23 November 2012

PAL INDONESIA Mulai Produksi Kapal PKR-105 Januari 2013

23 November 2013

Kapal PKR Sigma-10514 yang akan diproduksi bersama oleh PT Pal dan DSNS (photo : Defense Studies)

JAKARTA: PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.

“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.
Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.

7 komentar:

  1. Sudahh 7 tahun rencana produksi pkr ,tapi apa hasilnya kapal tunda yg di kebut produksi peresmiannya di motori petinggi negara sambil ketawak2 kayak gak punya rasa malu dengan hasil krupsi itulah para babi !yali diktator sudah terbukti bisanya adu domba dan memperkaya diri !

    BalasHapus
  2. PKR : Proyek Kapal Rencana :D anyway... Semoga cepat selesai aja, dan cepat bergabung dgn armada.

    BalasHapus
  3. 7 juta eu bikin modul apaan.. Trus katanya TOT, lha yg di-TOT itu apa... Lama2 nggak jelas gini sih..

    BalasHapus
  4. BLAH BLAH BLAH BLAAAHH..... komentar gampang kayak gak punya rasa malu (pake kata2x mas yang diatas). Tunjukkan karyamu sendiri buat bangsa ini.

    BalasHapus
  5. Kami bukan babi asing !!jelas beda ama penguasa sekarang tanah kelahirannya di perjual belikan hanya tuk dukungan kekuasaan !patut di pertayakan ?hanya cerita galangan kapal belanda di makeup aslinya tiap tahun crita pkr hasil perahu kcr ,tunda, apa pulau madura yg kaya minyak gas mau di atarik ke australia ketawak2 petinggi negara gak punya otak !!!kami sudah capek di jajah bangsa sendiri!!banyak bacot ,bukti nihil memperkaya diri !!! Hentikan sebelum terlambat jadi tuan demang kalau tidak kami pilih geborantak !!!!!?? Kami benci penguasa, asing di kedepankan! Rakyatnya sendiri dibinasakan !!!

    BalasHapus
  6. Alvin.. Ntu pake duit pajak kita2 lho bro.. Sapa yg nggak heran udh bertahun2 tuh proyek nggak jalan2.. Giliran katanya mo jalan ternyata PAL dikasih kerjaan se-uprit itupun nggak jelas bikin modul apaan.. Trus yg di-TOT-kan itu apa juga nggak dijelasin.. Sebagai wajib pajak, ane cuma ingin memastikan uang yg ane bayar tidak disalahgunakan.. Gitu lho bro..

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAHA KEMENHAN HARUS mengubah tradisi dan memiliki orientasi yang memihak kepada TNI. Salah satu blunder adalah MENGAPA DAMEN yang HARUS menjadi PEMENANG PKR 105, secara LOGIKA tidak bisa alasannya adalah kita sudah biasa memakai produk belanda/ DAMEN. tetapi harus apa yang bisa BERIKAN untuk galangan kapal kita dengan teknologi pkr. jika benar orrizonte ITALIA mau berbagi teknologi PKR why not, karena suatu saat kita pasti bisa membuat PKR dengan teknologi SIGMA atau DIATAS SIGMA Class. sekarang pikiran saya pribadi: pemerintah sangat memimpikan teknologi SIGMA class atau setara tapi harus dengan damen yang ternyata hanya menjadikan PT PAL tukang tambal dan lem puzzle dari PKR yang katanya JOINT. Sungguh Malang nasib TNI AL kebanggan KU

      Hapus