04 November 2018

PN Need New Littoral Combat Force to Replace Their Ageing Assets

04 November 2018

One of candidate for Littoral Combat Force of Philippine Navy is KCR-40 from Indonesia (photo : MaritimNews)

The recent retirement of the fast attack craft BRP Bienvenido Salting (PC-112) without a replacement, plus the inactive status of several commissioned patrol boats of the Littoral Combat Force highlights the ageing and lack of focus on the littoral patrol capabilities of the Philippine Navy.

It would be best for MaxDefense to highlight this:

The original proposal submitted by the Philippine Navy for the Littoral Combat Force’s modernization under the Horizon 2 phase of the RAFPMP includes the acquisition of 15 Multi-Purpose Attack Crafts with missile capability, and 14 Fast Attack Crafts with missile capabilities, as well as weapon system upgrade for at 3 MPACs ordered under the Horizon 1 phase. This is to allow the PN to retire several of its older assets including the remaining Conrado Yap-class and the Tomas Batillo-class Korean made patrol boats, as well as many of the Swift-class patrol crafts, while also allowing the PN to improve its capabilities with new boats with better performance and firepower.

In the end, only the weapon system upgrade for the 3 Horizon 1 MPACs was funded. No additional MPACs, or new Fast Attack Crafts were included in the approved Horizon 2 phase program after the AFP and DND was informed that budget cuts were needed to be implemented. Also, the Philippine Navy focused their modernization instead on the Offshore Combat Force, which also needs replacement for their World War II era patrol ships.

BRP Bienvenido Salting (PC-112) length 37m and 148 tonnes in displacement (photo : adroth)

Also, the remaining 2 boats of the Conrado Yap-class were retired as of 2018, while the BRP Bienvenido Salting was the latest one to leave the fleet without any replacement other than the 3 MPAC Mk. 3 and 4 Chinese-made Type 966Y coastal patrol crafts, both of which are not of the same category as the Tomas Batillo-class, being smaller and does not have the same endurance as the larger fast attack crafts. Even the impending arrival of another 3 missile-armed MPACs doesn’t really help much.

As mentioned earlier, the Philippine Navy should re-look into this situation that the Littoral Combat Force is in, as their assets are ageing as well just like any other division within the Philippine Fleet. Previously, the Philippine Navy showed interest in Israeli-made boats, particularly IAI Ramta’s Super Dvora Mk. III, and Israel Shipyard’s Shaldag Mk. V, both of which are actually smaller than the Tomas Batillo-class, and also the Indonesian-made KCR-40 and KCR-60 designs which are larger. Depending on the mission profile, these boats would actually allow the LCF to leapfrog into the future, replace their ageing assets, improve capability, and increase sustainability.

(MaxDefense)

49 komentar:

  1. Moga tendernya fair tidak di songlap dan kcr jadi kandidat yg kuat bagi Philipina.

    BalasHapus
  2. Philipine should not buy to this Indons due to 10 reasons:
    1. PT PAL and other Indons shipbuilders have lots of corruptions issues.
    2.Poor Logistic support.
    3.Poor in Customer Service.
    4.Lack of Expertise.
    5.Most of components are source outside of Indons.
    6.Previous customers are not satisfied of performance and quality.
    7.Poor quality materials use in Hull.
    8.Ugly Design
    9.They (Indons) dont know what they are doing.
    10. They (Indons) dont have directions in life.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kucing Asia, meoong meoong...

      Hapus
    2. kalau iri silakan buat sendiri kapal perang menurutmu
      jangan asal mengolok olok produk negara lain ya..
      emamgnya kamu bisa kah buat yang seperti pt pal yang lebih canggi?
      boro boro buat kapal perang buat perahu layar saja ente kagak bisa

      Hapus
    3. Yups betul bung@tattletale s.
      Kalau iri si malon unknown beruk ini sila buat kapal perang sendiri.
      Bersaing siapa yang laku terbeli oleh philipine.
      Kalau bodoh dan goblok tak bisa buat kapal si sombong malon unknown ini jangan banyak cakap mengolok olok produk negara indonesia.

      Memang rakyat malasial itu bodoh bodoh hanya banyak cakap saja.

      Hapus
    4. Eleewhhh

      Perahu nelayan pon imoort kat cina...

      😅😅😅😅

      Hapus
    5. dan negara kau bangkraf... 2055 kau dan keluarga kau tinggal kat hutan sana.. kl dah kena gondol tiongkok...lon malon ngaku manusia otak kau cam beruk je..

      Hapus
  3. Israel peluangnya gede tuh....soale dia komplit tuh, dari kapal, rudal, rcws, radar dll ada semua.

    One setop soping tuh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup..
      (ono) One (sing) setop soping..😁

      Hapus
    2. meskipun canggih tapi terlalu mahal untuk philipina. dan juga ditakutkan akan mempengaruhi bantuan alutsista dari rusia untuk philipina, terutama bantuan kapal selam kelas kilo. kan israel sekutu dekat amerika

      Hapus
    3. Sejak kapan rusia kasi bantuan kapal selam mas....suruh kredit kale 😎

      Hapus
    4. Hubungan Filipin - Israel jauh lebih deket daripada Filipin - Rusia.

      Dan tak ada dalam kamus Rusia kata "bantuan" yg ada adalah kredit sesudah harganya dinaikkan 2-3 kali lipat dari harga yg dipasang dari pabrik.

      Hapus
    5. ohh iya keliru
      maksudnya di kredit wkwkwk

      Hapus
  4. philippines-buying a ship..so emotional..so dramatic, so intense! please make our armed forces into a movie!

    BalasHapus
  5. Hahahaha pancen selerane wah nanging sok rodo kebablasan ora ndelok nyotone uwike, dadi intine ngimpi teles....

    BalasHapus
  6. Malingsial moga2 cepet merdeka

    BalasHapus
    Balasan
    1. MALASsial ga bakalan merdeka selama rakyatnya masih nyembah sultan anjing british 😂😂😂😂

      Rakyat bodoh yg senang di gondolin kikikiki😂😂😂

      Hapus
    2. merdeka..??? nanti tunggu 999 tahun lagi bro.. soalnya dulu pas sultan2 melayu malons tanda tangan kontrak dengan britain kontraknya segitu.. Mau melawan pon tak ade telor.. akhirnya askar bersarong malons yg jadi korban menjadi anjing penjaga istana Buckingham.. ngahahaahaa.. 😂😂😂

      Hapus
    3. Haaah........ ????
      Malasial merdeka ????

      Hahahahahaha
      Kahkahkahkah

      Hapus
    4. yg merdeka duluan ya singapore itu... melanjut serawak dan sabah konon.. link menyusul...

      Hapus
  7. beruk2 melayu malonsialan pasti jealous lihat berita2 sperti ini.. apalgi anggaran mereka sedang dicut.. bwhahahahahahaa.. NOOB MALONS.. 😅😅😅

    BalasHapus
  8. & yet they still try to get subs. Just face it, the PN is not ready. Recent developments has depicted a dark picture. You r retiring ships without a replacement(just in mind only). Retiring ships with no immediate replacement is a warning sign of your operational readiness and capability. Forgoing the sub purchase would solve these issues on replacing those ships.

    BalasHapus
  9. butuh 10 tahun malon beruk tuk berhemat dan fokus kontrol keuangan agar bisa normal kembali dengan catatan mereka harus bisa menekan angka korupsi seperti yg dilakukan indonesia dalam 15 tahun ini, oleh sebab itu mat sabu ambil yg realistisnya yaitu tahun 2055 semuanya kembali normal, itu pun kalau rakyat malon beruk gk tolol dan pemalas lg, kalau masih tolol, pemalas dan taunya cuman korup maka positif malon beruk akan bangkrapa selamanya.

    BalasHapus
  10. https://www.cnbcindonesia.com/news/20181104120901-4-40473/sejak-1989-garbarata-bikinan-bukaka-tak-punya-lawan

    Nnnnnaaaaahh.. biar malons pada melek matanya.. kahkah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan blog sndiri rupanya. Igt cnn original amerika

      Hapus
    2. Sorry ya malon bodoh.
      Hak paten garbarata milik indonesia.

      Dan banyak hak paten yg dipegang dan di miliki oleh bangsa indonesia.
      Contoh.
      Konstruksi sosro bahu
      Pondasi pile cap (pondasi cakar ayam)
      Rumus factor habibie pada pesawat terbang.
      Dll

      Mana ada tidak hak patent dari negara pemalas dan bodoh malasial?

      Hapus
    3. sakit ye melihat keunggulan indonesia dibanding negaramu lon.??? kahkah...

      CNBC itu media ekonomi yg berbasis di Amerika serikat.. saya yakin CNBC tidak ada dinegaramu..

      Hapus
  11. 2 hari yang lalu saya ke Cianjur dan makan di restoran ikan bakar cianjur yang berjarak ratusan meter dari tikungan tajam 145 derajat.

    Halaman muka lumayan luas.
    Halaman belakang ada turunan anak tangga ke lapangan rumput dan saung2 lesehan.

