NBO-105 TNI Angkatan Laut (photo : Airliners)
Bandung, PT Dirgantara Indonesia, Jum`at secara resmi menyerahkan satu unit Helikopter NBO-105 kepada TNI-AL di hanggar Aircraft PT DI, menyusul diserahkannya masing-masing satu unit pesawat NC212-200 MPA dan CN235-220 serta satu unit Helikopter NSA-330 kepada TNI-AL dan TNI-AU pada akhir Nopember 2006.
"Penyerahan helikopter ini merupakan realisasi kontrak yang ditandatangani pada Agustus 2006 antara PT DI dan Dinas Pengadaan Mabes TNI-AL," ujar Direktur Produksi PT DI, Budi Wuraskito kepada pers di Bandung, Jum`at.
Dikatakan, pekan depan PT DI pun akan menyerahkan satu unit pesawat NC-212 versi Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk memenuhi kebutuhan Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) TNI-AL.
NC-212 200 versi MPA (photo : Indoflyer)
Selain itu PT DI dalam waktu dekat akan menyerahkan satu unit pesawat NC-212 versi standar dan dua unit Helikopter NBO-105 kepada TNI-AD.
Menurut Budi Wuraskito, Dephan RI merupakan pelanggan paling potensial bagi PT DI untuk pengadaan Alutsista TNI dan PT DI telah merencanakan kontrak dengan Dephan senilai Rp1,9 triliun dari 2007 hingga 2009.
Kontrak tersebut meliputi pembuatan enam unit Helikopter Super Puma, satu unit Helikopter Nbell 412, satu unit NBO-105, satu unit CN-235 dan satu unit pesawat jet latih.
PT DI pun pernah menerima pesanan empat unit pesawat dari Malaysia dan tiga unit dari Thailand. Pemesanan dari Malaysia sedang dalam proses negosiasi, sementara pesanan dari Thailand yang sempat terbengkalai akibat adanya kudeta terhadap PM Thaksin saat ini sedang diusahakan untuk segera direalisasikan.
Sementara itu Asisten Logistik (Aslog) TNI-AL Laksamana Muda Ir Yoedoko mengemukakan, dalam upaya memenuhi kebutuhan Alutsista TNI-AL, pihaknya telah mengajukan kebutuhan pesawat dan helikopter untuk mendapatkan persetujuan DPR-RI.
"Kami membutuhkan 137 pesawat berbagai jenis buatan dalam negeri dan buatan luar negeri dalam rangka Perencanaan Strategis (Renstra) untuk waktu 25 tahun," katanya sambil menambahkan bahwa khusus untuk pesawat buatan luar negeri, pihaknya tertarik dengan pesawat buatan Russia dan Polandia.
Ia menambahkan, pemesanan pesawat TNI-AL kepada PT DI itu sendiri adalah sesuai pesanan tahun 1996 yang baru diselesaikan pada 2007 ini akibat keterbatasan anggaran.
(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar