17 November 2019
Dash 8 Laser Airborne Depth Sounder aircraft (photo : Trey Pearson)
The Royal Australian Navy’s Laser Airborne Depth Sounder (LADS) Flight has conducted its final sortie after 26 years of service.
The world-leading capability was developed in South Australia and since 1993 has been providing Navy and the Australian Government survey data for complex coastal and reef waters that are dangerous or difficult to survey by traditional ship-based methods.
Commanding Officer LADS Flight, Lieutenant Commander Mark Matthews, said LADS had likely prevented numerous groundings on what would otherwise have been unchartered dangers.
“LADS is an incredible capability that allows us to survey more than 20 square nautical miles an hour in places that are not suitable or practical for hydrographic ships,” Lieutenant Commander Matthews said.
“For the past three years, LADS’s primary mission has been to survey the Great Barrier Reef and other offshore coral reefs and atolls across northern Australia, resulting in major improvements in the charting of these areas.
“Over its life, LADS has charted vast areas of the Australian coast and has deployed to the Cocos Keeling Islands, the sub-Antarctic, Timor-Leste, Papua New Guinea and New Zealand, collecting hydrographic data to improve the safety for all shipping.”
In total, the LADS Flight has flown more than 3000 sorties, conducted 186 surveys and covered an area of more than 50,000 square kilometres.
Commander Australian Fleet, Rear Admiral Jonathan Mead, paid tribute to the more than 180 Navy personnel who have served in the LADS team and the many contractors who have delivered services in support of the LADS Flight.
“I am proud of the extraordinary work the LADS Flight has achieved and thank everyone involved over the years,” Rear Admiral Mead said.
“It is a sad occasion to see the end of service of a Navy unit, but it is an opportunity to reflect on an excellent job, Bravo Zulu LADS Flight.”
In line with the Defence White Paper 2016, the current hydrographic capabilities of Navy will be replaced by commercial hydrographic companies through the HydroScheme Industry Partnership Program.
(Aus DoD)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PT DI sdh bisa buat pesawat sejenis itu
BalasHapusDan malon sudah bisa buat senapan laser
HapusCiciciiuuuw
Donate to poor malon π
BalasHapusMalon terlalu idiot
Hapustak pandai operasikan alat canggih.
Ditangan beruk malon apapun itu pasti rusak
Idiot pukimak malon so stupid and like blah.. Blah ... Blah ππππ
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTLDM gunakan buluh bambu untuk mengukur dalamnya laut
BalasHapusWooowww
BalasHapusAda yang ngeyel tentang heli viper dengan mengutip data yang keliru dari artikel sebelah.
Data yang keliru itu yang 476 km dibandingkan dengan 685 km.
Jadi Penulis artikel itu tidak cermat dalam menaruh data.
Seharusnya dibandingkan antara yang panjang dengan yang panjang dan yang pendek dengan yang pendek.
Seharusnya dibandingkan antara 685 km dengan 1900 km. Sedangkan yang 231 km harusnya dibandingkan dengan 476 km.
Dalam list renbut dijelaskan "Heli Serang (Attack / Escort GKK)"
Ngerti nggak Escort GKK ?
Escort = menemani / mengawal
GKK = Gerakan Kapal Ke pantai.
Jadi tugas helikopter itu memberikan pengawalan untuk kapal2 yang dari armada amfibi seperti LST, LPD dan LHD.
Jadi bukan kecepatan yang dipilih sebab saat bertugas, helikopter itu kecepatannya harus menyesuaikan dengan kecepatan kapal yang dikawalnya.
Ingat juga kebutuhan keseragaman spare part untuk mencegah logistik nightmare.
Semakin besar populasinya, semakin banyak suku cadang bisa diperoleh.
Jadi bukan soal karena US Marine memilih heli Viper maka kita juga gunakan heli Viper.
Kalo soal korosi dan sebagainya, ingat lho Apache kita yang 8 biji itu juga ditempatkan di bandara di pinggir pantai. Lha saya kalo pulang ke Semarang naik pesawat juga kadang2 lihat apache nongkrong di dekat hangarnya.
Jadi mau ditempatkan di kapal atau tidak ditempatkan di bandara tetap saja bisa korosi.
Populasi heli viper masih sangat sedikit dibanding apache. Keseragaman antar matra juga perlu dipertimbangkan.
Selain itu kerjasama antara boeing dan ptdi pada gaya angkat vertikal juga adalah clue bakal diakuisisinya lebih banyak apache.
Sementara kerjasama ptdi dengan bell hanya terbatas pada lisensi pembuatan bell 412 saja untuk helikopter utility yang diseragamkan antar matra (baik AD maupun AL pakai bell 412).
Jadi demi keseragaman antar matra pula AL pun bakal memakai Apache sama seperti AD.
