12 Oktober 2015
C-130J Hercules (photo : Jaysen F. Snow)
TNI Ingin Beli Pesawat Jenis Ini, Semoga Terealisasi
JAKARTA - TNI terus berupaya memperkuat diri, terutama di matra udara dan laut. Langkah ini guna mendukung visi pemerintah mewujudkan Poros Maritim Dunia.
Peremajaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di dua matra itu pun terus dilakukan. Terbaru, TNI Angkatan Udara (AU) menyiapkan pembelian pesawat angkut Hercules tipe J.
"Untuk menggantikan Hercules tipe B yang sudah berusia sepuh," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Muda (Marsma) Dwi Bagarmanto kepada Jawa Pos kemarin (10/10). Kemungkinan, peswat angkut Hercules tipe B akan segera dipensiunkan.
Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang masih menggunakan pesawat angkut Hercules tipe B. Terakhir, salah satu unit pesawat yang sudah ada sejak pemerintahan Soekarno itu jatuh di Medan pada akhir Juni lalu.
Atas dasar tersebut, pembelian pesawat angkut baru menjadi kebutuhan yang mendesak bagi TNI AU. Permintaan untuk menggantikan Hercules B dengan tipe J yang merupakan tipe terbarunya telah disampaikan ke Kementerian Pertahanan. "Mudah-mudahan segera direalisasikan, TNI AU butuh sekali itu," terangnya.
Sayangnya hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan pernyataan resmi dari Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Oleh karenanya, sampai saat ini, pembelian Hercules tipe J belum bisa dikomunikasikan dengan perusahaan.
"Sudah masuk resnstra MEF (Minimum Esenstial Force red) tahap dua," imbuhnya. Dengan sudah dimasukkannya ke dalam MEF tahap dua (2015-2019), satu skuadron pesawat angkut terbaru buatan Lockheed Martin itu ditargetkan mendarat dalam waktu dekat.
Sebelum memilih Hercules J, ada beberapa kandidat pesawat angkut lainnya yang sempat dipertimbangkan. Di antaranya pesawat Airbus A-400 Prancis dan Boeing C-17, Amerika.
Namun dengan pertimbangan mempermudah alih teknologi, TNI AU memilih Hercules J. sebab, beberapa alat pemeliharaan Hercules sudah dimiliki Indonesia. "Kan kita sudah punya tipe-tipe sebelumnya," pungkasnya. Dengan begitu, bukan hanya memudahkan teknisi, diharapkan bisa memangkas anggaran pengeluaran.
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengajukan permintaan tambahan anggaran ke Komisi I DPR beberapa waktu lalu. Dana tambahan sebesar Rp 35 triliun diajukan untuk menambah anggaran perbaikan dan penambahan alutsista.
(JPNN)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
belli pesawat angkut baru sekali kali menegok ke depan supaya tni tidak ketinggalan saman .alangkah bagusnya menhan baru menoleh ke eropa barat dan timur ada banyak pilihan pesawat angkut berkapasitas lebih besar dari hercules irit bahan bakar A 400 airbus ada antonov tinggal pilih pesawat angkut yg terbaik desain saman moderent jellas lebih kompotent .
BalasHapuskemarin sudah mau beli C 17 kenapa sekarang ke rongsokan herkules lagi?? sekalian aja besok beli John Kei
BalasHapusMantap juga neh klo semua C-130B Hercules diganti dengan C-130J seri terbaru. Makin mantap lah nanti alutsista pesawat angkut indonesia
BalasHapusSebaiknya Pemerintah RI hrs mempertimbangkan dgn MATANG jika ingin membeli alutsista / pesawat Hercules type :J dari Amerika, mengingat NKRI pernah di embargo USA, dampak dari embargo tsb banyak pesawat TNI-AU yg tidak bisa terbang (grounded). Lebih baik menjajagi dgn Negara2 lain utk kerjasama yg tidak ada resiko di embargo. Seperti : Rusia,China, Turki,Ukraina, Iran dlsb.
BalasHapuscost nya terlalu mahal Pak, belum teknisi, bengkel, training baru. Kalo pake Hercules itu dah dari dulu, dan isu embargo itu menurut saya isu basi!
Hapusisu embargo bukan isu tapi fakta yata hanya tinggal menunggu waktu kecuali ... kecuali bamgsa indonesia kembali ke saman orde baru jadi bangsa JOGOS meganut sytem devisa bebas bakal terhindar dari embargo .
HapusIndonesia IPTN should join Brazil Embraer to produce Brazilian designed KC-135 transport programme..
BalasHapus....IPTN could negotiate with Brazil to have exclusive right to sale KC-135 in SEA countries..
bukan iptn tapi pt nortanio . ini saman bukan saman JOGOS main claim .:: pendiri pabrik pesawat di bandung pak nortanio bukan si tukang lepas pulau broo
Hapus