22 Mei 2010

China dan Indonesia Akan Alih Teknologi Rudal C-705

22 Mei 2010
Rudal permukaan ke permukaan C-705 (photo : PeopleDaily)

Indonesia-Tiongkok Kerja Sama Alih Teknologi dan Ilmu Kemiliteran

JAKARTA - Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok bakal tambah harmonis. Kemarin (21/5) militer dua negara tersebut sepakat menjalin kerja sama alih teknologi dan ilmu kemiliteran.

"Kita menawarkan adanya joint production peralatan senjata. Misalnya, kita tawarkan membuat rudal bersama," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro setelah bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok Jenderal Guo Boxiong di Jakarta kemarin.

Kedatangan orang nomor dua di jajaran militer Tiongkok itu disambut dengan penghormatan militer. Jenderal Guo didampingi Duta Besar Tiongkok Zhang Qi Yue dan sejumlah perwira tinggi militer Tiongkok. "Mereka memiliki teknologi militer yang luar biasa. Kita berharap bisa belajar dan berbagi pengalaman," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Guo mengatakan, negaranya berencana membuat rudal C-705 untuk pertahanan udara dan laut. Peluru kendali tersebut merupakan pengembangan dari rudal C-802 yang telah digunakan kapal-kapal perang milik TNI Angkatan Laut. "Akan sangat bagus jika rudal tersebut bisa dibuat bersama oleh teknisi Indonesia," katanya.

Indonesia juga menawari militer Negeri Tirai Bambu itu peralatan pendukung non-alutsista. Misalnya, kain seragam, kopel, sepatu, dan baret. "Tentara Tiongkok punya 2,5 juta anggota. Kalau seluruh seragamnya kita yang membuat, itu potensi ekonomi yang sangat besar," terang mantan menteri ESDM tersebut.

Dua pejabat itu juga sepakat untuk mengadakan pelatihan bagi perwira-perwira militer Indonesia. Pelatihan tersebut berbentuk sekolah komando, penanggulangan pembajakan di laut, search and rescue (SAR), serta program master dan doktoral di bidang ilmu pertahanan.

Jenderal Guo juga menyambut proposal Kementerian Pertahanan untuk melanjutkan pelatihan pilot-pilot pesawat Sukhoi di Beijing. Sejak tahun lalu, TNI-AU memang mengirim 10 perwira untuk melakukan simulasi penerbangan dengan Sukhoi. Tiongkok adalah pemakai pesawat Sukhoi terbesar setelah Rusia. (rdl/c6/noe)

3 komentar:

  1. yah... itulah Indonesia, India aja sudah produksi agni III yg sudah bisa menjangkau Indonesia.... Ini masih mau belajar..Kuno!

    BalasHapus
  2. @narodo: lu cm bisanya jelek2in bangsa doank..udah bagus ini ada langkah maju...emang kalo gak belajar dari yang kecil dulu, kita bisa langsung bikin kayak agni?...dasar

    BalasHapus
  3. setuju broo, lebih baik kita berusaha dari hal yang kecil dari pada bisanya cuma koreksiii aja tanpa berbuat banyak dan ngejelekin bangsa sendiri

    BalasHapus