13 Agustus 2025

Korea Selatan Percepat Pengadaan KF-21 Blok 2 (dengan Kemampuan Senjata Udara-ke-Darat)

13 Agustus 2025

Tiga tahapan pengembangan KF-21 hingga mencapai tahapan Gen 5.0 (image: Cingue F16net)

Korea Selatan telah mengumumkan percepatan pengadaan pesawat tempur KF-21 'Boramae' versi Blok 2 dari Korea Aerospace Industries (KAI) untuk Angkatan Udara, sekaligus melanjutkan rencana penggantian helikopter Westland WG13 Lynx Mk 99 milik Angkatan Laut dengan platform sayap putar baru.

Keputusan tersebut diambil dalam pertemuan ke-170 Komite Program Akuisisi Pertahanan pada 8 Agustus, menurut Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan.

Janes sebelumnya telah melaporkan bahwa KF-21 Block 2 merupakan versi penyempurnaan dari KF-21 Block 1 dan akan memiliki kemampuan untuk membawa dan meluncurkan senjata udara-ke-darat. Revisi rencana proyek KF-21 yang dilakukan komite pada 8 Agustus menyetujui pengujian senjata tambahan untuk mengembangkan kemampuan senjata udara-ke-darat varian Block 2 secara bertahap, ungkap DAPA.

KF-21 Block 2 adalah versi dengan kemampuan membawa senjata udara-ke-darat (image: Yonhap)

“Penempatan KF-21 Block 2 yang sebenarnya akan lebih cepat dari yang direncanakan. Kemampuan senjata udara-ke-darat awalnya direncanakan untuk dipasang secara massal [ke dalam KF-21 Block 2] pada akhir tahun 2028, tetapi rencana tersebut telah direvisi untuk menerapkannya secara bertahap mulai paruh pertama tahun 2027,” ujar Kementerian Pertahanan Nasional/Ministry of National Defense (MND) Korea Selatan pada 10 Agustus.

"Oleh karena itu, RoKAF [Angkatan Udara Republik Korea] diperkirakan akan mendapatkan 'pesawat yang telah berevolusi' dalam waktu satu tahun setelah KF-21 Blok 1, yang memiliki kemampuan udara-ke-udara," tambah Kementerian Pertahanan Korea. Janes sebelumnya telah melaporkan bahwa RoKAF akan mulai menerima KF-21 Blok 1 mulai akhir tahun 2026.

67 komentar:

  1. Block 2 yg di gambar kedua? Gambar pertama ada internal weapons bay, sedangkan gambar kedua tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. blok 2 non stealth, kagak ada wepon baynya mumgkin, cmn nambah fitur nembak ke darat, jd bisa pake sniper
      internal bay keknya buat gen 5 mode siluman entah blok berapa haha!😏🤫😏

      Hapus
    2. Gambar kedua yg bener jadinya yah? Sekilas kayak upgrade software saja. Nggak ada tambahan EOTS kayak di F-35.

      Atau mungkin ada penguatan ranka atau hard point buat bawa beban lebih berat.🤔

      Hapus
    3. nyoiihh cuman prediksikuh doank om irs, blum ada disain resmi haha!🤭🤫🤭
      eotsnya versi add on, enaknya bisa apgred klo ada yg baruw..klo built in, lama2 repot jugak haha!😉👍😉

      Hapus
  2. Boramae punyak kita uda Bayar barusan lagi hore haha!👍🤑👍

    BalasHapus
  3. Indo diajak ga untuk pengembangan block 2...ada weapons bay ini...

    BalasHapus
  4. 1. BERUK KLAIM GHOIB =
    real contract five units C130J Hercules
    2. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two unit Frankethal class Countermine vessels (Pulau Fani class)
    3. BERUK KLAIM GHOIB = real contract four units KCR 60 Fast missiles boats PT PAL
    4. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 9 units Bell 412 EPI
    5. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 8 additional H225 M
    6. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 units Bell 429 Global Ranger
    7. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 18 Medium weight tank Harimau
    8. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 22 Pandur II IFV
    9. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two unit Hospital Ships
    10. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one unit Command and control variant C295
    11. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one unit CN235 MPA
    12. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 7 Badak FSV, 26 ANOa apc and 10 additional Komodo recce vehicles in 2022
    13. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 4 AS 550 Fennec and 8 AS565 MBE, in 2024
    14. BERUK KLAIM GHOIB = real contract five NC212i in 2023
    15. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one Leonardo RAT 31 DL/M
    16. BERUK KLAIM GHOIB = real contract five C130H ordered from Australia in 2013 (finished in 2020) after received Grant of 4 C130H
    17. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 9 Teluk Bintuni class LST
    18. BERUK KLAIM GHOIB = real contract six CH4B UCAV ordered in 2019
    19. real contract t and process building of Abeking & Rasmussen design ocean Hydrography ship
    20. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two AH140 AAW Frigate
    21. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two OPV 90 ASW patrol vessels
    22. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 42 Dassault Rafale F4 fighter
    23. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two A400M heavy cargo aircraft
    24. BERUK KLAIM GHOIB = real contract M3 Amphibious bridging system
    25. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 3 KT1 Wong Bee ordered in 2018 along with radar and spares for T/A50
    26. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 13 GM 403 GCI radar from Thales
    27. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 12 ANKA S UCAV
    28. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building additional CH4B UCAV
    29. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Slingshot Satcom system
    30. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Falcon 8X aircraft
    31. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Thales Alenia earth observation satelite
    32. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 22 S70M Blackhawk
    33. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 6 N219 aircraft
    34. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 3 CN235 for Army
    35. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 PPA patrol Frigate
    36. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 Scorpene Subs
    37. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Khan Short Range ballistic missiles from Turki
    38. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Trisula Air defense system
    39. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 6 T50i aircraft
    40. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Oiler and replenishment ship
    41. BERUK KLAIM GHOIB = real contract several Tug Harbor ships
    42. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Submarine rescue vessels and system
    43. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two Large LCU for army
    44. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 45 Atmaca
    45. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 48 KAAN

    BalasHapus
  5. Nampak je KF-21 BORAMAE... Teringat INDIANESIA GAGAL BAYAR HUTANG Dan MENCURI DATA PROGRAM KFX... 🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2025 $1.3 BILLION MINDEF =
      MAINTENANCE
      REPAIRS
      ASSETS.
      (SEWA, SEWA AND SEWA)
      -------------
      Military spending
      In 2025, MALONDESH Ministry of Defense (MINDEF) was allocated $4.8 billion to protect the country's sovereignty.
      This budget included $1.3 billion for maintenance, repairs, and new military assets..
      =========
      RELATED DEBT WITH BUDGET MILITARY
      RELATED DEBT WITH BUDGET MILITARY
      RELATED DEBT WITH BUDGET MILITARY
      Public DEBT and defense spending in MALONDESH are related, and the relationship between the two is important to consider for fiscal dynamics.
      Military spending and external DEBT
      Military spending can have security and economic consequences, especially for developing economies. Rapid expansion in military spending can lead to rising fiscal deficits.
      Public DEBT and defense spending in MALONDESH
      Research has been conducted to study the relationship between public DEBT and defense spending in MALONDESH. This research has used data from the World Bank to analyze the dynamic relationship between the two variables.
      Policy implications
      Policymakers need to balance the benefits and costs of incurring higher government DEBT. They need to consider the trade-off between the benefits of growth and the costs of slowing down growth due to additional DEBT.
      =========
      1. DEBT 84.2% DARI GDP
      1. DEBT 84.2% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIPAY 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      61. TUDM SEWA 12 AW149
      62. TUDM SEWA 4 AW139
      63. TUDM SEWA 5 EC120B
      64. TLDM SEWA 2 AW159
      65. TDM SEWA 4 UH-60A
      67. TDM SEWA 12 AW149
      68. BOMBA SEWA 4 AW139
      69. MMEA SEWA 2 AW159
      70. POLIS SEWA 7 BELL429


      Hapus
    2. 171 ASSETS EXCEEDING 30 YEARS =
      108 TDM
      29 TUDM
      34 TLDM
      "The total number of MALONDESH Armed Forces (ATM) assets exceeding 30 years in service comprises 108 units for the Army, 29 units for the Royal MALONDESH Air Force (RMAF), and 34 units for the Royal MALONDESH Navy (RMN)," the MALONDESH Defence Minister
      ----
      2024 MILITARY STRENGTH RANKING
      GLOBAL FIRE POWER – GFP
      13. Indonesia US$ 25 Billion = BERUK KLAIM GHOIB
      22. Vietnam US$ 7,9 Billion = BERUK KLAIM GHOIB
      25. Thailand US$ 7,7 Billion = BERUK KLAIM GHOIB
      30. Singapura US$ 13,493 Billion = BERUK KLAIM GHOIB
      42. MALONDESH US$ 4,370 Billion = SEWA
      =========
      KEYWORDS 1 UNIT RAFALE = 4 UNIT FA50M
      -
      1. RAFALE INDONESIA 42 UNIT HARGA USD 8.1 MILLIAR = USD 192.8 JUTA/UNIT
      -
      2. FA 50M 18 UNIT HARGA USD 920 JUTA ALIAS USD 51,1 JUTA/UNIT
      =========
      KEYWORDS 1 UNIT SCORPENE IDN = 2 UNIT SCORPENE MALONDESH
      -
      1. SCORPENE IDN 2 UNIT HARGA € 2 BILLION = € 1 BILLION /UNIT
      -
      2. SCORPENE MALONDESH 2 UNIT HARGA € 1,04 BILLION = € 0,52 /UNIT
      =========
      KEYWORDS 1 UNIT APACHE = 13 UNIT MD530G
      -
      1. APACHE INDONESIA 8 UNIT HARGA USD 1.42 BILLION = USD 177.5 MILLION/UNIT
      -
      2. MD530G 6 UNIT HARGA USD 77.4 MILLION = USD 12,9 MILLION/UNIT
      -
      Apache AH-64E contract for Indonesia for $1.42 BILLION
      -
      The MALONDESH Army Aviation ordered the MD530G in 2016 for $77 MILLION
      -
      USD 177.5 MILLION/ USD 12,9 MILLION = 13 UNIT MD630G
      =========
      KEYWORDS 1 UNIT PPA = 3 UNIT LMS B2
      -
      PPA USD 1,3 MILYAR/2 = USD 650 JUTA PER UNIT
      -
      LMS B2 (DOWNGRADE HISAR OPV) USD 530 JUTA /3 = USD 176,7 JUTA PER UNIT
      =========
      CHEAPEST PLATFORM VARIANT :
      -
      HARGA CN 235 = US$ 27,50 Juta
      -
      HARGA ATR 72 = US$24.7 Juta
      =========
      KEYWORDS
      1 UNIT JAVELIN = 3 UNIT NLAW
      4.5 KM JAVELIN = 1 KM NLAW
      ---
      Javelin: Costs about US$80,000 per missile and has a maximum effective range of up to 4.5 kilometers
      The cost of an NLAW (Next-generation Light Anti-tank Weapon) unit around $30,000 to $33,000. It has a range of up to 1,000 meters
      =========
      ANKA OMPONG = WILL NOT BE EQUIPPED WITH ANY WEAPONRY
      MALONDESH to use Anka-S for Maritime Surveillance, and will NOt be equipped with any weaponry
      =========
      MALONDESH has faced several crises, including political, financial, and economic crises:
      • Political crisis
      From 2020–2022, MALONDESH experienced a political crisis that led to the resignation of two Prime Ministers and the collapse of two coalition governments. The crisis was caused by political infighting, party switching, and the refusal of Prime Minister Mahathir Mohamad to transition power to Anwar Ibrahim. The crisis ended in 2022 with a snap general election and the formation of a coalition government.
      • Financial crisis
      MALONDESH experienced a financial crisis when the country's economic fundamentals appeared strong, but the crisis came suddenly. The government's initial response was to increase interest rates and tighten fiscal policy, but this was not enough to correct the external imbalances.
      • Economic crisis
      MALONDESH's economy has faced challenges due to weak global demand and a dependence on exports. In 2020, MALONDESH's economy shrank by the most since the Asian crisis. In 2023, weak global demand for electronics and a decline in energy prices weighed on the economy.
      • Household DEBT crisis
      As of the end of 2023, MALONDESH's household DEBT-to-GDP ratio was 84.2%, with household DEBT reaching RM1.53 trillion
      • MALONDESH has faced several rice crises in the past, including in 1973–1975, the 1980s, 1997–1998, 2008, and 2023. These crises are often caused by price hikes, which are driven by supply and demand, as well as market player behavior

      Hapus
    3. MARET 2025 = 84,3% DARI GDP
      MISKIN KLAIM LUNAS 2053 = GAGAL (NAMBAH DEBT)
      -
      ANALISIS PROYEKSI PELUNASAN HUTANG MALONDESH 2053 VS. TREN PENAMBAHAN HUTANG TERKINI
      1. Latar Belakang Proyeksi 2053
      Malondesh meramalkan dapat melunasi seluruh hutang pemerintah pada 2053 dengan asumsi tidak ada pinjaman baru untuk defisit atau refinancing mulai 2024.
      Per akhir 2022, total hutang pokok pemerintah Persekutuan tercatat RM 1,079.6 miliar atau 60.4% dari PDB; jika memasukkan liabilitas lain, jumlahnya mencapai RM 1.45 triliun (80.9% PDB).
      ===========
      Faktor Pemicu Penambahan Hutang
      • Pembiayaan defisit anggaran yang terus berlangsung
      • Perpanjangan/rollover surat utang yang matang
      • Kenaikan biaya layanan hutang (Debt Service Charges naik dari RM 30.5 miliar 2018 ke RM 41.3 miliar 2022)
      • Kontinjensi liabilitas: jaminan pemerintah, 1MDB, dan liabilitas lainnya
      • Penurunan pertumbuhan pendapatan pajak saat ekonomi melambat
      ===========
      Kesimpulan
      Proyeksi pelunasan 2053 bersandar pada “nol pinjaman baru” — skenario yang saat ini jauh dari kenyataan. Tren pembiayaan defisit dan refinancing terus mengerek total hutang ke rekor baru. Tanpa langkah konsolidasi fiskal dan reformasi struktural yang tegas, target 2053 akan terus tertunda.
      ===========
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ==========
      BNM = HOUSEHOLD DEBT IS ONE OF THE HIGHEST IN THE ASEAN ......
      MALONDESH household DEBT is one of the highest in the ASEAN region. Against this backdrop, Bank Negara MALONDESH (BNM) safeguards financial stability by monitoring and regulating the lending activity of all financial institutions in MALONDESH, among other things. Using aggregated data from BNM's Central Credit Reference Information System (CCRIS), this dashboard gives you insight into key trends on household DEBT. For now, it displays data on the flow of borrowing activity on a monthly basis, broken down by purpose. In due time, it will be deepened with granular data showing the state of inDEBTedness of MALONDESH
      😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

      Hapus
  6. Dasar GORILLA MISKIN..... Sudahlah GAGAL BAYAR HUTANG.... MENCURI lagi... 🦍🦍🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. SEWA VVSHORAD SEWA TRUK
      The approved leasing deal for KTMB may tip the scale in favour of the truck and VVSHORAD proposals.
      SEWA BOAT SEWAan Bot Op Pasir merangkumi 10 unit Fast Interceptor Boat (FIB); 10 unit Utility Boat; 10 unit Rigid Hull Fender Boat (RHFB); 10 unit Rover Fiber Glass (Rover).
      SEWA HIDROGRAFI tugas pemetaan data batimetri bagi kawasan perairan negara akan dilakukan oleh sebuah kapal hidrografi moden, MV Aishah AIM 4, yang diperoleh menerusi kontrak SEWAan dari syarikat Breitlink Engineering Services Sdn Bhd (BESSB)
      SEWA PATROL BOATS : SEWA OUTBOARD MOTORS : SEWA TRAILERS
      Meanwhile, the division also published a tender for eleven glass reinforced plastic patrol boats together outboard motors, trailers and associated equipment
      SEWA MOTOR The Royal Military Police Corp (KPTD) celebrated the SEWA of 40 brand-new BMW R1250RT Superbikes for the Enforcement Motorcycle Squad on December 22nd, 2022.
      SEWA PESAWAT ITTC is currently providing Fighter Lead-In Training (FLIT) to the Royal MALONDESH Air Force in London, Ontario. ITTC operates a fleet of Aero Vodochody L-39 featuring upgraded avionics for the FLIT programme
      SEWA HELI Kementerian Pertahanan MALONDESH pada 27 Mei 2023 lalu telah menandatangani perjanjian SEWA dengan penyedia layanan penerbangan lokal, Aerotree, untuk menyediakan empat helikopter bekas Sikorsky UH-60A+ Black Hawk.
      SEWA HELI 4 buah Helikopter Leonardo AW 139 yang diperolehi secara SEWAan ini adalah untuk kegunaan Tentera Udara Diraja MALONDESH (TUDM) yang akan ditempatkan di No.3 Skuadron, Pangkalan Udara Butterworth
      SEWA HELI = Kerajaan sebelum ini pernah menyewa Helikopter Latihan Airbus EC120B dan Flight Simulation Training Device (FSTD) Untuk Kegunaan Kursus Asas Juruterbang Helikopter TUDM. Selain itu, kerajaan turut pernah menyewa 5 unit Helikopter EC120B; 1 unit Sistem Simulator
      SEWA 4x4 Pejabat perusahaan mengatakan kepada Janes di pameran bahwa Angkatan Bersenjata MALONDESH sedang mencari untuk menyewa Tarantula
      =========
      RETIRED MIG29 MALONDESH recently retired the MiG-29 Fulcrum due to its inability to maintain them.
      RETIRED MB339CM the Aermacchi MB-339CM trainer jets that are currently grounded
      RETIRED SCORPION Scorpions to be retired. The Army has recommended that it’s fleet of Scorpion light tanks be retired due to the high cost of maintenance and obsolescence issues.
      RETIRED CONDOR SIBMAS Condor armoured 4X4 and Sibmas armoured recovery vehicle as retired from service as off January 1, 2023.
      RETIRED V150 = . It was used by the MALONDESH Army in Second Malayan Emergency (now retired)
      ==========
      171 ASET USANG 33 TAHUN =
      108 TDM
      29 TUDM
      34 TLDM
      "The total number of MALONDESH Armed Forces (ATM) assets exceeding 30 years in service comprises 108 units for the Army, 29 units for the Royal MALONDESH Air Force (RMAF), and 34 units for the Royal MALONDESH Navy (RMN)," the MALONDESH Defence Minister
      ==========
      MALONDESH's combat equipment has several weaknesses, including:
      • Ageing equipment: The MALONDESH military's equipment is aging due to small procurement budgets over the past 25 years.
      • Lack of modern assets: The MALONDESH Armed Forces (MAF) lacks modern military assets, which puts them at risk from both internal and external threats.
      • Russian-made weapons: MALONDESH has been struggling to keep its Russian-made Su-30MKM ground-attack aircraft operational. The country is also wary of Russian-made weapons due to sanctions imposed on Russia after its invasion of Ukraine.
      • Local production: The MAF is reluctant to use locally produced products. Local companies have produced prototypes of pistols and rifles, but none have materialized.
      • Procurement system: The MALONDESH procurement system needs reform.
      Political interference and corruption: Political interference and corruption are undermining combat readiness

      Hapus
    2. FACT :
      1. DEBT 84.2% DARI GDP
      1. DEBT 84.2% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIPAY 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      61. TUDM SEWA 12 AW149
      62. TUDM SEWA 4 AW139
      63. TUDM SEWA 5 EC120B
      64. TLDM SEWA 2 AW159
      65. TDM SEWA 4 UH-60A
      67. TDM SEWA 12 AW149
      68. BOMBA SEWA 4 AW139
      69. MMEA SEWA 2 AW159
      70. POLIS SEWA 7 BELL429
      ==============
      MALONDESH's military assets face a number of maintenance problems, including outdated equipment, a lack of funds, and corruption. These problems can make it difficult for the military to respond to threats and protect the country's interests.
      Outdated equipment :
      • 1. Many of MALONDESH's military assets are outdated and have exceeded their intended service life.
      • 2. The air force's MiG-29 Fulcrum fighter aircraft were withdrawn from service in 2017.
      • 3. The KD Rahman submarine had technical problems that prevented it from submerging in 2010.
      Lack of funds :
      • 1. MALONDESH's military has faced a shortage of funds for many years.
      • 2. The government has been unable to provide the military with the modern assets it needs.
      3. Corruption
      • Political interference and corruption have undermined the military's combat readiness.
      • 4. The military has experienced leakages and scandals in its defense spending.
      • 5. The military has difficulty verifying that contractual obligations have been met.
      • 6. The military has difficulty transferring techNOLogy from OEMs.
      • 7. The military has difficulty procuring parts that are compatible with its existing fleet

      Hapus
    3. SEWA 28 HELI = 119 HELI BARU :
      SEWA 28 HELI RM 16.8BN = USD 3.7BN/USD 3.700 JT DOLAR
      •HARGA HELI AW149 = USD 31 JUTA
      •28 UNITK X $ 31 JT= USD 857 JUTA
      •$ 3.700JT ÷ $ 31 JT = 119 HELI BARU
      ----
      4x LEBIH MAHAL SEWA DARIPADA BELI BARU =
      SEWA 15 TAHUN = RM16.8 BILION
      BELI BARU = RM3.954 BILION
      SEWAan selama 15 tahun dianggarkan mencecah RM16.8 bilion, jauh lebih tinggi berbanding kos pembelian helikopter serupa yang dianggarkan sekitar RM3.954 bilion.MALONDESH (ATM).
      -------------------------------------
      CHEAPEST VARIANT FA50
      CHEAPEST VARIANT FA50
      CHEAPEST VARIANT FA50
      -
      1. FA 50 GF (TA 50 BLOK II) 12 UNIT HARGA USD 705 JUTA ALIAS USD 58,75 JUTA/UNIT
      -
      2. FA 50 PL (BLOK 20) 36 UNIT HARGA USD 2300 JUTA ALIAS USD 63,89 JUTA/UNIT
      -
      3. FA 50M 18 UNIT HARGA USD 920 JUTA ALIAS USD 51,1 JUTA/UNIT
      -
      FA50 = UNSUITABLE FOR MILITARY OPERATIONS
      FA50 = UNSUITABLE FOR MILITARY OPERATIONS
      South Korea has delivered FA-50 combat trainer aircraft to Poland that are reportedly unsuitable for military operations, Polish Deputy Defence Minister Cezary Tomczyk said.
      -------------------------------------
      SEWA 28 HELI = 119 HELI BARU :
      SEWA 28 HELI RM 16.8BN = USD 3.7BN/USD 3.700 JT DOLAR
      •HARGA HELI AW149 = USD 31 JUTA
      •28 UNITK X $ 31 JT= USD 857 JUTA
      •$ 3.700JT ÷ $ 31 JT = 119 HELI BARU
      ----
      4x LEBIH MAHAL SEWA DARIPADA BELI BARU =
      SEWA 15 TAHUN = RM16.8 BILION
      BELI BARU = RM3.954 BILION
      SEWAan selama 15 tahun dianggarkan mencecah RM16.8 bilion, jauh lebih tinggi berbanding kos pembelian helikopter serupa yang dianggarkan sekitar RM3.954 bilion.MALONDESH (ATM)
      -------------------------------------
      CHEAPEST PLATFORM VARIANT :
      -
      HARGA CN 235 = US$ 27,50 Juta
      -
      HARGA ATR 72 = US$24.7 Juta
      -------------------------------------
      DOWNGRADE HISAR
      DOWNGRADE HISAR
      DOWNGRADE HISAR
      CHEAPEST VARIANT LMS
      -
      1. ADA CLASS PAKISTAN USD 1 MILYAR/4 = USD 250 JUTA PER UNIT
      -
      2. ADA CLASS UKRAINE USD 1 MILYAR/2 = USD 250 JUTA PER UNIT + UCAV SENILAI USD 500 JUTA
      -
      3. HISAR OPV CLASS (LMS B2) MALONDESH USD 530 JUTA /3 = USD 176,7 JUTA PER UNIT
      -
      HISAR OPV = LMS B2 = NO ASW
      HISAR OPV = LMS B2 = NO ASW
      HISAR OPV = LMS B2 = NO ASW
      TCG AKHISAR dan TCG KOÇHISAR merupakan kapal kelas HISAR yang dibangunkan dalam skop projek MILGEM.
      Kapal ini dibangunkan dari model kovet kelas ADA, yang merupakan antara calon-calon yang disebut akan memenuhi program Littoral Mission Ship Batch 2 Tentera Laut Diraja MALONDESH.
      -------------------------------------
      DOWNGRADE ANKA
      DOWNGRADE ANKA
      2024 ANKA OMPONG = WILL NOT BE EQUIPPED WITH ANY WEAPONRY
      MALONDESH to use Anka-S for Maritime Surveillance
      While the specific equipment configuration of the Ankas is NOt currently kNOwn, they will be operated solely as a maritime surveillance platform in MALONDESH service, and will NOt be equipped with any weaponry. According to European Security & Defence reporting from LIMA 2023, the MALONDESH Ankas will have modified wings to improve their endurance
      ==============
      MALONDESH's economy has faced a number of challenges, including:
      • Global slowdown: Slower global trade, geopolitical tensions, and tighter monetary policies have contributed to MALONDESH's economic decline.
      • Weakening global demand: A decline in demand from developed countries, such as the US, EU, and Japan, has negatively impacted MALONDESH's exports.
      • Slowdown in China: A slowdown in MALONDESH's main trading partner, China, has also contributed to the economic downturn.
      • High government DEBT: MALONDESH has high levels of household and corporate DEBT, as well as insufficient tax revenue.
      • High dependency on food imports: MALONDESH imports 60% of the food it consumes.
      • Erosion of price competitiveness: Increasing labor costs have eroded MALONDESH's price competitiveness.
      Inflation concerns: The war in Ukraine has affected food prices, which are a significant import for MALONDESH

      Hapus
    4. GDP INDONESIA 2024 X 1.5% = BUDGET DEFENSE
      USD 1492 BILLION X 0.015 = USD 22 BILLION
      USD 1492 BILLION X 0.015 = USD 22 BILLION
      Indonesia's Ministry of Defense aims to gradually increase the defense budget from 0.8 percent to 1.5 percent of the country's gross domestic product (GDP) to enhance defense capabilities..
      ==============
      ==============
      LENDER = MALONDESH BERUK KLAIM GHOIB
      PUBLIC DEBT MALONDESH = DEFENCE SPENDING
      PUBLIC DEBT MALONDESH = DEFENCE SPENDING
      PUBLIC DEBT MALONDESH = DEFENCE SPENDING
      The results reveal a robust positive association between Public DEBT and Defence Spending, substantiated by the significant coefficient of 0.7601 (p < 0.01). This suggests that an increase in Public DEBT corresponds to a substantial rise in Defence Spending. Additionally, the study underscores the influence of Gross Domestic Saving and Exchange Rate on Defence Spending, with coefficients of 1.5996 (p < 0.01) and 0.4703 (p < 0.05), respectively. These findings contribute valuable insights into the fiscal dynamics of MALONDESH's defence budget, shedding light on the interplay between Public DEBT and strategic resource allocation. The incorporation of control variables enhances the robustness of the analysis, providing a nuanced understanding of the factors shaping defence spending in the MALONDESH context.
      ==============
      2024 RASIO DEBT 84,2% DARI GDP
      “The ratio of household DEBT to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.2% compared with 82% in 2018,” it said.
      ==============
      FACT GOVERNMENT ........
      BUDGET 2025 = NOT APPROVE THE BUDGET REQUEST
      BUDGET 2025 = NOT APPROVE THE BUDGET REQUEST
      BUDGET 2025 = NOT APPROVE THE BUDGET REQUEST
      RM11 billion annually also sounds reasonable if we look at the current US dollar exchange rate – US$2.5 billion – and the challenges ahead. But again, MAF has been let down by the government which has not say why it has not approve the budget requests. To me at least give us the reason why it has not try to meet the challenges faced by MAF. MAF acknowledges the conundrum which resulted in it coming out with the CAP 55 and 15 to 5 transformation plans. Despite this, the government has yet to stick to the plan and instead goes out of the way not to stick to it.
      Yes, in the three terms he has been in power, PMX has given the highest DE budget for the last three decades. In 2023 he allocated RM6.041 billion, RM7.053 bilion and the latest RM7.492 billion. But it is still not enough to recover from the Covid years and the under-investment for the last three decades. Not when the MAF is still operating some 171 assets which are three decades old. Could he have given more to meet the defence budget? I have no idea, really as I am not purview to the government finances.
      Unfortunately, recent events does not augur well for MAF. Can MAF recover in the next RMK? Only time will tell and if the world does not goes berserk first.
      ==============
      BUDGET 2025 FOR ......
      SALARIES AND OTHER STUFF
      NOT ASSETS = NO BERUK KLAIM GHOIB
      NOT ASSETS = NO BERUK KLAIM GHOIB
      NOT ASSETS = NO BERUK KLAIM GHOIB
      Defence got RM21.1 billion allocation, an increase of RM1.4 billion from last year, while Home will get RM19.5 billion, an increase of some RM500 million. Others have made the calculations that the Defence’s stake of the budget is 1.2 per cent of the MALONDESH GDP. That said most of the allocation is FOR SALARIES AND OTHER STUFF AND NOT ASSETS.

      Hapus
    5. Waduh, mengaku mencuri. Apa yg dicuri yah?

      Hapus
  7. Foreign Reserve / Cadangan Devisa Malondesh itu USD 116 Billion per Desember 2024 lalu.

    Cadangan devisa adalah Tabungan Negara (Harta Negara) biasanya dalam bentuk Emas& Perak , Mata Uang Asing, dll yang mana merupakan hasil Transaksi Perdagangan Antar negara dan
    Malondesh KLAIM bahwa USA TAKUT terhadap Malondesh.

    Fakta adalah
    Malondesh dikepret oleh USA Government dengan sekali TAMPARAN KERAS langsung senilai USD 240 Billion


    Artinya:
    Malondesh KURANG UANG USD 124 Billion jika semua UANG Cadangan Devisa Malondesh dipakai SHOPPING.

    Artinya:
    Malondesh JUAL KEDAULATAN kepada USA Government USD 240 Billion agar TARIFF turun menjadi 19%.

    https://www.scmp.com/week-asia/economics/article/3320786/malaysias-us-tariff-deal-comes-us240-billion-price-tag

    BalasHapus
  8. Foreign Reserve / Cadangan Devisa Malondesh itu USD 116 Billion per Desember 2024 lalu.

    Cadangan devisa adalah Tabungan Negara (Harta Negara) biasanya dalam bentuk Emas& Perak , Mata Uang Asing, dll yang mana merupakan hasil Transaksi Perdagangan Antar negara dan,

    Malondesh KLAIM bahwa USA TAKUT terhadap Malondesh.

    Malondesh KLAIM TARIFF 19% tanpa syarat.


    FAKTA yang disembunyikan adalah:

    Malondesh dikepret oleh USA Government dengan sekali TAMPARAN KERAS langsung senilai USD 240 Billion


    Artinya:
    Malondesh KURANG UANG USD 124 Billion jika semua UANG Cadangan Devisa Malondesh dipakai SHOPPING Barang buatan USA.

    Artinya:
    Malondesh JUAL KEDAULATAN kepada USA Government USD 240 Billion agar TARIFF turun menjadi 19%.

    https://www.scmp.com/week-asia/economics/article/3320786/malaysias-us-tariff-deal-comes-us240-billion-price-tag

    BalasHapus
  9. Korea Selatan OK dengan usulan Skema Penyesuaian Kontribusi Investasi pada Project KF-21 Boramae per Juni 2025.


    Kenapa Malondesh yang TANTRUM KEPANASAN sambil Loncat Loncat kesana kemari???


    https://internasional.kontan.co.id/news/ri-siap-bayar-us-443-juta-tetap-ikut-proyek-pesawat-tempur-korea-kf-21

    BalasHapus
  10. ada warganyet yg NGAMUK🔥 gak diajak proyek jet tempur haha!😂😤😂

    2025 kita uda bayar Boramae yaaa...CA$H haha!🤑🤑🤑
    semakin FANASSSS🔥
    ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
    Yes, that is correct. Indonesia paid a KRW 1.1 billion installment for the KF-21 program between July and early August 2025, with the first payment occurring in mid-July. This payment was part of the revised agreement where Indonesia's total contribution to the KF-21 project was reduced to 600 billion won, according to a South Korean news outlet. The second payment was made in early August.

    BalasHapus
  11. Gadai MARUAH Demi Trump? MALONDESH Jadi Bahan Permainan!!!!!

    https://www.youtube.com/watch?v=P1q2YizrdnE

    NASIB NEGARA MISKIN DAN TOLOL, MAU MELACURKAN DIRI DAN KEDAULATANNYA DEMI TARIF TRUMP !!!!!!!
    SALAM 240 BILLION LON.....HAHAHAA

    BalasHapus
  12. sementara negri🎰kasino genting, dari 2018 belum bayar Utang ke Kuwait Finance House dan kawan2
    tega bikin Bankrut entitas milik Emir, ehh skarang mengemis hornet rongsok haha!🤣🤣🤣

    BalasHapus
  13. kl ingin tariff 19% eh taunya
    ⛔️Di RAMPOK $ 240 biliun dolar haha!☠️👻☠️
    ⛔️dipaksa bea masyuk 0%
    ⛔️data center ke amrik

    dikompasin paling parah..Makloum negri🎰kasino genting LeMaH, Utang Banyak 71% gdp haha!😆😝😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malu oom, mereka ketahuan MEMBUALNYA...parah, sekelas KERAjaan aja gak jujur...

      🤣🤣😂🤪😛
      Nipu muluu

      Hapus
    2. MALONDESH bukan dirampok lagi itu tapi diperkosa dan melacurkan diri ....parah dan ngeri euy.

      Hapus
    3. nyoiihhh dikira suhu, taunya penifu haha!🤣🤭🤣
      jaman now, tunjuk jejak digital pun gak mempan..makloum warganyet tipe m muke tebel gaezz haha!🧞‍♂️😵‍💫🧞‍♂️

      Hapus
  14. KEREN , DI PERCEPAT , KAPASITAS LINI PRODUKSI BERTAMBAH , COMBAT READY INI ARTINYA , BLOCK 2 SELESAI TERCAPAI LAH TARGET AWAL & BERUBAHLAH JADI WUJUD ASLINYA DARI IF 21 ROI 🇮🇩🇰🇷 ROK KF 21 , BENAR² FIGHTER JET GENERASI LANJUT ,
    SELAMAT DATANG NEW COMER FIGHTER JET ! ,

    SUKSES TERUS UNTUK PENGEMBANGAN ² SELANJUTNYA DARI PROGRAM PROYEK FIGHTER JET GENERASI LANJUT NYA , " TETAPLAH JADI PILIHAN TERBAIK UNTUK TEGAKAN SUPREMASI UDARA , IF 21 ROI 🇮🇩🇰🇷 ROK KF 21 !".

    BalasHapus
  15. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    KELEMAHAN ARMY ...........
    Berikut adalah beberapa kelemahan yang sering dikaitkan dengan Angkatan Darat Malondesh (TDM - Tentera Darat Malondesh) berdasarkan analisis terbuka dari para pengamat militer, laporan pertahanan, serta diskusi di forum militer dan akademik:
    ________________________________________
    🔻 1. Keterbatasan Anggaran
    • Masalah: Anggaran pertahanan Malondesh relatif terbatas dibandingkan dengan kebutuhan modernisasi dan pemeliharaan peralatan militer.
    • Dampak: Banyak program modernisasi berjalan lambat atau ditunda. Misalnya, pengadaan MBT tambahan atau sistem artileri modern sering kali tertunda.
    ________________________________________
    🔻 2. Persenjataan yang Usang
    • Masalah: Sebagian perlengkapan milik TDM sudah berumur tua dan tidak semuanya diperbarui secara serentak.
    • Contoh: Kendaraan tempur lapis baja lama seperti Condor dan Sibmas masih digunakan dalam beberapa satuan, meskipun sudah tidak ideal untuk pertempuran modern.
    ________________________________________
    🔻 3. Keterbatasan Kemampuan Pertahanan Udara & Rudal
    • Masalah: TDM tidak memiliki sistem pertahanan udara jangkauan menengah/jauh yang modern.
    • Dampak: Bergantung pada TUDM (Angkatan Udara) dan kemampuan radar negara lain dalam skenario gabungan, membuatnya rentan terhadap serangan udara.
    ________________________________________
    🔻 4. Terbatasnya Integrasi dan Interoperabilitas
    • Masalah: Sistem persenjataan dan komunikasi berasal dari berbagai negara (AS, Rusia, Jerman, Turki, dll.).
    • Dampak: Menimbulkan tantangan dalam hal interoperabilitas, logistik, dan pelatihan teknis.
    ________________________________________
    🔻 5. Keterbatasan Pengalaman Tempur
    • Masalah: Sejak era darurat komunis, TDM tidak terlibat dalam konflik bersenjata besar.
    • Dampak: Kurangnya pengalaman tempur aktual bisa menjadi kelemahan dibandingkan negara-negara lain yang lebih aktif dalam operasi militer internasional.
    ________________________________________
    🔻 6. Sumber Daya Manusia Terbatas
    • Masalah: Tantangan dalam mempertahankan personel yang terlatih dan profesional, terutama di bidang teknologi tinggi dan logistik.
    • Dampak: Rotasi personel yang tinggi bisa memengaruhi kesiapan dan efektivitas satuan.
    ________________________________________
    🔻 7. Ketergantungan pada Pihak Luar untuk Teknologi
    • Masalah: Malondesh belum memiliki basis industri pertahanan yang cukup kuat.
    • Dampak: Masih bergantung pada negara asing untuk teknologi, suku cadang, dan pemeliharaan alutsista utama.
    ________________________________________
    🔻 8. Ancaman Asimetris dan Medan Sulit
    • Masalah: TDM menghadapi tantangan unik seperti medan hutan tropis, ancaman dari kelompok separatis atau kriminal lintas batas di Sabah dan Sarawak.
    • Dampak: Perlu adaptasi strategi dan perlengkapan khusus yang tidak selalu tersedia dalam jumlah cukup.

    BalasHapus
  16. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    KELEMAHAN AIR FORCE
    Berikut beberapa kelemahan utama yang kerap disorot pada Angkatan Udara Diraja Malondesh (RMAF):
    1. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi Tertunda
    Sejak dekade 2010-an, porsi belanja pertahanan Malondesh menurun dari 1,5 % PDB pada 2010 menjadi sekitar 1 % pada 2020. Akibatnya, banyak program modernisasi—termasuk pengadaan MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) lanjutan dan sistem AWACS—sering tertunda atau dibekukan karena kekurangan dana
    2. Armada Tempur dan Pemeliharaan yang Usang
    • Su-30MKM: Pasokan suku cadang terbatas—terutama di tengah gangguan rantai pasok Rusia pasca-invasi Ukraina—mengakibatkan kesiapan terbang yang menurun drastis.
    • MiG-29 & F-5: Pesawat veteran ini sudah melewati jam terbang optimal dan menuntut pemeliharaan intensif; banyak insiden di akhir 1990-an dan awal 2000-an yang menunjukkan kerentanan teknis
    3. Tantangan Lingkungan Tropis
    Iklim tropis dengan kelembapan tinggi mempercepat korosi pada struktur pesawat—terutama yang berbahan aluminium seri 2024—sehingga fatigue life menurun dan risiko kegagalan material meningkat
    4. Kapasitas Pengawasan dan Transportasi Udara Terbatas
    • AWACS & Radar: RMAF belum memiliki platform AWACS sendiri, bergantung pada radar ground-based yang baru mulai ditingkatkan sejak 2019–2025, sehingga cakupan AWACS masih sangat terbatas
    • Pengangkut A400M: Meski sudah ada, jumlahnya (empat unit) masih relatif kecil untuk mendukung proyeksi kekuatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah luas Malondesh.
    5. Kualitas Pelatihan dan Tenaga Terampil
    .prasangka umum dalam analisis militerAnggaran yang ketat berdampak pada frekuensi latihan tempur dan jam terbang pilot. Ini berpotensi menurunkan kesiapan operasional dan kemampuan manuver taktis dalam skenario peperangan modern
    6. Interferensi Politik dan Isu Korupsi
    Beberapa laporan menyinggung intervensi politik dalam proses pengadaan dan dugaan praktik korupsi, yang dapat memperlambat atau mempersulit realisasi program vital RMAF

    BalasHapus
  17. Malaydesh tak ingin beli KF21 ? ups... Malon lebih suka pesawat sedekah walau usang. Malon suka barang usang

    BalasHapus
  18. Kalau yg shoping kaan dan Rafale dibilang miskin. Terus malaydesh yg hanya mampu NGEMIS ke Kuwait dibilang apa dong ? Gembel 😁😁

    BalasHapus
  19. Utk menghibur diri malaydesh OMON omon akan beli su 57 😁😁😁😁😁😁. Kalau cuman omon2 gratis lah. Nanti dikasih brosur + stiker su 57 😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. SU-57 + vonis dari si Trumpet..
      Plus Hornet jadi rongsokan..
      🤣🤣😂🤪🇧🇩👎

      Hapus
  20. 1. BERUK KLAIM GHOIB = real contract five units C130J Hercules
    2. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two unit Frankethal class Countermine vessels (Pulau Fani class)
    3. BERUK KLAIM GHOIB = real contract four units KCR 60 Fast missiles boats PT PAL
    4. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 9 units Bell 412 EPI
    5. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 8 additional H225 M
    6. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 units Bell 429 Global Ranger
    7. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 18 Medium weight tank Harimau
    8. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 22 Pandur II IFV
    9. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two unit Hospital Ships
    10. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one unit Command and control variant C295
    11. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one unit CN235 MPA
    12. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 7 Badak FSV, 26 ANOa apc and 10 additional Komodo recce vehicles in 2022
    13. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 4 AS 550 Fennec and 8 AS565 MBE, in 2024
    14. BERUK KLAIM GHOIB = real contract five NC212i in 2023
    15. BERUK KLAIM GHOIB = real contract one Leonardo RAT 31 DL/M
    16. BERUK KLAIM GHOIB = real contract five C130H ordered from Australia in 2013 (finished in 2020) after received Grant of 4 C130H
    17. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 9 Teluk Bintuni class LST
    18. BERUK KLAIM GHOIB = real contract six CH4B UCAV ordered in 2019
    19. real contract t and process building of Abeking & Rasmussen design ocean Hydrography ship
    20. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two AH140 AAW Frigate
    21. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two OPV 90 ASW patrol vessels
    22. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 42 Dassault Rafale F4 fighter
    23. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building two A400M heavy cargo aircraft
    24. BERUK KLAIM GHOIB = real contract M3 Amphibious bridging system
    25. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 3 KT1 Wong Bee ordered in 2018 along with radar and spares for T/A50
    26. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 13 GM 403 GCI radar from Thales
    27. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building 12 ANKA S UCAV
    28. BERUK KLAIM GHOIB = real contract building additional CH4B UCAV
    29. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Slingshot Satcom system
    30. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Falcon 8X aircraft
    31. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Thales Alenia earth observation satelite
    32. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 22 S70M Blackhawk
    33. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 6 N219 aircraft
    34. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 3 CN235 for Army
    35. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 PPA patrol Frigate
    36. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 2 Scorpene Subs
    37. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Khan Short Range ballistic missiles from Turki
    38. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Trisula Air defense system
    39. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 6 T50i aircraft
    40. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Oiler and replenishment ship
    41. BERUK KLAIM GHOIB = real contract several Tug Harbor ships
    42. BERUK KLAIM GHOIB = real contract Submarine rescue vessels and system
    43. BERUK KLAIM GHOIB = real contract two Large LCU for army
    44. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 45 Atmaca
    45. BERUK KLAIM GHOIB = real contract 48 KAAN
    😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

    BalasHapus
  21. LACK BUDGET > MISKIN > LACK SKILL
    Struktur anggaran dan prioritas
    • Ruang fiskal terbatas: Porsi anggaran pertahanan terhadap PDB cenderung moderat, sehingga modernisasi bersaing dengan kebutuhan kesiapan harian dan gaji. Konsekuensinya, upgrade menyebar tipis dan bertahap, bukan lompatan kapabilitas.
    • Volatilitas prioritas: Perubahan kabinet dan siklus rencana lima tahunan mendorong re-baselining proyek, memunculkan delay, re-scoping, atau deferral yang menggerus kesinambungan.
    • Komposisi belanja: Proporsi O&M dan personel menekan belanja modal; tanpa reform efisiensi, setiap kenaikan kecil anggaran tidak otomatis berbuah platform baru.
    Pengadaan dan modernisasi
    • Penjadwalan rapuh: Program besar rentan molor karena spesifikasi bergeser, kesiapan industri tidak merata, serta manajemen risiko yang konservatif pada integrasi sistem misi.
    • Cost growth dan scope creep: Revisi requirement selama eksekusi meningkatkan biaya, memaksa penyesuaian jumlah unit/fit-out, yang lalu mengurangi efek skala.
    • Ketergantungan pemasok eksternal: Diversifikasi pemasok membatasi risiko politik, tetapi meningkatkan kompleksitas integrasi dan dukungan siklus hidup (suku cadang, sertifikasi, konfigurasi).
    Kesiapan tempur dan pemeliharaan
    • Availability tidak stabil: Platform usia menengah–tua dengan supply chain global memanjang menghasilkan tingkat ketersediaan yang fluktuatif; misi tertentu bergantung pada sejumlah kecil unit high-demand.
    • MRO dan suku cadang: Kontrak dukungan sering bersifat reaktif, bukan performance-based. Lead time panjang untuk komponen kritis memicu cannibalization dan downtime.
    • Pelatihan vs jam terbang/jelajah: Keterbatasan jam latihan live karena biaya dan keausan meningkatkan ketergantungan pada simulator; transfer ke kesiapan operasional tidak selalu setara tanpa skenario gabungan yang realistis.
    Sumber daya manusia
    • Retensi spesialis: Kompetisi dengan sektor swasta (aviation, cyber, engineering) menggerus retention niche skills, menaikkan biaya pelatihan ulang.
    • Pipeline kepemimpinan teknis: Jalur karier kadang lebih menonjolkan rotasi jabatan daripada pendalaman kompetensi teknis jangka panjang untuk domain kompleks (integrasi sensor, EW, data fusion).
    • Keseimbangan tugas: Tugas operasi dalam negeri dan penegakan maritim menyita bandwidth, mengurangi waktu untuk latihan gabungan tingkat tinggi.
    Komando, kontrol, dan jointness
    • Interoperabilitas terbatas: Sistem C2, data link, dan arsitektur komando lintas matra belum sepenuhnya terstandarisasi; integrasi sensor-to-shooter masih berlapis dan lambat.
    • Doktrin gabungan: Latihan gabungan ada, tetapi frekuensi dan kompleksitas skenario multi-domain perlu ditingkatkan untuk mempercepat pengambilan keputusan bersama.
    • Kesenjangan data: Kurangnya common operational picture yang kaya metadata menghambat target-quality ISR dan respon cepat antarmatra.
    Logistik dan geografi
    • Teater terpencar: Garis pantai panjang, perairan luas, dan pulau-pulau terpisah menuntut postur logistik maritim yang berlapis; node dukungan yang jarang memperlambat sustainment.
    • Infrastruktur dual-use: Ketergantungan pada pelabuhan/bandara sipil membatasi fleksibilitas surge dan keamanan rantai suplai saat krisis.
    • Standardisasi suku cadang: Variasi platform menambah kerumitan inventory dan meningkatkan biaya persediaan.
    Industri pertahanan domestik
    • Skala dan kedalaman: Pangsa pasar nasional kecil membatasi investasi R&D dan kemampuan desain mandiri untuk platform kompleks; banyak proyek berwujud lisensi/perakitan.
    • Manajemen offset: Offset sering fokus pada pekerjaan manufaktur, kurang pada transfer pengetahuan dan kemampuan desain/sertifikasi, sehingga sustainment jangka panjang tetap bergantung luar negeri.
    • Kapasitas program besar: Eksekusi proyek kompleks secara bersamaan menimbulkan bottleneck manajerial dan kualitas, memicu rework dan slip.