Jadi lupakan heli viper.
Yang kemarin ada juga yang bilang battlehawk kelihatannya juga perlu melupakan heli jenis ini sebab kemungkinan besar kita tidak akan membeli blackhawk dsb. Blackhawk sebagai utility medium helikopter diganti bell 412 sebab setara. Jadi battlehawk yang adalah varian dati blackhawk kemungkinan tidak jadi juga.
Jadi lupakan juga battlehawk.
"Blackhawk sebagai utility medium helikopter diganti bell 412 sebab setara.."
Hapusπππ
Mohon dijelasken..π
Sabar om PS, sama2 medium utility tapi kemampuannya jauh berbeda π
Hapus@TN Jadi intinya kita pakai apache standard terus ditaruh di LPD gitu kan?
Ya gamasalah sih, soalnya punya Inggris yang ngoperasikan tetep Royal Army. Kalo mau yg folded wing itu lisensinya AugustaWestland, dan itu engine n EW nya beda.
Bisa aja Boeing buatin khusus untuk kita, tapi wani piro. Lek mek tumbas 8 biji yo moh π€£
Naah, itu mas Helm..ππ
HapusSetara sebagai heli angkut personil dan serbu dengan snjata tambahan di ramp door kiri kanan itu x koamsoednya π
HapusUdahlah, daripada debat terus. Pilihan Marinir nggak akan kauh jauh dari blok Timur. Entah itu Russia, China, maupun Negara-negara Pecahan Yugoslavia. Dan menurut ane salah satu kandidat kuat adalah KA-52 Aligator / KA-52K Katran, karena sudah teruji operasional dari Mistral Class dan juga gotongangnya lebih banyak daripada Apache, apalagi yang versi Katran bisa sekalian gotong KH-31 sama KH-35 . πππ
HapusLha marinir aje ngelirik vipers, dia aje yg sewot ngotot apache' dr dulu marinir kita selalu mempunyai penilaian berbeda dengan AD atau pun AU untuk pilihan alutsistanya' lha dia malah salahkan wikie yg dia anggap gk bener kasih data spesifikasi antara vipers vs apache,,,ente protes sono ame orang wikiepedia π♂️π€¦♂️
HapusAku takut dibilang Fanboy radikal kalo ngasih usulan Ka-52 buat kita π€
Hapus@Raden_situngkir πππ Wikipedia semua orang bisa ngedit bung, dan kalau memang Viper yang diakuisisi dari segi senjata dan kemampuan serang memnag sudah battle proven dulu AH-1 Series daripada AH-64 Series, tapi kalau seri Viper mungkin masih rentan di sucadnya bung. πππ
BalasHapus@Helmy Nggak papa Bung, toh nyatanya hampir sebagian besar Alutsista Marinir memang berasal dari Timur.πππ
ESIABET adalah Salah Satu Agen Judi Bola Online & Bandar Slot Online Terpercaya di Indonesia !!
BalasHapus.
⏩ Tersedia 3 Pasaran Terlengkap Untuk SportBook
⏩ Ribuan Provider Slot Online Yang dapat kamu mainkan
⏩ Jackpot hingga jutaan rupiah selama 1 x 24jam
⏩ Taruhan Terkecil dari 5.000 rupiah
⏩ Bisa Bermain Judi Mix Parlay Bola Jalan
⏩ Minimal Bett Parlay Rp.10.000
⏩ Minimal Deposit Rp.25.000
⏩ Minimal WithDraw Rp.50.000
.
ESIABET juga menyediakan promo menarik yang bisa anda dapatkan setiap hari:
πBonus Member Baru
*Deposit 25.000 + Bonus 10.000
*Deposit 50.000 + Bonus 20.000
*Deposit 100.000 + Bonus 40.000
*Deposit 200.000 + Bonus 80.000
*Deposit 500.000 + Bonus 100.000
*Deposit 1.000.000 + Bonus 200.000
*Deposit 2.000.000 + Bonus 400.000
*Deposit 5.000.000 + Bonus 500.000
πWELCOME BONUS 100% (Khusus Slot) Maksimal Bonus 1jt
πWELCOME BONUS 100% (Khusus Bola) Maksimal Bonus 300rb
πBONUS NEXT DEPOSIT 10% (Khusus Bola, Live Casino, Slot Games)
πBONUS CASHBACK MINGGUAN SPORTBOOKS HINGGA 15%
πBONUS REBATE SLOT & LIVE CASINO 0.8%
.
Contac Person Online 24 Jam
☎Whatapps : 0859-3259-6161
π±LINE : ESIABET77
π±IG = ESIABETJITUPARLAY
Link Alternatif ESIABET
π www.esia365 .com
π www.esiabet8 .com
Salam Hoki & JP Selalu Bosku πͺπ