13 Desember 2016

Last Varshavyanka for Vietnam

13 Desember 2016


HQ-187 Ba Ria-Vung Tau on board Rolldock Storm leaves the port in Saint Petersburg, Leningrad (photo : Altair)

December 9th St. Petersburg sailed registered in the Netherlands ship dock Rolldock Storm the last commissioned by the Vietnam submarine project 636.1 Varshavyanka. This ship is the HQ-187 Ba Rịa-Vung Tau. Sixth ordered by Vietnam and 37 of exported ships in this family.

Vietnam ordered six submarines project 636.1 in 15 December 2009. The contract is worth the equivalent of $ 3.2 billion. The ships built shipyard JSC Admirałtiejskije Wierfi, Saint Petersburg. Currently they produced two more ships for the same project ordered by Algeria.

Vietnam ships project 636.1 have serial numbers 01339-01344. First, HQ-182 Ha Noi, has been to the received in 7 November 2013. Subsequent to the HQ-183 Ho Chi Minh City, HQ-184 Hai Phong, HQ-185 Khanh Hoa and HQ-186 Da Nang. Supplies include not only ships, but also the necessary infrastructure and service pack (Da Nang in Vietnam).

(Altair)

10 komentar:

  1. Vietnam aja bisa....indonesia pasti bisa lah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indonesia lebih dari bisa beli malah mau bikin sendiri nantinya ...

      Hapus
    2. Iya tp msh beda class bung unknown...klw yg pnya rusky teknologina jg beda...jd klw da transfer teknologi bsa di mix ke dlm kapal selam made in indonesia nantinya...

      Hapus
    3. Emang dikira Changbogo buat apa? Changbogo udah berkali-kali nenggelamin kapal induk US Navy yang dijaga Carrier Battle Group di RIMPAC tanpa terdeteksi sekali pun. Kilo udah apa? Selama ini hype doang tanpa bukti.

      Hapus
  2. Nanti pasti ada yang berdoa...kalo pas melintas selat sunda, moga-moga kapal selamnya gogrok tanpa diketahui oleh awak kapal cargonya, xixixixixi

    BalasHapus
  3. Dari saman orba indonesia mengutamakan KAWASAN ...KAWASAN ....bukan pertahanan penuh sekalipun tim tim lepas ....kawasan duluuu lah . Kalau tidak harta harta hasil kemplang di simpan di barat bisa di buka ke publik .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Shrusna gak prlu lg utamain kawasan...yg pnting indonesia kuat...cth:jgn beli rudal hanud jarak pendek trz....beli tuh S 400 biar mikir negara lain yg ska menerobos wilayah udara NKRI...

      Hapus
    2. Siapa? Aussie? Udah dicegat Su-27/30. US Navy CBG kalau lg lewat? Kaya berani tembak jatuh F-18 yg nerobos. Singapore? Mereka punya deal buat latihan. Malaysia? Lebih sering terobos lewat laut. Buat jaga-jaga kalau RRC sinting mendadak? Kaya beberapa battery S-400 bakal berefek banyak. Radar nyala langsung dihabisin Anti-Radiation Missile (diciptain khusus buat hancurin SAM sites.

      Akhirnya beli mahal cuma buat pajangan. Mending beli fighter sama frigate dibanyakin.

      Hapus
    3. Kalau pertahanan indonesia di bangun sesuai ke butuhan luas nusantara niscaya tidak akan ada pulau lepas lagi ...perbanyak jet tempur jelajah dan anti serangan udara pantsir s1 dan s 400 niscaya negara antek sekutu barat sebelah bakal tiarap .

      Hapus
  4. Kita lihat saja pak RR Mau dibawa kemana arah kasel imdonesia . Mudah mudahan sejalan dengan tot yang diharapkan aamiin

    BalasHapus