12 Agustus 2009
C-130E Hercules Amerika Serikat (photo : Airliners)
Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat menawarkan 34 pesawat angkut C-130 Hercules tipe E kepada Tentara Nasional Indonesia. Tawaran membeli itu telah disampaikan kepada Departemen Pertahanan beberapa bulan lalu. Saat ini Departemen Pertahanan telah meminta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara untuk mengkaji penawaran tersebut. “Minggu depan tim perencanaan mulai bekerja,” kata Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkutan Udara, Marsekal Pertama Bambang Soelistyo di Jakarta, Rabu (12/8).
Menurut Bambang pesawat-pesawat tersebut sudah tidak lagi digunakan di Amerika Serikat. Jika sepakat dibeli, Aamerika Serikat akan melakukan perbaikan dan modifikasi terlebih dahulu. Satu pesawat dibanderol U$ 40 juta atau sekitar Rp 400 miliar. Sebagai perbandingan untuk satu pesawat terbaru Hercules tipe J harganya mencapai U$ 90 juta atau hampir Rp 1 triliun.
Bambang mengatakan, dengan keterbatasan anggaran pertahanan, diperkirakan hanya enam pesawat yang akan diambil. “Tapi semua masih dikaji dahulu,” katanya. Departemen Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia menempatkan prioritas pembelian dan pemeliharaan pesawat angkut untuk lima hingga sepuluh tahun mendatang. Alasannya, pesawat angkut memiliki dua fungsi baik militer maupun non militer. “Armada angkut juga efektif membantu penanganan bencana,” kata Bambang.
Pengamat Militer Universitas Indonesia Andi Widjojanto menilai, Departemen Pertahanan harus memanfaatkan tawaran negeri adidaya tersebut. “Harus diambil,” kata dia. Namun, Andi mengingatkan, pembelian harus berlangsung secara paket. Artinya, setidaknya pesawat dimodifikasi setara kemampuan tipe H. Jaminan suku cadang juga harus diminta Departemen Pertahanan. “Paling tidak ada
garansi tiga tahun,” katanya.
Dia mencontohkan pembelian 39 kapal bekas dari Jerman Timur awal tahun 1990-an. Meski Indonesia membeli kapal dengan harga murah, tidak adanya jaminan suku cadang dan pelatihan bagi anak buah kapal membuat anggaran pembelian jadi membengkak.
Saat ini Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara memiliki dua skadron Hercules yang berada di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Pangkalan Udara Abdurrachman Saleh, Malang. Dengan rata-rata tingkat kesiapan sekitar 60 persen. Untuk meningkatkan kesiapan pesawat, matra udara melakukan program peremajaan. Sembilan pesawat tipe B (buatan tahun 1960) masuk program ini. Empat di antaranya telah selesai diremajakan di Singapore Technical Industry, Singapura. Peningkatan kemampuan Hercules di Singapura mencakup perbaikan badan pesawat, modifikasi avionik dan modifikasi mesin.
Dalam program itu Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara sekaligus mengirimkan teknisi untuk meningkatkan kemampuan pemeliharaan dan perbaikan pesawat Hercules. Peremajaan selanjutnya dilakukan di dalam negeri. Depo Pemeliharaan 30, Lanud Abdurrahman Saleh akan peningkatan kemampuan mesin tipe B ke tipe H.
(Tempo Interaktif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar