29 Oktober 2015
Progres prototipe pesawat N219 di PT DI (all photos : Detik)
Pesawat N-219 Karya PT DI akan Dikenalkan November, First Flight Mei 2016
Bandung - Pesawat N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia akan di-roll out (dimunculkan ke publik untuk pertama kali) November mendatang. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan hadir menyaksikan pesawat buatan anak bangsa itu.
Chief Engineering N-219 PT DI Palmana Bhanandhi mengatakan saat ini persiapan prototipe pesawat N-219 sudah mencapai 90 persen. "Ini cukup cepat. Kita first cutting September tahun lalu. Saat ini sudah mulai terlihat bentuknya. Insya Allah November nanti kita roll out," ujarnya saat ditemui di hangar PT DI, Jalan Pajajaran, Rabu (28/10/2015).
N-219 merupakan program pesawat terbang nasional kelas 19 penumpang yang dimulai melalui nota kesepahaman antara LAPAN dan PTDI tentang kerjasama di bidang pengembangan teknologi dirgantara pada tahun 2009.
"Sebenarnya idenya sudah sejak 2006 lalu. Kita mulai survei ke Papua lalu merumuskan desainnya dan lainnya. Baru bisa terealisasi 2014 setelah ada komitmen dari pemerintah menjadi produk ini sebagai pesawat terbang nasional," ungkapnya.
Menurut Palmana awalnya roll out akan dilakukan Agustus lalu. Namun karena ada penyempurnaan desain, akhirnya molor. "Ya mudah-mudahan target November nanti terkejar," katanya.
Rencananya kemunculan N-219 akan langsung disaksikan oleh Presiden Jokowi. "Kami masih sesuaikan jadwal dengan Pak Presiden," ujar Palmana.
Setelah roll out, pesawat akan dilengkapi dengan sistem yang memungkinkan untuk terbang. "Februari ground test, lalu development dan sertifikasi dari Kemenhub yang menyatakan sistem di pesawat laik terbang. Setelah ada izin, Mei 2016 untuk first flight," kata Palmana.
Pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp 400 miliar untuk pembuatan pesawat ini. Anggaran ini untuk membiayai desain, pembuatan prototipe, engineering flight simulator, landing gear drop test, mockup, dan lainnya. "Mungkin nanti saat first flight bisa mencapai Rp 500 miliar," katanya.
Pesawat bermesin dua buah ini multi purpose. Bisa mengangkut penumpang ataupun kargo. "Bisa angkut orang, angkut barang. Dia juga point to point. Tidak perlu landasan yang bagus, tidak perlu diaspal sudah bisa landing. Dan tidak perlu landasan yang panjang," pungkasnya.
(Detik)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bung admin yth..
BalasHapusTolong tertibkan coment2 yg ga ada hubungan dngn artikel..
Makasih..
Bung admin yth..
BalasHapusTolong tertibkan coment2 yg ga ada hubungan dngn artikel..
Makasih..
kita ini nusantara meganut sytem demokrasi tampa kruptor broo jadi kebebasan bicara tampa krupsi biarkan sajaaa goceh megulas pt DI masih jalan di tempat ... produksi pesawat lama lamban mirip kura kura jalan , padahal pt nurtanio sudah di suntik dana triliunan hasilnya kurang memuaskan
BalasHapus