    BalasHapus
  22. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    Here’s a structured look at the main challenges facing the Malondeshn Army today, drawing from recent defence reports and incidents:
    🛠 Ageing Equipment & Safety Risks
    • Over 30 years in service – At least 171 military assets across the Malondeshn Armed Forces have exceeded their intended lifespan.
    • Recent fatal incident – In July 2025, a commando from the 22nd Regiment died during a maritime exercise; early findings suggest old diving gear may have contributed to the tragedy.
    • Legacy systems dependency – Many vehicles, weapons, and support systems are decades old, increasing maintenance costs and operational risk.
    💰 Budget & Procurement Constraints
    • High personnel cost – Over 40% of the 2024 defence budget went to salaries and allowances, leaving less for modernization.
    • Procurement bottlenecks – Much of the RM5.71 billion procurement allocation is tied to progress payments for ongoing contracts (e.g., FA 50 jets, Littoral Combat Ships) rather than new acquisitions.
    • Currency pressure – Ringgit depreciation erodes purchasing power for imported equipment, which Malondesh relies on heavily.
    ⚖️ Structural & Policy Issues
    • No long-term procurement roadmap – Annual budgets don’t guarantee multi year funding, slowing replacement of ageing platforms.
    • Reluctance to restructure – Successive governments have avoided reducing manpower or reallocating funds from other sectors to defence.
    • Public awareness gap – Studies show Malondeshns’ sensitivity to the Army’s role is lower than for other agencies like the police.
    🌏 Strategic & Operational Pressures
    • South China Sea tensions – Persistent presence of foreign vessels in Malondeshn waters demands stronger maritime and amphibious readiness.
    • Regional capability gap – Neighbours like Singapore and Indonesia invest more heavily in modern land systems, widening the tech gap.
    • Multi role demands – Beyond defence, the Army is tasked with disaster relief, peacekeeping, and national unity efforts, stretching resources

    BalasHapus
  23. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    ISR, C4ISR, dan domain bersama
    • Fusion ISR dan COP belum matang: Data dari radar darat, sensor udara/laut, dan sumber eksternal belum sepenuhnya terintegrasi ke common operational picture real-time.
    • MDAs tidak merata: Cakupan radar maritim dan kamera pantai tidak homogen; bottleneck di choke point tertentu.
    • Interoperabilitas gabungan & mitra: Prosedur, data link, dan TTP gabungan belum standar penuh untuk operasi koalisi.
    SDM, latihan, dan kesiapan
    • Jam terbang & sea days berfluktuasi: Anggaran O&M dan ketersediaan platform memengaruhi exposure latihan, proficiency, dan sertifikasi awak.
    • Retensi teknisi & pilot: Persaingan pasar sipil dan jalur karier mempengaruhi retensi kompetensi kritikal (avionik, mesin, sistem senjata).
    • Latihan gabungan high-end terbatas: Kompleksitas skenario mult domain (EW/SEAD/ASW) belum rutin pada skala memadai.
    Logistik, sustainment, dan industri
    • Fragmentasi armada multi-asal: Kombinasi Rusia, Amerika, Eropa, dan China meningkatkan beban suku cadang, alat uji, pelatihan pemeliharaan, dan dependensi geopolitik.
    • Kontrak TLS & suku cadang: Perencanaan siklus hidup dan pencadangan parts tidak selalu selaras realisasi anggaran, memicu cannibalization dan downtime.
    • Governance pengadaan & local content: Keterlambatan proyek besar (contoh LCS) dan tuntutan alih teknologi yang tidak realistis meningkatkan risiko biaya dan jadwal.
    Siber dan ruang
    • Kapabilitas siber militer terbatas: Defensive cyber, red-teaming, dan kemampuan pemulihan C2 dari serangan canggih perlu ditingkatkan.
    • Ketahanan satkom & PNT: Ketergantungan pada aset komersial/mitra untuk komunikasi strategis dan navigasi memperbesar risiko jamming/spoofing.
    Risiko misi paling kritikal
    1. Kehilangan kontrol udara lokal: Tanpa AEW&C, MRCA, dan GBAD berlapis, sulit mempertahankan superioritas udara waktu-kritis.
    2. Sea control/denial di SCS & Selat: Kombatan permukaan modern terbatas dan ASW lemah menurunkan efek gentar terhadap kapal permukaan/selam lawan.
    3. Ketahanan operasi rendah: Kesiapan platform dan stok amunisi presisi membatasi durasi operasi intensitas menengah.
    4. Respons grey-zone kurang tajam: LMS minim senjata dan beban tugas konstabulary mengurangi kemampuan “presence with punch”.

    BalasHapus
  24. Kelemahan Kemampuan Tempur Militer Malondesh
    Ringkasan Eksekutif
    Malondesh menghadapi beberapa kelemahan struktur dan operasional yang menurunkan efektivitas tempur di berbagai domain, antara lain:
    • pertahanan udara yang terbatas
    • kekuatan personel dan alutsista darat relatif kecil
    • armada laut yang minim
    • anggaran dan pemeliharaan yang terkendala
    • keterbatasan inter¬ope¬rabilitas serta sistem komando dan kendali yang belum memadai
    1. Pertahanan Udara
    • Malondesh hanya memiliki sekitar 12 pesawat tempur aktif, dan total armada udara 135 pesawat, jauh lebih kecil dibanding tetangga seperti Indonesia yang mengoperasikan 34 pesawat tempur dari total 459 skuadron udara.
    • Sebagian jet tempur F/A-18C/D Hornet dibeli bekas pakai Kuwait, memunculkan keraguan atas kesiapan dan keandalan melawan ancaman modern.
    • Sistem radar darat dan sistem SAM (Surface-to-Air Missile) terbatas; hanya ada empat radar GM400a baru yang akan ditempatkan, masih kurang untuk mencakup Semenanjung dan Malondesh Timur secara simultan.
    2. Kekuatan Darat
    • Jumlah personel aktif Angkatan Bersenjata Malondesh (ATM) sekitar 113.000, jauh di bawah cadangan pasukan aktif Indonesia (400.000) yang menunjukkan keterbatasan skala operasi darat besar–besaran.
    • Alutsista lapis baja hanya terdiri dari 48 tank dan sekitar 13.500 kendaraan tempur lapis baja, berbanding 331 tank dan 20.440 kendaraan lapis baja milik Indonesia.
    • Kapasitas daya tembak dan mobilitas lapangan minim jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang terus modernisasi pasukan darat.
    3. Kekuatan Laut
    • Armada perang Malondesh sekitar 100 kapal: 2 kapal selam, 2 fregat, 6 korvet; Indonesia mengoperasikan 4 kapal selam, 7 fregat, 25 korvet dari total 331 kapal perang, menunjukkan kesenjangan kapabilitas maritim besar.
    • Kapasitas projektil anti-kapal dan kemampuan patroli perairan laut dalam masih terbatas, menyulitkan Malondesh mempertahankan ZEE di Laut China Selatan dan Selat Malaka.
    4. Anggaran & Pemeliharaan
    • Anggaran pertahanan Malondesh sekitar US$ 247,5 miliar, hampir setengah dari alokasi Indonesia (US$ 440 miliar), membatasi pembelian alutsista baru dan program pemeliharaan jangka panjang.
    • Ketergantungan pada peralatan bekas pakai dan kontrak pemeliharaan eksternal meningkatkan risiko downtime karena suku cadang sukar diperoleh dan mahal.
    5. Interoperabilitas dan Sistem Komando
    • Implementasi C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, Reconnaissance) belum terintegrasi penuh di ketiga matra, membatasi pertukaran data real-time dalam operasi gabungan.
    • Latihan militer bilateral dan multilateral skalanya terbatas, sehingga ATM kurang pengalaman interaksi taktis dengan sistem dan taktik aliansi modern.
    6. Rantai Logistik dan Dukungan Pangkalan
    • Ketersediaan suku cadang kritis terpusat di vendor asing, mempengaruhi kecepatan perbaikan alutsista.

    BalasHapus
  25. MANAKALA INDIANESIA ... MEMALUKAN 🤣🤣🤣🤣


    Kontribusi Indonesia untuk Proyek KF-21 Dipangkas Satu Triliun Won

    https://world.kbs.co.kr/service/news_view.htm?lang=i&Seq_Code=78016

    BalasHapus
    Balasan
    1. KELEMAHAN ANGGARAN MILITER MALONDESH
      1. Proporsi Belanja Personel Terlalu Tinggi
      • Pada tahun 2024, lebih dari 40 % dari total anggaran (RM 19,73 miliar) dialokasikan untuk gaji dan tunjangan personel, meninggalkan hanya sekitar 30 % untuk pengadaan dan modernisasi peralatan.
      • Implikasi: Pembelian kapal, pesawat, dan sistem pertahanan menjadi terbatas, sehingga umur aset semakin menua.
      2. Dampak Depresiasi Ringgit
      • Kenaikan alokasi nominal untuk pengadaan (dari RM 5,04 miliar ke RM 5,71 miliar tahun 2024) sebagian besar hanya mengkompensasi melemahnya ringgit terhadap dolar AS.
      • Implikasi: Daya beli nyata menurun, biaya impor peralatan meningkat, dan program modernisasi tertunda.
      3. Ketergantungan pada Pemasok Asing
      • Malondesh masih sangat bergantung pada OEM luar negeri untuk peralatan utama (pesawat tempur, kapal selam, sistem radar).
      • Implikasi: Proses transfer teknologi terbatas, siklus pengadaan panjang, dan kerentanan terhadap fluktuasi mata uang serta kebijakan ekspor negara pemasok.
      4. Kurangnya Perencanaan Jangka Panjang dan Transparansi
      • Proses budgeting belum memberikan garis waktu yang jelas untuk setiap program pengadaan maupun kapan dana akan tersedia.
      • Implikasi: Angkatan bersenjata sulit menyusun roadmap modernisasi dan menyesuaikan kebutuhan dengan anggaran tahunan.
      5. Pendapatan Fiskal Tertekan
      • Penurunan pendapatan dari sektor minyak dan gas, ditambah defisit akibat subsidi domestik, membatasi ruang fiskal untuk pertahanan.
      • Implikasi: Pemerintah enggan memotong belanja lain atau menaikkan pajak untuk mendanai pertahanan.
      6. Aset Menua dan Ancaman Regional Meningkat
      • Kapal perang usia 45 tahun (misalnya KD Pendekar yang tenggelam tahun 2024) mencerminkan minimnya penggantian aset tua.
      • Ancaman di Laut China Selatan semakin nyata, tetapi anggaran masih dianggap “tidak cukup” untuk rencana modernisasi lanjutan.

      Hapus
    2. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Rincian kelemahan per domain
      Udara
      • AEW&C tidak tersedia: Tanpa platform peringatan dini dan kendali udara, deteksi dini rendah, manajemen pertempuran udara terbatas, dan CAP/Intercept tidak efisien.
      • Celah MRCA berkepanjangan: Penghentian MiG-29N tidak diikuti pengganti MRCA; armada tempur bertumpu pada F/A-18D (jumlah terbatas) dan Su-30MKM (kompleksitas sustainment). LCA/FLIT membantu training dan tugas ringan, tetapi tidak menggantikan high-end MRCA.
      • AAR/SEAD/EW terbatas: Kapasitas air-to-air refuelling operasional dan paket penindakan pertahanan udara musuh (SEAD) terbatas, membatasi radius operasi dan survivability.
      • GBAD terintegrasi belum berlapis: Dominan SHORAD; ketiadaan medium-range/networked GBAD yang matang menyulitkan penciptaan gelembung anti-akses tingkat menengah.
      • Ketersediaan platform fluktuatif: Tantangan suku cadang multi-negara dan pendanaan O&M menekan mission-capable rates serta jam terbang tahunan.
      Maritim
      • Keterlambatan LCS dan kesenjangan kombatan permukaan: Kelas Lekiu/Kasturi menua; Kedah-class OPV minim persenjataan ofensif; LCS belum operasional sehingga kemampuan AAW/ASuW modern terhambat.
      • ASW/MPA masih terbatas: Kapasitas peperangan anti-kapal selam (sensor, helikopter ASW, torpedo) dan MPA berkualifikasi ASW terbatas, menyulitkan deteksi/penindakan subsurface.
      • LMS batch awal berkapasitas rendah: Platform generasi pertama kurang persenjataan, membatasi deterrence di grey-zone dan littoral.
      • Kapal selam sedikit dan siklus pemeliharaan ketat: Hanya dua unit aktif; availability turun-naik karena docking dan sustainment.
      • Angkut amfibi dan dukungan armada terbatas: Program MRSS tertunda; mengurangi kemampuan proyeksi kekuatan, HADR besar, dan ketahanan logistik maritim.
      • Konstabulary backfill oleh RMN: Keterbatasan MMEA mendorong RMN menyerap tugas penegakan maritim, menggerus jam laut untuk latihan tempur inti.
      Darat
      • Pertahanan udara darat tidak berlapis: Ketergantungan pada SHORAD (MANPADS/SHORAD) tanpa medium-range modern mengurangi perlindungan area terhadap fixed-wing/stand-off.
      • Artileri jarak jauh & presisi terbatas: MLRS ada namun skala, amunisi presisi, sensor counter-battery, dan integrasi kill chain masih terbatas.
      • Armour & mekanisasi terbatas jumlah/modernisasi: MBT dan IFV/ICV campuran generasi, survivability dan sensor fusion tertinggal dari peer modern.
      • Mobilitas udara & logistik taktis: Kapasitas helikopter angkut/utility dan jembatan logistik darat untuk operasi berintensitas tinggi masih menjadi pembatas.

