18 Mei 2009

Penawaran State Credit Dari Pemerintah Rusia Untuk Pengadaan Alutsista TNI Disetujui Presiden

16 November 2006

Kapal selam Kilo-class yang diminati Indonesia (photo : Naval Technology)

Dalam rapat terbatas, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah menyepakati skema anggaran berupa State Credit yang ditawarkan Pemerintah Rusia dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Persetujuan yang diberikan terhadap skema anggaran sebesar 1 Milyar Dollar AS ini sudah sesuai dengan kemampuan anggaran keuangan pemerintah.

“Bapak Presiden sudah menyepakati dan menyetujui skema anggaran State Credit sebesar 1 Milyar Dollar AS yang ditawarkan Pemerintah Rusia,” jelas Menteri Pertahanan RI, Juwono Sudarsono, Kamis siang (16/11); kepada wartawan seusai mengikuti rapat terbatas yang khusus membahas pengadaan alutsista dari Rusia, di Kantor Presiden, Jakarta.

Lebih lanjut Menhan Juwono Sudarsono mengatakan, penawaran State Credit sebesar 1 Milyar Dollar AS dari Pemerintah Rusia ini memiliki periode selama 5 tahun (2006-2010) yang nantinya diambil dari State Credit yang sudah disepakati Pemerintah Indonesia untuk keseluruhan kebutuhan alutsista TNI sebesar 3,7 Milyar Dollar AS sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

“Jadi total State Credit sebesar 3,7 Milyar Dollar yang akan diperuntukan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan alutsista TNI periode tahun 2004-2009, sebesar 1 Milyar Dollar AS nantinya khusus digunakan untuk memenuhi pengadaan alutsista dari Rusia, sedangkan sisanya sebesar 2, 7 Milyar Dollar AS rencananya akan digunakan untuk memenuhi pengadaan alutsista dari negara-negara lain, seperti Amerika, Polandia, India, China dan Australia,” jelas Menhan lagi.

Ditambahkan oleh Menhan Juwono, tekhnis dari proses pembeliannya akan dilaksanakan secara bertahap dari tahun pertahun, sehingga dapat diperkirakan sekitar 250-300 Juta Dollar per tahunnya akan diambil dari State Credit 1 Milyar Dollar AS selama jangka waktu 5 tahun.

“Untuk pembayaran tahun pertama sekitar 220 Juta Dolar AS, uang mukanya akan dibayarkan Menteri Keuangan sebesar 16,4 Juta Dollar dan akan dilaksanakan tahun 2007, tergantung pencairan APBN,” tegas Menhan.

Dijelaskan pula, dari sekitar 70 % total State Credit 1 Milyar Dollar AS tersebut akan dipergunakan untuk pengadaan alutsista khususnya “alat pukul”’ antara lain pesawat tempur Sukhoi, Kapal Selam “Kilo Class” dan Helikopter Serbu.

Sedangkan dari 1 Milyar Dollar AS, total senjata yang didapat antara lain sekitar 5 (lima) unit pesawat helikopter angkut, 4 (empat) unit pesawat helikopter serbu, 2 (dua) unit kapal selam dan 2 (dua) unit pesawat sukhoi setiap, tahun sehingga totalnya akan mendapatkan 6 pesawat sampai 2009. “Yang kita utamakan pada tahap pertama adalah untuk Angkatan Udara, dan kemungkinan untuk Angkatan Laut 2007-2008,” jelas Menhan.

Terkait dengan proses pengadaannya, menurut Menhan akan dilakukan melalui pendekatan antar pemerintahan atau goverment to goverment, sehingga tidak terdapat adanya komitmen fee atau manajemen fee. “Kita ingin state credit ini dapat digunakan untuk pembelian langsung dari pabriknya, karena sudah ada kelayakan untuk dilaksanakan pembelian langsung,” ujar Menhan

Menhan Juwono sudarsono menilai kerjasama pengadaan alutsista dengan Pemerintah Rusia ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya dari segi teknologi peralatan atau daya tangkal alat-alatnya cukup canggih dan memenuhi kebutuhan minimum deterent force (kekuatan penangkal minimum). Sedangkan dari segi politis bisa digunakan untuk ruang gerak dari ketergantungan Amerika Serikat bila terjadi embargo.

Ditambahkan oleh Menhan, rencananya persetujuan dari Presiden ini juga akan disampaikan kepada Komisi I DPR RI dan Komisi Anggaran, sehingga akan terlihat jelas, transparan dan akuntabel.

(DMC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar