20 Juli 2015

TNI AL Usulkan Tambahan Lagi 4 Fregat PKR-105

20 Juli 2015

Kapal fregat PKR-105 (image : DSNS)

Pemerintah Akan Ganti Alutsista Tua

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan akan mengganti seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang usianya sudah tua . Langkah tersebut diambil guna meningkatkan kualitas persenjataan TNI. 

”Jadi, yang lama diganti barang-barangnya. Laut yang usianya 40 tahun, udara 30 tahun. Nggak ada nambah-nambah, cukuplah. Sudah kuat kita ini,” ujarnya di Markas Besar TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Mantan KSAD ini mengakui, dengan pertahanan yang kuat, maka Bangsa Indonesia bisa mandiri di bidang ekonomi dan mampu menjaga sumber daya alam maritim. 

Termasuk, mendukung Program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Kita bisa berdaulat pangan di laut, pengembangan infrastruktur maritim dan kekuatan pertahanan maritim,” katanya. 

PKR-105 sedang dalam proses konstruksi di PT PAL (photo : Kaskus Militer)

Senada, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan, terkait dengan visi maritim, ada banyak alutsista milik TNI AL yang usianya sudah cukup tua sehingga perlu peremajaan dalam rencana strategi Minimum Essential Force(MEF). Ade mencontohkan, kapal-kapal patroli yang kondisinya sudah tua seperti fast patrol boat (kapal patroli cepat) serta kapal frigate dan korvet buatan Belanda. 

”Ada beberapa alutsista yang usianya sudah tua yang harus diremajakan pada tahun ini. Contohnya, kapal frigate eks Belanda, itu kan buatan tahun 1967, ada enam kapal. Jadi, usianya kalau sekarang sudah 48 tahun,” kata Ade. 

Dari sisi kelayakan, kata Ade, kapal tersebut masih dapat digunakan karena kemampuan apungnya masih bagus namun tetap harus mendapat perhatian. Karena itu, TNI AL sudah mengurangi tugas combat kapal tersebut. Ade mengakui, belum seluruhnya kapal frigate diremajakan. 

Kendati demikian, dua kapal pengganti sedang dalam proses pembuatan oleh PT PAL. ”Kita juga sudah memasukkan tambahan empat. Karena itu, kita mengharapkan tidak berubah secara signifikan secara jumlah, tetapi kualitas. Jadi enam kapal ini, dua sudah dimulai, empat kita masukan dalam revisi MEF,” katanya.

Korvet Fatahillah class sedang diretrofit (photo : Kaskus Militer)

Kapal yang juga kondisinya sudah tua adalah empat kapal korvet buatan Belanda. Kapal yang diproduksi pada tahun 1980 ini sudah berusia 35 tahun. Ade menyampaikan, dua dari empat kapal tersebut sedang mengalami perbaikan pada tahun ini. Perbaikan tersebut mencakup kemampuan apung, kemampuan tempur, dan sistem persenjataan, sehingga kapal tersebut bisa digunakan hingga 5–10 tahun ke depan. ”Kita membutuhkan 151 kapal, nantinya itu semua diisi oleh kapal-kapal baru sehingga posturnya utuh,” katanya. 

Ade menambahkan, alutsista lainnya yang perlu diganti adalah pesawat udara untuk tactical maritime aircraft atau pesawat udara maritim taktis. Pesawat tersebut diperlukan untuk membantu kegiatan di laut. Termasuk, pengadaan 11 helikopter anti kapal selam (AKS). 

”Kita ingin dihidupkan lagi skuadron pesawat AKS. Tahap pertama 11 helikopter. Apalagi, kapal kita konsepnya bahwa helikopter adalah bagian organik. Karenanya, semua kapal yang memiliki geladak akan dilengkapi helikopter sehingga punya kemampuan utuh untuk peperangan yakni, peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan, dan peperangan anti kapal selam. Termasuk, dalam maritime surveilance dari kapal-kapal itu sendiri,” ucapnya. 

Begitu juga dengan kapal penyapu ranjau dan dua kapal selam milik TNI AL yang kini sudah tua. Ade menuturkan, dua kapal selam KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 sudah dioperasikan sejak 1980.

(Koran Sindo)

10 komentar:

  1. menhan sekarang bukan mendukung tni di bangun di perkuat untuk menandingi kekuatan australia , kalau menhan tukang belli senjata bisanya mempersulit biokrasi pembelian alutsista jellas bersebrangan dengan misi mission president jokowi ( poros mariteam dunia) bagus president jokowi cekatan bawahan mentri menhan kerja becut cepat di ganti copot itu akan lebih baik .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pff... dasar abg alay. Cuma bisa ngomong doang, nulis aja ejaannya masih berantakan. Tipikal butthurt homo.

      Hapus
    2. Pff... dasar abg alay. Cuma bisa ngomong doang, nulis aja ejaannya masih berantakan. Tipikal butthurt homo.

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Sekolah yang bener makanya, biar kalo nulis bisa bener ejaannya tuh. Ijasah PAUD beli di percetakan ya... :p

      Hapus
    6. Sekolah yang bener makanya, biar kalo nulis bisa bener ejaannya tuh. Ijasah PAUD beli di percetakan ya... :p

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. insident pesawat hercules jatuh dan heli malaysia mendarat elegal wilayah indonesia menunjuk kan lemahnya ke daulatan nkri di mata internasional , kita berharap ada upaya perkuatan salah cara mengganti mentri pertahanan jebolan orde baru .
    menhan sudah sepatut nya di evaluasi supaya misi mission cita 2 pemerintahan jokowi akan menjadikan indonesia poros mariteam dunia cepat terlaksana .

    BalasHapus
  3. maritim bukan mariteam....malaysianya terlihat betul...heheheheee

    BalasHapus