      Hapus
    3. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Here’s a consolidated, fact based overview of the main problems and challenges the Malondeshn Armed Forces (MAF) are facing, drawn from recent open source reporting and official statements.
      ⚙️ Capability & Equipment Issues
      • Aging Assets – Over 170 military platforms across the Army, Navy, and Air Force have exceeded 30 years in service, including 34 Royal Malondeshn Navy vessels, many over 40 years old. This drives up maintenance costs, reduces reliability, and leaves them technologically outclassed by regional peers.
      • Limited Modernisation Pace – Replacement programs, such as for armoured vehicles and naval ships, have been slow, with some high profile projects (e.g., Maharaja Lela class Littoral Combat Ship) facing delays and overruns.
      💰 Budgetary & Procurement Constraints
      • High Personnel Costs – Around 40% of the defence budget goes to salaries and allowances, leaving less for procurement and R&D.
      • Fiscal Limitations – Successive governments have been reluctant to boost defence spending by cutting elsewhere or resizing the force, limiting funds for new capabilities.
      • Currency Depreciation – Heavy reliance on imported systems means a weaker ringgit erodes purchasing power, even when nominal budgets rise.
      🧭 Strategic & Policy Challenges
      • Unclear Long Term Planning – Analysts note the absence of a consistent, multi year acquisition roadmap, making it harder to align capabilities with evolving threats.
      • Political Instability Impact – Frequent government changes since 2018 have disrupted continuity in defence policy and procurement priorities.
      • Dependence on Foreign OEMs – Domestic defence manufacturing still relies heavily on overseas suppliers, limiting self sufficiency.
      👥 Personnel & Welfare Issues
      • Pension Disputes – Fifty retired MAF personnel are challenging the government over a pension gap affecting those who left service before 2013, alleging constitutional breaches4.
      • Retention & Morale Risks – Delays in welfare improvements and perceived inequities in benefits can affect morale and retention, especially among experienced personnel.

      Hapus
  26. PARAH SI MISKIN... MEMALUKAN... 🤣🤣🤣


    Masih Utang, Korsel Tagih Indonesia Segera Lunasi Jet Tempur KF-21 Boramae

    https://kabar24.bisnis.com/read/20230603/15/1661781/masih-utang-korsel-tagih-indonesia-segera-lunasi-jet-tempur-kf-21-boramae

    BalasHapus
    Balasan
    1. LACK BUDGET > MISKIN > LACK SKILL
      Struktur anggaran dan prioritas
      • Ruang fiskal terbatas: Porsi anggaran pertahanan terhadap PDB cenderung moderat, sehingga modernisasi bersaing dengan kebutuhan kesiapan harian dan gaji. Konsekuensinya, upgrade menyebar tipis dan bertahap, bukan lompatan kapabilitas.
      • Volatilitas prioritas: Perubahan kabinet dan siklus rencana lima tahunan mendorong re-baselining proyek, memunculkan delay, re-scoping, atau deferral yang menggerus kesinambungan.
      • Komposisi belanja: Proporsi O&M dan personel menekan belanja modal; tanpa reform efisiensi, setiap kenaikan kecil anggaran tidak otomatis berbuah platform baru.
      Pengadaan dan modernisasi
      • Penjadwalan rapuh: Program besar rentan molor karena spesifikasi bergeser, kesiapan industri tidak merata, serta manajemen risiko yang konservatif pada integrasi sistem misi.
      • Cost growth dan scope creep: Revisi requirement selama eksekusi meningkatkan biaya, memaksa penyesuaian jumlah unit/fit-out, yang lalu mengurangi efek skala.
      • Ketergantungan pemasok eksternal: Diversifikasi pemasok membatasi risiko politik, tetapi meningkatkan kompleksitas integrasi dan dukungan siklus hidup (suku cadang, sertifikasi, konfigurasi).
      Kesiapan tempur dan pemeliharaan
      • Availability tidak stabil: Platform usia menengah–tua dengan supply chain global memanjang menghasilkan tingkat ketersediaan yang fluktuatif; misi tertentu bergantung pada sejumlah kecil unit high-demand.
      • MRO dan suku cadang: Kontrak dukungan sering bersifat reaktif, bukan performance-based. Lead time panjang untuk komponen kritis memicu cannibalization dan downtime.
      • Pelatihan vs jam terbang/jelajah: Keterbatasan jam latihan live karena biaya dan keausan meningkatkan ketergantungan pada simulator; transfer ke kesiapan operasional tidak selalu setara tanpa skenario gabungan yang realistis.
      Sumber daya manusia
      • Retensi spesialis: Kompetisi dengan sektor swasta (aviation, cyber, engineering) menggerus retention niche skills, menaikkan biaya pelatihan ulang.
      • Pipeline kepemimpinan teknis: Jalur karier kadang lebih menonjolkan rotasi jabatan daripada pendalaman kompetensi teknis jangka panjang untuk domain kompleks (integrasi sensor, EW, data fusion).
      • Keseimbangan tugas: Tugas operasi dalam negeri dan penegakan maritim menyita bandwidth, mengurangi waktu untuk latihan gabungan tingkat tinggi.
      Komando, kontrol, dan jointness
      • Interoperabilitas terbatas: Sistem C2, data link, dan arsitektur komando lintas matra belum sepenuhnya terstandarisasi; integrasi sensor-to-shooter masih berlapis dan lambat.
      • Doktrin gabungan: Latihan gabungan ada, tetapi frekuensi dan kompleksitas skenario multi-domain perlu ditingkatkan untuk mempercepat pengambilan keputusan bersama.
      • Kesenjangan data: Kurangnya common operational picture yang kaya metadata menghambat target-quality ISR dan respon cepat antarmatra.
      Logistik dan geografi
      • Teater terpencar: Garis pantai panjang, perairan luas, dan pulau-pulau terpisah menuntut postur logistik maritim yang berlapis; node dukungan yang jarang memperlambat sustainment.
      • Infrastruktur dual-use: Ketergantungan pada pelabuhan/bandara sipil membatasi fleksibilitas surge dan keamanan rantai suplai saat krisis.
      • Standardisasi suku cadang: Variasi platform menambah kerumitan inventory dan meningkatkan biaya persediaan.
      Industri pertahanan domestik
      • Skala dan kedalaman: Pangsa pasar nasional kecil membatasi investasi R&D dan kemampuan desain mandiri untuk platform kompleks; banyak proyek berwujud lisensi/perakitan.
      • Manajemen offset: Offset sering fokus pada pekerjaan manufaktur, kurang pada transfer pengetahuan dan kemampuan desain/sertifikasi, sehingga sustainment jangka panjang tetap bergantung luar negeri.
      • Kapasitas program besar: Eksekusi proyek kompleks secara bersamaan menimbulkan bottleneck manajerial dan kualitas, memicu rework dan slip.

      Hapus
    2. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Here’s a clear breakdown of the key budgetary challenges facing the Malondeshn Armed Forces (MAF), based on recent defence analyses and official figures:
      💰 Structural Budget Constraints
      • High share for salaries & allowances – In 2024, over 40% of the RM19.73 billion defence budget went to personnel costs, leaving less for equipment, training, and modernization.
      • Limited procurement funds – Only about RM5.71 billion was allocated for procurement, and much of this is tied up in progress payments for ongoing contracts (e.g., FA 50 fighter jets, Littoral Combat Ships, Airbus A400M upgrades) rather than new acquisitions.
      • Ringgit depreciation impact – Since much of Malondesh’s defence equipment is imported or relies on foreign components, currency weakness erodes real purchasing power.
      ⚙️ Modernisation Delays & Ageing Assets
      • Slow replacement cycles – Some naval vessels are over 40 years old; e.g., the KD Pendekar sank in 2024 after hitting an underwater object.
      • Backlog of upgrades – The Army is still awaiting approval to replace ageing Condor armoured personnel carriers with 136 High Mobility Armoured Vehicles.
      • Multi year funding gaps – Large projects often require multi year commitments, but annual budgets don’t always guarantee continuity.
      🌏 Strategic & Regional Pressures
      • South China Sea tensions – Daily presence of Chinese coast guard vessels in Malondeshn waters was recorded in 2024, raising calls for stronger maritime defence.
      • Neighbourhood comparison – Malondesh’s defence budget is smaller relative to neighbours like Singapore and Indonesia, limiting parity in capability.
      • ASEAN role in 2025 – As incoming ASEAN chair, Malondesh faces expectations to project readiness, but budget limits constrain rapid capability boosts

      Hapus
    3. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Here’s a structured look at the main challenges facing the Malondeshn Army today, drawing from recent defence reports and incidents:
      🛠 Ageing Equipment & Safety Risks
      • Over 30 years in service – At least 171 military assets across the Malondeshn Armed Forces have exceeded their intended lifespan.
      • Recent fatal incident – In July 2025, a commando from the 22nd Regiment died during a maritime exercise; early findings suggest old diving gear may have contributed to the tragedy.
      • Legacy systems dependency – Many vehicles, weapons, and support systems are decades old, increasing maintenance costs and operational risk.
      💰 Budget & Procurement Constraints
      • High personnel cost – Over 40% of the 2024 defence budget went to salaries and allowances, leaving less for modernization.
      • Procurement bottlenecks – Much of the RM5.71 billion procurement allocation is tied to progress payments for ongoing contracts (e.g., FA 50 jets, Littoral Combat Ships) rather than new acquisitions.
      • Currency pressure – Ringgit depreciation erodes purchasing power for imported equipment, which Malondesh relies on heavily.
      ⚖️ Structural & Policy Issues
      • No long-term procurement roadmap – Annual budgets don’t guarantee multi year funding, slowing replacement of ageing platforms.
      • Reluctance to restructure – Successive governments have avoided reducing manpower or reallocating funds from other sectors to defence.
      • Public awareness gap – Studies show Malondeshns’ sensitivity to the Army’s role is lower than for other agencies like the police.
      🌏 Strategic & Operational Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent presence of foreign vessels in Malondeshn waters demands stronger maritime and amphibious readiness.
      • Regional capability gap – Neighbours like Singapore and Indonesia invest more heavily in modern land systems, widening the tech gap.
      • Multi role demands – Beyond defence, the Army is tasked with disaster relief, peacekeeping, and national unity efforts, stretching resources

      Hapus
  27. KASTA PENGUTANG.... 🤣🤣🤣


    Sumber Dana Pengadaan Alutsista Berasal dari Pinjaman Luar Negeri!

    https://www.klikanggaran.com/peristiwa/pr-115967789/sumber-dana-pengadaan-alutsista-berasal-dari-pinjaman-luar-negeri

    BalasHapus
    Balasan
    1. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Rincian kelemahan per domain
      Udara
      • AEW&C tidak tersedia: Tanpa platform peringatan dini dan kendali udara, deteksi dini rendah, manajemen pertempuran udara terbatas, dan CAP/Intercept tidak efisien.
      • Celah MRCA berkepanjangan: Penghentian MiG-29N tidak diikuti pengganti MRCA; armada tempur bertumpu pada F/A-18D (jumlah terbatas) dan Su-30MKM (kompleksitas sustainment). LCA/FLIT membantu training dan tugas ringan, tetapi tidak menggantikan high-end MRCA.
      • AAR/SEAD/EW terbatas: Kapasitas air-to-air refuelling operasional dan paket penindakan pertahanan udara musuh (SEAD) terbatas, membatasi radius operasi dan survivability.
      • GBAD terintegrasi belum berlapis: Dominan SHORAD; ketiadaan medium-range/networked GBAD yang matang menyulitkan penciptaan gelembung anti-akses tingkat menengah.
      • Ketersediaan platform fluktuatif: Tantangan suku cadang multi-negara dan pendanaan O&M menekan mission-capable rates serta jam terbang tahunan.
      Maritim
      • Keterlambatan LCS dan kesenjangan kombatan permukaan: Kelas Lekiu/Kasturi menua; Kedah-class OPV minim persenjataan ofensif; LCS belum operasional sehingga kemampuan AAW/ASuW modern terhambat.
      • ASW/MPA masih terbatas: Kapasitas peperangan anti-kapal selam (sensor, helikopter ASW, torpedo) dan MPA berkualifikasi ASW terbatas, menyulitkan deteksi/penindakan subsurface.
      • LMS batch awal berkapasitas rendah: Platform generasi pertama kurang persenjataan, membatasi deterrence di grey-zone dan littoral.
      • Kapal selam sedikit dan siklus pemeliharaan ketat: Hanya dua unit aktif; availability turun-naik karena docking dan sustainment.
      • Angkut amfibi dan dukungan armada terbatas: Program MRSS tertunda; mengurangi kemampuan proyeksi kekuatan, HADR besar, dan ketahanan logistik maritim.
      • Konstabulary backfill oleh RMN: Keterbatasan MMEA mendorong RMN menyerap tugas penegakan maritim, menggerus jam laut untuk latihan tempur inti.
      Darat
      • Pertahanan udara darat tidak berlapis: Ketergantungan pada SHORAD (MANPADS/SHORAD) tanpa medium-range modern mengurangi perlindungan area terhadap fixed-wing/stand-off.
      • Artileri jarak jauh & presisi terbatas: MLRS ada namun skala, amunisi presisi, sensor counter-battery, dan integrasi kill chain masih terbatas.
      • Armour & mekanisasi terbatas jumlah/modernisasi: MBT dan IFV/ICV campuran generasi, survivability dan sensor fusion tertinggal dari peer modern.
      • Mobilitas udara & logistik taktis: Kapasitas helikopter angkut/utility dan jembatan logistik darat untuk operasi berintensitas tinggi masih menjadi pembatas.

