Airbus A400M (photo : Airbus Military)
Jakarta (ANTARA News) - Champs d’Elysse, Kantor Kepresidenan Prancis di Paris, menyatakan, Indonesia telah menandatangani surat minat (Letter of Intent) pembelian pesawat transport berat militer buatan Airbus Military, A400M Atlas. Hal ini menyusul kunjungan resmi Presiden Prancis, Francois Hollande, ke Jakarta.
Airbus menyatakan, LoI terhadap A400M Atlas itu ditandatangani Pelita Air, mewakili konsorsium BUMN Indonesia. Indonesia memiliki beberapa BUMN yang bergiat pada penerbangan komersial berjadwal ataupun sewa, yaitu PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air Service (anak perusahaan PT Pertamina).
Dalam kunjungan resmi presiden Prancis setelah 30 tahun lalu, Hollande menyatakan, menanamkan modal sebanyak 2,6 miliar dolar Amerika Serikat di Indonesia pada berbagai bidang.
Reuters, Rabu waktu setempat (29/3), melaporkan, kesepakatan itu tidak menyebutkan secara persis jumlah A400M Atlas yang dinyatakan diminati Indonesia untuk dibeli. Di Asia Tenggara, hanya Malaysia yang menjadi operator A400M Atlas itu.
A400M Atlas merupakan pendatang paling akhir di kelas pesawat transport berat militer. Kontrak pembelian telah terjadi di beberapa negara, namun di Afrika Selatan dibatalkan pada 2009.
Sementara dari sisi ekspor dan pengembangan, banyak biaya dan waktu telah dihabiskan untuk menyempurnakan sosok dan kinerja A400M Atlas ini, sebagaimana dilakukan Chile bersama negara-negara pembuat.
Dalam laporannya, Kepala Airbus Military, Fernando Alonso, menyatakan, pesawat transport berat mereka akan membantu meningkatkan mobilitas TNI AU selain membuka peluang kerja sama industri kedirgantaraan kedua pihak.
“Diskusi pada masa mendatang akan digelar untuk membahas beberapa hal. Di antaranya jumlah pesawat terbang yang akan dicantumkan dalam kontrak dan kemungkinan-kemungkinan kerja sama industrial yang bisa dilaksanakan,” sebagaimana dinyatakan Airbus Military.
Hingga saat ini, TNI AU mengoperasikan C-130 Hercules pada beberapa varian sebagai pesawat transport berat militernya. Indonesia juga membangun pesawat terbang buatan CASA Spanyol di bawah lisensi.
(Antara)
Sapa tuh kena tangkep...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushttps://m.detik.com/news/berita/d-3460998/ott-pt-pal-kpk-indikasi-penerimaan-hadiah-ke-penyelenggara-negara
HapusItu bang maksudnya? ππ
Trims om dewo.
HapusItu pesen topi polisinya dimana om?
Di warung sebelah bang wiro π©
Hapusπ
ππGreat!
π
Ooo...ternyata kisahnya "kick back tak sampai" to...
HapusSemoga terealisasi.
BalasHapusProgram pengadaan alutsista harus di evaluasi menyeluruh supaya aman tranparan lewat pintu depan bukan lewat pintu belakang . Memperbaiki sytem itu harus dengan ke terbukaan bukan sekali lagi lewat pintu belakang .
BalasHapusSo, there is no C-130J but A400M?
BalasHapusUntuk mendapatkan sesuatu maka terpaksa harus mengorbankan lainnya .
BalasHapusInvestasi 2,6 M lumayan buat Indonesia, tapi timbal baliknya harus beli A400, gapapa dibeli yang penting dapat Juga TOT
HapusYoi ,tapi bikin pening kepala ibu Sri Mulyani .
HapusKalau boleh memilih lebih baik tambah howitzer Caesar daripada pesawat A400. karena tehnologi A400 masih belum matang dan masih butuh pengembangan lebih lanjut .Atau tunggu saja A400NG seri berikutnya kalau ada .
Hapus@unknown
HapusUtk AU mungkin begitu...dg keterbatasan saat ini sejauh mungkin ditunda dulu keinginan utk menambah tipe pesawat baru.
Tapi kalo yang mengoperasikan kem BUMN, rasa2nya sdh cukup kemampuan dasar yang dimiliki A-400 saat ini yaitu sbg platform angkut berat antar pulau, utk menunjang transport dlm jumlah dan dimensi yang semakin besar
'AKAN ' beli lagi! Su35 pun 'akan' beli juga!
BalasHapusMalon beli akan dan akan butuh masa 20 tahun lagi...kah kah kah
HapusIndon ' AKAN' muahahahhaaha
Hapushusss mangap aje, bang ipul dom dom, uda sembuuh blon fantatnya? uda minum obatnya gih drpd knafa2 haha!
Hapus