Tipe yang dipilih Indonesia adalah AH-64E Apache III, serie termodern dari helikopter Apache (photo : naver)
Senayan - Meski pihak pemerintah dan Senat Amerika Serikat (AS) telah memberi lampu hijau bagi Indonesia membeli helikopter serbu Apache, TNI AD memutuskan belum dapat merealisasikan pembelian Apache pada tahun depan. Sebab, terganjal persoalan anggaran yang belum cukup.
"Dalam
masa persidangan kemarin, hal ini sudah dibicarakan di Komisi I. TNI AD meminta
pembelian Apache dari AS agar ditunda dulu sampai dengan anggarannya cukup.
Jadi, kemungkinan pembicaraan pembelian Apache akan kembali dibuka paling cepat
untuk pengadaan di 2014," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/11).
Tambah
Hayono, Komisi I menyetujui adanya permintaan penundaan pembelian Apache dari
AS tersebut mengingat yang berkepentingan dalam hal ini user-nya sendiri (TNI
AD).
Hayono
mengatakan, ihwal penundaan pembelian Apache ini, karena pihak TNI AD meminta
agar anggaran pengadaan heli serbu itu di luar anggaran reguler pada pagu
anggaran di APBN 2013. "Mereka (TNI AD) mengakui harga Apache meski second
tetap mahal. Karenanya jika Apache itu dibeli dengan menggunakan anggaran
reguler TNI AD di APBN, dikhawatirkan akan mengganggu program yang sudah ada.
Karenaya mereka meminta alokasi anggarannya lewan on top. Karena anggarannya
belum terlihat jelas, akhirnya TNI AD memutuskan untuk menunda saja pembelian
Apache di 2013 tersebut," ujar politisi Partai Demokrat ini.
Hayono
menjelaskan, Senat AS telah memberi dukungan bagi rencana Pemerintah Indonesia
membeli heli serbu Apache tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan Senator AS
Richard G Lugar yang melakukan kunjungan ke Komisi I DPR pada Rabu (31/10).
Hayono
mengatakan, dari kunjungan Richard G Lugar kemarin itu terungkap, sudah ada
congressional notice kepada Pemerintah AS yang berisi pemberitahuan tidak ada
penolakan terhadap penjualan heli Apache ke Indonesia.
Seperti
diketahui, AS berencana menjual sejumlah heli Apache ke RI. Rencana penjualan
itu dikemukakan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, kepada Menlu RI Marty
Natalegawa saat bertemu di Washington DC pada 20 September silam.
Apache yang
ditawarkan AS ini adalah seri AH-64D Longbow. Jenis yang diproduksi Boeing ini
merupakan helikopter andalan Angkatan Darat AS untuk operasi tempur terbatas.
Tipe ini menggantikan helikopter AH-1 Cobra. Angkatan Darat AS sendiri sudah
menggunakan Apache sejak Maret 1997. Dibanding seri pendahulunya, AH-64D
Longbow ini memiliki sejumlah kelebihan dalam konektivitas digital, sensor,
sistem persenjataan, peralatan pelatihan, dan sistem dukungan pemeliharaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar