25 Juli 2022

US Government Approved Sale of 80 JASSM ER to Australia

25 Juli 2022

Firing of the AGM-158 JASSM from FA-18C Hornet (photo : Finnish AF)

WASHINGTON - The State Department has made a determination approving a possible Foreign Military Sale to the Government of Australia of Joint Air-to-Surface Standoff Missiles - Extended Range (JASSM ER) and related equipment for an estimated cost of $235 million.  The Defense Security Cooperation Agency delivered the required certification notifying Congress of this possible sale today. 

The Government of Australia has requested to buy eighty (80) Joint Air-to-Surface Standoff Missiles - Extended Range (JASSM ER) (AGM-158B with telemetry kits and/or AGM-158B-2 configurations).  Also included are missile containers and support equipment; JASSM training missiles; weapon system support; spare parts, consumables, accessories, and repair/return support; integration and test support and equipment; personnel training; software delivery and support; classified and unclassified publications and technical documentation; transportation; U.S. Government and contractor engineering, technical and logistics support services, studies and surveys; and other related elements of logistical and program support.  The estimated total cost is $235 million.

F-35 with AGM-158 JASSM (photo : LM)

This proposed sale will support the foreign policy and national security objectives of the United States.  Australia is one of our most important allies in the Western Pacific.  The strategic location of this political and economic power contributes significantly to ensuring peace and economic stability in the region.  It is vital to the U.S. national interest to assist our ally in developing and maintaining a strong and ready self-defense capability. 

The proposed sale will improve Australia’s capability to meet current and future threats by providing advanced, long-range strike systems for employment from Royal Australian Air Force (RAAF) air platforms including, but not limited to, the F/A-18F Super Hornet and F-35A Lightning II.  Australia will have no difficulty absorbing this equipment into its armed forces. 

The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region. 

32 komentar:

  1. Woooooow 80 biji 😱.....tapi cukup ditangkal dg kombinasi radar AESA, EW dan laser yg pershot nya cuma menekan ongkos 2 dollar 🀣🀣🀣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gek mubengi ngimpi opo Ki .... esuk-esuk kok wes entuk Pertamax πŸ˜€

      Kamongko mubengj rangimpi opo-opo kiiii......wong Agi sibuk ngepuk-puk Rondo 😁

      Hapus
  2. Keeeeere.....yah mene kok rung Ono sing absen 😀

    Es pengangguran kok Yo keset nemen πŸ€”

    BalasHapus
  3. Pur, Pur, Tangi Pur.....kae mbok mu ditimeki le nggliwet wes Tanak durung ☝️

    BalasHapus
  4. Yowes Ben.....penting podiume wes diamanke ko geng pecinta burit 😷

    BalasHapus
  5. KEPD 350 Taurus => 500km up.
    Wani po raa.?
    😁

    BalasHapus
  6. Jane gegaman nggene ki opone to sing diwedeni.....waton isih iso ngeloni Rondo, wes Ra tak gagas ok πŸ€—

    BalasHapus
    Balasan
    1. Link...
      Endi link'e..?😢😩

      Hapus
    2. Rondo idaman iseh mamine gempi,

      Hapus
    3. "Yen aku nggono ora ngangkah sing keduwuren....Rondo nggono watone kuning mrusuh, bodine sekel tur cemekel nggono ae wes cukup ok 😘

      https://youtube.com/shorts/k8U-vKADWo0?feature=share

      Hapus
  7. Min,ada tak berita malon shopping,bosanlah berita ini terus ngoy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Shopping benih sayur pun tak nampak om,,,
      πŸ•΅️πŸ•΅️πŸ•΅️

      Hapus
    2. Huahahaha 🀣🀣.....Shopping benih sayur juga tak nampak.....Shopping pupuk untuk sayuran juga tak nampak πŸ™‚

      Hapus
  8. Tni AU gak minat apa sama rudal AGM 84L block 2 buat F16,minimal 20-30 unit beli.walupun bukan sekutu non Nato mungkin coba lah request pembelian rudal AgM ke AS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika "terpaksa" harus ngerudal kapal akan diserahkan ke Sukro

      Falcon ngerudal yang jaraknya lebih dekat, itupun pakai Maverick..trus disalvo lagi pake Sidewinder 😁

      Hapus
    2. https://www.indomiliter.com/kh-59me-rudal-anti-kapal-andalan-sukhoi-su-30mk2-flanker-tni-au/

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Gek olehe opo arep ngerudal kapale Negoro monco....opo ora melas wong le tuku Yo nganggo duit lan direwangi tirakat kok mah arep dirudal barang 🀷🏻

      Rak luweh becik ditembung apik-apik, matur Yen arep dibahagiakno, dirumat lan di nafkahi lahir batin.....sopo ngerti bojone legowo πŸ™πŸ‘Œ

      Hapus
    5. Kuwi rak yen ngerudal rondo maszzeeeh...πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜…πŸ˜πŸ˜‹

      Hapus
  9. KRI Halasan 630 ...pasang exocet MM40 Blok 30....

    https://www.indomiliter.com/peluncur-rudal-anti-kapal-exocet-mm40-block-3-telah-terpasang-di-kcr-kri-halasan-630/

    ====yang takde misil....tepi sikit....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul.....punya sebelah di kapal Fregatnya yang hanya 2 unit itu pakai EXOCET MM40 Blok 2 EXPIRED saja sudah merasa seperti penguasa Dunia....WKWKWKWK πŸ˜πŸ˜πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜†

      Hapus
    2. Sebelah sedang membangun narasi untuk menggiring opini : superior pdhl sebelah itu inferior karena semua sdh tau bahwa jati diri lemah nasionalisme rendah dan sebagai bangsa yg blm independen sebagai mana dibuat tidak pintar kalo pintar pasti seperti Amerika serikat melawan induknya berdarah' darah untuk merdeka berdaulat seutuhnya

      Hapus
    3. Memang sebelah dari dulu begitu, jadi Malonyet diberi kebanggaan PALSU karena ketidaktahuan mereka

      Hapus
    4. Semoga launchernya sama kayak di DPN Class...ada box'nya.

      Jadi gak "terbuka"
      (kalo pas ga dipasangi rudal)
      😁

      Hapus
  10. Klaim kaya tu dari mana...?

    Kaya kok NUNGGAK SEWA tanah SABAH sih...wkwkwkwk

    MISKIN kali.... Wkwkwkwkw

    KUALA LUMPUR: Aset dua anak syarikat PETRONAS di Azerbaijan dirampas oleh waris kesultanan Sulu, yang dikatakan menuntut AS$14.92 bilion (RM62.59 bilion) daripada Malaysia, demikian menurut laporan Financial Times.

    Peguam pihak yang menuntut, dilaporkan merampas aset PETRONAS yang didaftarkan di Luxembourg, Petronas Azerbaijan (Shah Deniz) dan Petronas South Caucasus, dengan nilai dilaporkan mencecah lebih AS$2 bilion.


    Peguam berkenaan berkata, bailif di Luxembourg merampas syarikat induk bagi pihak pelanggan mereka.

    Langkah itu yang pertama kali dilaporkan, adalah sebahagian daripada tindakan undang-undang yang dikemukakan pada 2017 oleh waris Sulu untuk mendapatkan pampasan terhadap tanah di Sabah yang didakwa telah dipajak oleh nenek moyang mereka kepada sebuah syarikat perdagangan British pada 1878.

    Pada Mac lalu, penimbang tara di Perancis memutuskan bahawa Malaysia, yang mewarisi obligasi perjanjian pajakan apabila memperoleh kemerdekaan daripada Britain, mesti membayar waris berkenaan sebanyak AS$14.92 bilion.

    Keturunan Sultan Sulu terakhir, Sultan Jamalul Kiram II, menuntut jumlah amat besar sebagai pampasan daripada Malaysia berikutan proses timbang tara.

    Pada Mac lalu, Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Parlimen dan Undang-Undang), Datuk Seri Wan Junaidi Tuanku Jaafar dilaporkan berkata, keputusan Mahkamah Arbitrasi Paris untuk Malaysia membayar pampasan AS$14.92 bilion kepada pihak mendakwa sebagai waris Sultan Sulu, adalah tidak sah kerana tidak berlandaskan undang-undang.

    Beliau berkata, keputusan yang ditetapkan penimbang tara, Dr Gondoza Stampa itu sudah dibatalkan dan tidak lagi sah dari segi undang-undang.

    Pada 28 Februari lalu, agensi berita Sepanyol melaporkan, Dr Stampa yang juga penimbang tara Sepanyol mengarahkan Malaysia membayar pampasan kepada pihak mendakwa sebagai waris Sultan Sulu.

    Malah, Malaysia didakwa tidak membayar wang pemisah sejak 2013 dan dikatakan melanggar Perjanjian 1987 yang ditandatangani Sultan Jamal Al-Alam, Baron De Overbeck dan Alfred Dent mewakili syarikat British Utara Borneo.

    BalasHapus
  11. Di tahun 2006 lalu prototipe senjata dalam negeri Malaysia ini diperkenalkan pertama kali kepada publik.

    VB Berapi LP06 diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Vita Berapi.

    Direktur utama Vita Berapi, Hasyim Abdul Masjid mengatakan bahwa rancangan dan desain VB Berapi LP06 dibuat oleh Vyktar Prykhodeka yang entah ia seorang insinyur atau apa.

    VB Berapi
    VB Berapi dibuat dalam tiga prototipe, pistol LP01, Shotgun LP02 dan Rifle LP06.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namun respon publik Malaysia malah negatif mengenai prototipe VB Berapi ini.

      VB Berapi
      Hal ini karena senjata itu berdesain aneh juga konyol.

      Berbeda dengan bentuk dinamis senjata rancangan Pindad Indonesia macam SS-1 yang melisensi dari rifle FN FAL Belgia.


      VB Berapi LP06 terlihat layaknya senjata mainan anak-anak atau senjata dalam film Sci-fi macam Star Wars.

      VB Berapi
      Bahkan kehadirannya malah menjadikan VB Berapi bahan olok-olokkan dalam hal industri senapan dunia.

      Banyak yang mengira bahwa VB Berapi LP06 adalah sebuah konsep saja dan bukan senapan sungguhan.

      Padahal sejatinya VB Berapi dimaksudkan sebagai Bullpup assault rifle dengan amunisi 5.56 standar NATO.

      Karena berbagai kekurangan dan desain tak jelas itu VB Berapi tidak pernah masuk ke lini produksi massal.

      Hapus