14 September 2016

Angkasa Yudha 2016, TNI AU Tampilkan Demo Serangan Udara Besar-besaran

14 September 2016


Sukhoi TNI AU (photo : Kaskus Militer)

29 September, TNI AU Tampilkan Demo Serangan Udara Besar-besaran

Tanggal 29 September 2016 TNI Angkatan Udara akan menampilkan kemampuan demo serangan udara besar-besaran dalam latihan puncak Angkasa Yudha 2016 yang dikemas dalam bentuk Fire Power Demo di Air Weapon Range (AWR), Lanud H. AS Hanandjoeddin, Provinsi Bangka Belitung.

Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna mewakili Dankodiklatau sebagai Wakil Penanggung Jawab Fire Power Demo Angkasa Yudha 2016, memimpin rapat koordinasi latihan puncak TNI AU tahun ini di Makoopsau I, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Rapat dihadiri perwakilan pelaku latihan membahas persiapan rangkaian Fire Power Demo 2016. Latihan puncak TNI AU akan mengerahkan kekuatan dan personel dari jajaran Koopsau I, Koopsau II, Korpaskhas, Kodiklatau, dan Kohanudnas.

Yuyu Sutisna mengatakan, Angkasa Yudha sebagai latihan Puncak TNI AU merupakan akumulasi kegiatan pembinaan latihan yang dilaksanakan di satuan-satuan TNI Angkatan Udara, sekaligus sebagai perwujudan dari upaya pemantapan profesionalisme perorangan, satuan, maupun Kotama dalam sebuah operasi gabungan dengan mempraktikkan prinsip unity of command.

(Angkasa)

6 komentar:

  1. Belli su 34 bombing baru tuh bisa buat demo serang besar besaran . Cuma indonesia dalam jangka 3 tahun lagi bakql sulit belli alutsista baru karna sang peminpin gak nendang ibarat pemain bola hanya kiper bukan peyerang striker goal getter broo

    BalasHapus
  2. SU-27 dan SU-30 itu multirole fighter bung, bisa melakukan fungsi ground attack, lebih ekonomis beli multirole dibanding beli khusus bomber

    BalasHapus
  3. Ohh jellas su 27 an 30 multi role fighter bung....cuma kalau negara besar luas se luas eropa barat hanya di jaga ecoran jet tempur gak pantas amat ...kalau pingin makmur putar haluan dari babu barat jadi negara murni mandiri .

    BalasHapus
  4. Udah bagus ada SU 30MK2, tapi lebih bagus lagi kalo ada SU34 moncong bebek, buat patroli maritim dan pesawat serang elektronik plus SU35 heavy fighter

    BalasHapus
  5. Paling tidak kita tidak tergantung Barat lagi soal alutsista, sayang sekali Rusia ini pelit soal ToT, karena pernah kecolongan sama RRC

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rusia tidak pelit soal tot yata ...semua tehnplogi alutsista bisa di belli fakta china dan india vetnam alutsista bisa di produksi massal di negara bersangkutan . Sebaliknya belli senjata ke barat tot hanya jadi tukang tempel rakit sajaa broo paling utama belli senjata soal kualitas suku cadang dan encaman embargo

      Hapus