23 Januari 2010

Lapan Operasikan Stasiun Bumi di Biak

23 Januari 2010

Coverage satelit Lapan Tubsat (photo : Lapan)

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) telah mengoperasikan stasiun bumi yang dibangunnya sendiri di Pulau Biak, Papua, demikian diumumkan Lapan hari ini di Jakarta.

Para teknisi Lapan membuat stasiun bumi itu dengan mengintegrasikan komponen-komponen yang dibelinya dan membuat sebagian software (perangkat lunak) sendiri untuk mengoperasikannya.

Sebuah kemajuan karena dua stasiun bumi sebelumnya yang ada di Rumpin dan Rancabungur, Bogor, bukan dibuat sendiri tetapi dibeli dari Amerika Serikat.

Stasiun bumi Biak digunakan untuk menerima data dari LAPAN-TUBSAT, satelit mikro yang berbobot hanya 100 kilogram yang dikembangkan bekerjasama dengan Universitas Teknik Berlin, Jerman.

LAPAN-TUBSAT diluncurkan ke orbit polar dengan ketinggian 635 km di atas permukaan bumi pada Januari 2007. Dengan dua kamera, satelit itu mampu memotret berdimensi 5 meter dan lebar 3,5 km serta 200 m dan lebar 81 km.

Perangkat komunikasi tersebut telah berhasil mengambil berbagai citra di wilayah Indonesia bagian barat, mencakup Singapura hingga Bali.

Pada tahun lalu, LAPAN-TUBSAT digunakan untuk memantau pembangunan jembatan Suramadu dan proyek jalan tol di wilayah utara Pulau Jawa. Citra LAPAN-TUBSAT dapat dilihat di situs http://www.lapantubsat.org/.

Stasiun bumi Lapan di Biak memiliki antena untuk menangkap sinyal satelit berorbit rendah. Dalam menangkap sinyal satelit semacam itu, antena harus dapat bergerak atau berubah orientasi secara cepat karena satelit muncul dan hilang dari horizon dalam waktu singkat, kurang dari 15 menit.

Beroperasinya Stasiun Bumi penerima Biak menambah cakupan LAPAN-TUBSAT hingga wilayah Indonesia timur, bahkan hingga pantai utara Australia.

Keberhasilan beroperasinya stasiun bumi di Biak menunjukkan bahwa teknisi Lapan telah menguasai teknologi perekayasaan stasiun bumi untuk satelit orbit rendah.

Lapan akan membangun stasiun bumi serupa mulai awal tahun ini di Kotatabang, Sumatra Barat, sehingga menambah cakupan LAPAN-TUBSAT melampaui Aceh hingga Semenanjung Malaya.

Bila stasiun bumi Kototabang terwujud, maka hanya wilayah Indonesia bagian tengah saja yang belum tercakup LAPAN-TUBSAT. Namun, itu tidak berlangsung lama karena pada 2011 akan dibangun stasiun bumi di Parepare untuk menjangkau wilayah itu.


Baca Juga :

Belajar Satelit, Lapan dan Telkom Kirim 7 Orang ke Rusia
22 Januari 2010

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sepakat mengirim tujuh pegawai mereka ke Zhelesnogorsk, Krasnoyarsky, Rusia, untuk mengikuti pelatihan mengenai satelit.

Pelibatan tenaga kerja dari Lapan dimungkinkan oleh salah satu lingkup pekerjaan yang dicantumkan dalam kontrak pembelian satelit Telkom-3 antara PT Telkom dan Joint-Stock Company Academician MF Reshetnev ISS Russia.

Pengiriman pegawai kedua perusahaan ini diawali dengan perjanjian kerja sama yang ditandatangani Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dan Kepala Lapan Dr Adi Sadewo Salatun, Jumat (22/1/2010) di Jakarta. Turut menyaksikan penandatanganan itu Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan Menteri Ristek Suharna Surapranata.

Mustafa mengapresiasi kerja sama itu. "Dana riset di Indonesia terbatas dan kerja periset seolah sendiri-sendiri. Saya mendukung kerja sama lebih luas antara lembaga seperti Lapan dan perusahaan seperti Telkom ini," kata Mustafa. Dia berharap hasil-hasil riset dapat diterapkan langsung di dunia kerja.

Rinaldi mengatakan, untuk pelatihan selama 18 bulan, dibutuhkan dana Rp 2,7 miliar bagi tujuh pegawai, yang terdiri dari lima pegawai Telkom dan dua tenaga ahli dari Lapan.

1 komentar:

  1. sudah saatnya bangsa indonesia mengantisipasi perang satelit (star wars)...
    kembangkan dunia persatelitan mulai sekarang...
    lebih maju daripada singapore, malysia, aussie dlll..

    BalasHapus