Heli W-3 Sokol buatan Polandia (photo : Militaryphotos)
Rencana pembelian helikopter Sokol buatan Polandia akan terus dilanjutkan mengingat rencana tersebut merupakan bagian kesepakatan antardua pemerintahan, yaitu RI-Polandia.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan keputusan untuk melengkapi AD dengan skuadron helikopter Sokol sebagai alat utama pembentukan Skuadron helikopter Serbu adalah bagian politik Pemerintah Indonesia.
"Itu keputusan politik pemerintah melalui kerja sama pertahanan dua negara pada 2004, bukan dari AD. Ketika dilihat, harganya cocok dan cukup murah," ujarnya di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, kemarin.
Menurut Djoko, saat ini AD telah membentuk organisasi dan tugas Skuadron Sokol yang pangkalannya telah mulai di bangun di Waituba, Lampung.
AD, sambung dia, sangat membutuhkan segera terbentuknya skuadron helikopter Sokol, yang dalam Renstra 2005-2009 ditetapkan menggunakan anggaran US$65 juta.
Politisi dari Fraksi Partai Golkar Djoko Soebroto mempertanyakan mengapa AD memilih Sokol, yang diketahui hanya berkapasitas antara empat-lima personel, dan tidak mengutamakan industri dalam negeri.
"Helikopternya kecil, berkapasitas hingga lima personel. Apa untuk heli sekecil ini Indonesia tidak bisa buat?" ujar dia.
Tapi KSAD menyatakan tidak benar kapasitas helikopter tersebut hanya lima orang. heli tersebut, kata dia, terdapat dua tipe, yaitu serang dan serbu. Helikopter serang Sokol memang berkapasitas kecil, namun helikopter jenis serbu berkapasitas sampai 14 orang.
"DPR mungkin belum melihat barangnya. PT DI sendiri belum bisa buat helikopter jenis serbu," ujarnya. (02)
(Bisnis Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar