CN-235 maritime patrol aircraft (photo : PT DI)
Military gains for Indonesia in Africa
During the Indonesia-Africa Forum held earlier this year in Bali, Indonesia announced the $75 million sale of two NC-212-200 maritime surveillance aircraft and a CN235-220 maritime patrol aircraft to Senegal, plus a transport-configured CN235-220 to the Ivory Coast.
Formal contracts for the sales were expected to be signed as African Aerospace was going to press.
Close links between Spanish aircraft manufacturer, CASA, and Indonesian Aerospace – or PT Dirgantara Indonesia, also known as Persero (IPTN) – led to Indonesian licence production of the CASA C-212 Aviocar. This is now known as the C212, or as the NC-212 in Indonesian-built form.
It also led to the co-development of the larger CN-235 tactical transport (now designated as the CN235 when offered by Airbus).
Some 477 C212s and NC-212s have been produced for 92 operators over a 43-year production lifespan.
This total includes at least 103 NC212-200s produced by PT Dirgantara Indonesia (PTDI), the successor to IPTN.
In 2010, Airbus Military (Airbus Defence succeeded CASA) said that it could no longer afford to produce the C212 in Europe and the last C-212 produced in Spain was delivered in late December 2012. All necessary jigs and production tooling for the NC212-400 was relocated from San Pablo to Bandung and PTDI became the sole source for the C212/NC-212 family.
PTDI stopped production of the NC212-200 and NC212-400 in 2014, concentrating on the more advanced NC212i, which has new digital avionics and a cabin for up to 28 passengers.
On the CN-235, PTDI manufactures the outer wings, horizontal stabilisers, vertical fins and doors, while Airbus produces noses, cockpit sections, and centre wing boxes.
C212s serve in Angola, Botswana, Chad, Djibouti, Equatorial Guinea, Lesotho, South Africa and Zimbabwe. Aircraft delivered to Bophuthatswana, Transkei, and Venda were absorbed into the South African Air Force.
NC-212i aircraft (photo : PT DI)
CN235s are in service in Botswana, Burkina Faso, Cameroon, Gabon, Guinea, Morocco and Senegal, and were also delivered to the Bophuthatswana and South African air forces, which have retired the type with civilian aircraft going to Madagascar’s Tiko Air and Air Namibia.
The C295 is a derivative of the CN235 with a stretched fuselage, 50% more payload capability and new Pratt & Whitney Canada PW127G turboprop engines. Airbus has delivered significant numbers to African air arms, including those of Algeria, Angola, Egypt, Equatorial Guinea, Ghana and Mali.
PTDI is now seeking to increase its share of this lucrative market. Company president, Elfien Goentoro, said “the African market is promising”, explaining: “Geographically, African countries and Indonesia have similarities, so they need several light and medium turboprop aircraft. We are offering countries in Africa the development of human resource skills and knowledge in the aircraft manufacturing industry.”
He also noted there were opportunities for African countries in the upgrade, modification and maintenance and overhaul of the NC-212 and CN-235.
PTDI delivered a CN235-220 transport aircraft to the Senegal Air Force in December 2016, following a November 2014 order placed via AD Trade Belgium. It was delivered in a quick-change configuration with a reconfigurable interior, allowing it to undertake VIP, transport, paratrooping, and medical evacuation missions.
In August 2017, Senegal placed a further order with AD Trade Belgium for a single CN235-220 maritime patrol aircraft.
The next customer for an Indonesian-built CN-235 was Burkina Faso, which acquired two aircraft from PTDI and AD Trade Belgium.
The latest orders were again signed with the Belgian company and formed the basis of the framework agreement during the Indonesia-Africa Forum in April 2018.
The addition of two NC-212-200 maritime surveillance aircraft and a CN235-220 maritime patrol aircraft to the Armée de L'Air du Senegal will transform the west African nation’s surveillance capabilities. The aircraft are expected to be based at Dakar/Yoff.
Force Aérienne de la Côte d'Ivoire (previously known as the Groupement Aérien de Transport et de Liaison) is another small air arm, and the addition of a CN-235 at Base Aérienne de Abidjan will mark a major improvement in capability. The unit currently operates only Cessna 402s and 421s and SA365 and IAR330 helicopters.
Ingat target indonesia mengejar ketertinggalan dari negara china, india, australia, korea selatan dan jepang, jangan melihat kebawah (M) kita harus bermimpi mencapai langit setinggi- tingginya dan apabila kita jatuh kita akan jatuh diantara bintang- bintang ....
BalasHapussemoga N 245 dan RAI R80 bisa segera dapat dana dan dukungan penuh dari pemerintah
HapusXixixi
BalasHapusPlastic pon bisa export
Lah MALASsial export ape???
Dadah???, teroris???
