30 Oktober 2015
Beriev Be-200 (image : RIA Novosti)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memutuskan menganggarkan pembelian empat unit pesawat Beriev BE-200 untuk alutsista, termasuk di antaranya sebagai penyemaian garam hujan buatan di daerah terkena bencana asap.
Hal itu disampikan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
"Kami sudah mengajukan itu dan dalam rencana strategis kami, rencana kita akan membeli pesawat itu sebanyak empat unit, itu sudah cukup," kata Agus.
Dia menjelaskan pesawat jenis Beriev BE-200 lebih efektif dalam mengangkut air untuk menyemprot lahan yang terbakar.
Dengan lebih banyak armada Beriev yang digunakan, maka penyemaian garam untuk hujan buatan akan lebih cepat dilakukan.
"Shorty itu butuh banyak, sedangkan satu pesawat itu untuk ambil air di laut perlu 20 sampai 30 menit, kemudian 15 sampai 17 detik mengambil air, lalu setelah itu terbang lagi setengah jam," jelasnya.
Untuk upaya penanganan asap di Sumatera, Pemerintah menyewa dua pesawat terbang amfibi asal Rusia untuk penyemaian garam hujan buatan.
Pada pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, dua Be-200 tersebut pernah disewa untuk operasi serupa dengan nilai kontrak hingga 5,4 juta dolar Amerika Serikat selama beberapa bulan. Be-200 itu juga sempat ditawarkan kepada Indonesia untuk dibeli saja.
Pesawat Be-200 dengan dua mesin jet di atas sayapnya itu bisa langsung menyerok belasan ton air tanpa mendarat. Hanya dengan memposisikan pesawat terbang sejajar dengan air, maka pengambilan air ke dalam pesawat dapat dilakukan.
Komandan Pangkalan Udara TNI AU Palembang, Letnan Kolonel Penerbang MRY Fahlefie, mengatakan, pesawat terbang amfibi ini mendarat di Palembang untuk berkoordinasi terkait persiapan operasi pemadaman air dari udara, di Selat Malaka.
"Nanti pesawat amfibi ini akan mengambil air di Selat Malaka, sehingga akan disiagakan di Bandara Pangkal Pinang," katanya.
(Antara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
memang pantas jika pesawat itu dioperasikan indonesia lagipun ia cocok sebabnya indonesia kan sudah terbiasa dengan teknologi russia.
BalasHapusJet amfibi B200 terkennal bandel dan kuat di medan tempur dan tergolong murah meriah di obral ke pasaran .
BalasHapusHah... terkenal di medan tempur? Medan tempur yang mana? Coba di share link berita tentang sepak terjang be200 di medan tempur. Kalo terkenal dan memang bagus ngapain di obral? Obral itu umumnya untuk barang yg tidak/kurang laku.. gimana sih om, blepotan ga jelas maksud tulisannya. :D :D :D
Hapusinilah antec barat tahu nya sok pintar ... medan tempur banyak macam nya goblokk ... ello buta tulii toh liat migas di seluruh nusantara di keruk di obral murah karna sang peminpin mirip ello bermental budak .
HapusPemerintah RI malu malu kepada Dunia, untuk menyatakan diri kita punya kedekatan tersendiri dengan Rusia (Soviet dulu), Tanpa embel embel "kasih saya Irian biar USA keruk" dengan BE200 artinya Rusia tidak pernah tawar2 "pesat buat kebakaran doang", walau digunakan buat bawa misi "BOM memberangus separatis/pemberont'" sekalipun, Bisnis adalah Bisnis tidak ada hubungannya dengan kemandirian negara atas pembelian sesuatunya
BalasHapusPemerintah RI malu malu kepada Dunia, untuk menyatakan diri kita punya kedekatan tersendiri dengan Rusia (Soviet dulu), Tanpa embel embel "kasih saya Irian biar USA keruk" dengan BE200 artinya Rusia tidak pernah tawar2 "pesat buat kebakaran doang", walau digunakan buat bawa misi "BOM memberangus separatis/pemberont'" sekalipun, Bisnis adalah Bisnis tidak ada hubungannya dengan kemandirian negara atas pembelian sesuatunya
BalasHapusnah gitu donk ... jangan lupa wilmar,sinar mas itu digugat saja 40 t biar tau rasa. tutup lahan gambut buat konsesi
BalasHapus