20 Desember 2016

Pengadaan Su-35 Diproses dengan Skema Imbal-Beli

20 Desember 2016


Pesawat Su-35 Angkatan Udara Rusia (photo : m1a2444)

Dorong Ekspor, Pemerintah Wajibkan Skema Imbal-Beli

INDUSTRY.co.id - Skema imbal beli atau pola yang diterapkan oleh pemerintah dengan mewajibkan eksportir negara mitra dagang untuk membeli produk dalam negeri, dinilai mampu untuk meningkatkan ekspor serta membuka pasar-pasar baru tujuan ekspor.

Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Nusa Eka, mengatakan bahwa skema imbal beli tersebut wajib untuk pengadaan barang pemerintah yang berasal dari impor dengan nilai tertentu dan atau berdasarkan peraturan perundangan.

"Saat ini kita melihat ada perlambatan ekspor, dan imbal beli ini bisa kita pergunakan sebagai salah satu instrumen untuk penetrasi produk ekspor. Selain itu juga salah satu instrumen untuk mengatasi hambatan dan kendala ekspor," kata Nusa Eka, di Jakarta.

Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/6/2016 tentang Ketentuan Imbal Beli Untuk Pengadaan Barang Pemerintah Asal Impor sebagai landasan hukum untuk instrumen tersebut.

Skema imbal beli merupakan suatu cara pembayaran barang yang mewajibkan pemasok luar negeri untuk membeli dan atau memasarkan barang tertentu dari Indonesia sebagai pembayaran atas seluruh atau nilai sebagian barang dari pemasok luar negeri.

Selain imbal beli, instrumen lain yang bisa dipergunakan oleh pemerintah antara lain adalah barter atau pertukaran barang dengan barang lain, pembelian kembali dan offset atau pembelian barang dimana pemasok luar negeri menyetujui untuk melakukan investasi kerja sama produksi dan alih teknologi.

Imbal Beli Pesawat Su-35

Skema imbal beli tersebut wajib dilaksanakan pada program pengadaan barang asal impor, seperti oleh Kementerian Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Salah satu contoh rencana pengadaan barang oleh pemerintah dengan menerapkan skema imbal beli dan offset adalah pengadaan delapan unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 senilai 1,14 miliar dolar AS. Dalam kesepakatan tersebut, skema imbal beli yang wajib dilakukan oleh pihak Rusia senilai 570 juta dolar AS.

Dalam konteks imbal beli, Indonesia sudah menawarkan sebanyak 35 produk ekspor kepada pihak Rusia. Sejauh ini pihak Rusia sudah menyampaikan keinginan mereka untuk membeli karet alam produksi dalam negeri, namun tidak menutup kemingkinan untuk membeli produk lainnya.

Rata-rata impor Rusia dari dunia untuk karet alam pada 2011-2015 tercatat sebesar 11,5 juta dolar AS per tahun. Namun, dari rata-rata nilai impor tersebut, Indonesia sama sekali belum menjadi negara pemasok kebutuhan Negeri Beruang Merah tersebut.

Produk yang ditawarkan dalam skema imbal beli antara lain adalah produk manufaktur seperti produk kayu, produk kimia, peralatan konveksi, elektronik dan lainnya. Sementara untuk produk industri primer adalah logam mulia, kopi olahan, ikan olahan dan lain-lain, serta komoditi primer seperti udang, rumput laut, batu bara dan karet alam.

"Mereka sudah menyampaikan keinginan untuk membeli karet alam kita, tapi tidak menutup kemungkinan untuk produk lain," kata Nusa Eka.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada November 2016 tercatat ada peningkatan impor senjata dan amunisi sebesar 51,3 juta dolar AS. Secara kumulatif, pada periode Januari-November 2016 nilai impor Indonesia secara keseluruhan mencapai 122,86 miliar dolar AS.

Sementara untuk ekspor, pada periode yang sama mencapai 130,65 miliar dolar AS atau menurun 5,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Dengan demikian, hingga November 2016, neraca perdagangan masih mengantongi surplus sebesar 7,79 miliar dolar AS.

(Industry)

38 komentar:

  1. Minta ToT, local content dan imbal beli + ditawar gila2an.
    Mudah2an dapet beneran su-35 ori dengan paket lengkap seperti Knirti. Bukan asal cap Su-35 tapi downgrade abis2an.

    BalasHapus
  2. mbulet adalah bahasa halus membatalkan deal beli agar tak malu

    BalasHapus
  3. Setuju dengan artikel diatas biar ada nilai tambahnya.
    Untungnya dipihak Rusia juga wellcome ajah jadinya klop.

    Semoga lancar dan segera teken kontraknya.

    .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iye mereka welcome aja. Tapi kualitas Su-35 yang dikirim ntar ga ada yang tau. Amit-amit dikasih "Su-35" tapi versi export dan didowngrade habis alias tanpa sensor tertentu, tanpa ini tanpa itu.

      Hapus
  4. Pke skema imbal beli pun jdi lah...yg pnting su-35 ada memperkuat tanah air...cozna si ausy uda mw dijadikan base si raptor..jd klw kt pnya su 35 pnya penangkal biar si raptor gak main2 nanti nyelonong msuk wilayah nkri..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Su-35 vs Raptor? Su-35 rata dibabat habis. Kelasnya beda jauh. Su-35 vs F-35 nah baru ada harapan sedikit karena F-35 tambun dan kurang lincah. F-22 sama atau bahkan lebih lincah dari Su-35S (bukan versi yang kita dapet) plus dia stealth dan sensornya lebih mantap (harganya juga serem). Apalagi kalau kita dikasih Su-35 export downgrade pula karena syaratnya macem-macem (ToT, imbal dagang, pake pinjaman lunak lagi bayarnya) dan masih nawar lagi. Masih untung kalo ga dikasih Su-35 versi impoten sama mereka.

      Hapus
    2. Di adu juga blm..uda blg kalah Su-35 sma raptor...ingat man behind the guns...mas bro...!!!

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Man behind the guns berlaku di WVR combat/dogfight. F-22 bakal menghabisi Su-35 dari BVR. Su-35 dan pilotnya belum lihat/mendeteksi F-22 tiba-tiba udah dihantam AMRAAM F-22. Di WVR F-22 sama lincahnya dengan Su-35 dan F-22 hanya dipiloti oleh ace USAF. Otak dipake. Jangan cuma kasih alasan bullshit ke saya.

      Hapus
    5. Jangan mandang enteng SU-35 yg bakal
      Diambil sama kita, sebabnya dari jenis mutan. Ingat pihak Rusia sendiri yg mengatakan demikian, Mr.Putin tidak akan memberikan senjata kepada sahabatnya yg lebih dari sekutu-sekutunya dengan senjata dounwgrade anda pahamkan.

      Hapus
  5. Balasan
    1. lal lol lal lol...eh bahlul imbal beli jg pake duwit tong, kan disebut diatas penetrasi produk ekspor. itu biasa dilakukan dimana2 spy membatasi mata uang tertentu yg kuat kluar.

      jd pemerintah indo kerja sama dgn misalnye nich ye perusahaan garmen yg terkenal seantero asia afrika & eropah macam sritex utk mensupply kebutuhan seragam militer rusia. pem rusia pilih pihak ri bagian bayar..beres

      ps: gosip diluaran jg ada yg berhembus amrik & eropah keberatan mata uangnya dipake indo buat pembayaran senjata ke rusia yg lg kena embargo akibat aneksasi ukraina bgetoh!

      makanya sukhoi lover sabar yee, jangan blisik. rusia aje kena embargo apalagi kite cuy haha!
      ape muarip aje tuch kite kirim ke rusia jd imbal balik bayar su35 hahahaha!

      Hapus
  6. Era megawati juga imbal beli sama kelapa sawit. Apakah ini tips dari si ibu? Apapun itu semoga bisa dipertanggungjawabkan.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heran aja ada orang Indo yang begitu pesimisnya dengan langkah imbal beli. Yang jual pesawat aja mau terima, kok ente teriak 2x sok tau. Semua versi eksport, pasti ada resiko downgrade, karena ada teknologi sensitif yang gak bisa dijual bebas. Nggak mau downgrade, ya bikin sendiri.....

      Hapus
    2. uda langsung aja bilang yg bagus itu belinya dimana merk apa jgn muter2 gak keruan om darkitem!

      Hapus
    3. Ya liat lah gambar dia apa dan isinya komen dia dr kemarin apa bos... (Gripen)

      Hapus
    4. ohh gt, doi pecinta gripen ape pedagangnye om anonymous?
      kalo die pecinta gripen guwe gak masalah krn die hard bgt, tp kalo pedagang, maaf saja..gak lepel maen disini la yawww haha!

      Hapus
    5. Pecinta kayanya. Pedagangnya ga bakal cukup peduli buat main di sini bos.

      Hapus
    6. Udah lah ga usah ngeles. Poin anda lumayan banyak yang valid, tapi terserah anda mau ngaku apa ngga anda jelas fanboy gripen at the very least. Liat aja isi blog anda apa dan apa isi komen-komen anda. Orang seidiot apapun juga pasti bakal menarik kesimpulan yang sama.

      Saya bilang anda fanboy karena anda sama fanatiknya dengan Tupez dan Muarif yang fanatik ke Sukhoi. Fan kemungkinan bahwa anda sales SAAB asli minimal karena sales SAAB asli pasti udah cukup sibuk dengan usaha promosi ke TNI dan pemerintah.

      Saya paling males ngomong sama fanboy karena diomongin kaya apapun, dikasih alternatif kompromi apapun mereka pasti cuman maunya sendiri. Muarif dan Tupez dengan Sukhoi dan anda dengan Gripen dan keantian terhadap IFX, yang jelas merupakan usaha nyata pemerintah untuk membuat fighter lokal.

      Jadi silahkan tulis komen sepanjang apapun, saya sudah cape ngobrol dengan anda, Muarif, dan Tupez. Ibaratnya seperti ngomong dengan tembok.

      Hapus
  8. @ dark rider...kt dukung pmrnth beli sukhoi 35..bkn brarti kt agen atw pro rusia...kt mengharapkan yg terbaik bwt bangsa ini...kt btuh penyeimbang..klw smw pswt made in barat suatu saat diembargo..siapa yg mw mnjaga langit NKRI..?gatot kaca apa...pikir..kir...kir...

    BalasHapus
  9. Swedia negara netral ga aneh-aneh bos. Kalo urusan embargo mah dulu kita juga sempet diembargo USSR habis kita ganti haluan ke barat. Negara adidaya mah semua sama aja mau Rusia mau US. Kasih produk downgrade (versi ekspor) terus kalo neko-neko diembargo.

    BalasHapus
  10. @ dark rider...minimal pswt sukhoi blm ada yg crash...F-16 , hawk 100/200 pernah crash bkn...tetapi saya bkn menyatakan pswt tsb jelek...kt perlu penyeimbang hanya itu... apakah selama ini pswt dri US yg kt beli memikirkan biaya daur hidup slma 20 thn ke dpn..kan tdk jg...

    BalasHapus
  11. Realita ... Pd saat pitch black di australia...mereka mengakui kehebatan sukhoi kt saat dogfight dgn hornet maupun super hornet....yg mencegat black flight pswt2 dgn kecepatan tinggi di wilayah nkri...sapa dy..?SUKHOI.. Jd jgn terlalu mengnggap sukhoi tu buruk...

    BalasHapus
  12. Ya kt liat sja nanti ketika Su-35 benar2 ada di tanah air...maka saya akan tertawa sekuat2nya...utk menertawakan anda @dark rider & seluruh penentang Su-35.....jika sebaliknya anda blh menertawakan sya...

    BalasHapus
  13. Wah sotoy nie anak...pswt hornet pernah di lock on sama pilot hawk tni au..apa hbtnya tu hornet...berbicra realita di lapangan bkn teori2...anda gak tw sya pnya sdr dinas di hasanudin srangnya sukhoi tingkat kesiapan mereka min 40% dr 16 pswt itu min mas bro..dan rata2 bsa tgkt kesiapn smpai 60%...uda nampak jlz siapa skrg agen barat dan antek2 barat..sapa dy @ dark rider..

    BalasHapus
  14. Catatan penting: uni sovyet tidak pernh mengembargo indonesia..tetapi arah kebijakn pmerintah orde baru dgn hasutan pihak barat harus meningglkan alutsista bwtn sovyet..pdhl msh tersisa suku cadang yg msh bnyk di gudang untuk prsnjtaan sovyet tp hrus di kndngkan dan di gnti produk barat...belajar dari realita sejarah bro....yg membntu pemberontakn permesta allen pope ..anggota CIA...jlz siapa yg merusak nkri..antek2 barat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah diembargo. Jangan ngibul. Cuma bahasanya diganti pake "menolak memberi asistensi perawatan". Kalo ga ada embargo dalam bentuk apapun, KRI Irian dan alutsista Soviet lainnya ga mungkin dibesi tuakan.

      Hapus
    2. Sma ajA ente @anonymous gak bljr sejarah...smw persenjataan dri sovyet tu harus di kndangkan atw di besi tuakan...itu karena hasutan pihak barat...tu pd zmn orba..begono tong critanye..

      Hapus
    3. Nah kan ngaco. Persenjataan soviet harus dikandangkan karena setelah G30SPKI Indonesia udah ga mesra lagi hubungannya sama Soviet jadi kesulitan cari suku cadang untuk perawatan. Dikira TNI sebego apa mau disuruh ngebuang 12 Whiskey class dan KRI Irian, MiG 21, Tu-16 dll kalau mereka masih bisa dapat spare part buat perawatan?

      Soviet/Rusia itu sama aja kaya US. Kalau kita nurut ke mereka (jaman Bung Karno) dikasih banyak barang. Begitu ga nurut (Pak Harto) langsung dipersulit cari spare part. Amerika juga sama brengseknya. Kalau nurut apa juga dikasih (South Korea, Singapore) bikin sesuatu yang ga sesuai agenda mereka yan langsug diembargo.

      Makanya mending beli dari negara netral macam Swedia, bukan NATO, bukan Rusia/China.

      Hapus
  15. Pilot australia aja mengakui tgkt profesionalisme penerbang tni au..dan kehebatan mereka menerbangkan sukhoi dlm dog fight pitch black......mntan pilot ausy menyatakan hornet atwpun super hornet akan ketidak mampuannya melawan sukhoi 27/30 apalgi ktka hadir su 35....itu pernyataan dr org ausy nya sndiri..itu faktanya.....ehh ini malah under estimate thdp pilot tni au...dasar sales gripen...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Profesionalitas pilot kita emang ga bisa diragukan. Tapi urusan omongan pilot Aussie apa ga pernah terlintas di otak anda bahwa tujuan mereka persis seperti ini? Cara paling mudah melemahkan musuh adalah dengan memuji-muji mereka setinggi langit supaya mereka lengah.

      Nyatanya kita tau bahwa at least Super Hornet mereka mampu menghabisi Sukhoi kita. Lebih parah lagi sebentar lagi mereka bakal dapat F-35 dan kita malah beli Su-35 K? Kalau kita dikasih Su-35 S saya masih senang karena itu yang paling mutakhir. Lah kalau K itu teknologi 80an dan biaya operasionalnya amit-amit. Apa gunanya kita punya pesawat "canggih" kalau pesawat itu ga bisa terbang karena ga ada bensin atau harus "perbaikan mendalam" di Rusia? Lebih parah lagi pesawat Soviet dan sekarang Rusia itu didesain untuk operasi 20 tahun lalu diganti pesawat baru. Apa gunanya kita beli pesawat macam itu?

      Dasar sales Rosoboron (paling terkenal sejagat ga transparan dan suka komisi).

      Hapus
  16. Awas very dangerous....Ada agen gripen....siapa dy Mr.Dark rider...pantesan benci bgt sma sukhoi...rupanyA mw menggagalkAn rncna pmbilan Su 35...pdhl mw beli sukhoi atw f -16 atw pswt yg lain pemerintah yg nantuin..klw gw mah terima ja yg pnting tni au nya kuat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah yg waras gw ngalah ja dah ma bocah2..anak kmrn sore...mw pnggnti f-5...gripen yach monggo silahkan..klw ente jd presidennya..inget ya JAS MERAH tong..

      Hapus
    2. Iye jas merah makanya ga usah beli dari salah satu pihak adidaya (NATO atau Rusia/China. Ga nurut diembargo mampus macam TNI paska G30SPKI atau operasi anti GAM.

      Hapus
  17. 60% itu ga bagus bos... artinya dari 16 6-7 biji ga siap operasi. AU Jerman tingkat kesiapan 50% itu udah bikin rakyatna, medianya, pemerintahnya kebakaran jenggot. Lah ini malah dibanggain....

    Lock on itu baru 1/2 jalan dan lagipula itu di latihan. Kalau di kenyataan itu Hawk ga bakal dapet kesempatan buat dog fight apalagi lock on. Dari ratusan KM udah dideteksi AWACS terus dihabisin AMRAAM. Indonesia ga punya AWACS buat bales. Latihan itu juga bukan "kenyataan lapangan", karena situasinya udah diset.

    BalasHapus
  18. @anonymous,. Mslh tgkt kesiapan tu kenyataan brta dri org dlm yg tg d hasanuddin bos..terima atw suka gak suka itulah faktanya..waduh mslh dogfight bkn lg lat bos..nie terjadi saat masalah timor- timur..pilot tni au sndri yg cerita dan mendapatkan medali kehormatan..

    BalasHapus
  19. Lock on doang itu baru setengah jalan. Hornet masuh punya jammer pod dan chaff/flares.

    Dikira Hornet yang notabene dikembangin khusus buat Fighter kalah sama Attacker/Light trainer macam Hawk kalau dogfight? Itu kejadian 1x kalau secara konsisten pasti Hawk yang kalah. Pilot Indo emang banyak yang jago-jago, saya juga kenal beberapa pilot F-16 di Madiun tapi sori aja sejago apapun teknologi itu force multplier.

    Urusan teknologi: Su-35 K < Gripen E/F < Eurofighter/Rafale <= Su-35 S versi domestik Rusia <= F-35 < F-22. Dan anda lebih memilih Su-35 K hanya karena nama Su-35? Versi K itu selalu dibawah versi domestik Rusia, dan versi K yang kita dapet bukan dari versi S Rusia.

    Kalau kita belinya versi S Rusia sih saya seneng aja. Tapi kalau versi K model tahun 80an saya risih. Kenapa? Karena lebih MAHAL dari Gripen, ga dapet ToT dan teknologi baru yang bisa dipakai buat IFX dan itu sangat mengecewakan.

    BalasHapus