bkn kah itu bagus buat langkah awal,dr pd banyak tdk kumplit dan bekas.
      Itu aja sih menurut saya pribadi yg orang awam...hehehe

      Hapus
    4. Klo gak bisa terbang itu hsnya faktor maintenis, lha wong anggarannys saja dikurangi bukannya malah ditambah sdgkan arsenalnya bertambah yaa jelas saja pengadaan sperpartnys terkendala.

      Intinya kembali lg ANGGARAN.

      .

      Hapus
    5. Ada betulnya Rian & luthfi.
      Aspeknya memang banyak.

      Beli 5 kondisi baru, ya nggak bisa disebar sampai bagian Timur.

      Biar lebih gampang melihatnya, dipisah dulu aspeknya.

      Jadi aspek pertama adalah: jumlah, yang harus berbanding dgn luas wilayah operasi.

      Nah, seperti yg dibilang @luthfi, faktor pemeliharaan dan sukucadang.
      Contoh KT-1B Wongbee yang notabene adalah pesawat baru, ternyata jatuh juga.

      Saya tambahkan, aspek SDM.
      Alasan sebagian pimpinan AU untuk memilih senagian jenis alutsista yang sama dengan yang sudah dipunyai, adalah : sudah terbiasa, sehingga tidak begitu sulit dibandingkan menghadapi jenis baru.


      Jadi, selain aspek / masalah pemeliharan, juga SDM, dan tentunya banyak lagi.

      Saya tidak bilang bahwa pemilihan F-16 refurbish, agar bisa dapat banyak, ini adalah bagus atau hebat, tetapi bagi saya pun ini bukan hal yg buruk apalagi terburuk. Saya melihat banyaknya aspek yang perlu dipikirkan pimpinan TNI dan government.

      Ketika ada yg bilang bahwa sebaiknya beli baru dan tercanggih walau cuma dapat sedikit kuantitasnya. Itu bagus koq, hanya saya pikir apakah sudah memenuhi aspek lain?

      Hapus
  3. Lumayanlaah dari pada gak beli sama sekali. Dana cumpon ya hasilnya cumpon.
    Sambil jalan terus dilengkapi juga gak masalah kok. Yang penting konsisten.

    #berharapnambah

    BalasHapus
  4. yang asli td dimiliki indonesia adalah tank leoprad 2a4 bukan 2a4 revolution.. revolution itu dilengkapi pelindung siluman anti serangan rudal anti tank. ke depan disebutkan menerima 61 buah "revolution" atau cuma 2A4 saja? bahasa revolution jangan membingungkan. saranku, beli saja pake revolution daripada tank2 leoprad indoneesia diremuk oleh rudal2 musuh.. singapore saja sudah lbh awal harus pake teknologi revolution.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Revolution itu merk dagang milik rheinmetal utk paket upgrade leo2A4 standar, yg namanya paket ya bisa ambil semua atau bisa ambil sebagian, makanya yg utk Indonesia itu designasinya leo 2RI, bukan leo2 revo RI, begitu juga polandia, polandia jg ambil sebagian (tdk komplit) item dari paket upgrade revolution milik rheinmetal, namanya leo2-PL. Jadi kalo mau bingung ya ga usah ajak2 yg lain.

      Hapus
    2. Revolution itu merk dagang milik rheinmetal utk paket upgrade leo2A4 standar, yg namanya paket ya bisa ambil semua atau bisa ambil sebagian, makanya yg utk Indonesia itu designasinya leo 2RI, bukan leo2 revo RI, begitu juga polandia, polandia jg ambil sebagian (tdk komplit) item dari paket upgrade revolution milik rheinmetal, namanya leo2-PL. Jadi kalo mau bingung ya ga usah ajak2 yg lain.

      Hapus
    3. wait, siluman? ok gw bingung, siluman ini maksutnya meminimalisir IR signature? setahu saya paket Revolution yang kita ambil hanya mengupgrade sistem perlindungan dan lain-lain. sedangkan untuk reduce IR signature di paket Revo tidak ada. boleh minta masukan guys?

      Hapus
    4. Ga ada yg namanya pelindung siluman.., bro dkuntadi mungkin pengikut the almighty muarif.

      Hapus
    5. Produk untuk memodifikasi IR signature si ada and kayanya bisa diterapkan di tank namanya ADAPTIV buatan BAE System. But as long as i know, hal ini tidak di terapkan di Leo 2RI.

      Hapus
    6. yg dimaksud mungkin ROSY-Rheinmetal + sensor buat deteksi kuncian laser dari ATGM (macam TOW) ...

      Hapus
    7. Nah kalo dia jelasin secara teknis kaya gini jauh lebih enak bahasnya, ROSY memang bagian dari paket upgrade revo, cuma kita ga ambil itu. Sementara utk ADAPTIV...hmmm kayanya teknologi itu msh dlm tahap riset,mungkin saya salah tp blm ada satu benda operasional yg pake sistem ADAPTIV.

      Hapus
    8. Sebenarnya udah si Bei cuman harga ADAPTIV kemahalan. Bayangin aja 1 palet harganya $10.000 (cmimw). Tapi ada yang lebih murah, hanya bukan 'siluman'. Kya yg dipake sama Kanada di Afganistan, Baracuda MCS and sepertinya cukup bagus.

      Hapus
  5. masalah nya di indonesia tuh kalo tender alutsista bagi2x kue, bukan ga ada duit saja... lintah darat semua, dari jendral2x tni, partai2x ... harus ada presiden yg berani.

    BalasHapus
  6. kayk si purnomo dulu, masa beli apache cuma 8 biji, ga masuk akal, perlu diusut itu... duitnya kayaknya masuk ke demokrat, partainya si kerbau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelum anda berasumsi negatif dan merusak nama baik seseorang sebutkan dulu nilai kontrak pemerintah Indonesia lalu bandingkan dg nilai kontrak negara lain. Baru anda bisa mengeluarkan asumsi/pendapat anda yg terkait dg nama seseorang.jangan lupa anda bisa dituntut loh dg UU ITE,jd jangan sembarangan ngomong. Jangan lupa hukum dagang tetap berlaku, beli grosiran pasti lebih murah dibanding beli satuan.

      Hapus
    2. beli apache 8 biji sebelum sby turun? mikir nak! kayak begini mah mana bisa dibuktikan,semua dapet duit tutup mulut! di white book TNI juga program kagetan... lo lihat wilayah Indo sgede gini..mikiri tong!

      Hapus
    3. Tinggal tunjukin nilai kontrak yg beredar susah amat, cth: nilai kontrak pkr sigma satuannya $220jt, itu banyak tersebar di web,bandingin sama pengadaan punya maroko dan negara lain+ harga TOT dan biaya pengadaan alat2 utk bikin PKR di dalam negeri.. selesai..biasa aja kali deh, gitu aja sensi bener.kasih aja link kontraknya negara2 yg beli apache disini, selesai deeh. Gitu aja emosi, payah lah.

      Hapus
    4. Semua juga mau beli apache banyak2. Cuman duitnya dari mana Bro Dodol? Kita emang sanggup cuman beli 8. Tapi ingat, yang dibeli adalah varian AH-64E Guardian (varian terbaru). Mungkin Bro Dodol mau nyumbang duitnya buat beli lebih banyak mungkin? 50-60 juta dollar cukuplah buat nambah2 ;)

      Hapus
    5. Betul @bebei,
      kayaknya @dodol ini sudah terlalu emosi, jadi nggak pake mikir lagi.

      Bebei kasih contoh sederhana koq.
      Kalo nilai kontrak RI beli Apache versi E ini tidak jauh nilainya dibanding nilai kontrak negara lain beli jenis dan versi yang sama, jelas berarti tuduhan adanya korupsi menjadi tidak berdasar.

      Kalau berbeda jauh, lihat lebih detil, apakah ada pembelian knowledge juga, seperti lisensi dll untuk bisa bikin sendiri atau tidak.

      Jadi, menuduh dengan baik itu susah lho, karena harus punya data yang lengkap dan benar.

      Hapus
    6. @drop zone, kalo menuduh dengan tidak baik kena UU ITE kan Mas? Hehehehe

      Hapus
    7. Jangan lupa, pembelian leo kan termasuk alih teknologi pembuatan amunisi kaliber besar 30mm - 105mm utk PT PINDAD. yg namanya teknologi itu di jual, ga di kasih gratis begitu aja.

      Hapus
    8. Bro dodol
      Apa kaitan korupsi dgn pembelian 8 unit AH64E oleh Indonesia?? No middleman there. It was a g to g buy. The apache isnt cheap bro. Atau apakah kamu mahu mencadangkan pembelian tambahan heli MI35? Mungkin kita boleh berdiskusi dari sudut itu pula.

