15 September 2016

Latihan Armada Jaya 2016 Luncurkan Rudal C-705

15 September 2016


KRI Clurit 641 membawa rudal C705 (photo : Kaskus Militer)

Jokowi saksikan latihan tempur di Laut Jawa

Laut Jawa (Antara) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan secara langsung latihan tempur Armada Jaya 2016 di Laut Jawa dari Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592.

Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), pada sekitar pukul 08.50 WIB, Rabu.

Pada kesempatan itu Presiden didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.

Presiden dan rombongan terbatas kemudian lepas landas menuju KRI Banjarmasin-592 dengan menggunakan Helikopter Bell TNI AL selama sekitar 36 menit.

Saat tiba di Lounge Room Perwira dilakukan paparan singkat mengenai penembakan senjata strategis oleh Komandan Satuan Tugas Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat.


KRI Clurit menembakkan rudal C705 (photo : ARC)

Lalu Presiden menuju Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592 dengan berjalan kaki untuk menyaksikan demo keterampilan TNI AL, di antaranya latihan penembakan roket kapal selam jenis RBU 6000 oleh empat KRI Kelas Parchim.

Berikutnya, latihan evakuasi medis udara antarkapal menggunakan helikopter, latihan pembekalan di laut untuk melaksanakan transfer logistik maupun personel, dan latihan penembakan senjata antikapal permukaan menggunakan senjata meriam berbagai kaliber dengan sasaran menggunakan Killer Tomatto.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Geladak KRI Banjarmasin-592, Presiden menekankan pentingnya latihan rutin tersebut.


Rudal C705 melesat dari KRI Clurit (photo : Antara)

"Ya, ini adalah latihan puncak (TNI) Angkatan Laut yang dilakukan setiap dua tahun, dan dalam latihan ini dicoba senjata-senjata strategis yang kita punya, tadi sudah dicoba rudalnya, sudah dicoba juga meriam artilerinya, dan juga roket-roket antikapal selam juga sudah dicoba," kata Presiden Jokowi.

Selain untuk menguji coba senjata strategis yang dimiliki TNI AL, latihan itu kata Presiden sekaligus untuk menunjukkan kepada publik bahwa senjata strategis Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Penembakan Rudal

Sejumlah senjata strategis yang diuji coba pada kesempatan itu di antaranya rudal C705 jenis SSM buatan Tiongkok dengan daya ledak satu rudal mampu menghancurkan satu corvette berbobot 1.500 ton rusak serius atau hilang kemampuan tempurnya. Selain itu sedianya juga akan diujicobakan rudal C802 yang juga buatan Tiongkok dengan daya ledak satu rudal mampu menghancurkan satu destroyer berbobot 3.000 ton rusak serius atau hilang kemampuan tempurnya.


Penembakan rudal C705 dari KRI Clurit (photo : BabyCebong)

Torpedo SUT buatan Jerman yang memiliki jarak efektif 12 km - 28,5 km dan kecepatan 18-34 juga diujicobakan dalam latihan itu.

Kapal yang menembakkan artileri di antaranya KRI Diponegoro dan KRI Usman Harun.

Sedangkan kapal yang meluncurkan rudal C705 adalah KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 sedianya akan meluncurkan rudal C802 tapi batal.

Presiden Jokowi menyaksikan latihan tersebut dari Geladak Kapal KRI Banjarmasin-592 bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Mensesneg Pratikno, dan Gubernur Jatim Sukarwo.


Pada kesempatan itu Presiden juga sempat memberikan komando bagi peluncuran rudal C705 kepada KRI Clurit 641 dari Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592.


Rudal meluncur dari KRI Clurit (photo : ARC)

Ada sekitar lima menit jeda dari mulai Presiden memerintahkan untuk tembak setelah sebelumnya menghitung mundur dari 10. Jeda tersebut sampai kemudian rudal C705 berhasil meluncur terjadi sekitar lima menit.

Latihan tempur itu dilakukan secara rutin setiap dua tahun sekali di mana pada kesempatan itu kapal-kapal tempur membentuk formasi dari mulai berbanjar hingga menempati titik tembak.

Presiden mendarat di KRI Banjarmasin-592 sekitar pukul 9.36 WIB dan kembali ke Situbondo sekitar pukul 12.40 WIB untuk melanjutkan agenda kunjungan kerja berikutnya di Jatim.

(Antara)

19 komentar:

  1. Rudalnya mengenai sasaran ngak?
    Mana photonya ato melesat kayak exocet dulu.

    BalasHapus
  2. katanya gagal torpedo sm rudalnya ga kena sasaran ya min?

    BalasHapus
  3. Barang kw lah tuh rudal..yah maklum aja sama kualitas.

    BalasHapus
  4. Uji coba rudal buatan china tni al meleset dari sasaran . Pegadaan senjata alutsista buatan china harus di evaluasi meyeluruh , janagn sampai senjata sudah di belli mahal hanya bagus buat di pajang doang broo .

    BalasHapus
  5. coba tembakkan rudal buatan cina lain.kalau masih sama leletnya. jangannya trik cina itu memanipulasi sistem agar berminggu2/berbulan2 tidak terpakai akan lelet. indonesia akan mudah dikuasai SDA oleh cina apabila perlu.. bandingkan dulu rudal tot dgn cina dan rudal sama impor dari cina.. kl bedanya..malah sama aja.. kalau bedanya mgkn tot sistem diberi cina pada indonesia adalah sistem yg progamming tipuan. kl aslinya sistem rudal progam cuma dipegang di cina saja. mudahan tidak benar.. harus dikrosscek

    BalasHapus
  6. kalau coba2 beli rudal cina terbaru, gakk akan lelet krn sistem paham. tapi tidak terpakai berminggu2 sehinga berbulan2, dicoba tembak..akan lelet. itu dimanipulasai program. tapi kecuali kl sistem cina kurang bagus saat ini

    BalasHapus
  7. Waktu ujicoba rudal Yakhont pertama kali juga pernah gagal dan meleset dari sasaran. Tapi ujicoba kedua SUKSES 100%.

    Jadi kegagalan ujicoba Rudal C705 besutan china ini bisa dikatakan wajar karena semua sistem dan rudalnya masih baru dan belom battle proven.
    Beda sama C802 yang sudah pernah diujicoba pada KRI yg lain seperti FPB57 saja pernah nembak pakai C802 dan suksrs.

    Semoga ada evaluasi yg konprehensif dalam kejadian ini sehingga kedepannya bisa diperbaiki.
    Indonesia memesan 500biji ya rudal ini (menurut SIpri) dan disertai ToT tapi gak ada kabar kelanjutannya.
    Semoga pak presiden mengevaluasi lagi kebijakan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini doang yg cerdas komntarnya, yg laen asal bunyi doang, wkwkwk. Rudal yakhont aje pernah gagaal pas pertama kali diuji, apa itu manipulasi juga? Sistem kw kaya cina gitu? Hahaha ngakak baca komen lu pada tong, wkwkwk

      Hapus
    2. Ya namanya ujicoba gagal itu wajar. Klewang aja gagal kan pas pembuatan pertamanya.. yg payah itu kalo udah gagal terus males berusaha memperbaiki kegagalan. Sekolah ga naik kelas bukan berarti lantas harus berhenti sekolah kan. Utk yg komen negatif, pikir dulu pernah ga anda menemui kegagalan.. ga pernah gagal? Bohong.

      Hapus
    3. Jangankan buat rudal bro yg ga pake pilot nangkring, itu liat dokumenter pengembangan F-16 awal awal dulu, mau take off aja terseok seok mobat mabit.. Tapi sekarang lakunya kayak apaan kan dagangan lockheed.

      Hapus
  8. Kalo boleh sih TOT Exocet Block III, nggak ada kata macet, troble system..dll sudah battle proven

    BalasHapus
  9. delay 5 minit?
    keburu kapal musuh ilang..
    atau malah nembak duluan T_T

    BalasHapus
  10. Gagal karna sistem di kcr 40 semua baru lah kapal aja baru di buat ini kan penembakan pertama di kcr 40 jadi wajar aja

    BalasHapus
  11. Gagal karna sistem di kcr 40 semua baru lah kapal aja baru di buat ini kan penembakan pertama di kcr 40 jadi wajar aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyalahin orang lain dan berlagak paling pinter memang selalu lebih gampang utk mereka yg IQnya rendah.

      Hapus
    2. Boneka america pa kabar broo hhhxixi xi....

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Dan kita beli rudal ini untuk apa? Untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh. Siapa yang sangat potensial menjadi ancaman untuk kita saat ini dan akan datang ? RRC. Dan rudal ini kita beli dari RRC. Lalu kalau terjadi konflik, mau tidak mau rudal ini kita pakai untuk melawan mereka. Apa RRC kelewat bodoh mau saja jadi korban senjata makan tuan? Tidak mungkin. Mereka yang, mungkin mengkopi dan meng-clone-nya atau yang me-reverse engineering-nya, mereka yang membuatnya dan mereka juga yang menjualnya pada kita. Mereka tau pasti lebih kurangnya senjata ini, seperti mengenali telapak tangan sendiri. Jadi siapa sebenarnya yang jadi si bodoh dan si dungu di sini??

    BalasHapus
  14. jangan cuma salahkan rudalnya, tapi evaluasi juga combat management systemnya.

    BalasHapus