15 Oktober 2009

Rudal Yakhont untuk Indonesia

15 Oktober 2009

SS-N-26 Yakhont antiship cruise missile (photo : NPOMash)

Heavy Fire !

Beruntunglah TNI AL karena rudal antikapal permukaan terbaru dan tercanggih buatan Rusia, SS-N-26 Yakhont, sudah masuk dalam inventori arsenalnya. Rudal yang mampu melumat sasaran pada jarak maksimum 300 km dan jarak minimum 50 km ini dikabarkan sudah terpasang di salah satu fregat kita dan dalam waktu dekat akan diuji coba penembakannya. Rudal Yakhont dengan dimensi panjang 8,9 meter dan diameter 0,7 meter mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur rudal seberat tiga ton.

Pembelian rudal Yakhont melengkapi inventori rudal C-802 yang juga sudah dimiliki. Dengan demikian, TNI AL paling tidak sudah punya taring-taring tajam yang baru untuk menggasak lawan. Rudal C-802 buatan China, punya kode Yingji-82 (Serangan Elang), mampu menggasak sasaran berupa kapal permukaan hingga jarak maksimum 120 km. Rudal menjelajah menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan air laut dengan kecepatan Mach 0,9.

Selain kedua rudal tadi, TNI AL masih punya beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm, hingga yang paling kecil senapan mesin 12,7 mm. Lalu ada juga bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Rudal Harpoon maupun Exocet sudah beberapa kali diuji coba, demikian juga dengan roket anti kapal selam RBU-6000. (ron)


(Angka Edkol No. 61 September 2009 : Kapal Perang Indonesia)

Baca juga :

Russia’s Missile Sale to Indonesia Upsets DRDO
19 Juli 2008

NEW DELHI, JULY 19: Moscow’s decision to sell anti-ship cruise missiles to Indonesia without keeping Indo-Russian joint venture BrahMos Aerospace in the loop has left many red faces at DRDO, the equal Indian partner in the company. Apart from looking at Moscow’s proposed sale, as well as outside contractual bounds, DRDO is concerned that the sale would eat into the BrahMos missile’s market and therefore affect profits even before the missile has made its first sale abroad.

While the DRDO responded to a detailed questionnaire sent by The Indian Express by saying that its chief M Natarajan was ‘‘not going to Russia concerning the sale of any missile’’, top sources have confirmed that Natarajan is leaving for Moscow on July 19, and his agenda there includes sorting out this new disagreement.

When asked about Russia’s sale to Indonesia, and the fact that it was not being routed through BrahMos Aerospace as is stipulated in the terms and conditions of the joint venture, DRDO simply provided a definition of what BrahMos Aerospace does ‘‘concerned with the sale of BrahMos missile.’’

Last month, Defence Secretary Shekhar Dutt first conveyed DRDO’s anxieties when he met Russian Defence Minister Sergei Ivanov in Moscow. BrahMos Aerospace Managing Director and DRDO Chief Controller (missiles) A Sivathanu Pillai also made known India’s concerns to Russia’s Deputy Defence Minister Mikhail Dmitriyev. Pillai could not be reached for comment. DRDO perceives Moscow’s move to sell Yakhont missiles -- the prototype on which the BrahMos was developed -- to be inexplicable, since the programme was specifically entered into to ‘‘deploy BrahMos missile system in the Indian and Russian armed forces and also to export to friendly countries.’’

Sources said Moscow has justified the sale by indicating that talks with Indonesia have been on for three years.

Late last month PM Manmohan Singh visited the BrahMos Aerospace complex in the Delhi cantonment and exhorted the missile’s ‘‘immense export potential’’, a visit where he also made it a point to call Russia a ‘‘traditional and trusted supplier of defence systems.’’


(India Express)

4 komentar:

  1. bos,mau nanya yakhont ditemapati di fregat kelas apa?kira2 uji cobanya kapan ya?apa wkt hari armada?

    BalasHapus
  2. Yakin sudah di Indonesia? Jangan seperti rencana pembelian kapal selam, terlalu bingung dengan wacana antara Rusia, Korsel dan Jerman, serta isu kebutuhan jangka pendek (masalah ambalat) dan jangka panjang (transfer teknologi) akhirnya batal. SBY=Suka Bingung Yaa.... Taaapee Deeechh...

    BalasHapus
  3. Ya deh kasi kepastian dong, kapan,...biar ga macem2 lagi tuh si jiran coba2 nglewatin perbatasan kita

    BalasHapus
  4. alutista KS dan rudal adalah rahasia, termasuk berapa jumlah , kapan pengiriman, dan berapa harganya .... itu hnya untuk membuat lawan menebak-2 sendiri, TNI terutama AL paham akan hal itu , jangan takut , KS tetangga ataupun KS kelas USA kalao lwt skrg permisi dulu, bila tidak ada kalimat permisi atu urgensinya apa , wajib hukumnya ditembak , beda dengan kapal permukaan yg harus diperingatkan dahulu .....

    masi ingat KS indo peninggalan era sukarno dengan jumlah 12 KS kelas wiskey?
    1 sudah abadi di surabaya dengan predikat museum , 11 tidak ada kabarnya sampai sekrg.....
    padahal PT PAL punya saran perbaikan Kapal Selam , seringnya Cakra dan nenggala overhoul , kadang di Rusia,
    bisa jadi KS ex era sukarno sampai saat ini masih opresional disamping KS kelas kilo maupun cakra-neggala sendiri

    karena tiap KS reparasi selalu memunculkan identitas Cakra dan neggala dengan lambung yaitu 401 dan 402

    itu kenapa TNI AL masih adem ayem aja tetangga rencana beli KS ....

    krna semboyan TNI AL adalah senyap dan mematikan

    tinggal anda hitung sendiri berapa jumlh /ks kita ...


    satu lagi , proses pembelian Yakhont sengaja rahasia, mulai teken kontrak sampai pengiriman

    untuk menghindari sabotase luar maupun dalam ( birokrasi INdonesia yg pro-barat / antek barat )

    BalasHapus