      Hapus
    9. You guys are brainwashed! military contract itu PUNDI2x uang. terjadi dimana saja ga cuma buat tni. Perusahaan sekaliber Lookhead aja main. Dan kalo utang paling enak dikorupsi soalnya duitnya dari LC.

      Hapus
    10. Ya kalo menurut anda demikian kasih solusinya dong, jadi koar2nya bermanfaat.. kalo cuma teriak2 ngeluarin nama2 hewan ya percuma mas, menghujat tanpa memberi solusi ga ada manfaatnya.

      Hapus
    11. Brainwashed? Nope. Again. Dari segi apa perolehan AH64E dikaitkan dgn korupsi? What money? How much? To whom? Jgn jadi seperti forumer pro konspirasi yg melambak d Malaysia ini bro.

      Hapus
  7. Tank leo yg di belli indonesia saman demokrat rongsokan semua ...mana ada tank leopard revolusion tampa alat hallo hallo ...tahu sendiri lah kruptor berkuasa anak didik arde baru dari sana nya maling semua gaku gaku superman .iyaa toh ...kruptor berkuasa nimbun harta dalam lingdungan barat itu fakta yta .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Abangnya dodol yg ahli di bidang lapisan anti peluru untuk rotor udah datang... :p

      Hapus
    2. Nahh anda bellom tqhu siapa bebei nama palsu ini ...anak dedengkot kruptor gumpet di singapore .

      Hapus
    3. mas muarif, sampai sekarang anda belum juga menjelaskan maksud omongan anda ttg lapisan anti peluru untuk rotor, padahal banyak disini yang pengin tau apa yg anda maksud..

      Hapus
    4. Alat hallo2???? Pening agaknya bro muarif ni..

      Hapus
    5. Muarif tidak bisa membedakan antara alat komunikasi standar berbasis radio dengan BMS(battle management system). Padahal dah banyak berita di web yg menjelaskan kalo bms di leo akan pake produksi dalam negeri,begitu jg dg encrypted communication device. Alatnya pake produksi anak bangsa muarif... tar kalo di beliin dari jerman ente paling protes gini deh: " masa alat halo2 aja pake beli,kan produksi dalam negeri dari PT.Len dah ada,pemerintah koruptor ga mendukung produksi dalam negeri... blablablabla (ngoceh ttg antek barat :p)

      Hapus
  8. bhahaha "main battle tank (MBT) Leopard yang dibeli pada 2012 tak dilengkapi alat komunikasi, alat bidik otomatis, dan perlengkapan pemeliharaan (toolkit). Selain itu, prasarana latihan untuk Leopard tak tersedia sehingga latihan menembak diarahkan ke laut" duh duh...produk zaman sby...rongsokan

    BalasHapus
    Balasan
    1. What do u mean by bidikan otomatis dan alat komunikasi?

      Hapus
    2. @danang: habis baca koran yg ada liputan komisi pertahanan kunjungan ke kandang leo ya, pasti percaya begitu aja ya omongan si TBH hihihi... kelompok orang2 jadul penggemar barang rossiya
      Utk yg lain silahkan browsing BMS kartika (battle management system) cari artinya BMS, isinya BMS apa aja, sekalian liat foto2nya baru sharing disini ya.
      Yg namanya alat komunikasi ya standar aja mas, ga beda dg HT,walkie talkie, beda lg kl situ ngomong combat communication. Emang ga beli di jerman mas karena yg kebagian tugas masang dan melengkapi peralatan tsb tuh PT.LEN INDUSTRIES, yg kerjasama dg (antara) aselsan/ HARRIS. Kalo asa yg bisa melengkapi info ini silahkan di share ya, biar ga terjadi pembodohan publik di forum ini

      Hapus
    3. Memang betul apa yg di sampaikan bung @ bebei, TNI AD mendatangkan beberapa leopard A24 sengaja sebagian masih kosongan karena saking ngebetny TNI AD, agar leopard bisa tampil ikut parade di acara hut TNI , harap maklum karena TNI AD baru memilki MBT seperti halnya TNI AU dengan sukhoiy dengan kosongan, alat komunikasi leopard TNI AD akan di lengkapi di dalam negeri yaitu PT.LEN serta PT.PINDAD untuk amunisiy dan juga toolkity di pt.pindad , inilah tot yg di peroleh dari rheinnmetal jerman

      Hapus