27 Desember 2022

Panglima TNI: Target MEF TNI AL 85 Persen pada 2024

27 Desember 2022

Fregat dan korvet Sigma TNI AL (photo : Koarmada1)

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menargetkan, program pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimum Angkatan Laut (AL) diharapkan bisa mencapai 85 persen pada 2024 mendatang. 

Oleh karena itu, Yudo meminta agar alutsista maupun peralatan tua segera diperbaiki. 

"Peralatan alutsista maupun peralatan-peralatan yang sudah tua juga segera di-push," ujar Yudo saat peresmian gedung-gedung TNI AL di Kolat Koarmada I, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (26/12/2022).

Tentunya nanti dari sisi pemenuhan personel maupun alutsista, (MEF) bisa mencapai 80-85 persen, harapannya di 2024," imbuh Yudo yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Staf AL (KSAL).

Saat ini, lanjut Yudo, pemenuhan MEF TNI AL baru mencapai 60 persen. 

"Masih ada waktu dua tahun dan juga kita sudah membangun alutsista yang ada, dan juga menambah personel di satuan pendidikan 1,2, dan 3. Nanti kemungkinan akan beroperasi satdik 4," ujar Yudo. 

Adapun MEF sendiri merupakan standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual. 

Rincian target tiga matra 
Dalam pemenuhan alutsista MEF tahap III, masing-masing matra mempunyai target pengadaan alutsista guna mendongkrak kekuatan melalui sistem persenjataan. 

Dikutip dari Kompas.id, TNI AL menargetkan memiliki 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 unit pesawat udara (pesud), dan 978 unit kendaraan tempur pada 2024. 

Sementara TNI AD menargetkan mempunyai 723.564 unit senjata ringan, 1.354 unit meriam/roket/peluru kendali (rudal), 3.758 unit kendaraan tempur, dan 224 unit pesawat terbang. 

Sedangkan TNI AU menargetkan bisa memiliki 344 unit pesawat, 32 unit radar, 72 rudal, dan 64 unit penangkis serangan udara.

63 komentar:

  1. MANTAP ...... BUKAN LOA AKAN AKAN DAN AKAN

    BalasHapus
  2. PERALATAN TUA SEGERA DIPERBAIKI....? lah... Wkwkkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak lonte mulai gatel kayak puki mamaknya

      Hapus
    2. Atm...sudah lemah.uzur...ompong

      Hapus
    3. Lebih baik tua diperbaiki jadi muda kembali.

      Daripada tua grounded masuk museum.

      Hapus
    4. Muke ente segera di perbaiki Pork biar cam 🐒🐒

      Hapus
  3. Malon cap cap cap, realitynya jalan ditempat

    BalasHapus
  4. Manakala si MISKIN MALON 85 % aset mulai USANG dan ROSAK... Wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  5. Itu foto lama, pas GNR belum pasang CIWS

    BalasHapus
  6. Geng. MALON KEPANASANNNNNNNNN...Wkwkwkwkwkwke

    Target MEF TNI AL 85 Persen pada 2024.... Sedang kan si MINSKIN ke USANGAN aset hingga 85%...wkwkwkwkw

    BalasHapus
  7. YEESSSSS.....OKE TUUUUH, sekarang saja sudah masuk 2023 dan setahun lagi Target MEF mesti terpenuhi 🙂

    BalasHapus
  8. Tahun 2025 target pemenuhan MEF mesti 100 %......hehehehehe 🙂

    BalasHapus
  9. PERALATAN TUA SEGERA DIPERBAIKI....? lah... Wkwkkwkwkwkw

    Ternyata.... Wkwkkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Laksamana class kapal tua nan loyo.. Diganti body tetap jadi GUNBOAT WW2


      LAWAK

      Hapus
    2. Kapal elo kaaan ngak diperbaiki....lebih bagus SEWAAAAA ya 🙂

      Hapus
    3. RUSLII.....kalau armada TUDM yang 75 % kapal USANG dan TUA....nanti kaaan TENGGELAM SENDIRI 🙂

      Hapus
    4. Kapal TLDM memang menunggu TENGGELAAAM SENDIRI tuuuh 🙂

      Hapus
    5. Armada TLDM kapal 75% usang dan tak ada duit untuk perbaikan tunggu TENGGELAM dengan Sendirinya

      Hapus
    6. Kalau cuma hadapi malon. Cukup aset2 tua aja. Toh yg dihadapi hanya gun boat dan kapal2 tua sekali.

      Hapus
  10. Kendaraan tempur TNI AD kisaran 3000 + dan Artilery 1000 +, bisaaa terpenuhi

    BalasHapus
  11. YA ,MASA AL LAKUKAN PERBAIKAN ALUTSISTA TUA , NANTI USIANYA WAKTU BEROPERASI BERAPA TAHUN OPERASIONAL JUGA DESIGNNYA SUDAH TIDAK MEMADAI OPERASI TEMPUR MODERN , SEBAIKNYA AL MENGGANTINYA DENGAN ARMADA BARU TERLEBIH JIKA MASA PEMBUATANNYA ± MENDEKATI LAMA REFURBISHMENT UNIT & BIAYA DANA ANGGARANNYA.
    SEBAIKNYA DIPERTIMBANGKAN UNTUK BUAT BARU JUGA UNTUK UPAYA MENJAGA LAIK OPERASI TINGGI & BIAYA PERAWATAN MURAH & MUDAH DIBANDING ARMADA TUA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua ada perhitungannya, kalau tidak bisa tentu pensiun, kita kaan tetap ada pengadaan kapal baru

      Hapus
    2. Kita juga butuh kapal2 tua. Utk hadapi malon yg hanya punya gun boat

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  12. Fremm kapan ? Semoga thn depan bisa di realisasikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mogami belum ada sign in tapi lebih easy dapat budgetnya daripada FREMM

      Hapus
    2. Mogami mah ready dari Jepang tinggal dari kita ja siap ambil utang nggak... tentunya semua ada perencanaan gak asal ambil utang nanti jgn kaya Malon gak sanggup bayar utang.

      Hapus
  13. 4 kapal selam lagi dari mana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngeri-ngeri kalo bahasannya "kejar target" gini..

      Yang udah-udah kejegal : Pohang, Bremen, Thypoon, Mirage...😂😂😂😂

      Hapus
    2. 8 kapal selam itu kebutuhan 100% MEF kalau 85%MEF ya berarti 6 unit.

      Hapus
    3. Iya betul.....85% berarti 6 unit Kapal Selam.... Bisaaaa laaah 🙂

      Hapus
    4. Kapal selam kalo 100% ya 12 ekor om

      Hapus
  14. Karena panglimanya adalah Laksamana sudah tentu 2023 akan menjadi Tahun Ternavy-navy. Gaskan saatnya jadi Green Water Navy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Panglima sebelumnya AD pesta, AU-pun pesta...😁😅😇

      Hapus
    2. Tetap ja belanja alutsista ada di ranah Kemenhan bukan panglima TNI.

      Hapus
    3. Tupez.....iya sih, dong pengaruh dari Panglima TNI pasti ada untuk KEMHAN 🙂

      Hapus
    4. Ya pengaruh ya pasti ada...yg di ajukan alutsista nya bisa lebih banyak...cuma itu td ACC di Kemenhan...syg di kita kebijakan beli alutsista masih banyak up ke bottom... seharusnya yg ideal bottom up.

      Hapus
  15. 4 Option for Modernizing RMAF
    Option 1. 18-36 F 35A Lightning II untuk ganti F/A 18D Hornet atau Su 30MKM Flanker dan 54 KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339
    Pro
    -Malaysia ada 5th generation stealth fighter aircraft dalam perkhidmatan
    -Commonality dengan RAF, RAAF, RSAF. Mempermudah joint operation dengan negara FPDA
    Con
    -F 35 MAHAL!!!
    Option 2. 18-36 F 15EX Eagle II bagi menggantikan F/A 18D Hornet atau Su 30MKM Flanker dan Mig 29N Fulcrum sekali dengan KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -F 15 battle proven
    -Boeing pandai jaga customer (tengok hornet)
    -F 15 sesuai ganti tugasan Fulcrum sebab top speed F 15 Mach 2+ (sesuai sebagai interceptor)
    -F 15 MRCA (makna boleh buat mission CAS dan Strike)
    -F 15 boleh bawak Harpoon anti ship missile
    Con
    -Fighter aircraft era 70an yang cuma upgraded
    -F 15EX masih lagi mahal berbanding Super Hornet walaupun tak semahal F 35
    -TUDM kena cipta tactics baru, SOP baru, hantar team maintenance ke kursus untuk operate F 15
    Option 3. 72 KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti F/A 18D Hornet, BAE Hawk dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -Jimat kos operasi (TUDM akan cuma operate 2 jenis combat aircraft sahaja, Su 30MKM dengan FA 50)
    -Maintenance senang (alasan sama dengan 1. TUDM akan cuma operate 2 jenis combat aircraft sahaja. FA 50 juga guna enjin sama dengan F/A 18D)
    Con
    -FA 50 terlalu kecil (payload dia lagi kecil daripada F/A 18D)
    -FA 50 lagi perlahan daripada F/A 18D (Top speed FA 50 Mach 1.5 vs F/A 18D Mach 1.😎
    Option 4. 33 Kuwaiti F/A 18C/D Hornet dan 54 KAI FA 50 untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -Jimat kos daripada beli MRCA
    -Maintenance dan training senang (TUDM dah ada pengalaman panjang dengan Hornet)
    -Hornet Kuwait ada low flight hours jadi masih guna lagi
    Con
    -Barang lama sangat (TUDM akan ketinggalan dari segi capability)
    -Barang secondhand. (Flight hour Kuwaiti Hornet mungkin rendah tapi kita tetap kena gantikan juga dalam 10 tahun akan datang)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak bacot.
      Yang sign SEKARANG apa lon?

      NOL.

      Wakakakakaakakakkkk

      Hapus
    2. Abis berapa liter hisap uap pertamax, lon ?

      FRAMING lo GAGAL TOTAL, right ?

      Netizen INDONESIA TERTAWA LEPAS....
      HAHAHAHAHAHAHA...

      Hapus
    3. Efek lama tak shoping. Warganya halu

      Hapus
    4. Malon kalau sembang bikin seram jiran ketar ketir.....wkwkwkwk...dari planet namex

      Hapus
    5. Ini halu tingkat parah karena lama tidak SHOPING serta KEPUTUS ASA'AN 🙂

      Hapus
    6. Iya..iya...iya... Selama menghayal masih gratis silahkan menghayal terus lon

      Hapus
  16. ...ada malon diatas sedang FLY AND SAKAW terlalu banyak hisap uap pertamax.....

    WKWKWKWKWKWKWK....

    BalasHapus
  17. Pertanda Marinir dpt alutsista tambahan baru tahun depan.
    Mantep jiwa

    BalasHapus
  18. The Supremo27 Desember 2022 pukul 14.37
    4 Option for Modernizing RMAF
    Option 1. 18-36 F 35A Lightning II untuk ganti F/A 18D Hornet atau Su 30MKM Flanker dan 54 KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339
    Pro
    -Malaysia ada 5th generation stealth fighter aircraft dalam perkhidmatan
    -Commonality dengan RAF, RAAF, RSAF. Mempermudah joint operation dengan negara FPDA
    Con
    -F 35 MAHAL!!!
    Option 2. 18-36 F 15EX Eagle II bagi menggantikan F/A 18D Hornet atau Su 30MKM Flanker dan Mig 29N Fulcrum sekali dengan KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -F 15 battle proven
    -Boeing pandai jaga customer (tengok hornet)
    -F 15 sesuai ganti tugasan Fulcrum sebab top speed F 15 Mach 2+ (sesuai sebagai interceptor)
    -F 15 MRCA (makna boleh buat mission CAS dan Strike)
    -F 15 boleh bawak Harpoon anti ship missile
    Con
    -Fighter aircraft era 70an yang cuma upgraded
    -F 15EX masih lagi mahal berbanding Super Hornet walaupun tak semahal F 35
    -TUDM kena cipta tactics baru, SOP baru, hantar team maintenance ke kursus untuk operate F 15
    Option 3. 72 KAI FA 50 Fighting Eagle untuk ganti F/A 18D Hornet, BAE Hawk dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -Jimat kos operasi (TUDM akan cuma operate 2 jenis combat aircraft sahaja, Su 30MKM dengan FA 50)
    -Maintenance senang (alasan sama dengan 1. TUDM akan cuma operate 2 jenis combat aircraft sahaja. FA 50 juga guna enjin sama dengan F/A 18D)
    Con
    -FA 50 terlalu kecil (payload dia lagi kecil daripada F/A 18D)
    -FA 50 lagi perlahan daripada F/A 18D (Top speed FA 50 Mach 1.5 vs F/A 18D Mach 1.😎
    Option 4. 33 Kuwaiti F/A 18C/D Hornet dan 54 KAI FA 50 untuk ganti BAE Hawk Dan Aermacchi MB339.
    Pro
    -Jimat kos daripada beli MRCA
    -Maintenance dan training senang (TUDM dah ada pengalaman panjang dengan Hornet)
    -Hornet Kuwait ada low flight hours jadi masih guna lagi
    Con
    -Barang lama sangat (TUDM akan ketinggalan dari segi capability)
    -Barang secondhand. (Flight hour Kuwaiti Hornet mungkin rendah tapi kita tetap kena gantikan juga dalam 10 tahun akan datang)


    BANYAK MINAT, TAK BELI PUN....

    😅😅😅😂😂😂

    BalasHapus
  19. Khusus buat AL, kalau lihat rencana tahun 2017 dikurangi LHD. Sisa sekitar 184 kapal. Kondisi sekarang sudah lebih dari 80%. Tetapi detilnya agak menarik.

    Saat ini masih kurang Kapal Selam, PKR, OPV, Kapal Patroli, LPD (kurang 1), Angkut Tank, BCM (Nunggu yg di Banten selesai), BRS (kurang 1), Kapal Tunda Armada dan Bantuan Umum (kurang 1).

    Tetapi juga kelebihan Perusak Kawal, KCR, KCT, Kapal anti-ranjau, Kapal Markas dan BAP. Beberapa mungkin perannya bisa diubah, tetapi masih banyak yg tidak bisa diisi dengan konversi kapal lama.

    Untungnya kebutuhan memenuhi MEF tidak terlalu banyak. Kalau kreatif, bisa 90% dengan kekurangan di KS dan PKR saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. penerbal pesudnya 100 bijik...sayap tetep & putar jadi satuw yaa om irs?
      pemenuhaan mef ini berupa target kontrak ato fisik..
      banyak amat yg harus diborong kemhan selama 2 tahun terakhir kelak..yg nantinya bikin takjub tetangga lagi haha!😉😉😉

      Hapus
    2. Iya, 50 rotary wing, 44 fixed wing dan 6 UAV.

      Kalau 80% bisa dianggap sudah tercapai asal tidak ada yg pensiun. Kekurangan terbesar di kapal patroli (OPV & Patrol boat) dan PKR. Kalau target kontrak bisa 100% di akhir 2024.

      Hapus
  20. Dikutip dari Kompas.id, TNI AL menargetkan memiliki 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 unit pesawat udara (pesud), dan 978 unit kendaraan tempur pada 2024. 

    Sementara TNI AD menargetkan mempunyai 723.564 unit senjata ringan, 1.354 unit meriam/roket/peluru kendali (rudal), 3.758 unit kendaraan tempur, dan 224 unit pesawat terbang. 

    Sedangkan TNI AU menargetkan bisa memiliki 344 unit pesawat, 32 unit radar, 72 rudal, dan 64 unit penangkis serangan udara.

    --------------

    dahsyat mennn...jgn lufa
    -5 milyar munisi
    -satelit militer🛰
    kita pasti bisaaaahh...JOM setronk haha!💪💪💪

    BalasHapus