17 Oktober 2015

KF-X/IF-X Jalan Terus

17 Oktober 2015


Pesawat tempur KF-X/IF-X seri C103 (image : chosun)

Su-35 Dipilih, KF-X/IF-X Jalan Terus
..........

Isu perkembangan kelanjutan program pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 antara Indonesia dan Korea Selatan sempat heboh gara-gara muncul pernyataan ditunda yang seolah-olah menyiratkan Indonesia ogah-ogahan meneruskan proyek ini. Menhan Ryamizard menyatakan kalau program KF-X/IF-X ditunda sementara karena ada kebutuhan yang lebih urgen saat ini seperti melengkapi persenjataan pasukan dan peningkatan kekuatan pertahanan di wilayah perbatasan. "Bukan dibatalkan, tapi ditunda sementara. Jadi anggarannya dialihkan dulu ke hal-hal yang lebi prioritas,"ujarnya tanpa merinci besaran anggaran tersebut.

Proyek KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan dicanangkan akan melahirkan pesawat tempur berkemampuan di atas F-16 dan di bawah F-35. Pesawat yang dihasilkan diharapkan akan menggunakan radar tercanggih AESA berikut sistem elektronik senjata terbaru lainnya. Sejauh ini KF-X/IF-X direncanakan akan menggunakan mesin ganda dengan kandidat mesin GE-114 atau EJ-200.

Indonesia mengikuti proyek ini tahun 2011 dimana saat itu dimulai dengan tahap Technical Development. Dua desain pesawat tempur dihasilkan dari tahapan ini, yakni desain C-103 menyerupai F-35 gaya Amerika dan desain C-203 bersayap delta ditambah canard bergaya penempur modern Eropa.

Menurut rencana awal, pesawat akan diproduksi sebanyak 200 unit dimana 120 di antaranya untuk AU Korea Selatan dan 80 unit untuk TNI AU. Proyek KF-X/IF-X sendiri akan dikembangkan dalam tiga blok. Indonesia dan Korea Selatan akan bekerja sama memproduksi KF-X/IF-X Block 1 dan selanjutnya pengembangan Block 2 dan Block 3 akan dikembangkan oleh masing-masing negara.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 2014 tentang Program Pengembangan Pesawat Tempur IF-X Pasal 1 ayat 1 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X adalah program nasional yang dilaksanakan untuk mewujudkan kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan teknologi pesawat tempur. Pasal 2 ayat 2 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X meliputi tiga tahap yaitu tahap pengembangan teknologi, pengembangan rekayasa dan manufaktur, serta tahap produksi. Pasal 5 menyebutkan, tahap produksi akan dilaksanakan mulai tahun 2023.

Wakil Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang juga Ketua Tim Ahli Proyek KF-X/IF-X Marsdya (Pur) Eris Heryyanto mengatakan, program KF-X/IF-X tetap berlanjut sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden. "Ini adalah kerja sama dua negara, siapa pun pemerintahannya," ujar Eris.

Sementara yang dimaksud ditunda, tambah Eris, bukanlah anggaran share 20% senilai 1,8 miliar dolar AS selama 15 tahun hingga pembuatan dua prototipe IF-X di Indonesia dan lima prototipe KF-X di Korea Selatan. Melainkan, anggaran pendamping untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negri pada kerja sama tersebut. "Misalnya anggaran untuk membuat hanggar di PT DI, anggaran untuk membangun pabrik komposit, membeli peralatan untuk produksi komposit, dan sebagainya. Mengapa ditunda? Karena anggaran pendamping tersebut tidak dapat diserap tahun ini," jelasnya.

Angkasa Magazine Oktober 2015 no 01/XXVI

9 komentar:

  1. Harap indonesia dapat percepatkan pengeluaran IFX..sebab di Negara Asean belum ada lagi yg mengeluarkan pesawat pejuang sendiri. .Jika indonesia berhasil ia akan menjadi kebanggaan bukan saje rakyat indonesia bahkan Asean.

    BalasHapus
  2. alutsita utk TNI hrs dpt dibuat dlm negeri, walaupun bgmn sulitnya TNI hrs tanggung jawab dan dibanti BUMN maupun para insinyur Indonesia.............

    BalasHapus
  3. alutsita utk TNI hrs dpt dibuat dlm negeri, walaupun bgmn sulitnya TNI hrs tanggung jawab dan dibanti BUMN maupun para insinyur Indonesia.............

    BalasHapus
  4. Semoga Indonesia berjaya dalam projek IFX tersebut...TNI-AU memerlukan pesawat terbaru bagi menggantikan pesawat hibah F16 serta versi A/B F16

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Well.. tidak ada yang mudah dlm mempelajari sesuatu, eropa dg segudang pengalaman aja masih blm bisa menyempurnakan eurofighter, jadi jalan utk ifx menjadi sempurna pasti masih sangaaaat panjang... tapi usaha apapun utk mengejar ketertinggalan harus kita apresiasi.

    Atas gw hobby hapus2 komennya sendiri. Tipikal orang yang ga jelas dan ga pede, alias abg warnet.

    BalasHapus
  7. Well.. tidak ada yang mudah dlm mempelajari sesuatu, eropa dg segudang pengalaman aja masih blm bisa menyempurnakan eurofighter, jadi jalan utk ifx menjadi sempurna pasti masih sangaaaat panjang... tapi usaha apapun utk mengejar ketertinggalan harus kita apresiasi.

    Atas gw hobby hapus2 komennya sendiri. Tipikal orang yang ga jelas dan ga pede, alias abg warnet.

    BalasHapus
  8. Well.. tidak ada yang mudah dlm mempelajari sesuatu, eropa dg segudang pengalaman aja masih blm bisa menyempurnakan eurofighter, jadi jalan utk ifx menjadi sempurna pasti masih sangaaaat panjang... tapi usaha apapun utk mengejar ketertinggalan harus kita apresiasi.

    Atas gw hobby hapus2 komennya sendiri. Tipikal orang yang ga jelas dan ga pede, alias abg warnet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ibarat anak tk dan sd belajar musti ada guru pegajar ... ini belajar bikin jet tempur semua harus inport dari barat dengan biyaya tidak sedikit ulah antec antec asing bagus bumi hagus sajaaa seret ke meja hukum ... bayar duluu ga jellas tujuan nya ... masak kalah ama vetnam baru merdeka kan ga masuk akal .

      Hapus