Oiya MALASsial dah export vita berair dan PTM gen 6 kat planet NAMEX, indonesia ketinggalan dari MALASsial 😱😱😱😱
Lawak jer 😂😂😂😂
Xixixi
Nih makan pisang dulu biar jiwa dan otaknya sihat 😂😂
🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌
Haha..
HapusPesawat Plastik made in Indonesia berjaya export to senegal
Rupanya negara senegal di africa sana lebih pintar dubanding negara Grade A malontesial itu.
🤣🤣🤣
Wkwkwk...Terbaik bro bilal
Hapusgomu gomu no kong kame hameha gatling gun
BalasHapusMALON semoga msh inget 20 thn yg lalu. Dan skr sdh jelas Indonesia lbh berkualitas sbg manusia drpd MALON. KARMA ITU INDAH LON.
BalasHapusLain kali makanlah dgn nutrisi yg biasa manusia makan. Biar gk tersumbat aliran darahny yg ke OTAK.
Indonesia gk perlu menghina mu lon. Krn kamu sdh sangat hina dgn kesombongan mu.
Semoga Maharaja lelah hayati cpt sembuh dr alergi laut nya. 😂😂😂
Wkwkwk
HapusLuar Biasa...
BalasHapusIni namanya TOT yg berhasil..
Baca di Max Def, PT.PAL dan Pindad juga menawarkan TOT bila project pengadaan next MRSS dan Warship kelas KCR60 plus Harimau berhasil, coba lihat benang merahnya,.. dulu Indonesia setiap membeli alutsista selalu dengan skema TOT, jalan 5 - 10 thn sekarang malah Indonesia yg menawarkan TOT ke negara calon pembeli (termasuk CN235).
Jaman sekarang sudah berubah... negara2 yg gak mau kasih TOT udah pasti kehilangan potensi pasar karena semua negara gak mau kehilangan kesempatan untuk menjadi maju seperti negara lainnya...
Pertanyaannya ? Sukhoi ngasih TOT gak sih ? Viper ngasih TOT gak ? Grippen ?
Kalau mas Hari sih udah jelas ngasih TOT terutama ke janda janda muda yang kesepian..
* KABOOOORRRRRRRRRRRR......!!!!!!
sukhoi ngasih, tapi sulit. apalagi viper, malah tambah sulit. kalau gripen mah malah mudah sekali, apalagi kalau beki satu skuadron, 6 nya bisa di buat di dalam negeri
HapusDemi kemandirian bangsa saya pilih Grippen kalau memang benar2 kasih TOT lebih dari yg bisa diberikan Sukhoi dan Viper.
Hapusmet pagi om @Superstar,. pakabare?? lama gak nongkrong d warung nich.. sibuk ngeliput info2 terbaru nich kayanya.. bagi2 donk om??😊😊
HapusSukhoi ngasih India supaya bikin Su-30MKI di India karena India beli ratusan pesawat. Tapi Sukhoi nggak ngasih India TOT suku cadangnya, juga tidak menyediakan suku cadangnya sehingga merepotkan India.
HapusLockheed ngasih Turki, Korsel dan Jepang TOT F16 supaya dibikin di negaranya karena mereka beli ratusan F16. Suku cadang berlimpah sehingga mereka tidak kerepotan suku cadangnya.
Lockheed join dengan Korea untuk merancang dan membuat T50 golden eagle.
SAAB memberi Afrika Selatan memproduksi beberapa bagian pesawat Gripen C/D.
SAAB juga join dengan Brazil untuk mengembangkan Gripen E/F.
Mas @D'Boys..
HapusMaklum mas lagi sibuk gawean mau closing akhir tahun mas... waktune susah buat baca2 mas... di Warung yang jualan kopi masih janda yg semok itu mas ??... salamin aja mas bilangin kalau bikin kopi Susu ngasih susunya jangan banyak2... rada mulek rasa kopine ilang mas.. Bwakakakakaka
Nah itu mas @TN
HapusSelama kita beli F16 dari mulai yg baru sampai yang bekas kita dapet TOT gak sih mas ? Sukhoi juga rasanya belum pernah ada TOT yah ? kecuali informasi akan adanya MRO Sukhoi di Indonesia tahun depan satu paket sama pembelian SU35.
Kita beli dari Rusia mungkin pertimbangan imbal beli komoditi spt sawit dan karet yang jadi nilai plusnya ya mas ? Bahkan Malaysia pun menggunakan teknik yg sama dengan Indonesia dengan imbal dagang sekaligus paket bonus jalan2 keluar angkasa. Dan rasanya hal ini yang tidak bisa dilakukan oleh Lockheed dan SAAB.
Feeling gw sih (boleh ngayal kan ?) :
- 2019 -> 2 unit SU35 datang
- 2019 -> Kontrak Viper 1 Squadron, 3 unit SU35 datang
- 2020 -> 2 unit Viper datang, 3 unit SU35 datang, kontrak tambahan batch SU35 sebanyak 5 unit untuk melengkapi 1 squadron minimum (16 unit)
- 2021 - > 5 unit Viper datang, 3 unit batch pertama SU35 selesai
- 2022 -> 5 unit Viper datang, 3 unit SU35 batch ke 2 datang
- 2023 -> IFX sudah test uji prototype, 6 unit Viper batch 1 terkirim semua plus tambahan 3 unit SU35 batch terakhir
- 2024 -> Tambahan Viper batch 2 (16 unit dilanjutkan)
- 2025 -> Grippen ???? agak berat sih mau masuk karena ditahun segitu konsep internationalnya best fighter itu area Gen 5 dan pesawat Gen 4 atau 4.5 seperti terlihat oldschool di tahun segitu, semua negara pasti arahnya beli pesawat Gen 5.
Kans pengadaan Grippen sebetulnya tahun 2019 atau 2020 ini hanya saja Indonesia sepertinya akan "tersandera" untuk wajib membeli Viper karena sudah membeli produk "musuh psikologis" US yaitu Sukhoi Rusia. Dan rasanya agak susah suatu negara bisa menggunakan Budget defensenya untuk kontrak 2 jenis pesawat sekaligus (Viper dan Grippen) kecuali negara2 kaya di arab sana.
:-D
Om super,klo ga salah dl ad wkt beli F-16A/B,sekitar 35%
Hapusoffset.
Rincian 6 macam komponen F-16 buatan IPTN itu yakni :
Lapisan luar sirip tegak 400 buah
Pintu roda depan 526 buah
Pylon senjata 675 buah
Pylon bahan bakar 975 buah
Wing flaperon 450 buah
Pintu akses mesin depan 450 buah
Ini om klo ga salah...makkum thn segitu ane masih unyu2....klo om super ,om pal,om hari thn segitu ud punya anak satu ye...hahaha
Viper tanda tangan 2020 om.. 2024 datang semua 3 skuadron. haha. 😃😃
HapusBung @Unknown RI, F16 A/B bukannya didatangkan awal thn 90an ? Lah gw belon kuliah tahun segitu.. kecuali mas @Hari dia ditahun segitu udah ngunduh mantu nikahin anaknya.. buset tua banget tuh orang...hihihi
HapusBTW, wah mantap tuh berarti kalau akuisisi Viper nanti ? lha itu buktinya F16 kita dapet TOT pembuatan parts nya ?? Wes lah mendingan Viper dari Sukhoi lah kalau memang begitu caranya Hehehehehe
Bung @Bagaz :
Kunci Grippen masuk itu pilihannya IF tidak jadi ambil Sukhoi maka Grippen ada potensi masuk, but IF Sukhoi jadi dibeli maka jelas pintu untuk Grippen agak tertutup karena nextn THEN nya adalah pembelian Viper.
Bila konsepnya dibalik beli Grippen dulu baru its okay beli Sukhoi or Viper, cuma karena kadung belinya Sukhoi duluan maka kans Viper otomatis naik satu langkah diatas Grippen. Political Thoughts.
ada solusinya batalin su-35 dan urungkan niat beli f16v, lalu borong gripen E' noh liat gripen E bopong rudal meteor,,,beberapa orang indonesia tergila gila merk jd sulit melihat produk yg punya potensi tuk dapatkan ilmu teknologi, malah yg nyorong gripen di nyinyir dan buly habis habisan,,,nasiiibbb
HapusMasalahe Grippen seri E itu mahal bingits oom Raden.... kayak kurang sreg mungkin dengan angka akuisisinya... kalau Grippen seri awal jelas masuk harganya.
HapusOm super,itu br beli 12 doank,ud dpt segitu off set nya...gmn beli 3 ska F-16 Viper...hehehe
HapusLah ud uzur donk berarti mas hari ya ...hahaha
Piss mas hari,xixixi
mas_super@ masalah harga aku rasa relative yg penting ilmu teknologinya itu yg kita butuhkan, solusi radar aesa tuk ifx kita pun terpecahkan bila kita akusisi gripen E' tp ya sudahlah aku sudah capek jelaskan keuntungan yg kita dapatkan bila mengakusisi gripen' yg ane dapatkan cuman nyinyir dan buly dr teman2 sebangsa,,,nasiiiibbbbbbbb
HapusPitnah itu lebih kejem daripada ngetengi anake uwong ning ditinggal mlayu.....@mas super 😏😣
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMalon tambah dengki bro 😂😂😂
BalasHapusBkn tambah iri lg bro,Malon tambah stroke wkwkwk
HapusSebar pisang dulu
BalasHapus🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌
Ruk beruk malassial dari semenanjung datanglah kat sini. Ada pisang buat kamu beruk.
Jangan dengki ya dengan kemajuan indonesia.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wkwkwk
Hapusbelgia baek bingit yak, suka jajan di dunia ketiga, yg gred A dilewatin, suka nempel soalnye haha!🍧🍧🍧
BalasHapusBuat apa gred A ompal bila utang pun dah mencekik leher wkwkwk
HapusSuka nempel gitcuuulooh.
HapusWkwkwkwkwk
Tahukah anda jika di tahun 2017 ada pengadaan 3 oth radar ?
BalasHapus🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Ciyus beb
HapusCiyus bahkan ada petanya dan ditempatkan di mana ada tabelnya.
Hapus🏃🏃🏃🏃🏃
Juga, tahukah anda jika di tahun 2019 ada pengadaan 18 unit kapal untuk menambah daya gentar ?
BalasHapusCiyus beb ? Uchhh...
Hapus18 unit itu termasuk PKR ke 3 dan ke 4 kah?
Since Indonesia negara kepulauan konsepnya pertahanannya mendingan perbanyak kapal KCR60 dengan ratio 10:1 berbanding PKR dan Destroyer. Kapal2 ukuran size kecil ini bisa pakai teknik hit and hide dengan mudah di sepanjang gugusan pulau2 di Indonesia.
idealnya setiap armada yg sekarang ada 3 dan akan ditambah setiap 5-8 tahun menjadi 5 Armada..
HapusIsian setiap armada.. 4 heavy fregat/destroyer, 4 PKR, 4 SIGMA, 4-6 kapal selam, 10 KCR 40/60, 6 OPV, 1 LHD, 2 LPD, 4 kapal penyapu ranjau, 3 BCM 150-200 meter.. mantaaaaapp.. 😄😄
@mas super,klo ga salah kita sekarang tinggkatanya brown water navy...klo liat arah pembelian alutsista nya...lbh mengarah ke kemapuan pesisir dl,target KCR40/60 yg masing type klo ga salah 16 unit blom selesai semua,mungkin sesudah MEF 2 ,vitamin dan nutrisi terpenuhi br gedein otot,lbh ke arah green water navy ,maap loh klo salah maklum masih ABG...wkwkwkwk
Hapus@ mas bagaz,hehehe...
Amin...
Mbual tok itu klo pengadaan 18 unit kapal thn 2018. APBN nya gak nulis gitu kok.
HapusSumber bappenas
HapusAda tikus got yang tidak lancar baca.
HapusUdah jelas ditulis 2019 tapi dibaca 2018
Tiap armada diisi 02 heavy fregate sudah cukup (total jd 06). Tetapi gak tahu klo di Natuna sbg garis depan (perhatian khusus) akan ditempatkan the real fregate lagi.
HapusJng nambah kebohongan, dng khayalan2 imajinasi liar, gak ada pengadaan untuk 18 kapal di tahun 2019. Kebohongan jng dijadikan kebiasaan. Dibaca yg benar. Emang ente tau kapal apa aja brp nilainya lihat anggaran AL brp....jng2 duit utk fasilitas prajurit ente buat beli alutsista lg....hahahah
HapusDari berita ini bisa disimpulkan Senegal dan ivory coast(pantai gading) lebih rich dari Malon.. kesian..!!! 😅😅😅😅
BalasHapusBetul bro,gred A konon tp utang mencekik leher wkwkwk
Hapuspdhal negara-negara afrika selalu dipandang sebagai negara miskin
Hapuslebih baik dari mesin proton kikikikiki
BalasHapusWhat...mesin protol buatan KL???
BalasHapusGagal paham gua.
kikikiki mesin protol buatan KL??? bangga sangat ko lon dengan pabrik komponen dan perakitan macam tu,kau tu seperti katak di dalam tempurung,indonesia juga punya yang lebih bagus dari produk kau itu,yaitu ASTRA,tapi tak sombong macam budak2 negara kau kikikikiki
BalasHapusProtol plastic engine made by geely china 😁😁😁
BalasHapusProton sudah dijual guys, bukan milik Malon lg
BalasHapusAYOK GABUNG DAN SERU SERUAN DENGAN AGEN KAMI YANG SIAP MELAYANI ANDA SENANTIASA SELAMA NYA ~
BalasHapusminimal depositnya hanya 50 ribu loh & kita juga mempunyai game poker dengan minimal deposit 10 ribu saja ayo buruan
Kalian juga bisa melakukan deposit menggunakan Ovo
silakan masuk langsung ke website kami dan baca syarat ketentuan bonusnya
untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi CS kami di sini :
Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / AGENS128
Line id : agens1288
WhatsApp : 085222555128