      Hapus
    2. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      ISR, C4ISR, dan domain bersama
      • Fusion ISR dan COP belum matang: Data dari radar darat, sensor udara/laut, dan sumber eksternal belum sepenuhnya terintegrasi ke common operational picture real-time.
      • MDAs tidak merata: Cakupan radar maritim dan kamera pantai tidak homogen; bottleneck di choke point tertentu.
      • Interoperabilitas gabungan & mitra: Prosedur, data link, dan TTP gabungan belum standar penuh untuk operasi koalisi.
      SDM, latihan, dan kesiapan
      • Jam terbang & sea days berfluktuasi: Anggaran O&M dan ketersediaan platform memengaruhi exposure latihan, proficiency, dan sertifikasi awak.
      • Retensi teknisi & pilot: Persaingan pasar sipil dan jalur karier mempengaruhi retensi kompetensi kritikal (avionik, mesin, sistem senjata).
      • Latihan gabungan high-end terbatas: Kompleksitas skenario mult domain (EW/SEAD/ASW) belum rutin pada skala memadai.
      Logistik, sustainment, dan industri
      • Fragmentasi armada multi-asal: Kombinasi Rusia, Amerika, Eropa, dan China meningkatkan beban suku cadang, alat uji, pelatihan pemeliharaan, dan dependensi geopolitik.
      • Kontrak TLS & suku cadang: Perencanaan siklus hidup dan pencadangan parts tidak selalu selaras realisasi anggaran, memicu cannibalization dan downtime.
      • Governance pengadaan & local content: Keterlambatan proyek besar (contoh LCS) dan tuntutan alih teknologi yang tidak realistis meningkatkan risiko biaya dan jadwal.
      Siber dan ruang
      • Kapabilitas siber militer terbatas: Defensive cyber, red-teaming, dan kemampuan pemulihan C2 dari serangan canggih perlu ditingkatkan.
      • Ketahanan satkom & PNT: Ketergantungan pada aset komersial/mitra untuk komunikasi strategis dan navigasi memperbesar risiko jamming/spoofing.
      Risiko misi paling kritikal
      1. Kehilangan kontrol udara lokal: Tanpa AEW&C, MRCA, dan GBAD berlapis, sulit mempertahankan superioritas udara waktu-kritis.
      2. Sea control/denial di SCS & Selat: Kombatan permukaan modern terbatas dan ASW lemah menurunkan efek gentar terhadap kapal permukaan/selam lawan.
      3. Ketahanan operasi rendah: Kesiapan platform dan stok amunisi presisi membatasi durasi operasi intensitas menengah.
      4. Respons grey-zone kurang tajam: LMS minim senjata dan beban tugas konstabulary mengurangi kemampuan “presence with punch”.

      Hapus

    3. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
      ===========
      Here’s a clear, structured look at some of the main challenges the Malondeshn Armed Forces (MAF) face, based on open-source assessments and official statements — not as a critique, but as an overview of factors often cited by analysts and even Malondeshn officials themselves.
      ⚙️ Structural & Capability Gaps
      • Logistics Management Issues – Studies note persistent inefficiencies in supply chain and maintenance systems, which can slow troop readiness and equipment availability.
      • Aging Equipment – Several core platforms, such as Condor Armoured Personnel Carriers and certain naval vessels, are decades old and awaiting replacement.
      • Limited Operational Assets – Former Defence Minister Mat Sabu highlighted that out of 28 fighter jets, only four were operational at one point.
      💰 Budgetary Constraints
      • High Personnel Costs – Over 40% of the defence budget goes to salaries and allowances, leaving less for procurement and modernization.
      • Procurement Delays – Funding for big-ticket items is often spread over years, with some projects — like the Maharaja Lela-class Littoral Combat Ship — facing delays and cost overruns.
      • Currency Depreciation Impact – Since much equipment is imported or relies on foreign components, a weaker ringgit reduces real purchasing power.
      🌏 Regional Standing
      • Comparative Ranking – Malondesh ranked 42nd out of 145 countries in the 2025 Global Firepower index, behind several Southeast Asian neighbours.
      • Capability Gaps in Certain Domains – In some categories, such as attack helicopters and certain naval classes, Malondesh ranks at or near the bottom globally.
      🧭 Strategic & Policy Challenges
      • Unclear Long-Term Procurement Planning – Analysts note the absence of a consistent, long-term defence acquisition roadmap, making it harder to align capabilities with strategic needs.
      • Dependence on Foreign OEMs – Domestic defence manufacturing is still heavily reliant on overseas original equipment manufacturers, limiting self-sufficiency

      Hapus
  28. KELEMAHAN ARMADA TEMPUR MILITER MALONDESH
    Secara ringkas, kelemahan utama armada tempur Angkatan Laut Malondesh (TLDM) terletak pada jumlah dan komposisi kapal yang terbatas, kesiapan operasional yang dipengaruhi usia platform, dukungan logistik yang kurang memadai, sistem persenjataan dan sensor yang belum terintegrasi penuh, serta keterbatasan anggaran yang menghambat modernisasi.
    1. Jumlah dan Komposisi Kapal Terbatas
    • TLDM hanya mengoperasikan sekitar 100 kapal perang aktif, jauh di bawah tetangga regional seperti Indonesia yang memiliki 331 unit.
    • Dari total tersebut, hanya 2 kapal selam, 2 frigat, dan 6 korvet—jumlah yang minim untuk menjaga kehadiran di perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan.
    2. Usia Platform dan Kesiapan Operasi
    • Banyak kapal utama (misalnya kelas Kasturi dan Lekiu) telah melampaui usia desain 25–30 tahun, sehingga sering masuk dockyard untuk perbaikan struktural dan overhaul mesin.
    • Littoral Mission Ship (LMS) kelas Keris dan Kerambit relatif baru, tetapi dirancang untuk patroli ringan, bukan pertempuran jarak jauh atau operasi bersama dengan armada besar.
    3. Dukungan Logistik dan Sustainment
    • Tidak ada kapal logistik (replenishment ship) berkapasitas besar, sehingga operasi di laut lepas hanya bergantung pada kapal tunda dan fasilitas di pangkalan pantai.
    • Dependensi tinggi pada suku cadang dan dukungan teknis dari pemasok luar (UE, Korea Selatan), membuat jadwal perawatan mudah terganggu jika ada kendala impor.
    4. Sistem Persenjataan dan Sensor
    • Persenjataan anti-kapal permukaan (ASuW) terbatas pada rudal C-802, tanpa platform peluncur vertikal (VLS) untuk rudal antikapal atau permukaan udara.
    • Belum ada sistem Integrated Mast dengan AESA radar dan ESM/ECM yang terpusat, sehingga titik buta dalam deteksi ancaman udara dan kapal selam masih cukup luas.
    5. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
    • Kru kapal berjumlah kecil dan jam terbang operasi jauh lebih rendah dibandingkan armada negara tetangga.
    • Program latihan antarkapal (fleet exercise) masih berkutat pada skala regional ASEAN, belum memasukkan pelatihan joint task force dengan mitra utama di Indo-Pasifik.
    6. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi
    • Anggaran pertahanan Malondesh sekitar 4,8 miliar USD per tahun, hanya sedikit di atas separuh alokasi Indonesia, sehingga sulit mendanai proyek besar seperti fregat baru atau kapal selam tambahan.
    • Program Maharaja Lela–class frigate yang direkayasa bersama Perancis mengalami beberapa kali penundaan serah terima, menunda penambahan kapal berkemampuan AAW (Anti-Air Warfare).

    BalasHapus
  29. KELEMAHAN KAPAL PERANG MILITER MALONDESH
    Militer Laut Diraja Malondesh menghadapi beberapa kelemahan mendasar yang membatasi efektivitas operasional dan daya jaga kedaulatan laut. Faktor utama meliputi usia armada yang tinggi, jumlah platform terbatas, kesenjangan kemampuan tempur, serta tantangan pemeliharaan dan logistik.
    1. Aset dan Modernisasi
    • Usia rata-rata kapal melebihi 30 tahun, memicu frekuensi kegagalan sistem dan tenggelamnya KD Pendekar akibat kebocoran ruang mesin pada Agustus 2024.
    • Hanya memiliki 6 fregat utama (Lekiu-class dan Maharaja Lela-class) untuk mengawaki lebih dari 4.600 km garis pantai.
    • Rencana pengadaan Maharaja Lela-class terhambat gangguan rantai pasok dan anggaran, memperpanjang keterbatasan jumlah unit tempur.
    2. Kekuatan Tempur dan Sensor
    • Kapasitas penembakan rudal anti-kapal terbatas pada sistem peluncur jarak menengah; tidak ada rudal jelajah anti-kapal jarak jauh.
    • Sistem pertahanan udara kapal sebagian besar hanya mengandalkan peluncur rudal MICA VL (16 sel), tanpa VLS terintegrasi untuk ancaman berlapis.
    • Sensor sonar aktif/pasif pada kapal selam Scorpene-class belum dilengkapi towed array sonar, mengurangi jangkauan deteksi kapal selam musuh.
    3. Pemeliharaan, Logistik, dan Industri
    • Kapasitas galangan nasional untuk perawatan tengah-umur (mid-life upgrade) terbatas; sebagian besar kapal diperbaiki di luar negeri dengan lead time > 6 bulan.
    • Sistem manajemen suku cadang terfragmentasi, menyebabkan stok critical-spare part sering kosong.
    • Anggaran operasional dan pemeliharaan (O&M) hanya 15-18% dari total alokasi Angkatan Laut, di bawah standar ideal 20-25%.
    4. Interoperabilitas dan Jaringan
    • Belum ada sistem C4I terpadu antar kapal dan pesawat patroli untuk datalink real-time; setiap platform menggunakan protokol berbeda.
    • Latihan bersama (multilateral exercises) terbatas pada skala korvet dan frigat; belum pernah full-spectrum joint exercise dengan platform HMS/US Navy.

    BalasHapus
  30. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    Here’s a detailed, structured look at the key challenges facing the Royal Malondeshn Navy (RMN), based on recent audits, defence analyses, and maritime security reports:
    🚢 Ageing Fleet & Modernisation Delays
    • Over half the fleet past prime – A 2024 government audit found that more than 50% of RMN vessels have exceeded their intended service life, with some over 40 years old.
    • Littoral Combat Ship (LCS) delays – The flagship LCS programme, meant to deliver six modern warships, has been plagued by cost overruns and years of delay, leaving capability gaps in coastal defence.
    • Maintenance burden – Older ships require more frequent and costly repairs, reducing operational availability.
    💰 Budgetary & Procurement Constraints
    • Limited capital expenditure – Much of the Navy’s procurement budget is tied to progress payments for existing contracts, leaving little for new acquisitions.
    • Currency depreciation – The weak ringgit inflates the cost of imported naval systems and spare parts.
    • Reliance on foreign partners – Delays in domestic shipbuilding have increased reliance on the US and other allies for maritime patrols and training.
    🌏 Strategic & Security Pressures
    • South China Sea tensions – Persistent Chinese naval and coast guard presence near Malondeshn-claimed waters, especially around the Spratly Islands, forces the RMN to stretch its limited assets3.
    • Illegal fishing & piracy – Vietnamese illegal fishing fleets and piracy in the Malacca and Singapore Straits remain ongoing threats.
    • Non-traditional threats – Smuggling, maritime terrorism routes in the Celebes Sea, and environmental disasters add to operational demands.
    ⚓ Capability Gaps
    • Submarine fleet limitations – Only two Scorpène-class submarines are in service, limiting underwater deterrence.
    • Insufficient patrol coverage – Large Exclusive Economic Zone (EEZ) with too few operational ships for constant monitoring.
    • Aging support infrastructure – Some naval bases and dockyards lack modern facilities for advanced warship maintenance.
    📌 Core Problems in Summary
    1. Obsolete platforms – Many ships beyond service life.
    2. Procurement delays – LCS and other projects years behind schedule.
    3. Budget rigidity – Funds locked into old contracts, little for new tech.
    4. Strategic overstretch – Multiple threats across vast maritime zones.
    5. Dependence on allies – Reliance on foreign navies for certain missions.

    BalasHapus
  31. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    Here’s a clear breakdown of the main challenges the Royal Malondeshn Air Force (RMAF) is grappling with — both operational and structural — based on recent reports and defence analyses:
    ✈️ Aging Fleet & Maintenance Burden
    • 29 aircraft in the RMAF inventory are over 30 years old, including transport planes and fighters.
    • Older platforms like the BAE Hawk 108/208 and F/A 18D Hornets face rising maintenance costs, reduced availability, and difficulty sourcing spare parts.
    • Prolonged use of legacy systems risks capability gaps if replacements are delayed.
    💰 Budget Constraints
    • Defence budgets have been consistently tight, with over 40% of funds going to salaries and allowances, leaving limited room for procurement.
    • The depreciation of the ringgit erodes purchasing power for imported systems, meaning even budget increases don’t always translate into real capability gains.
    • Multi year procurement plans are often disrupted by shifting political priorities and fiscal limits.
    🛫 Procurement Delays & Modernisation Gaps
    • The RMAF’s “Capability 2055” plan aims to replace ageing fighters and expand surveillance, but acquisitions like the Light Combat Aircraft (Tejas Mk1A) and Maritime Patrol Aircraft (ATR 72MP) are still in early delivery stages.
    • Replacement of the F/A 18D Hornets and MiG 29Ns has been repeatedly postponed, leaving a shrinking high performance fighter fleet.
    🌊 Maritime Surveillance Shortfalls
    • Malondesh’s vast maritime borders, especially in the South China Sea, require persistent patrols.
    • Limited numbers of Maritime Patrol Aircraft and UAVs mean coverage gaps, impacting the ability to monitor illegal fishing, piracy, and territorial incursions.
    ⚙️ Technical & Safety Incidents
    • Recent mishaps, such as the CN235 220M transport aircraft nose gear failure in Kuching (June 2025), highlight maintenance and safety oversight challenges.
    • While no injuries occurred, such incidents can disrupt operations and erode public confidence.
    🌏 Regional Capability Gap
    • Neighbouring air forces (e.g., Singapore, Indonesia) are modernising faster, creating a widening technology and readiness gap.
    • This affects deterrence credibility and interoperability in joint operations.

    BalasHapus
  32. TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ===========
    Here’s a clear breakdown of the main challenges the Royal Malondeshn Air Force (RMAF) is grappling with — both operational and structural — based on recent reports and defence analyses:
    ✈️ Aging Fleet & Maintenance Burden
    • 29 aircraft in the RMAF inventory are over 30 years old, including transport planes and fighters.
    • Older platforms like the BAE Hawk 108/208 and F/A 18D Hornets face rising maintenance costs, reduced availability, and difficulty sourcing spare parts.
    • Prolonged use of legacy systems risks capability gaps if replacements are delayed.
    💰 Budget Constraints
    • Defence budgets have been consistently tight, with over 40% of funds going to salaries and allowances, leaving limited room for procurement.
    • The depreciation of the ringgit erodes purchasing power for imported systems, meaning even budget increases don’t always translate into real capability gains.
    • Multi year procurement plans are often disrupted by shifting political priorities and fiscal limits.
    🛫 Procurement Delays & Modernisation Gaps
    • The RMAF’s “Capability 2055” plan aims to replace ageing fighters and expand surveillance, but acquisitions like the Light Combat Aircraft (Tejas Mk1A) and Maritime Patrol Aircraft (ATR 72MP) are still in early delivery stages.
    • Replacement of the F/A 18D Hornets and MiG 29Ns has been repeatedly postponed, leaving a shrinking high performance fighter fleet.
    🌊 Maritime Surveillance Shortfalls
    • Malondesh’s vast maritime borders, especially in the South China Sea, require persistent patrols.
    • Limited numbers of Maritime Patrol Aircraft and UAVs mean coverage gaps, impacting the ability to monitor illegal fishing, piracy, and territorial incursions.
    ⚙️ Technical & Safety Incidents
    • Recent mishaps, such as the CN235 220M transport aircraft nose gear failure in Kuching (June 2025), highlight maintenance and safety oversight challenges.
    • While no injuries occurred, such incidents can disrupt operations and erode public confidence.
    🌏 Regional Capability Gap
    • Neighbouring air forces (e.g., Singapore, Indonesia) are modernising faster, creating a widening technology and readiness gap.
    • This affects deterrence credibility and interoperability in joint operations.

    BalasHapus
  33. 1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
    Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Malondesh bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
    • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
    • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
    2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
    Kenanga Research mengunjurkan hutang Malondesh akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
    • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
    • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
    • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
    ===========
    DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
    DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
    2029 = 438,09 BILLION USD
    2028 = 412,2 BILLION USD
    2027 = 386,51 BILLION USD
    2026 = 362,19 BILLION USD
    2025 = 338,75 BILLION USD
    2024 = 316,15 BILLION USD
    2023 = 293,83 BILLION USD
    2022 = 271,49 BILLION USD
    2021 = 247,49 BILLION USD
    2020 = 221,49 BILLION USD
    ------------------
    DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
    DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
    2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
    2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
    2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
    2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
    2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
    2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
    2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
    2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
    2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
    2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP
    ==========
    RINGIT TIDAK LAKU
    HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=RZD9_NKQIWQ
    ==========
    DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
    DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
    DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
    DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
    DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
    DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
    DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
    The Finance Ministry stated that the aggregate national household DEBT stood at RM1.53 trillion between 2018 and 2023. In aggregate, it said the household DEBT for 2022 was RM1.45 trillion, followed by RM1.38 trillion (2021,) RM1.32 trillion (2020), RM1.25 trillion (2019) and RM1.19 trillion (2018). “The ratio of household DEBT to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.2% compared with 82% in 2018,” it said.
    ==========
    BNM = HOUSEHOLD DEBT IS ONE OF THE HIGHEST IN THE ASEAN ......
    MALONDESH household DEBT is one of the highest in the ASEAN region. Against this backdrop, Bank Negara MALONDESH (BNM) safeguards financial stability by monitoring and regulating the lending activity of all financial institutions in MALONDESH, among other things. Using aggregated data from BNM's Central Credit Reference Information System (CCRIS), this dashboard gives you insight into key trends on household DEBT. For now, it displays data on the flow of borrowing activity on a monthly basis, broken down by purpose. In due time, it will be deepened with granular data showing the state of inDEBTedness of MALONDESH
    😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

    BalasHapus
  34. ANALISIS PROYEKSI PELUNASAN HUTANG MALONDESH 2053 VS. TREN PENAMBAHAN HUTANG TERKINI
    1. Latar Belakang Proyeksi 2053
    Malondesh meramalkan dapat melunasi seluruh hutang pemerintah pada 2053 dengan asumsi tidak ada pinjaman baru untuk defisit atau refinancing mulai 20242.
    Per akhir 2022, total hutang pokok pemerintah Persekutuan tercatat RM 1,079.6 miliar atau 60.4% dari PDB; jika memasukkan liabilitas lain, jumlahnya mencapai RM 1.45 triliun (80.9% PDB).
    ===========
    Faktor Pemicu Penambahan Hutang
    • Pembiayaan defisit anggaran yang terus berlangsung
    • Perpanjangan/rollover surat utang yang matang
    • Kenaikan biaya layanan hutang (Debt Service Charges naik dari RM 30.5 miliar 2018 ke RM 41.3 miliar 2022)
    • Kontinjensi liabilitas: jaminan pemerintah, 1MDB, dan liabilitas lainnya
    • Penurunan pertumbuhan pendapatan pajak saat ekonomi melambat
    ===========
    Kesimpulan
    Proyeksi pelunasan 2053 bersandar pada “nol pinjaman baru” — skenario yang saat ini jauh dari kenyataan. Tren pembiayaan defisit dan refinancing terus mengerek total hutang ke rekor baru. Tanpa langkah konsolidasi fiskal dan reformasi struktural yang tegas, target 2053 akan terus tertunda.
    ===========
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Malondesh untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Malondesh akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    ===========
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Malondesh telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Malondesh ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Malondesh ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%
    ==========
    BNM = HOUSEHOLD DEBT IS ONE OF THE HIGHEST IN THE ASEAN ......
    MALONDESH household DEBT is one of the highest in the ASEAN region. Against this backdrop, Bank Negara MALONDESH (BNM) safeguards financial stability by monitoring and regulating the lending activity of all financial institutions in MALONDESH, among other things. Using aggregated data from BNM's Central Credit Reference Information System (CCRIS), this dashboard gives you insight into key trends on household DEBT. For now, it displays data on the flow of borrowing activity on a monthly basis, broken down by purpose. In due time, it will be deepened with granular data showing the state of inDEBTedness of MALONDESH
    😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

    BalasHapus
  35. REALITAS SKENARIO PELUNASAN UTANG 2053 “NOL PINJAMAN BARU”
    Ringkasan Singkat
    Proyeksi pelunasan utang pada 2053 dengan asumsi nol pinjaman baru kini hampir mustahil dicapai. Tren defisit primer negatif dan kebutuhan refinancing menambah beban utang setiap tahun sehingga rasio utang terus mencetak rekor baru.
    • Pinjaman baru tiap tahun meningkat rata-rata 14 % sejak 2022.
    • Refinancing (pembayaran pokok yang digantikan utang baru) membesar, menunjukkan bahwa sebagian besar pinjaman baru hanya untuk menggantikan jatuh tempo, bukan membiayai proyek produktif.
    ===========
    Faktor Penghambat Realisasi
    • Fragmentasi kebijakan fiskal: target defisit longgar, reformasi perpajakan terhambat.
    • Subsidi energi yang masih besar: menyedot anggaran tanpa hasil produktivitas.
    • Ketergantungan pada utang valas: meningkatkan risiko nilai tukar dan volatilitas biaya bunga.
    • Kurangnya insentif bagi investasi padat karya bernilai tambah.
    ===========
    ANALISIS PROYEKSI PELUNASAN HUTANG MALONDESH 2053 VS. TREN PENAMBAHAN HUTANG TERKINI
    1. Latar Belakang Proyeksi 2053
    Malondesh meramalkan dapat melunasi seluruh hutang pemerintah pada 2053 dengan asumsi tidak ada pinjaman baru untuk defisit atau refinancing mulai 20242.
    Per akhir 2022, total hutang pokok pemerintah Persekutuan tercatat RM 1,079.6 miliar atau 60.4% dari PDB; jika memasukkan liabilitas lain, jumlahnya mencapai RM 1.45 triliun (80.9% PDB).
    ===========
    Faktor Pemicu Penambahan Hutang
    • Pembiayaan defisit anggaran yang terus berlangsung
    • Perpanjangan/rollover surat utang yang matang
    • Kenaikan biaya layanan hutang (Debt Service Charges naik dari RM 30.5 miliar 2018 ke RM 41.3 miliar 2022)
    • Kontinjensi liabilitas: jaminan pemerintah, 1MDB, dan liabilitas lainnya
    • Penurunan pertumbuhan pendapatan pajak saat ekonomi melambat
    ===========
    Kesimpulan
    Proyeksi pelunasan 2053 bersandar pada “nol pinjaman baru” — skenario yang saat ini jauh dari kenyataan. Tren pembiayaan defisit dan refinancing terus mengerek total hutang ke rekor baru. Tanpa langkah konsolidasi fiskal dan reformasi struktural yang tegas, target 2053 akan terus tertunda.
    ==========
    BNM = HOUSEHOLD DEBT IS ONE OF THE HIGHEST IN THE ASEAN ......
    MALONDESH household DEBT is one of the highest in the ASEAN region. Against this backdrop, Bank Negara MALONDESH (BNM) safeguards financial stability by monitoring and regulating the lending activity of all financial institutions in MALONDESH, among other things. Using aggregated data from BNM's Central Credit Reference Information System (CCRIS), this dashboard gives you insight into key trends on household DEBT. For now, it displays data on the flow of borrowing activity on a monthly basis, broken down by purpose. In due time, it will be deepened with granular data showing the state of inDEBTedness of MALONDESH
    😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

    BalasHapus
  36. Kasihan lihat militer malaydesh. Aset semua usang tapi mau lawan indonesia 😁😁😁😁😁 kalau kalah nanti minta bantuan bangla

    BalasHapus