    Tepat sebelum turunan anak tangga itu, kita bisa melihat perbukitan hijau nan indah dan udara sejuk nan menyegarkan.

    Kami pesan ikan nila pesmol, gurame goreng, tahu goreng dan nasi liwet.
    Nasi liwetnya harum dan pulen.
    Nila Pesmolnya sangat segar.
    Gurame gorengnya rasa mentega yg sangat gurih.
    Tahu gorengnya bagian luar keras krispi seperti tahu sumedang tapi bagian dalamnya lumer dan lembut seperti tahu susu lembang.
    Ini adalah masakan paling enak yang pernah saya rasakan.

    Disajikan dan dilayani oleh Teh Asri yang manis dan disapa oleh Teh Shinta yang jelita.

    Pemandangan indah, makanan enak, udara segar, pramusaji yang cantik, wah serasa di surga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terus nape gak ngajak2 kang...
      Cuma dapet cerita doang
      hiks...
      😭😭😭

      Hapus
    2. Wah kalo yg ini urusan kuliner. Kang ada laporan pandangan mata tentang krucil ga? Wkwkwk

      Hapus
    3. busyeeeeett
      . gue tampol juga nih aki-aki... 😂😂😂. Baca spaneng kirain melihat F-35.. malah teh shinta yg nongol..

      Hapus
    4. Ngga usah dimasukin kehati mas....mana berani master ngitung gegenitan, larak-lirik kalo lagi ada bininya 😂😂😂

      Beliau mas, ketua harian asosiasi "ISTIJ"....🤗😎

      Hapus
    5. seperti kisah awal di majalah stensil. nyimak ah

      Hapus
  12. Naiknya oposisi jadi penguasa menumbangkan partai rasis n otoriter umno merupakan berkah bagi malaysia.
    Selama pemerintahan mereka sampai saat ini semua serba transparan.

    Bayangkan seandainya umno menang pemilu kemarin n najib tetap jadi penguasa. Borok ekonomi malaysia yg lg down akan terus mereka tutupi dgn menghambur2kan anggaran dgn proyek2 mercu suar dia. Bisa2 malaysia bener2 collaps di zaman najib.

    Mat sabu ini mentri yg transparan n realistis, ditengah ekonomi yg lesu klo anggaran di boost terus bisa2 utang malaysia jadi 90% dari PDB. Butuh waktu yg lama untuk tambal sulam tu hutang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya malah berharap partai umno beruk tetap jadi penguasa dinegara bloon malasial.
      Biar rakyatnya mudah digondolin, tetap bodoh2 dan biar otaknya tetap seperti beruk dalam tempurung

      Hapus
    2. jangan lah bang.. saya sih bersyukur aja malon di pimpin oposisi yg lalu. saya
      cuma gedek aja sama beruk malon udik yg bercokol dimarih..xixixi...

      Hapus
  13. "Cekidot....check in dulu, baru ngedot 😂😂😂"

    https://youtu.be/wLXYJHyD6O8

    BalasHapus
  14. Hail Philipin..

    Prefer to get OPV KCR inda first place rather than have the gold plated sub.. your navy really need dat stuffs more than just a sub.. sub is so expensive and hard to maintain.. just take a look on how good when your navy acquired BRP Tarlac.. its been travelling all over the world to promoting your country as well.. ship is more effective and dynamic (for patrolling and guard your continent for terroris threats or hijackers) during peace period.. you can bring your warcraft such as M113 V150 or event Trucks etc all the way your land for now. Starting from now until 2025 bring those all ships into your inventories after dat you guys can do a sub conversations.

    Dats my thoughts.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Philippines Navy need at least 12-14 unit ships with asw role to protect The Philippines EEZ.

      Hapus
  15. Tahniah askar malaya lebih jaguh dari philipin

    BalasHapus
  16. PN silakan pesen KCR...bebas embargo

    BalasHapus
  17. "the Philippine Navy showed interest in Israeli-made boats, particularly IAI Ramta’s Super Dvora Mk. III, and Israel Shipyard’s Shaldag Mk. V, both of which are actually smaller than the Tomas Batillo-class, and also the Indonesian-made KCR-40 and KCR-60 designs which are larger."


    MPAC ituw sejenis dgn KMC milik tni ad dan tni haha!🤝🤝🤝

    misi MPAC jelas beda kapal patroli seperti kelas Tomas Batillo. om max bnar, harus ada pengisi kelas ini dgn kapal yg sejenis ato yg lebih besar, MPAC takkan mampu mengarungi laut yg lebih luas.

    BalasHapus