Produksi dan pengembangan perangkat militer terus dilakukan Indonesia ,
baik secara mandiri maupun kerjasama. Ini diantaranya dilakukan dengan
Singapura melalui PT Pindad (Persero) Bandung
dan Singapore Technologies Kinetics Ltd (ST Kinetics) Singapura, mengembangkan
kerjasama produksi perangkat pembidik dan perlindungan individu penembak untuk
kendaraan lapis baja atau tank bernama Terrex RSTA.
Perangkat semacam Terrex RSTA adalah sistem pendukung yang
dilengkapi perangkat elektronik, baik untuk mengintip maupun memperjelas
sasaran serta situasi sekitar. Prajurit tak perlu keluar dari panser untuk
menembak, cukup menembak dari dalam ruangan kendali kendaraan tempur lapis baja
atau truk.
Ini membuat keamanan personel terlindungi dari risiko
serangan musuhnya, dan penglihatan sasaran cukup dilihat dari tampilan layar
monitor. Perangkat seperti yang dipasang pada sejumlah kendaraan tempur marinir
Amerika.
Menurut seorang pimpinan ST Kinetics, Lim Miah Wee,
didampingi Predir PT Inter Korana Inti Adi Sunaryo, selaku mitra, di sela-sela
Pameran Industri Pertahanan Indodefence, di Jakarta, Kamis (8/11) lalu,
rencananya perangkat Terrex RSTA tersebut akan dicoba dipasangkan pada panser
buatan PT Pindad pekan ini. Ini sebagai optimalisasi sistem penembakan
sekaligus pengamanan individual pada kendaraan lapis baja 6x6 Anoa, produksi PT
Pindad.
Senjta yang digunakan Terrex RSTA memang pas ukurannya untuk
melengkapi senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm x 99 (.50 Browning)
produksi PT Pindad yang mengikuti model ST Kinetics, yaitu CIS 50 MG. Panser
6x6 Anoa produksi PT Pindad tengah diuji apakah dapat dioptimalkan dengan
dilengkapi perangkat Terrex RSTA tersebut.
Humas PT Pindad, Tuning Rudiyat yang dikonfirmasi, Minggu
(11/11), belum memberikan keterangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar